You are on page 1of 57

Madyo Maryoto, S.Kep.

Ners MNS
Suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan kepada keluarga,
untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga tersebut dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan
TUJUAN UMUM

Meningkatnya kemampuan
keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan secara
mandiri
TUJUAN KHUSUS
Meningkatnya kemampuan keluarga dalam:
Mengenal masalah kesehatan keluarga
Memutuskan tindakan yg tepat untuk mengatasi msl
kesehatan keluarga
Melakukan tindakan keperawatan kes. Kpd anggota
keluarga yg sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh,
dan atau yg membutuhkan bantuan/asuhan
keperawatan
TUJUAN KHUSUS
Memelihara lingkungan (fisik, psikis dan sosial) shg
dpt menunjang peningkatan kesehatan keluarga
Memanfaatkan sumber daya yg ada di masyarakat
misalnya: Puskesmas, Pustu, kartu sehat & posyandu
untuk memperoleh pelayanan kesehatan
PRINSIP ASKEP KELUARGA
Bekerjasama dg keluarga scr kolektif
Mulai sesuai dg kemauan keluarga
Sesuaikan NCP dg tahap perkembangan keluarga
Terima dan akui struktur keluarga
Penekanan pada kemampuan keluarga
Keluarga-keluarga yg rawan
kesehatan yaitu: keluarga yg
mempunyai msl kesehatan atau yg
beresiko thd timbulnya masalah
kesehatan.
1. Keluarga yg belum terjangkau Yankes,
a. Ibu hamil tertentu yg belum ANC
b. Ibu nifas yg persalinannya ditolong dukun
c. Balita tertentu
d. Peny. Kronis menular yg tidak bisa diintervensi oleh
program
e. Peny. Endemis
f. Penyakit kronis yg tidak menular
g. Kecacatan tertentu (mental atau fisik)
2. Keluarga dengan resiko tinggi:
a. Ibu hamil dg masalah gizi (anemi, Kurang Energi Kronis)
b. Ibu hamil dg resiko ( perdarahan, infeksi, hipertensi)
c. Balita dg BGM
d. Neonatus dg BBLR
e. usia lanjut jompo
f. kasus percobaan bunuh diri
3. Keluarga dg kasus tindak lanjut keperawatan:
a. Drop Out tertentu (ibu hamil, bayi, balita dg
keterlambatan tumbang, peny. kronis./endemis ttt
b. Kasus pasca perawatan:
- kasus pasca keperawatan rujukan
- kasus katarak yg dioperasi di Puskesmas
- persalinan dg tindakan
- kasus psikotik
- kasus yg seharusnya dirujuk tapi tidak
melaksanakan rujukannya
PERSIAPAN PEMBERIAN
ASKEP KELUARGA
1. Menetapkan keluarga sasaran yg akan
dikunjungi serta menentukan kasus kasus yg
perlu ditindaklanjuti di rumah, melalui seleksi
kasus di Puskesmas/ Pustu sesuai prioritas
2. Menetapkan jadual kunjungan:
a. Membuat jadual kunjungan & nama nama
keluarga yg akan dikunjungi.
b. Membuat kesepakatan dg keluarga ttg waktu
kunjungan & kehadiran anggota keluarga
pengambil keputusan
PERSIAPAN PEMBERIAN
ASKEP KELUARGA
3. Menyiapkan perlengkapan lapangan (untk
kunjungan):
a. Mempelajari riwayat penyakit klien dari
status/rekam kesehatan keluarga & pen-
catatan lain yg ada kaitannya dg klien tsb
b. Membuat catatan singkat ttg
permasalahan klien & keluarga sbg
dasar kajian lebih lanjut di keluarga
Suatu tahapan dimana perawat mengambil informasi dg
pendekatan sistematis utk mengumpulkan data dan
menganalisa, shg dpt diketahui kebutuhan keluarga yg
dibinanya.
Metode:
- Wawancara
- Observasi Fasilitas & Keadaan Rumah
- Pemeriksaan Fisik Dari Anggota Keluarga
- Measurement dari data sekunder (hasil lab, paps-
mear, dll)
DATA UMUM
1. Identitas kepala keluarga: (nama, alamat,
pekerjaan, pendidikan )
2. Komposisi keluarga (daftar anggota keluarga &
genogram)

Simbol simbol yg biasa digunakan:


: laki laki : perempuan
: identifikasi klien
: meninggal
: menikah
Pisah cerai cerai

Anak angkat abortus kembar

Tinggal dlm satu rumah


3. Tipe keluarga : menjelaskan tipe keluarga beserta kendala
atau masalah yg terjadi dg tipe tsb
4. Suku bangsa : identifikasi budaya suku bangsa tsb terkait dg
kesehatan
5. Agama: kaji agama yg dianut serta kepercayaan yg dpt
mempengaruhi kesehatan
6. Status Sosial ekonomi: tentukan pendapatan keluarga, serta
kebutuhan & penggunaan (apakah ada kesenjangan)
7. Aktifitas rekreasi keluarga: rekreasi di rumah ( Radio,
TV), kapan keluarga pergi bersama ke tempat rekreasi.
II. Riwayat & tahap perkembangan
keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tahap perkembangan keluarga yg belum
terpenuhi
3. Riwayat penyakit keluarga: riwayat peny.
Keturunan, riwayat kesehatan masing masing
keluarga, status kesehatan anak (imunisasi),
sumber pelayanan kesehatan yg bisa
digunakan keluarga serta pengalaman thd
pelayanan kesehatan.
III. Pengkajian Lingkungan
1. Karakterisik rumah: luas, tipe rumah, jml ruang,
pemnfaatan rumah, peletakan perabot rumah
tangga, sarana eleminasi (tempat, jenis, jarak dg
sumber air), sumber air minum.
2. Karakteristik tetangga & komunitas RW:
kebiasaan, lingk fisik, nilai, budaya yg
mempengaruhi kesehatan
3. Perkumpulan keluarga & interaksi dg
masyarakat
4. Mobilitas geografis keluarga: ditentukan dg
kebiasaan keluarga berpindah tempat.
5. Sistem pendukung keluarga: jml anggota yg sehat,
fasilitas untuk penunjang kesehatan, fsilitas sosial.
IV. Struktur & Fungsi keluarga
1. Pola komunikasi keluarga: cara berkomunikasi
antar anggota keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga: kemampuan
anggota keluarga mengendalikan &
mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku (key person)
3. Struktur peran: peran masing masing anggota
baik formal maupun nonformal
4. Nilai atau norma keluarga: nilai & norma serta
kebiasaan yg berhubungan dg kesehatan
5. Fungsi keluarga; dukungan kelurga thd anggota
lain, fungsi perawatan kesehatan (penget. Ttg
sehat/sakit, kesanggupan keluarga)
KAJI PENGET. KEMAMPUAN & KEMAUAN
KELUARGA THD TUGAS KELUARGA

1. Mengenal masalah; mengetahui fakta ttg


masalah yg ada (pengertian, tanda/gejala,
persepsi keluarga)
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan yg
tepat;
3. Merawat anggota keluarga
4. Memelihara lingkungan
5. Menggunakan fasilitas/pelayana kesehatan di
masyarakat
Ketidakmampuan mengenal
masalah, karena:
1.   Ketidaktahuan tentang fakta
2.   Rasa takut akan akibat bila masalah diketahui
a.    sosial: dicap oleh masy, hilang
penghargaan
b.   ekonomi: ongkos
c.    physik/psykologis
3.   Sikap dan falsafah hidup
Ketidakmampuan mengambil keputusan
untuk tindakan terhadap masalah karena:
1.   Tidak mengerti mengenai sifat, beratnya dan luasnya
masalah
2.   Masalah tidak begitu menonjol
3.   Rasa takut dan menyerah disebabkan karena tidak
dapat memecahkan masalah sehingga dapat ditangani
sedikit demi sedikit
4.   Kurang pengertian/pengetahuan mengenai macam
macam jalan keluar yg terbuka untuk mereka
5.   Tidak sanggup memilih tindakan-tindakan diantara
beberapa pilihan
 
Ketidakmampuan mengambil keputusan
untuk tindakan terhadap masalah karena:

6. Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga tentang


pemilihan tindakan
7.   Tidak tahu fasilitas kesehatan yg ada
8.   Rasa takut akan akibat –akibat dari tindakan: sosial ;
ekonomi; physik/psykhologis
9.   Sikap negatif terhadap masalah (sikap yg membuat tidak
sanggup menggunakan akal sehat untuk mengambil
keputusan
10.  Fasilitas tidak terjangkau dlm hal : pisik (lokasi); ongkos)
11.  Kurang percaya/keyakinan thd tenaga kesehatan
12.  Kesalahan konsepsi krn informasi yg salah thd tindakan yg
diharapkan
Ketidakmampuan keluarga memberikan
perawatan bagi anggotanya yg sakit karena:

1.   Tidak mengatahui keadaan penyakit (sifat, penyebab, komplikasi,


prognosa, pertukem anak)
2.   Tidak mengetahui ttg sifat & perkembangan yg dibutuhkan
3.   Tidak ada fasilitas yg diperlukan untuk perawatan
4.   Kurang pengetahuan & keterampilan
5.   Ketidakseimbangan sumber-sumber yg ada pada keluarga(anggota yg
tanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fisik)
6.   Sikap negatif thd yg sakit
7.   Adanya konflik indvidu
8.   Sikap/Pandangan hidup
9.   Perilaku mementingkan diri sendiri
Ketidakmampuan keluarga memelihara
lingkungan, karena:

1.   Sumber –sumber keluarga tidak seimbang/cukup


2.   Kurang dapat melihat keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan dimasa yg akan datang
3.   Adanya konflik personal/psikologis (krisis
identitas, rasa iri, rasa bersalah
4.   Ketidaktahuan ttg usaha pencegahan penyakit
5.   Sikap/Pandangan hidup
6.   Ketidakkompakan keluarga (sifat mementingkan
diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh thd
keluarga yg mengalami krisis)
Ketidakmampuan menggunakan
sumber/fasilitas pelayanan kesehatan karena:
1.   Ketidaktahuan atau tidak sadar bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2.   Tidak memahami keuntungan yg dpt diperoleh dari fasilitas
kesehatan
3.   Pengalaman yg kurang baik dari petugas kesehatan
4.   rasa Takut akan akibat dari tindakan (tindakan pencegahan,
diagnostik, pengobatan, rehabilitasi
5.   Tidak terjangkau fasilitas yg diperlukan
6.   Tidak ada fasilitas yg diperlukan
7.   Tidak ada atau kurangnya sumber daya keluarga
8.   Rasa asing tidak ada sokongan dari masyarakat, sakit, jiwa
9.   Sikap/Falsafah hidup
1. Kead. kes. yg normal dr setiap anggota
keluarga
2. Keadaan rumah maupun lingkungan yg dpt
membawa peningkatan kesehatan
3. Sifat keluarga, dinamika dan kesanggupan
keluarga yg dpt membawa perkembangan
keluarga
Typology: ANCAMAN KESEHATAN
ADL KEADAAN YANG DPT MEMUNGKINKAN
PENYAKIT, KECELAKAAN ATAU KEGAGALAN
DLM MENCAPAI POTENSI SEHAT:

1. Riwayat peny keturunan


2. Bhy penularan peny. Menular
3. Jml melampaui sumber daya
4. Resiko kecelakaan: obat, benda tajam, listrik
5. Gizi: kurang(kwalitas&kwantiotas)/ lebih(mkn
bhn makanan) kebiasaan makan jelek
6. Faktor yang menimbulkan stress: hubungan.
Suami yang tegang, hubungan ortu/anak tegang,
ortu kurang dewasa, hubungan antar anggota tak
harmonis
Typology: ANCAMAN KESEHATAN
ADL KEADAAN YANG DPT MEMUNGKINKAN
PENYAKIT, KECELAKAAN ATAU KEGAGALAN DLM
MENCAPAI POTENSI SEHAT:

7. Sanitasi lingk jelek: luas rmh tak ckp, barang


pribadi/peralatan kurang, tempat penyimpanan
mknan tak sehat, persediaan air minum tak sehat,
ada tempat berkembang vektor, pembuangan
sampah/spal/ventilasi/ cara pengelolaan mkn
kurang penuhi syarat kes., kebisingan, polusi
8. Kebiasaan kurang sehat: minum miras, merokok,
tanpa alas kaki, minum obat tanpa resep,
kebersihan perorangan kurang, mkn ikan/daging
mentah.
Typology: ANCAMAN KESEHATAN
ADL KEADAAN YANG DPT MEMUNGKINKAN
PENYAKIT, KECELAKAAN ATAU KEGAGALAN DLM
MENCAPAI POTENSI SEHAT:

9. Sifat kebribadian melekat: pemarah


10. Riwayat kes yang dpt timbulkan msl spt
persalinan sulit
11. Memainkan peran yang tak sesuai
12. Immunisasi yang kurang lengkap
13. Suasana keluarga kurang harmonis: kelakuan
mementingkan diri sendiri, percecokan angg
keluarga yang blm terselesaikan,
ketidakcocokan yang cukup berat
Typology:KURANG/ TIDAK SEHAT
(DEFISIT)
ADL KEGAGALAN DLM MEMANTAPKAN
KESEHATAN TERMASUK DIDALAMNYA:

1. KEADAAN SAKIT: TERDIAGNOSA/BELUM


2. KEGAGALAN TUMBUH KEMBANG SESUAI
DENGAN KECEPATAN NORMAL
TYPOLOGY: KRISIS
SAAT-SAAT, KEADAAN MENUNTUT TERLAMPAU
BANYAK DARI INDIVIDU ATAU KELUARGA DLM
HAL PENYESUAIAN MAUPUN DLM HAL SUMBER
DAYA MEREKA:
1. Perkawinan
2. Kehamilan, persalinan, nifas
3. Menjadi orang tua
4. Penambahan anggota keluarga: bayi baru lahir, kost, famili lain
5. Abortus
6. Anak masuk sekolah
7. Remaja
8. Kehilangan pekerjaan
9. Kematian anggota keluarga
10. Pindah rumah
11. Kelahiran diluar perkawinan
Tipologi Diagnosis Keperawatan Keluarga:
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda &
gejala dari gangguan kesehatan
2. Risiko ( Ancaman kesehatan)
Sudah ada data yg menunjang namun belum terjadi
gangguan, misalnya lingkungan rumah yg kurang bersih, pola
makan tidak adequat)
3. Potensial (Keadaan sejahtera/”wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dlm keadaan sejahtera, shg
kesehatan perlu ditingkatkan
Ketentuan rumusan Diagnosis
1. Rumusan masalah berdasarkan
NANDA
2. Etiologi ; berdasarkan hasil dari tugas
perawatan kesehatan keluarga
3. Untuk diagnosis keperawatan
potensial (sejahtera/’wellness”)
menggunakan/ boleh tidak
menggunakan etiologi.
Contoh Diagnosis Aktual
1. Keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
pada balita (anak N), keluarga Bp Y
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggotanya krn tidak
mengetahui ttg sifat & perkembangan yg
dibutuhkan
2. Perubahan peran dalam keluarga (Bp A)
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah peran sebagai suami
(ketidaktahuan tentang fakta)
Contoh diagnosis Risiko
1. Risiko gangguan perkembangan pada balita
(anak N) keluarga Bp Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi
terhadap balita
2. Risiko gangguan pergerakan pada lansia (ibu Y)
keluarga Bp A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan keterbatasan gerak
3. Risiko terjadi konflik pada keluarga bapak I
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi
Contoh diagnosa
“wellness’/keadaan sejahtera
1. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi
keluarga bapak X
2. Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada
ibu hamil (ibu M) keluarga bapak K
3. Potensial peningkatan status kesehatan pada
pasangan baru menikah keluarga bapak I
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (B. Maglaya 2009)

NO KRITERIA SKORE BOBOT


1 Sifat masalah:
1
tidak/kurang sehat 3
Ancaman 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
mudah 2
sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah 1
tinggi 3
cukup 2
rendah 1
4 Menonjolnya masalah: 1
Msl berat hrs sgr ditangani 2
Ada msl, tapi tsk perlu sgr ditangani 1
Msl tidak dirasakan 0
SKORING
1. Tentukan skore untuk tiap kriteria
2. Skore dibagi dg angka tertinggi & kalikanlah dg
bobot:
Skore
------------------ X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria
FAKTOR FAKTOR YG DPT
MEMPENGARUHI PENENTUAN PRIORITAS

1. Kriteria sifat masalah


2. Kemungkinan msl dpt diatasi:
 Pengetahuan yg ada sekarang, tekhnologi, &
tindakan untuk mengatasi masalah
 Sumber daya keluarga:dlm bentuk fisik,
keuangan, tenaga
 Sumber daya perawat: dlm bentuk pengetahuan,
keterampilan & waktu
 Sumber daya masy.: dlm bentuk fasilitas,
organisasi dlm masy., sokongan masy
FAKTOR FAKTOR YG DPT
MEMPENGARUHI PENENTUAN PRIORITAS

3. Kriteria Potensi msl untuk dicegah:


 Kepelikan dari msl.(berhub. Dg beratnya
penyakit/ masalah)
 Lamanya masalah (berhub dg jangka msl itu
ada)
 Tindakan yg sedang dijalankan adl tindakan yg
tepat dlm memperbaiki msl)
 Adanya kelompok high risk menambah potensi
untuk mencegah masalah
4. Menonjolnya masalah
Adalah kumpulan tindakan yg ditentukan oleh
perawat bersama-sama sasaran (keluarga) untuk
dilaksanakan, shg masalah kesehatan & masalah
keperawatan yg telah diidentifikasi dpt diselesaikan.

Kualitas rencana:
   Harus berdasarkan masalah yg jelas
   Harus realistis
   Sesuai dg tujuan
   Dibuat scr tertulis
   Dibuat bersama keluarga
 
Rintangan dlm pembuatan rencana :
    Keluarga tidak menyadari adanya masalah

   Keluarga sadar tapi sibuk dg yg lain


   Keluarga tahu masalah tapi tidak
• menganggap berat
    Keluarga mengetahui tapi tidak mampu
   Tidak ada HAM yg baik antara perawat &
• keluarga
 
1. Berdasar pada penentuan masalah keperawatan
perlu dipertimbangkan faktor :
   Penget.yg ada, teknologi & tindakan untuk tangani msl
   Sumber daya keluarga fisik, tenaga, keuangan
   Sumber daya perawat  penget, keterampilan, waktu
 Sumber daya masyarakat  fasilitas, org, masy,
dukungan masy.
 
2. Menentukan sasaran & tujuan
Sasaran adl tujuan umum (yg merup. akhir yg dituju dg semua
usaha). Tujuan : Pernyataan spesifik ttg hasil yg diharapkan
dari tindakan kep.yg terdiri dari jangka panjang & jangka
pendek 

Tujuan jangka panjang : adl target akhir dari kegiatan


atau hasil akhir yg diharapkan dari rangkaian proses
penyelesaian masalah kep.(penyelesaian 1 (satu) diagnosa).
Biasanya berorientasi pada perub. perilaku: penget, sikap,
keterampilan,
Contoh: Keluarga mampu merawat anggotanya (Tn X)
Yang mengalami TBC Paru.
Tujuan jangka pendek: adl hasil yg diharapkan
dari setiap akhir kegiatan yg dilakukan pada waktu
tertentu. Disesuaikan dg penjabaran jangka panjang.
Contoh: Setelah dilakukan satu kali kunjungan,
keluarga mengerti tentang penyakit TBC
3. Menentukan rencana evaluasi  Kriteria
(tanda/indikator yg mengukur pencapaian tujuan, tolok
ukur dari kegiatan tertentu) & Standar tingkat penampilan
(performance) sesuai tolok ukur yg ada.
Contoh:
1) Berat badan anak akan naik minimal 1 kg setiap bulan
2) Setelah kunjungan rumah ibu akan mengunjungi
puskesmas minimal 4 kali selama kehamilannya.
3) Keluarga dpt menjelaskan scr verbal: arti TB Paru,
minimal 3 tanda TB paru, minimal 2 penyebab TB
Paru
4. Menentukan rencana tindakan
-         tetapkan aktifitas untuk setiap tujuan
-        rencanakan: apa kegiatan yg akan dilakukan, kapan,
bagaimana melakukan, siapa yg melakukan berapa
banyak yg akan dilakukan.
   Merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
   Inti pelaksanan pemberian asuhan adlah PERHATIAN
   Jika perawat tidak memiliki falsafah untuk memberi
perhatian, tak mungkin ia dapat melibatkana diri bekerja dg
keluarga
   Perawat pada tahap ini menghadapi kenyataan: keluarga
mencoba segala daya cipta dlm mengadakan perubahan VS
frustasi shg tak dpt berbuat apa- apa
   Perawat hrs membangkitkan keinginan untuk kerjasama
melaksanakan tindakan keperawatan.
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yg
tepat dg cara:
1.    diskusi ttg konsekuensi tidak melakukan tindakan
2.  Identifikasi sumber-sumber tindakan & langkh-langkah serta sumber yg
dibutuhkan
3.  diskusi ttg konsekuensi tiap alternatif tindakan
 

Menstimuli kesadaran & penerimaan ttg masalah &


kebutuhan kesehatan dg cara :
1.    Memperluas informasi keluarga
2.  Membantu untuk melihat dampak akibat situasi yg ada
3.  hub. kebutuhan kesehatan dg sasaran keluarga
4.  dorong sikap emosi yg sehat menghadapi masalah
Memberikan kepercayaan diri dalam merawat
keluarga yg sakit, dengan cara:
 Mendemonstrasikan cara perawatan
 Menggunakan alat & fasilitas yg ada di rumah
 mengawasi keluarga melakukan perawatan
Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis:
1.    meningkatkan hubungan yg terbuka & dekat: meningkatkan
pola komunikasi/interaksi, meningkatkan peran & tanggung
jawab,
2.    memilih intervensi keperawatan yg tepat
3.    memilih metoda kontak yg tepat : kunjungan rumah,
konferensi di klinik/puskesmas, pendekatan kelompok
Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara:
• menemukan sumber-sumber yg dpt digunakan keluarga
• melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yg


ada dg cara:
• mengenalkan fasilitas kesehatan yg ada di lingkungan keluarga
• membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yg ada
FAKTOR KELUARGA:
1. Informasi yg diperoleh keluarga: keliru, tidak menyeluruh, tak
dpt dikaitkan dg situasi mereka
2. Keluarga tak menghadapi situasi
3. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga
atau sosial
4. Keluarga mau mempertahankan suatu pola tingkah laku
tertentu
5. Kegagalan dlm mengaitkan tindakan dg sasaran keluarga
6. Kurang percaya pada tindakan yg diusulkan
FAKTOR PERAWAT:
1. Kecenderungan perawat untuk menggunakan satu pola
pendekatan yg tetap (kaku, kurang luwes)
2. Penghargaan, perhatian thd faktor sosial budaya kurang
3. Perawat kurang ahli dlm mengambil tindakan & kurang
menggunakan bbrp tekhnik ( kurang persiapan,
pengetahuan, keterampiulan)
4. Kurang bisa mengembangkan keterlibatan pihak luar :
PSM, KLS
Adl menilai hasil asuhan yg dilakukan, dg
membandingkanhasil yg dicapai berupa respon keluarga thd

tindakan yg dilakukan dg indikator yg ditetapkan


Hasil asuhan dpt diukur melalui:
- keadaan fisik
- sikap/psikologis
- pengetahuan atau kelakuan belajar
- perilaku kesehatan
Hasil evaluasi akan menentukan apakah keluarga sudah dpt
dilepas dari pembinaan/asuhan pada tk kemandirian yg
diinginkan, atau masih perlu tindak lanjut.
Bila kunjungan berkelanjutan maka perlu dibuat catatan
perkembangannya
Jika tujuan tidak tercapai maka perlu dilihat:
- apakah tujuan realistis
- apakah tindakan sudah tepat
- bgm faktor lingkungan yg tak dpt diatasi

You might also like