Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 5
1.Nadia Lahonda
2.Meilina Worek
3.Festy Ngognoloy
4.Ramiatun Gagu
DEFINISI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) adalah infeksi akut yang
melibatkan organ saluran
pernafasan bagian atas dan
saluran pernafasan bagian
bawah. (Karundeng Y.M, et al.
2016)
ETIOLOI
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri,
virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya
antara lain dari genus streptokokus,
stafilokokus, pnemokokus,
hemofilus, bordetella, dan
korinebacterium. Virus penyebabnya
antara lain golongan mikovirus,
adenovirus, koronavirus, pikornavirus,
mikoplasma, herpesvirus.
MANIFESTASI KLINIS
01 rinitis
02 nyeri tenggorokan,
• Alamat
Kepadatan hunian seperti luar ruang per orang, jumlah anggota keluarga, dan masyarakat diduga
merupakan faktor risiko untuk ISPA. Diketahui bahwa penyebab terjadinya ISPA dan penyakit
gangguan pernafasan lain adalah rendahnya kualitas udara didalam rumah ataupun diluar rumah
baik secara biologis, fisik maupun kimia.
• Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien mengalami demam mendadak,
sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi,
nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit
Riwayat tenggorokan.
kesehatan • Riwayat penyakit dahulu
Biasanya klien sebelumnya sudah pernah
mengalami penyakit ini
• Riwayat penyakit keluarga
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah
mengalami sakit seperti penyakit klien tersebut.
• Riwayat sosial
Klien mengatakan bahwa klien tinggal di
lingkungan yang berdebu dan padat
penduduknya. (Nursing Student, 2015).
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum :
Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau sakit berat.
• Tanda vital :
Bagaimana suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah klien
• Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah ada kelainan
atau lesi pada kepala
• Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak
• Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sclera ikterik/ tidak,
keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam penglihatan
• Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta cairan yang
keluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam penciuman
Lanjutan
• Mulut
Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/
tidak, apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada gangguan
dalam menelan, apakah ada kesulitan dalam berbicara.
• Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan
distensi vena jugularis.
• Thoraks
Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah
ada wheezing, apakah ada gangguan dalam pernafasan.
Lanjutan
• inspeksi
1.mukosa- faring tamppak kemerahan
2.Tonsil tampak kemerahan dan edema
3.Tampak batuk tidak produktif
4.Tidak ada jaringan parut dan leher
5.tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping hidung
• Palpasi
.Adanya pembesaran kelenjar tyroid
• Perkusi
1.Suara paru normal (resonance)
• Auskultasi
1.Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru. demam
2.Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada
3.nodus limfe servikalis
4.Tidak teraba adanya
• Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakah terdapat nyeri
tekan pada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan pemeriksaan
Lanjutan bising usus, apakah terjadi peningkatan bising usus/tidak.
• Genitalia
Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin ,warna rambut
kelamin. Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/tidak. Pada
wanita lihat keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh labia
mayora.
• Integumen
Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/ tidak, apakah
ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
• Ekstremitas atas
Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan
bentuk. (Nursing Student, 2015).
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut
Capernito (2009) adalah:
01
Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan proses inflamasi saluran
pernafasan
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dibuat berdasarkan pengkajian,
diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan
perencanaan , dengan merumuskan tujuan,
mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber,
serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin,
acak, atau standar, tetapi dirancang bagi klien tertentu
dengan siapa perawat sedang bekerja (Friedman, 2010).
Lanjutan
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Nic:
Pola nafas tidak Noc:
efektif o Respiratory status : ventilation o Posisikan pasien untuk
berhubungan o Respiratory status : airway memaksimalkan ventilasi
dengan proses o Pasang mayo bila perlu
patency
inflamasi o Lakukan fisioterapi dada jika perlu
o Vital sign status setelah dilakukan
saluran o Keluarkan sekret dengan
tindakan keperawatan selama 1 batuk atau suction
pernafasan
hari pasien menunjukkan o Auskultasi suara nafas, catat
keefektifan pola nafas, dibuktikan adanya suara tambahan
dengan kriteria hasil: o Berikan pelembab udara kassa
o Mendemonstrasikan batuk efektif basah nacl lembab
dan suara nafas yang bersih, tidak o Atur intake untuk cairan
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengoptimalkan keseimbangan
o Monitor respirasi dan status
mengeluarkan sputum, mampu o2
bernafas dg mudah, tidakada o Bersihkan mulut, hidung dan
pursed lips) secret trakea
o Menunjukkan jalan o Pertahankan jalan nafas
Lanjutan
yang paten
nafas yang paten (klien o Observasi adanya tanda
tidak merasa tercekik, tanda hipoventilasi
irama nafas, frekuensi o Monitor adanya
pernafasan dalam rentang kecemasan pasien
normal, tidak ada suara terhadap oksigenasi
nafas abnormal) o Monitor vital sign
o Tanda tanda vital dalam o Informasikan pada pasien
rentang normal (tekanan dan keluarga tentang tehnik
darah, nadi, pernafasan) relaksasi untuk memperbaiki
pola nafas.
o Ajarkan bagaimana batuk
efektif
o Monitor pola nafas
Implementasi
keperawatan
60% 40%
THANK YOU