You are on page 1of 33

Kebutuhan rasa aman

dan nyaman
M. ALI MAULANA
Definisi aman
Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006)
sebagai sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk
memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan
lingkungannya yang mereka tempati.
Kebutuhan dasar manusia
Menurut Abraham Maslow, hirarki kebutuhan manusia terdiri atas 5 tingkatan diantaranya
sebagai berikut :
1. Kebutuhan biologis ; sandang, pangan,aktifitas fisik
2. Kebutuhan rasa aman ; kebutuhan untuk dilindungi, jauh dari sumber bahaya, baik berupa
ancaman fisik maupun psikologi
3. Kebutuhan rasa cinta ; Kebutuhan akan rasa cinta, dicintai dan menyayangi
4. Kebutuhan harga diri (Penghargaan) ; pemberian apresiasi dan reward atas prestasi yang
berhasil dilakukan, kecakapan dalam melaksanakan kompetensi
5. Kebutuhan aktulisasi diri ; kebutuhan secara estitika atau dalam menampilkan diri,
kebutuhan kognitif, kompetensi dan menyadari akan potensi dirinya
Definisi nyaman
Suatu keadaan dimana telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampian sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan dilihat pada 4 aspek :
1. Fisik : berhubungan dengan sensasi tubuh
2. Sosial : hubungan interpersonal keluarga dan sosial
3. Psikospiritual : berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi
harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
4. Lingkungan : berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, temperatur, warna dan unsur alamiah lain
Faktor yang mempengaruhi keamanan
dan keselamatan
1. Emosi 10. Usia
2. Status mobilisasi 11. Jenis kelamin
3. Gangguan persepsi sensori 12. kebudayaan
4. Keadaan imunitas
5. Tingkat kesadaran
6. Informasi atau komunikasi
7. Gangguan tingkat pengetahuan
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
9. Status nutrisi
Nyeri
Merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang timbul dari kerusakan jaringan yang aktual dan
potensial atau gambaran adanya kerusakan

Respon manusia terhadap nyeri :


1. Motor responses (memelintir, menggeliat, movement of body or its parts, walking,
jumping,mencengkeram gigi).
2. Vocal responses (mengerang, menangis, menjerit).
3. Verbal responses (complaining, cursing, talking about plain, asking for help).
4. Social responses (menarik diri dari orang lain, perubahan pola komunikasi, perubahan perilaku sosial
atau penampilan pribadi)
5. The absence of manifest behavior (bersembunyi dari rasa sakit)
Cara mengkaji nyeri
1. Anamnesa umum
2. Pemeriksaan fisik
3. Anamnesis spesifik nyeri dan evaluasi ketidakmampuan dalam nyeri
1. P : pemicu (faktor yang mempengaruhi – gawat/ringannya nyeri)
2. Q : quality dari nyeri, seperti apa rasa tajam, tumpul, tersayat
3. R : Region lokasi perjalanan nyeri
4. S : Severity ada / keparahan/ intensitas nyeri
5. T : time waktu serangan dan frekuensi nyeri
Faktor Predisposisi Nyeri
1. Trauma pd jaringan tubuh, misalnya krn bedah akibat terjadinya
kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pd reseptor.
2. Gangguan pd jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat
terjadinya penekanan pd reseptor nyeri.
3. Tumor dpt juga menekan pd reseptor nyeri
4. Iskemia pd jaringan, misalnya terjadi blokade pd arteria koronaria
yg menstimulasi nyeri akibat tertumpuknya asam laktat.
5. Spasme otot, dpt menstimulasi mekanik
Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman terhadap nyeri seseorang dipengaruhi beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
1. Arti Nyeri : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan, dan pengalaman
2. Persepsi Nyeri : dipengaruhi faktor yang dapat memicu nociceptor
3. Toleransi Nyeri : alkohol,obat-obatan,hipnotis,gesekan atau garukan, pengalihan perhatian
4. Reaksi terhadap nyeri : ketakutan ,gelisah, cemas, menangis, dan menjerit
Penggolongan nyeri
1. Menurut jenisnya : nyeri nosiseptik, nyeri neurogenik, nyeri psikogenik
2. Menurut timbulnya nyeri : nyeri akut dan nyeri kronik
3. Menurut penyebabnya : nyeri onkologik dan non onkologik
4. Menurut derajat nyerinya : ringan, sedang, berat
Nyeri berdasarkan jenis
Dengan penilaian nyeri yang lengkap dibedakan menjadi : nyeri nosiseptik (somatik dan visera)
dan nyeri neurotropik
1. Nyeri somatik : nyeri tajam, panas atau menyengat, yang dapat ditunjukkan lokasi serta
diasosiasikan dengan nyeri tekan lokal dan sekitarnya
2. Nyeri visera : nyeri tumpul, kram, atau kolik yag tidak terlokalisir, yang dapat disertai nyeri
tekan lokal, nyeri alih, mual, berkeringat, dan perubahan kardiovaskular
3. Nyeri neuropatik memiliki ciri khas :
1. seperti terbakar, tertembak, atau tertusuk
2. nyeri terjadi secara proximal atau spontan tanpa adanya faktor presipitasi
3. Terdapat diastesia, hyperalgesia, alodinia, atau adanya hipoestesia
4. Perubahan sistem otonom regional (perubahan warna, suhu, dan keringat)
Nyeri berdasarkan masa / waktunya
Karakteristik nyeri akut kronis
Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, eksistensi
Sumber Sebab eksternal atau penyakit Tidak diketahui, proses
dari dalam pengobatan yang lama
Serangan Mendadak / tiba-tiba
Waktu Sampai 6 bulan > 6 bulan sampai bertahun-tahun
Pernyataan nyeri Daerah nyeri tidak diketahui Daerah nyeri sulit diungkapkan,
sehingga sulit dievaluasi
Gejala klinis Pola respon yang khas dan gejala Respon gejala yang bervariasi
yang lebih jelas
Pola Terbatas Terus menerus, dapat bervariasi
Perjalanan Berkurang setelah beberapa saat Semakin meningkat
Derajat nyeri
Pengukuran derajat nyeri sangat dipengaruhi oleh faktor subjektif : fisiologis, psikologi,
lingkungan
1. Ringan : nyeri hilang timbul, terutama sewaktu melakukan aktifitas sehari-hari dan hilang
pada waktu tidur
2. Sedang : nyeri terus-menerus, aktifitas terganggu, nyeri hilang apabila dibawa tidur
3. Berat : nyeri terus-menerus sepanjang hari penderita tidak dapat tidur, sering terjaga
sewaktu tidur
Pengukuran derajat nyeri mandiri
1. Unidimensional : hanya mengukur intensitas nyeri, cocok untuk nyeri akut, skala yang biasa
digunakan untuk evaluasi pemberian analgetik
a. Visual analog scale
◦ Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang
pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap
sentimeter
◦ VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak
>8 tahun dan dewasa
◦ untuk periode pasca bedah, VAS tidak banyak bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi
visual dan motorik serta kemampuan konsentrasi

No Pain Worst Possible Pain


Pengukuran derajat nyeri mandiri
oVerbal Rating Scale
Skala verbal menggunakan kata - kata dan bukan garis atau angka untuk menggambarkan tingkat
nyeri
Pengukuran derajat nyeri mandiri
o Numeric Rating Scale (NRS)
kekurangannya adalah keterbatasan pilihan kata untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak
memungkinkan untuk membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat
jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek analgesik
Wong baker rating scale
o Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan
intensitas nyerinya dengan angka
Pengukuran derajat nyeri mandiri
2. Multidimensional
o Mengukur intensitas dan afektif (unpleasantness) nyeri
o Diaplikasikan untuk nyeri kronis
o Dapat dipakai untuk penilaian klinis
o Skala multidimensional ini meliputi :
o McGill Pain Quessionaire
o The Brief Pain Inventory (BPI)
o Memorial Pain Assessment Card
Manajemen nyeri
Ada 4 teknik yang dapat digunakan dalam manajemen nyeri :
1. Stimulan kutaneus
2. Distraksi
3. Anticipatory guidance
4. Relaksasi
5. Terapi farmakologi
6. Terapi non farmakologi lainnya
Stimulan kutaneus
Merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada kulit untuk menghilangkan
nyeri.
1. Kompres dingin
2. Analgetik ointment
3. Counteriritant ; plester hangat
4. Contralateral stimulation; massage kulit pada area yang berlawanan dengan area nyeri
Distraksi
Teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan kepada hal lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya
hilang.
1. Rythmic singing and tapping
2. Active listening
3. Guided imaginery
4. Dengan cara mengalihkan fokus bukan pada rasa nyeri, melainkan pada fokus yang lain
5. Menonton TV
6. Berbincang-bincang dengan orang lain
Terapi Non Farmakologi lainnya
1. Hypnosis
2. akupunctur
3. Terapi bermain
Terapi farmakologi
1. Analgetik atau penghilang rasa sakit
Anticipatory Guidance
Teknik reduksi yang digunakan dengan cara memberikan informasi yang dapat mencegah terjadinya
misinterpretasi dari kejadian yang dapat menimbulkan nyeri
Informasi yang dapat diberikan kepada pasien diantranya :
1. Penyebab nyeri
2. Proses terjadinya nyeri
3. Lama dan kualitas nyeri
4. Berat-ringannya nyeri
5. Lokasi nyeri
6. Informasi tentang keamanan yang diberikan kepada pasien
7. Metode yang digunakan perawat pada klien untuk mengurangi nyeri
8. Hal-hal yang diharapkan klien selama prosedur
Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan,
antara lain :
1. Relaksasi menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri attau stress
2. Menurunkan nyeri
3. Menolong individu melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tidak berdaya dan depresi akibat nyeri
Teknik relaksasi
1. Stimulasi Kulit
2. Teknik pemijatan atau pengurutan secara halus pada bagian yang dirasa nyeri, dengan cara
mengurut secara melingkar di sekitar area luka yang dirasa nyeri dengan sentuhan lembut.
3. Menggosok punggung
4. Mengompres dengan menggunakan air hangat dan dingin
5. Memijat dengan air mengalir
Teknik relaksasi tarik nafas dalam
1. Tarik nafas dalam dan menahan di dalam paru-paru
2. Secara perlahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan
kenyamanan nya
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan - lahan, pada saat ini
biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan pikiran
pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah diatas dan konsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan
kelompok otot-otot yang lain.
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi
hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat
Tindakan Keperawatan yang dapat
dilakukan
1. Mengurangi faktor yg dpt menambah nyeri, mis :
Ketidakpercayaan (pengakuan perawat akan rasa nyeri yg diderita psn dpt mengurangi
nyeri)
Kesalahpahaman.(Dgn memberitahu psn bahwa nyeri yg dialaminya sgt individual & hanya
psn yg tahu secara pasti ttg nyerinya
Ketakutan (memberi informasi yg tepat dpt mengurangi ketakutan psn)
Kelelahan (kelelahan dpt memperberat nyeri)
Kebosanan (dpt meningktkn rasa nyeri),dpt digunakan pengalih perhatian yg terapeutik.
Mis: aktif mendgrkn musik,membayangkan hal-hal yg menyenangkan
Tindakan Keperawatan yang dapat
dilakukan
2. Memodifikasi stimulus nyeri dgn menggunakan teknik spti :
o Teknik latihan pengalihan : menonton tv, berbincang-bincang dgn org lain, mendengarkan musik
o Teknik relaksasi : menganjurkan pasien utk menarik nafas dlm dan mengisi paru-paru dgn udara,
menghembuskan secara perlahan, melemaskan otot2 sambil terus berkonsentrasi hingga didpt rasa
nyaman, tenang dan rileks
o Stimulasi kulit : menggosok dgn halus pd daerah nyeri,menggunakan air hangat dan dingin.
Tindakan Keperawatan yang dapat
dilakukan
3. Pemberian obat analgetik
o yg dpt dilakukan untuk memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dgn cara
mengurangi kortikal terhdp nyeri.
o Jenis obat analgetik yg paling byk di kenal masyarakat ad/ aspirin, asetaminofen,.Golongan aspirin
digunakan utk memblok rangsangan pd sentral dan perifer, kemungkinan menghambat sintesis
prostagladin yg memiliki khasiat 15-20 menit dgn efek puncak obat sekitar 1-2 jam.
https://www.youtube.com/watch?v=5c8maFAhqIc
Terima kasih

You might also like