You are on page 1of 22

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA

Oleh : HANDAYANI
ANNATUL WAHYUNI
  SUNNAH
MODUL 2
MODEL-MODEL
PEMBELAJARA
N IPA

KEGIATAN BELAJAR 1
KONTRUKTIVISME KEGIATAN BELAJAR 2
DALAM PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN
IPA

•PANDANGAN TENTANG BELAJAR DAN


MENGAJAR •MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF
•Struktur Kognitif •MODEL PEMBELAJARAN TERPADU (INTEGRATED)
•Konsep dan Konsepsi •MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING
•PANDANGAN KONSTRUKTIVIS TENTANG CYCLE)
BELAJAR IPA •MODEL PEMBELAJARAN BELAJAR IPA ATAU CLIS
•Belajar sebagai Perubahan Konsepsi (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE)
•Perubahan Konsepsi dalam pembelajaran IPA
•Pentingnya Konteks
•MODEL MODEL PEMBELAJARAN UNTUK
PERUBAHAN KONSEPSI
•CONTOH MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISME
•Fase Eksplorasi
•Fase Klarifikasi
Kegiatan Belajar 1
Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA

 A. PANDANGAN TENTANG BELAJAR DAN MENGAJAR


 Tugas guru dalam mengajar antara lain adalah membantu transfer belajar. Tujuan transfer
belajar ialah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru, artinya apa yang
telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Bigge (dalam Dahar, 1989) merangkum
perbedaan penting antara teori belajar perilaku dan teori belajar kognitif.
 Ada dua kutub belajar dalam pendidikan, yaitu tabula rasa dan konstruktivisme.
 Tabula rasa siswa diibaratkan sebagai kertas putih yang dapat ditulisi apa saja oleh
gurunya atau ibarat wadah kosong yang dapat diisi apa saja oleh gurunya.
 Konstruktivisme setiap orang yang belajar sesungguhnya membangun pengetahuannya
sendiri. Jadi siswanya aktif dan dapat terus meningkatkan diri dalam kondisi tertentu.
 1. Struktur Kognitif
 Struktur kognitif seseorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari oleh seseorang
(Ausubel dalam Klausmeier, 1994:22). Dikategorikan menjadi informasi verbal (i); keterampilan (ii);
konsep, prinsip, dan struktur pengetahuan (iii); taksonomi dan keterampilan memecahkan masalah (iv);
strategi belajar dan strategi mrngingat (v). Seluruh hal itu dipelajari “initially”, direpresentasikan secara
internal, diatur dan disimpan dalam bentuk “images”, simbol, dan makna.
 2. Konsep dan Konsepsi
 Menurut Rosser (dalam Dahar, 1989:80) konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek,
kejadian, kegiatan, atau hubungan, yang memiliki atribut yang sama. Konsep merupakan abstrak yang
berdasarkan pengalaman. Karena pengalam dua orang tidak sama, maka konsep yang dibentuk juga
mungkin berbeda. Walaupun konsep-konsepnya berbeda, konsep-konsep itu ccukup serupa bagi kita
untuk dapat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan nama atau label konsep.
Next. . .

 Konsepsi berasal dari kata to conceive yang artinya cara menerima. Contohnya konsepsi
awam tentang “konsep” berarti draft, seperti pada konsep surat. Melalui contoh tersebut
tampak jelas bagaimana subjektifnya konsepsi seseorang tentang sesuatu (dalam hal ini
konsep).
B. PANDANGAN KONSTRUKTIVIS TENTANG BELAJAR IPA

 1. Belajar sebagai Perubahan Konsepsi


 Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada
lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar
melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang merekan lakukan, lihat, dan
dengar (West & Pines, 1985).Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus
berlanjut.
 2. Perubahan Konsepsi dalam Pembelajaran IPA
 Implikasi dari pandangan konstruktivisme disekolah ialah pengetahuan itu tidak dapat
dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa., namun secara aktif dibangun oleh
siswa sendiri melalui pengalaman nyata.
 3. Pentingnya Konteks
 Gagasan siswa yang diperoleh dari persepsinya terhadap alam sekitar, yang dibawa dari
rumah sering kali berbeda dengan gagasan ilmiah.
Next. . .
 Pemilihan terhadap konsepsi yang baru pada diri seseorang dipengaruhi oleh struktur kognitif yang
telah ada dan ekologi konsepsi yang dimiliki oleh orangb tersebut (Posner et al. Dalam West &
Pines, 1985). Dengan kata lain, perubahan konsepsi akan terjadi apabila kondisi yang
memungkinkan terjadinya perubahan konsepsi terpenuhi dan tersedia konteks ekologi konsepsi
untuk berlangsungnya perubahan itu (Posner et al., dalam West & Pines, 1985; Dahar, 1996).
Ekologi konsepsi yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Anak merasa tidak puas dengan gagasan yang dimilikinya.

b. Gagasan baru harus dapat dimengerti (inteligible).

c. Konsepsi yang baru harus masuk akal (plausible).

d. Konsepsi yang baru harus dapat memberi suatu kegunaan (fruitful).


C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN UNTUK PERUBAHAN KONSEPSI

 Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran IPA maka akhir-akhir ini para ahli
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme
dari Piaget.

 Terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme (Tasker, 1992:30),
yaitu sebagai berikut.

1. Peran aktif siswa dalam mengunstruksi pengetahuan seccara bermakna.

2. Pentingnya membuat kaitan antargagasan oleh siswa dalam mengonstruksi

3. Mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru dikelas.


D. CONTOH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

 Salah satu contoh yang disarankan adalah memulai dari apa yang menurut siswa hal yang biasa,
padahal sesungguhnya tidak demikian. Perlu diupayakan terjadi situasi konflik pada struktur
kognitif siswa. Contohnya mengenai cecak atau cacing tanah. Mereka menduga cecak atau cacing
tanah hanya satu macam, padahal keduanya terdiri lebih dari satu genus (bukan hanya berbeda
spesies). Berikut ini akan dicontohkan model untuk pembelajaran mengenai cacing tanah melaluin
tiga tahap dalam pembelajaran konstruktivisme (eksplorasi, klarifikasi, dan aplikasi).

1. Fase Eksplorasi

a. diperlihatkan tanah berisi cacing dan diajukan pertanyaan :”apa yang kamu ketahui tentang
cacing tanah ?”.

b. semua jawaban siswa ditampung (ditulis di papan tulis jika perlu).

c. siswa diberikan kesempatan untuk memeriksa keadaan yang sesungguhnya dan diberi
kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang tidak sesuai dengan jawaban mereka semula.
Next. . .

2. Fase Klarifikasi

 a. guru memperkenalkan macam-macam cacing dan spesifikasinya.

 b. siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang cacing tanah.

 c. guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing yang cocok untuk dikembangbiakkan
.

 d. siswa mendiskusikannya secara berkelompok dan merencanakan penyelidikannya.

 e. secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menguji rencananya.

 f. siswa mencari tambahan rujukan tentang manfaat cacing tanah dulu dan sekarang.
Next . . .
3. Fase Aplikasi

 a. secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya, dilanjutkan dengan penyajian oleh wakil
kelompok dalam diskusi kelas.

b. secara bersama-sama siswa merumuskan rekomendasi untuk para pemula yang ingin
ber-“ternak” cacing tanah.

c. secara perorangan siswa membuat tulisan tentang peri kehidupan jenis cacing tanah
tertentu sesuai hasil pengamatannya.
Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran

 A. MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF

1. Pengertian

 Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pernyataan anak. Model ini
dirancang agar siswa bertanya dan kemudian menemukan jawaban dari pertanyaan mereka sendiri (Faire &
Cosgrove dalam Harlen, 1992).

1. Langkah-langkah Model Pembbelajaran Interaktif

a. Persiapan: guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang melatarbelakinya.

b. Kegiatan penjelajahan: lebih melibatkan siswa pada topik yang sedang dibahas.

c. Pertanyaan anak: saat kelas mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang topik yang dibahas.

d. Penyelidikan: Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi, selama 2-3 hari, dalam selang 3-4 hari.

e. Refleksi: Melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan memisahkan hal-hal yang masih
perlu diperbaiki.
3. Contoh Model Pembelajaran Interaktif

 a. Persiapan
 b. Kegiatan Penjelajahan
 c. Pertanyaan Anak
 d. Penyelidikan
 e. Refleksi

4. Kebaikan dan Keterbatasannya


Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar
mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan
jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan (observasi,
penyelidikan).
B. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU (INTEGRATED)

 1. Pengertian

 Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model yang sedang trend
dilakukan dewasa ini. Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran terpadu dapat
dibedakan menjadi tiga, yakni model dalm satu disiplin ilmu, model antar bidang, dan
model dalam lintas siswa. Menurut Fogarty tema sentral harus “Fertile” dalam arti
cangkupannya luas dan memberi bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
 Perkembangan dan kebutuhan anak dapat diterangkan sebagai berikut. Siswa SD secara
alamiah tidak dapat berfikir dan memandang mata pelajaran secara perkotak-kotak.
Mereka cenderung memandang secara holistik dalam kehidupannya.
 Karakteristik mata pelajaran IPA perlu diperhatikan dalam menyusun pembelajaran
terpadu. IPA merupakan kegiatan manusi berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkain
proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan.
2. Langkah-langkah menyusun model pembelajaran terpadu

a. Mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis kosep-konsep penting yang akan diajarkan.

b. Membuat bagan konsep yang menghubungkan konsep satu dengan konsep lainnya.

c. Memilih tema sentral yang dapat menjadi payung untuk memadukan konsep-konsep
tersebut.

d. Membuat TPK dan deskripsi kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan untuk setiap konsep.

e. Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu pada tema, disertai gambar dan
permainan.

f. Menyususn jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang diperlukan secara proporsional.

g. Menyususn kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.


3. Contoh Model Pembelajran Terpadu
Untuk konsep-konsep IPA caturwulan pertama kelas 3 tentang Makhluk hidup dan Benda
disiapkan tema sentral “Ke Kebu Binatang”, dan disiapkan lembar kerja sebagai berikut.

a. Tujuan: siswa dapat mengklasifikasi tumbuhan, hewan, dan benda berdasarkan kriteria tertentu.

b. Alat dan Bahan yang diperlukan: setiap siswa bebas membawa tumbuhan, hewan, dan benda untuk
dikumpulkan menjadi arena kebun binatang (Guru membagi tugas membawa bahan percobaan agar
terorganisasi).

c. Langkah kerja sebagai berikut:

 1) Kumpulkan tumbuhan, hewan, benda yang dibawa pada dua buah meja, dapat dilakukan dihalaman
sekolah jika memungkinkan.

 2) Susun yang rapi tumbuhan, hewan, dan benda pada meja dengan komposisi yang sama antara satu
meja dengan meja lainnya.

 3) Tugasi siswa untuk mengisi lembar pengamatan secara berkelompok untuk tiap meja. Seluruh siswa
mengamati seakan-akan sedang berjalan-jalan dikebun binatang.

 4) Diskusikan jawaban siswa. Mantapkan jika benar, perbaiki jika kurang tepat.
4. Kebaikan dan Keterbatasannya

Dalam pembelajran terpadu siswa diajak untuk mengamati gejala alam sebagaimana
adanya, ketidak dipilah-pilah menurut biologi atau fisika juga tidak dibedakan hal-hal lain
yang menyebabkan siswa melihatnya secara terkotak-kotak. Melalui pembelajaran siswa
diajak untuk melakukan pengelompokkan berdasarkkan hal yang teramati oleh mereka.
Keterbatasannya jika konsepnya sudah kompleks, sulit dipadukan atau guru mengalamim
kesulitan untuk memadukannya.
C. MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE)

 1. Pengertian

Model siklus belajar pertama kali ddikembangkan pada tahun 1970 dalam SCIS
(Science Curriculum Improvement Study), suatu program pengembangan pendidikan sains
di Amerika Serikat. Dalam, pelaksanaannya model siklus belajar terdiri atas tiga fase, yaitu
eksplorasi, pengenalan konsep dan penerapan konsep. Siklus di sini artikan bahwa tahap-
tahap tersebut dapat berulang.

2. Urutan Pembelajaran

a. Eksplorasi

b. Pengenalan Konsep

c. Penerapan Konsep
3. Contoh Model Pembelajaran Siklus Belajar (Kelas 5 Cawu Ke-1)

a. Tujuan

 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Siswa memahami saling ketergantungan antar


makhluk hidup dengan melakukan pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatan.

4. Kebaikan dan Keterbatasannya

 Jumlah tahap yang hanya tiga termasuk sederhana dan mudah diingat, namun
memunculkan situasi konflik tidak selalu berhasil. Dengan demikian jika tahap pertama
tidak berhasil, maka tahap-tahap selanjutnya mungkin juga kurang bermakna. Selain model
pembelajaran ini sering tertukar dengan siklus dalam penelitian tindakan kelas.
D. MODEL PEMBELAJARAN BELAJAR IPA ATAU CLIS
(CCHILDREN LEARNING IN SCIENCE)

 1. Pengertian

 Model CLIS dikembangkan oleh kelompok Children’s learning in Science di Inggris


yang dipimpin oleh Driver (1999, Tytler, 1996). Rangkaian fase pembelajaran pada model
CLIS oleh Driver (1988) diberi nama general structure of a contructuvism teaching sequence,
sedangkan Tytler (1996) menyebutnya constructivism and conceptual change views of
learning in science.

 2. Urutan Pembelajaran

 Model CLIS terdiri atas lima tahap utama, yakni (a) orientasi atau orientation; (b)
Pemunculan gagasan atau elicitation of ideas; (c) Penyusunan ulang gagasan atau
restructuring of ideas; (d) penerapan gagasan atau application of ideas ; dan (e) pemantapan
gagasan atau review change in ideas.
3. Contoh Model Pembelajaran CLIS

4. Kebaikan dan Keterbatasannya


 Kejelasan setiap tahapm dalam CLIS tidak selalu mudah dilaksanakan, walaupun semuala
direncanakan dengan baik. Kesulitan ini terutama untuk pindah dari satu fase ke fase
lainnya, terutama dari pertukaran gagasan kesituasi konflik. Hal ini yang sulit yaitu
perpindahan dari penerapan gagasan kepada pemantapan gagasan. Guru lupa untuk
memantapkan gagasan baru siswa, sehingga jika hal ini terjadi, tentunya siswa akan
kembali kepada konsepsi awal (yang memang sulit diubah).
TERIMA KASIH

You might also like