You are on page 1of 17

April 2022

Definisi dan Jenis Kebutuhan Khusus

Istilah-istilah:
• Pendidikan luar biasa, anak luar biasa, pendidikan khusus, kebutuhan
khusus, anak berkebutuhan khusus, dll.
• impairment, exceptional children, disability, disorder, dll.
Sejarah Singkat
• Sebelum UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), digunakan istilah Anak Luar Biasa, Pendidikan
Luar Biasa.
Keluarbiasaan Exceptional
• Anak Luar Biasa (ALB): anak yang mempunyai sesuatu yg luar biasa
yang membedakannya dengan anak-anak
seusianya pada umumnya.
• PP No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan: peserta didik berkelainan.
• Setelah terbit UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, maka digunakan
istilah pendidikan khusus.
Pasal 32 (1): “ merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.”
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK): semua anak yang mempunyai
kebutuhan khusus karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,
dan/atau kecerdasan atau bakat istimewa yang dimilikinya.

handicapped children, impaired children, disabled children, retarded


children, gifted children.
Pengelompokan ABK
1. Kelompok yang mengalami penyimpangan dalam bidang intelektual:
anak yg luar biasa cerdas (intellectually superior) dan tingkat
kecerdasannya rendah (tuna grahita).
2. Kelompok yg mengalami penyimpangan karena hambatan sensoris
atau indera: tunanetra & tunarungu.
3. Kelompok anak dengan kesulitan belajar dan gangguan komunikasi.
4. Kelompok anak yg mengalami penyimpangan perilaku: tunalaras &
gangguan emosi (termasuk autis).
5. Kelompok anak dengan keluarbiasaan/penyimpangan ganda atau
berat: tunaganda
Penyebab dan Dampak
Munculnya Kebutuhan Khusus

Sebab Prenatal: Sebab Perinatal: Sebab Postnatal:


terjadi sebelum terjadi saat terjadi setelah
kelahiran atau proses kelahiran, kelahiran seperti
semasa seperti vakum, kecelakaan,
kehamilan prematur, dll penyakit, dll.
B. Dampak Kelainan dan Kebutuhan Khusus
• Bagi Anak
• Kelainan di atas normal: anak berbakat, jika tidak tertangani dengan baik
maka anak akan kebosanan dan kurang motivasi, atau bahkan sombong
• Kelainan di bawah normal: jika tidak tertangani, maka anak dapat mengalami
kesulitan, baik dalam hal akademik maupun sosialisasi
• Bagi Keluarga
- Ada orang tua yang bisa menerima, namun tidak jarang ada yg
merasa terpukul, bahkan ada yg tidak peduli.
- Disebabkan oleh banyak hal, seperti pendidikan, latar belakang
budaya, sistem sosial ekonomi keluarga, serta jenis kelainan yang
diderita.
• Bagi Masyarakat
- Sikap masyarakat sangat bervariasi.
- Ada yang bersimpati, bahkan menyediakan fasilitas.
- Ada yang tak acuh, atau bahkan melarang anak-anaknya bergaul
dengan ABK.
Kebutuhan serta
Hak & Kewajiban ABK

A. Kebutuhan ABK
• Kebutuhan Fisik/Kesehatan
- ABK membutuhkan fasilitas yang memungkinkan mereka bergerak
sesuai dengan kebutuhannya dan bekerja sehari-hari tanpa harus selalu
bergantung dengan bantuan orang lain.
- Ketersediaan terapi bagi anak: terapi okupasi, terapi wicara, terapi
fisik, dll.
Kebutuhan serta
Hak & Kewajiban ABK

A. Kebutuhan ABK
• Kebutuhan Sosioemosional
- ABK membutuhkan dukungan agar ia mampu bersosialisasi dengan
baik.
- Kemampuan komunikasi perlu dilatih agar mereka mampu
menyampaikan maksud dan perasaannya.
- Butuh bantuan keluarga, guru, psikolog, dokter dan ahli lainnya
Kebutuhan serta
Hak & Kewajiban ABK

A. Kebutuhan ABK
• Kebutuhan Pendidikan
- Misalnya, penyandang tunarungu memerlukan bina persepsi bunyi
yg dilakukan oleh terapis wicara, tunanetra memerlukan bimbingan
khusus dalam hal mobilitas dan huruf Braille, dll.
- Pihak profesional yang semakin banyak diharapkan mampu
memfasilitasi ABK untuk lebih mampu latih dalam belajar, seperti
psikolog, audiolog, terapis, dan ahli bimbingan lainnya.
B. Hak Penyandang Kelainan
• Para penyandang kelainan memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya.
• Pasal 31 UUD 1945: “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”
• Bab IV UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 6 ayat
(1), (2), (4), (5) dikutip dari Bab IV UU No. 20 Tahun 2003.
• Ayat (1): Setiap WN berhak memiliki pendidikan yang bermutu.
• Ayat (2): WN yang memiliki kelainan fisik, intelektual, mental dan/atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus.
• Ayat (3): WN yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus.
• Ayat (4) : Setiap WN berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang
hayat.
• Hak bagi penyandang disabilitas tidak hanya dilindungi Undang
Undang negara, namun juga pada Deklarasi Umum Hak-hak
Kemanusiaan 1948 , kemudian diperbarui pada Konferensi Dunia
tentang Pendidikan bagi Anak untuk Semua (1990).
• 7-10 Juni 1994: Konferensi Dunia tentang Pendidikan bagi Anak
Berkebutuhan Khusus di Salamanca, Spanyol. Dikeluarkan Kerangka
Kerja Pendidikan ABK.
Kerangka Kerja Pendidikan ABK

1. Setiap anak punya hak yang fundamental untuk mendapat pendidikan, dan harus diberi
kesempatan untuk mencapai dan memelihara tahap belajar yang diterimanya;
2. setiap anak punya karakteristik, minat, kemampuan dan kebutuhan belajar yang unik;
3. sistem pendidikan harus dirancang dan program pendidikan diimplementasikan dengan
mempertimbangkan perbedaan yang besar dalam karakteristik dan kebutuhan anak;
4. individu dengan kebutuhan khusus (ABK) harus mempunyai akses ke sekolah biasa yang
seyogyanya menerima merekadalam suasana pendidikan yang berfokus pada anak sehingga
mampu memenuhi kebutuhan mereka;
5. sekolah biasa dengan orientasi inklusif ini merupakan sarana paling efektif utk melawan
sikap diskriminatif, menciptakan masyarakat yang mau menerima kedatangan ABK,
membangun masyarakat yang utuh terpadu dan mencapai pendidikan untuk semua; sekolah
biasa dapat menyediakan pendidikan yang efektif bagi mayoritas anak-anak serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya bagi seluruh sistem pendidikan
C. Kewajiban Penyandang Kelainan
UU No. 20/2003 tentang SIsdiknas, Bab IV Pasal 6:
1. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima
belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar;
2. setiap warga negara bertanggung jawab terhadap
keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.

You might also like