You are on page 1of 26

FILSAFAT PSIKOLOGI

TEMU 4:
MENGENAL FILSAFAT, FILOSOFI, FALSAFAH TIMUR (&
JAWA)
SEBELUM LEBIH JAUH MENGENAL FILSAFAT BARAT
REVIEW..
• Pada pertemuan sebelumnya, telah dibahas mengenai
Filsafat, Filosofi, dan Falsafah
• Filsafat: suatu ilmu pengetahuan yang berhasrat
untuk mencari kebenaran sejati yang telah dapat
dibuktikan secara nyata
• Filosofi: tujuan akhir dari berfilsafat adalah mencari
kebenaran sejati yang menghasilkan suatu
kebijaksanaan  proses belajar mengenai
kebijaksanaan
• Falsafah: merupakan gagasan sikap batin yang
mendasar yang dimiliki oleh manusia yang dijadikan
sebagai suatu pandangan dan pegangan hidup.
CONTOH…
mencari
kebijaksanaan
melalui
fenomena air
CONTOH…
Tentang
Kesetiaan
Contoh Filsafat, Filosofi, dan Falsafah Air
• Kasus: mengenai air yang dapat meremukkan/ melubangi batu.
• filsafat, akan timbul suatu pertanyaan: “Kok Bisa, Kenapa?”  dalam
proses selanjutnya maka akan ditemukan suatu hasil kebenaran bahwa
batu yang keras lama-lama akan lapuk karena lembab. Hal ini lalu
menimbulkan suatu pengetahuan bahwa benda keras dapat
‘dikalahkan’ oleh benda atau sesuatu yang sifatnya lembut.
• Sebagai suatu filosofi, maka ditemukan suatu pemikiran bahwa sesuatu
yang keras ternyata bisa dikalahkan atau dilunakkan oleh kelembutan.
• Konsep berpikir ini kemudian dijadikan sebagai pandangan dan
pegangan hidup, menjadi suatu falsafah, bahwa jika kita rajin atau
tekun dan bersabar maka suatu masalah akan dapat diselesaikan
secara lembut tanpa adanya kekerasan yang tidak perlu.

• Jika dirangkum, maka salah satu pandangannya adalah: Masalah


Hidup akan dapat dilewati jika kita sabar dan tekun.
Manfaat Filsafat
• Menjadi lebih peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, lebih
bisa menghargai perbedaan pendapat dari orang lain dalam
pandangan ilmu, lebih terbuka terhadap cara pandang orang lain.
• Dengan belajar filsafat, kita akan dilatih menjadi manusia yang
utuh, yakni yang mampu berpikir mendalam, rasional,
komunikatif dan dapat melihat semua masalah dalam segala
aspek, sehingga mengajarkan kita untuk berfikir kritis dan logis
tidak menerima pendapat orang lain begitu saja tidak mudah
terpapar hoax.
• Sebagai pedoman/pandangan mengenai ilmu pengetahuan agar
dapat berfikir kritis dan analitis.
• Filsafat mengajarkan kita untuk bisa mempertahankan pendapat,
serta bisa mengembangkannya secara sehat, menggunakan nalar
yang tepat, tidak menggunakan otot dan tidak menggunakan
otoritas intervensi.
Tugas lalu..
1. Apa dan Bagaimana Fungsi/ MANFAAT
mempelajari Filsafat bagi kita sebagai
mahasiswa/ orang yang mempelajari Ilmu
Psikologi..?
2. Kaitan belajar/ mempelajari Filsafat dengan
Ilmu Psikologi  apa dan bagaimana manfaat
Filsafat pada Psikologi?
 Kaitan pertanyaan ini dengan, bahasan di
temu 4 (terkait dengan perkenalan dengan
filsafat , filosofi, falsafah timur – Jawa?)
Kembali.. Mengingat Manfaat Filsafat
• Dengan belajar filsafat, kita akan dilatih menjadi
manusia yang utuh, yakni yang mampu berpikir
mendalam, rasional, komunikatif dan dapat melihat
semua masalah dalam segala aspek, sehingga
mengajarkan kita untuk berfikir kritis dan logis tidak
menerima pendapat orang lain begitu saja.
• Mempunyai sudut pandang yang utuh dan luas,
ber-nalar secara tepat
•  Menjadikan diri kita sebagai manusia bijaksana
•  membawa Manfaat dan Pengaruh Filsafat,
Filosofi, dan Falsafah dalam hidup manusia…
Contoh Konsep: manfaat dan pengaruh Filsafat
pada Hidup sehari-hari
• Konsep Perilaku/ Behavior: behavior
didefinisikan sebagai suatu yang dikatakan atau
dilakukan oleh seseorang
• Perilaku ada 2: Overt dan Covert
• Overt Behavior: perilaku teramati (berjalan,
menangis, menunduk)
• Covert Behavior: perilaku tidak teramati (berpikir,
merasa, sikap, motivasi, kreativitas)
• dari hal ini kita tahu.. Apa yang kita pikirkan,
dapat menjadi suatu perilaku..
Sebagaimana
disampaikan
dan
dipesankan
oleh Lao Tse..
Maksudnya… ?
• Ketika orang melihat suatu fenomena (contoh: Air) 
orang kemudian berpikir sesuatu hal..
• Terbentuk pengetahuan  terbentuk kebijaksanaan
terbentuk suatu pegangan hidup yang menuntun
pada perilaku
• Lao Tse, mengingatkan  supaya kita selalu berpegang
pada pemikiran yang positif  karena akan membentuk
perilaku  dan akhirnya nasib yang positif pula.. 
• Makna secara Psikologis? Orang yang selalu positif 
akan terbentuk karakter menjadi pribadi yang positif
dan lebih sehat mental-jiwanya..
Situasi tersebut… terkait dengan pertanyaan
ini
1. Apa dan Bagaimana Fungsi/ MANFAAT
mempelajari Filsafat bagi kita sebagai
mahasiswa/ orang yang mempelajari Ilmu
Psikologi..?
2. Kaitan belajar/ mempelajari Filsafat dengan
Ilmu Psikologi  apa dan bagaimana manfaat
Filsafat pada Psikologi?
MENGENAL FILSAFAT TIMUR
• Sebelum mengenal Pengaruh dan Manfaat
Filsafat Barat terhadap ilmu Psikologi (karena
juga berasal dari dunia Barat)  tidak salahnya
mengenal Filsafat, Filosofi, Falsafah Timur
• Ada dalam keseharian kita  dan seringkali kita
praktikkan (ajaran-ajaran filsuf timur dan juga
filsfuf jawa)  melalui pesan-pesan kebijakan
berikut ini..
Jika dicermati.. dipahami..
dipraktikkan
Berpengaruh
terhadap
Perilaku,
Hidup, dan
Kondisi
Psikologis
kita..
_
Makna
Filsafat
Filsafat Jawa?
Pengaruh pada Psikologi Jawa
• Psikologi Jawa (terkait dengan Filsafat Jawa)  tidak lepas dari
pengaruh ajaran Hindu-Budha pada masyarakat Jawa
• Ajaran Hindu yang terkandung adalah Tri Hita Karana, yaitu
parahyangan, pawongan, dan palemahan. Parahyangan berarti
hubungan manusia dengan Tuhan yang diwujudkan melalui jalan
catur marga. Catur Marga ialah empat cara mengamalkan agama
Hindu dalam kehidupan dan dalam bermasyarakat (sembahyang/
kasih sayang pada mahkluk hidup, darma/kebajikan, menyebarkan
agama, dan mengamalkan agama: puasa, semedi  ketenangan
batin).
• Masyarakat Jawa: dibangun di atas pondasi gotong-royongan, sikap
hidup nerimo, ketentraman batin, patuh terhadap norma-norma
yang berlaku di masyarakat, dan hidup selaras dengan alam 
sesuai ajaran Hindu-Budha
Filsafat dan Psikologi Jawa
• Dalam kehidupan orang Jawa, ajaran tersebut diwujudkan, salah
satunya melalui filosofi narimo ing pandum (menerima apapun
telah diberikan Tuhan).
• Filosofi tersebut berarti segala yang ada dalam kehidupan ini
telah digariskan oleh Tuhan, manusia hanya bisa menerima,
tetapi harus tetap berusaha dan berdoa.
• Hindu mengajarkan pula bahwa setiap orang yang lahir telah
dibekali dengan potensi masing-masing yang harus
dikembangkan selanjutnya dalam kehidupan nyata.
• Oleh karena semua aspek kehidupan ditentukan oleh Tuhan
melalui hukum karma-Nya, maka manusia diharuskan untuk
selalu ber-karma (bertindak) sesuai dengan dharma, dan semua
karma itu dilakukan sebagai persembahan (yajna) kepada
Tuhan.
Filsafat dan Psikologi Jawa
• Hindu mengajarkan bahwa sikap dan etika harus dilakukan
berdasarkan tri kaya parisudha, yakni pikiran, perkataan, dan
tindakan.
• Ajaran Hindu tersebut menekankan pada internalisasi nilai etika,
bukan sekedar menjadi bungkus saja.
•  Jadi, pikiranlah yang menentukan perkataan dan perbuatan.
• Oleh karena itu, pikiran harus diusahakan untuk tidak
menginginkan milik orang lain, mengasihi semua makhluk, dan
percaya pada hukum karmaphala (prinsip kausalitas).
• Dalam budi pekerti jawa, hal tersebut diterjemahkan dalam
terminologi : ojo demen darbeking wong liyo (jangan
menginginkan milik orang lain), welas asih marang sesomo (cinta
kasih pada sesama), ngunduh wohing pakarti sopo kang nandur
bakal ngunduh (bahwa setiap perbuatan yang dilakukan akan
mendatangkan hasil, siapa yang menanam pasti akan
memetiknya).
Filsafat dan Psikologi Jawa

• Perkembangan Pengaruh Ajaran Islam terhadap


Masyarakat Jawa
• Seperti filsafat Hindhu-Buddha pada
perkembangannya filsafat jawa juga menekankan
pentingnya kesempurnaan hidup  Manusia berfikir
dan merenungi dirinya dalam rangka menemukan
integritas dirinya dalam kaitannya dengan Tuhan.
• Dimensi ini merupakan karakteristik dan
kecenderungan hidup manusia Jawa  Pemikiran-
pemikiran Jawa merupakan suatu usaha untuk
mencapai kesempurnaan hidup.
Filsafat dan Psikologi Jawa
• Ketika Islam masuk  dan kemudian menyesuaikan pemahaman: bahwa
kesempurnaan hidup hanya dapat dicapai dengan taat kepada Allah, dimana Dia
adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan dipatuhi.
• Mengenalkan dan mengajarkan tatanan agama tersebut berupa syariat, tarekat,
hakikat dan makrifat.
• Ciptoprawiro (1986) menyebutkan bahwa para wali pada zaman kerajaan Demak,
lebih menekankan ke-Esa-an Tuhan dengan nama Allah.
• Zaman Demak ini juga didapatkan istilah manunggaling kawula Gusti berkat sifat
demokratis Islam dan isi Sahadad, yang juga menyebut Muhammad sebagai hamba,
abdi, atau kawula.
• Gerak kembali manusia kepada Allah digambarkan dalam empat tingkat, yaitu
syariat berupa hukum menjalankan rukun Islam, tarikat merupakan jalan menuju
Allah, hakikat merupakan kebenaran, dan makrifat merupakan pengetahuan dan
manunggal.
• Ilmu kesempurnaan hidup ditunjukkan oleh Islam bahwa pelaksanaan ilmu Tuhan
dalam hidup ada empat hal, yaitu syariat, tarekat, makrifat, dan hakikat wirid.
Syariat wirid dalam menyebut kalimat Lailaha ilallah (tiada Tuhan selain Allah).
Filsafat dan Psikologi Jawa

• Islam datang setelah adanya ajaran Hindhu-


Buddha  dalam perkembangannya terjadi
sinkretisme dalam masyarakat jawa.
• Sinkretisme adalah paham (aliran) baru yang
merupakan perpaduan dari beberapa paham
(aliran) yang berbeda untuk mencari keserasian,
keseimbangan, dan ketenangan dalam hidup
• Salah satu contoh perpaduan dari ajaran
Hindhu-Buddha dan Islam yang begitu popular di
kalangan orang jawa adalah Tirakat
Filsafat dan Psikologi Jawa : TIRAKAT

• Tirakat merupakan kegiatan berpuasa pada hari-hari


tertentu dengan cara-cara tertentu psikologis
• Walaupun puasa merupakan ritual dalam Islam, tetapi
orang jawa yang bukan Islam biasanya juga melaksanakan
puasa, walaupun tidak melaksanakan syariat yang lain.
• Inti dari ritual tirakat adalah latihan untuk menjalani
kesukaran-kesukaran hidup dan mendapatkan keteguhan
iman terhadap Sang Pencipta.  Jadi tirakat merupakan
ritual keagamaan yang disengaja agar seseorang menjalani
kesukaran, kesulitan, dan kesengsaraan.
• Pemeluk Agami Jawi yang merupakan non-Islam atau
Islam kejawen, percaya bahwa ritual ini berpahala dan
bermanfaat dalam melatih keteguhan pribadi.
Filsafat dan Psikologi Jawa : TIRAKAT

• Berbagai jenis Tirakat dalam masyarakat jawa: 


• mutih, siyam, nglowong, ngepel, ngebleng dan pati geni. 
• Mutih : seseorang berpantang makan selain nasi putih yang
dilakukan pada hari senin dan kamis. 
• Siyam : menjalani puasa pada bulan ramadhan sebulan penuh. 
• Nglowong : puasa beberapa hari menjelang hari-hari besar Islam. 
• Ngepel : membiasakan makan dalam jumlah sedikit, yaitu tidak
lebih dari satu genggam tangan selama satu atau dua hari. 
• Ngebleng : berpuasa dan menyendiri dalam ruangan tertentu
dengan tidak makan atau minum selama tenggang waktu tertentu,
seperti 40 hari.
• Patigeni : berpuasa di dalam suatu ruangan yang gelap pekat yang
tak dapat ditembus cahaya.
Makna Tirakat dalam Konsep Hindu-Budha-Islam
pada Masyarakat Jawa

• Tirakat  Jenis ritual tersebut sangat dekat dengan praktik-


praktik yoga dalam Hindu-Budha. 
• Praktik yoga ditengarai sebagai benih bagi kemunculan praktik-
praktik tapa-brata dan semedi.
• Tapa brata: merupakan bentuk pendisiplinan diri secara keras
dengan berbagai bentuk kegiatan yang sulit seperti puasa
• Semedi: merupakan cara pemusatan konsentrasi untuk mencapai
penyatuan terhadap Sang Hyang Widhi.
• Pada intinya, tirakat merupakan latihan laku prihatin bagi
seseorang untuk terbiasa menghadapi kesukaran-kesukaran
hidup. Dengan praktik prihatin ini, seseorang berharap semakin
dekat pada Tuhan (sisi Psikologis  menjadi tenang secara jiwa,
sehat secara mental)
Sampai jumpa minggu depan…

MENILIK TOKOH DAN AJARAH


FALSAFAH JAWA BAGI KEHIDUPAN..

You might also like