You are on page 1of 52

LAPORAN KASUS

HIDRONEFROSIS SINISTRA E.C. Pendamping: dr. Rara Purbasari

NEFROLITHIASIS SINISTA
STATUS PASIEN
IDENTITAS
 Nama : Tn. M
 Usia : 27 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Kurir paket & Fotografer
 Status : Belum menikah
 Agama : Islam
 Tanggal Pemeriksaan : 14 Januari 2022
Riwayat Penyakit
Sekarang
Oktober (awal keluhan
nyeri) nyeri pada perut Membaik setelah diberikan 2 hari setelahnya pasien
bawah kiri menjalar ke obat pereda nyeri dan juga merasakan keluhan yang
pinggang hingga belakang sulkralfat sama
punggung
Keluhan Utama :
Nyeri perut sebelah kiri bagian bawah sejak 3 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan:
Dilakukan pemeriksaan
penunjang USG kembali Dilakukan pemeriksaan
Pada buulan November (1
dan didapatkan adanya USG namun tidak
bulan setelahnya) nyeri
hidronefrosis pada ginjal didapatkan adanya
kembali datang
kiri paaien. namun tidak kelainan
ditemukana penyebabnya

Dilakukan pemeriksaan
Januari 2022 (2 bulan BNO IVP ulang dan
setelahnya) didapatkan hasil berupa
pasien merasakan nyeri adanya batu pada ginjal
yang sama kembali kiri pasien sebesar 0,67
cm
Riwayat Penyakit Dahulu
 Infeksi Saluran Kemih Berulang
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga pasien kakek dan bapak pasien juga pernah mengalami adanya kencing batu.
Riwayat penyakit hipertensi, DM, dan jantung tidak ada.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengkonsumsi obat rutin dari dokter urologi di RS firdaus.
Riwayat Alegi
Alergi debu, makanan dan obat tidak ada
Riwayat Psikososial
Pasien seorang Kurir paket yang sering bekerja duduk dan memiliki kebiasaan untuk menahan BAK
Pasien juga mengtakan bahwa jarang mengkonsumsi air putih dan sering minuman manis seperti teh
kotak dan minuman bersoda.
 
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi
BB sebelum sakit : 62 kg
BB ketika sakit : 60 kg
TB : 165 cm
IMT : 22,05 kg/m2
Kesan : Normoweight
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 0 C
Status Generalis
Kepala : Normocephal, deformitas (-).
Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik
(-/-), reflex cahaya (+/+).
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)
Telinga : Normotia, sekret (-/-)
Mulut : Mukosa kering, sianosis (-), lidah kotor (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
 
Paru 
Inspeksi : Normochest, Pergerakan dinding dada simetris, Retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Vokal Fremitus kanan dan kiri simetris
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung 
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midcalvicularis sinistra
Perkusi : Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, distensi (-), sikatrik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 10 x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-), turgor kulit (+)
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen, nyeri ketok costoveterbrae angle
sinistra (+)
Ekstremitas :
 Atas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-)
 Bawah :Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-)
 
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
RESUME
Tn. x, 27 th datang kepuskesmas kecamatan cilincing dikarena ingin memperpanjang
rujukan ke RS firdaus untuk dilakukan tindakan ureteroskopi. Saat ini pasien mengatakan
bahwa masih merasakan adanya nyeri pinggang sebelah kiri. Nyeri hilang timbul, biasanya
timbul saat terkena guncangan di jalan ketika pasien bekerja.
Pasien mengatakan bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit infeksi pada saluran kemih
yang berulang, dan dikeluarga ayah pasien mendapatkan keluhan yang serupa dan memiliki
riwayat batu pada saluran kemih. Saat ini, pasien masih rutin untuk mengkonsumsi obat
untuk meredakan nyeri pada pinggangnya tersebut. Pasien sehari-hari bekerja sebagai
seorang kurir paket yang jarang untuk mengkonsumsi airputih dan sering mengkonsumsi
minuman manis seperti teh kotak dan juga minuman bersoda.
Pada pemeriksaan fisik :
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 88 x/menit (kuat angkat, regular)
 RR : 20x/menit
 Suhu : 36,7ºc
 Abdomen : Nyeri ketok CVA sinistra (+).
Pada pemeriksaan penunjang berupa BNO-IVP dan juga USG Abdomen didapatkan
adanya kelainan berupa hidronefrosis pada ginjal kiri yang disebabkan karena nefrolithiasis
sinistra.
TATALAKSANA
Farmakologi
Hiosin 3x1 pc
Ibuprofen 200 mg 2x1
Rujuk ke dokter spesialis urologi untuk melihat gambaran radiologi secara pasti
penyebab dari keluhan nyeri tersebut dan pasien dapat mendapatkan tatalaksana yang
lebih tepat.
Non Farmakologi
Edukasi untuk jangan menahan BAK, karena dapat menyebabkan pembentukan
batu dan juga menghindarkan dari adanya kejadian ISK
Kurangi kebiasaan meminum minuman manis seperti teh kotak dan juga minuman
bersoda.
Kurangi dan batasi konsumsi Vitamin C dan D
Perbanyak konsumsi air putih minimal 8-9 gelas/ hari
FOLLOW UP VIA
TELEPON
TANGGAL 13/01/2022

S : Pasien mengatakan bahwa masih mengeluhkan adanya rasa sakit pada


pinggang seblah kiri yang hilang timbul, namun rasa sakit itu bisa terkontrol dengan
pasien minum obat pereda nyeri. pasien mengatakan bahwa jadwal ureteroskopi
tersebut sudah di konfirmasi oleh rumah sakit, dan akan di lakukan pada tanggal
21/01/2022.
O : tidak dilakukan karena melakukan follow-up dari telepon
A : Hidronefrosis e.c. nefrolithiasis
P : - spasminal 3x1 pc (jika nyeri)
- rencana tindakan ureteroskopi yang sedang terjadwal
 
TANGGAL 20/1/2022

S : Pasien masih mengeluhkan adanya keluhan nyeri yang dirasakan hilang timbul.
Terutama jika pasien berubah posisi dan sedang dalam perjalanan untuk
mengantrakan paket dan ada guncangan seperti polisi tidur. Namun, pasien
mengatakan nyeri yang saat ini dirasakan tidak separah saat nyeri pertama dulu
timbul, karena saat ini bisa terkontrol dengan obat yang diberikan dokter.
O : tidak dilakukan karena melakukan follow-up dari telepon
A :hidronefrosis e.c. nefrolhitiasis
P :- Spasminal 3x1 pc (jika nyeri)
- rencana tindakan ureteroskopi yang terjadwal
TANGGAL 23/01/2022

S : Pasien telah di lakukan tindakan Ureteroskopi pada jumat, saat ini pasien
mengatakan bahwa masih dalam masa penyembuhan dan diminta untuk kontrol lagi
tanggal 28/1/2022. Keluhan yang dirasakan saat ini, pasien mengeluhkan adanya
rasa yang kurang nyaman saat BAK, dikarenakan masih terpasangnya Stent pada
ginjalanya.
O : tidak dilakukan karena melakukan follow-up dari telepon
A : post URS e.c. nefrolitiasis
P : menunggu pengangkatan stent yang terpasang
 
1/2/2022

S : Pasien mengatakan bahwa saat ini keluhan nyeri tersebut sudah tidak
dirasakannya lagi setelah 1 minggu operasi. Pasien masih diharuskan kontrol bulan
depan oleh dokter. Namun, masih dirasakan BAK yang kurang nyaman karena masih
terpasang stent.
O : Tidak dilakukan karena melakukan follow-up dari telepon
A : post URS e.c. nefrolitiasis
P : menunggu pengangkatan stent yang terpasang
4/3/2022

S : pasien mengatakan bahwa saat ini sudah tidak ada keluhan apa-apa hanya saja
masih kurang nyaman dengan adanya stent saat BAK. Saat ini, pasien rutin
mengkonsumsi obat dari dokter yaitu urogetix yang diminum 3 kali sehari, saat
kontrol terakhir diberikan obat tersebut dikarenakan BAK yang nyeri saat itu. Dan
dijadwalkan untuk operasi pengangkatan stent tersebut minggu depan.
O : tidak dilakukan karena melakukan follow-up dari telepon
A : post URS e.c. Nefrolitiasis
P : urogetix 3x1 (jika masih nyeri)
15/3/2022
S : Pasien mengatakan bahwa sudah dilakukan pengangkatan stent tersebut dan
saat ini tidak ada keluhan lagi yang dirasakan.
O : tidak dilakukan karena melakukan follow-up dari telepon
A : post URS e.c. Nefrolithiasis
P : Non farmakologi
- Hindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan pembentukan batu kembali seperti
banyak minum air putih, kurangi minuman yang manis, batasi konsumsi vitamin d
dan C.
TINJAU PUSTAKA
FUNGSI
GINJAL

Reabsorps
Filtrasi Sekresi
i
BATU SALURAN KEMIH
ETIOLOGI
oIdiopatik
oGangguan aliran urin : fimosis, striktur uretra, stenosis meatus, hipertrofi prostat,
refluks vesiko-ureter, ureterokel, konstriksi hubungan ureteropelvik
oGangguan metabolisme : hiperparatiroidisme, hiperurisemia, hiperkalsiuria
oInfeksi saluran kemih oleh mikroorganisme penghasil urea
oDehidrasi : kurang minum, suhu lingkungan tinggi
oBenda asing : fragmen kateter, telur skistosoma
oJaringan mati (nekrosis papilla ginjal)
EPIDEMIOLOGI
oSatu dari 20 orang menderita batu ginjal. Pria:wanita = 3:1. Puncak kejadian di usia
30-60 tahun atau 20-49 tahun.
oPrevalensi di USA sekitar 12% untuk pria dan 7% untuk wanita.
oBatu struvite lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria.
FAKTOR RISIKO
oRiwayat batu di usia muda
oRiwayat batu di keluarga
oAsam urat atau infeksi saluran kemih
oJenis kelamin
oPola makan
oGenetik
JENIS BATU PADA SALURAN
KEMIH
1. 75 % kalsium.
2. 15 % batu tripe/batu struvit (Magnesium Amonium Fosfat).
3. 6 % batu asam urat.
4. 1-2 % sistin (cystine
MANIFESTASI KLINIS
Nefrolithiasis Ureterolithiasis Vesikolithiasis Uretrolithiasis
nyeri di daerah pinggang , nyeri hilang-timbul disertai • Jika pasien merubah posisi Gejala umumnya seperti
dapat dalam bentuk pegal perasaan mual dengan nyeri tubuhnya, batu dapat miksi tiba-tiba berhenti,
hingga kolik atau nyeri yang alih khas (referal pain) bergeser dan urin pun menjadi menetes dan nyeri
terus-menerus dan hebat ada 3 nyeri khas: kembali keluar. pada ujung penis.
karena adanya. - Proksimal: yang menjalar
ke epigastrik • Jika terdapat infeksi Bisa didapatkan atau
Nyeri ketok CVA (+) - Medial :yang menjalar ke sekunder, saat miksi terabanya batu pada ujung
inguinal terdapat nyeri menetap penis.
- Distal : pada daerah di suprapubic.
skrotum
PEMERIKSAAN FISIK DAN
PENUNJANG
Pemeriksaan fisik
- Sudut Kostovetrvra : nyeri tekan, nyeri ketok, dan pembesaran ginjal.
- Supra Simfisis : nyeri tekan, nyeri ketok dan pembesaran ginjal
- Genital Eksterna : teraba batu di uretra
- Colok Dubur : teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual)

Pemeriksaan Penunjang
- laboratorium : darah dan urinalisa
- Pencitraan
HIDRONEFROSIS

Dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal akibat obstruksi.
Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga
tekanan di ginjal meningkat.

Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih


dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan uretra
yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal.

Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi
kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau
kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak.
PATOFISIOLOGI

• Inflamasi
• Tumor
• Sikatrik
• Abnormalitas bentuk
ginjal

Obstruksi akumulasi urin di ginjal


MANIFESTASI KLINIS
HIDRONEFROSIS
Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat
menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maka disuria,
menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria
mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan
muncul, seperti:
oHipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).
oGagal jantung kongestif.
oPerikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).
oPruritis (gatal kulit).
oButiran uremik (kristal urea pada kulit).
oAnoreksia, mual, muntah, cegukan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Foto Polos Abdomen
- Pielografi Intra Vena (PIV) :dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu
non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen.
- Ultrasonografi
- Pemeriksaan mikroskopik urin
- Renogram
- Kultur urin
- DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase alkali
serum
TATALAKS Konservatif

ANA Non-
konservatif
Tujuan penatalaksanaan:
oMengatasi nyeri
oMenghilangkan batu yang sudah ada
oMencegah terjadinya pembentukan batu berulang, batu yang telah berhasil
dikeluarkan dianalisis untuk mengetahui komposisinya sehingga dapat menentukan
strategi pencegahan yang sesuai.
Indikasi pengeluaran aktif batu saluran kemih :
 Kasus batu dengan kemungkinan keluar spontan yang rendah
 Adanya obstruksi saluran kemih persisten
 Ukuran batu > 15 mm
 Adanya infeksi
 Nyeri menetap atau berulang
 Disertai infeksi
 Batu metabolic yang tumbuh cepat
 Adanya gangguan fungsi ginjal
• Keadaan social pasien (pekerjaan
TERAPI KONSERVATIF
Sebagian besar batu ureter mempunyai diameter <5 mm. Seperti disebutkan
sebelumnya, batu ureter <5 mm bisa keluar spontan. Terapi bertujuan untuk
mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum,
berupa :
oMinum sehingga diuresis 2 liter/ hari
oα - blocker
oNSAID
ESWL (EXTRACORPOREAL SHOCKWAVE
LITHOTRIPSY)

•ESWL merupakan alat pemecah batu ginjal dengan menggunakan gelombang kejut
antara 15-22 kilowatt. ESWL hanya sesuai untuk menghancurkan batu ginjal
dengan ukuran kurang dari 2cm serta terletak di ginjal atau saluran kemih antara
ginjal dan kandung kemih (kecuali yang terhalang oleh tulang panggul). .
• PNL
• LITROTRIPSI
ENDOUROLOGI • URETEROSKOPI/ URETERO-RENOSKOPI

Tindakan Endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu


saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih.
Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit
(perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan
memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan energi laser.
PEMEDAHAN TERBUKA
Pembedahan terbuka itu antara lain adalah: pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk
mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter.
Tidak jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan
ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis),
korteksnya sudah sangat tipis, atau mengalami pengkerutan akibat batu
saluran kemih yang menimbulkan obstruksi atau infeksi yang menahun.
PEMBAHASAN
Teori Pada Kasus
oBerdasarkan epidemiologi dari batu saluran Teori tersebut sesuai dengan kasus yang
kemih dikatakan bahwa jenis kelamin laki- ada dari identitas pasien seorang laki-
laki lebih berisiko untuk terkena batu laki dan berusia 27 tahun yang akan
saluran kemih ini daripada jenis kelamin
wanita,
memasuki usia 30 tahun.
oSeperti teori epidemologi yaitu satu dari 20
orang menderita batu ginjal.
oPria:wanita = 3:1. Puncak kejadian di usia
30-60 tahun atau 20-49 tahun. Prevalensi di
USA sekitar 12% untuk pria dan 7% untuk
wanita.
MANIFESTASI KLINIS
Nefrolithiasis Ureterolithiasis Vesikolithiasis Uretrolithiasis
nyeri di daerah pinggang , nyeri hilang-timbul disertai • Jika pasien merubah posisi Gejala umumnya seperti
dapat dalam bentuk pegal perasaan mual dengan nyeri tubuhnya, batu dapat miksi tiba-tiba berhenti,
hingga kolik atau nyeri yang alih khas (referal pain) bergeser dan urin pun menjadi menetes dan nyeri
terus-menerus dan hebat ada 3 nyeri khas: kembali keluar. pada ujung penis.
karena adanya. - Proksimal: yang menjalar
ke epigastrik • Jika terdapat infeksi Bisa didapatkan atau
Nyeri ketok CVA (+) - Medial :yang menjalar ke sekunder, saat miksi terabanya batu pada ujung
inguinal terdapat nyeri menetap penis.
- Distal : pada daerah di suprapubic.
skrotum

Pada kasus di temukan pasien awal datang ke


dokter dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri
bagian bawah sejak 3 bulan yang lalu, menjalar
ke pinggang hingga ke punggung belakang.
nyeri tersebut dirasakan terus menerus dan
tidak membaik saat istirahat
Pada kasus didapatkan riwayat penyakit sebelumnya yaitu infeksi saluran kemih
yang berulang, hal ini sejalan dengan salah satu etiologi dari saluran kemih secara
teori yaitu infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme penghasil urea.

Pada kasus pasien mengatakan bahwa memiliki kebiasaan untuk sering menahan
BAK, dikarenakan faktor pekerjaannya sebagai seorang kurir paket yang sulit untuk
tidak menahan BAK jika sedang dalam perjalanan.
Faktor ini dengan kejadian adanya batu saluran secara teori dapat di hubungkan
dengan saat menahan BAK dapat menimbulkan adanya statis air kemih. Statis air
kemih tersebut dapat berlanjut menyebabkan infeksi urea splitting bacteria.
Kuman yang termasuk bakteri pemecah urea tersebut menghasilkan urease yang
pemecah urea ammonium mengakibatkan kenaikan pH air kemih menjadi
basa. Keadan ini, memudahkan terbentuk nya ammonium magnesium fosfat
atau batu struvit
Pada kasus pasien mengatakan bahwa sering untuk mengkonsumsi minuman manis seperti
teh kotak dan juga minuman yang bersoda seperti soft drink dan jarang untuk
mengkonsumsi airputih, hal ini sejalan dengan faktor-faktor pembentukan batu pada saluran
kemih yaitu Jenis cairan yang diminum minuman yang banyak mengandung soda seperti soft
drink, jus apel dan jus anggur.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi menjadi faktor risiko selanjutnya adalah
riwayat penyakit dahulu adanya infeksi saluran kemih berulang dan juga ayah pasien
dan kakek pasien pernah mengalami hal serupa yaitu terdapat batu pada saluran
kemih nya

Menurut penelitian oleh Tosukhowong menunjukan hanya 31,9% dari pasien


dengan batu saluran kemih yang mempunyai riwayat keluarga pernah terkena
batu saluran kemih. Hasil penelitian menunjukan kasus pada batu saluran kemih
lebih banyak didapatkan pada pria dengan riwayat keluarga dengan batu
saluran kemih daripada mereka tanpa riwayat batu saluran kemih pada
keluarga( CI 2,90-3,45)
Pemeriksaan penunjang lanjutan yang dibutuhkan untuk mendiagnosis kasus di
pasien dibutuhkan pemeriksaan USG sebagai salah satu penunjang untuk
menentukan kelaianan ataupun batu pada saluran kemih yang bisa menyebabkan
keadaan lebih lanjut seperti pembengkakan ginjal (hidronefrosis),
sebagai mana yang telah dilakukan dokter pada kasus ini , dan ditemukan adanya
batu pada ginjal sebelah kiri pasien dan menyebabkan adanya pembengkakan pada
ginjal pasien disebabkan adanya obstruksi yang menyebabkan hidronefrosis.
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki
penyebab obstruksi, untuk menangani infeksi, dan untuk mempertahankan
serta melindungi fungsi renal.
Untuk mengurangi obstruksi, urine harus dialihkan melalui tindakan nefrostomi
atau tipe diversi lainnya, hal ini sejalan dengan penatalaksaan pada kasus yaitu,
dilakukannya tindakan URS (Ureteroskopi) dikarenakan didapatkan adanya
batu pada ginjal pasien, yang dapat menyebabkan pembengkakan ginjalnya
(nefrolithiasis).
Tatalaksana yang terdapat pada kasus juga pasien tersebut dilakukan adanya
tindakan pemasangan Dj stent pada ginjalnya, yang dimana dengan teori yang ada
pemasangan stent pada ginjal tersebut merupakan indikasi karena adanya komplikasi
lanjutan berupa hidronefrosis, yang dapat dilakukan sebagai bentuk dekompresi pada
obstruksi yang mengakibatkan terjadinya hidronefrosis

Pada teori lain dikatakan bahwa indikasi melakukan pemasanagan Stent pada ginjal dilakukan jika
terdapat adanya obstruksi yang dapat menyebabkan hidronefrosis ataupun obstruksi pada ginjal
unilateral ataupun bilateral. Juga, dilakukan pada kasus-kasus dengan batu yang lebih dari 2 CM.
pada kasus dikatakan bahwa batu pada ginjal kiri pasien sebesar 0,67 Cm, maka dari itu
dilakukannya pemasangan stent lebih ditekankan karena adanya obstruksi yang
menyebabkan hidronefrosis tersebut
Dari kasus pada saat awal dilakukan pemeriksaan penunjang berupa USG tidak
ditemukan adanya kelainan, namun setelah 2 bulan setelahnya didapatkan hasil
penunjang dari BNO IVP didapatkan hasil terdapat adanya batu pada ginjal sebelah
kiri.

Hal tersebut dapat diperkirakan kemungkinan batu pada ginjal kiri dapat
diklasifikasikan kedalam batu yang berjenis radio-opak yaitu batu yang
disebabkan karena kalsium oksalat atau kalsium fosfat, pada saat USG hasil
tersebut belum terdapat ditemukan adanya batu, dikarenakan saat USG hasil
kelainan lebih terdeteksi dengan jenis batu yang radio lusen.

You might also like