You are on page 1of 28

SISTEM PERTANIAN TERPADU

bagian I
prof. Dr. Ir. Nandariyah, MS
Dr. Ir. Djati Waluyo Djoar, MS
Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.Sc
1. Apa yg dimaksud dg PERTANIAN
TERPADU ?
2. Apakah Pertanian terpadu =
MULTIFARMING = PERTANIAN
BERKELANJUTAN?
3. Bagaimana PENERAPANNYA di
lapangan utk mewujudkan Pertanian
TERPADU & berkelanjutan ?
4. Adakah hubungan antara
pemeliharaan BIODIVERSITAS (di atas
& di bawah tanah) dg pertanian
terpadu ?
•Integrated Crop Management

•Integrated Soil Management

•Integrated Plant Live Stock Management

•Integrated Water Management

•Integrated Plant Nutrien Managemenf

•Integrated Pest Management

•Integrated Market linkage Management


 Kegiatan manusia dalam
rangka mencukupi
kebutuhan pangan, papan,
sandang dan pakan
 Upaya mengelola sistem
lahan menjadi lahan yang
produktif untuk tanaman
budidaya
 Pemenuhan kebutuhan hidup
melalui produksi biologi
4
Food and Nomaden
gathering (ladang
berpindah)

Kebutuhan hidup

Pertanian Tebang bakar


modern (HEIA)

Pertanian Tradisional (LEIA)


KONDISI Pada awal masa Orde Baru:
1. pertumbuhan penduduk tidak sebanding
dengan pertumbuhan ekonomi,
2. peningkatan kebutuhan pangan tidak
sebanding dengan peningkatan produksi
pangan.
• Peningkatan produksi pangan: melalui program
BIMAS / INMAS
• tumbuhnya kelompok-kelompok Tani,
penyediaan Tenaga Penyuluh Pertanian (PPL),
• penyediaan Fasilitas Kredit di Pedesaan (BIMAS
BRI UNIT DESA),
• kemudahan memperoleh sarana produksi
pertanian (Pupuk, Benih, Obat-obatan
pertanian) melalui BUUD / KUD
• HASIL: Negara Indonesia yang tadinya
sebagai Negara Pengimpor Beras terbesar di
Dunia, pada Tahun 1984 menjadi Negara
yang mampu swasembada pangan terutama
Beras.
• Keberhasilan Swasembada pangan terutama
didukung oleh Teknologi dengan penggunaan
bahan kimia : pupuk dan pestisida.
• sampai saat ini para petani masih sangat
tergantung pada pupuk dan pestisida kimia
(An – Organik)
DAMPAK
• Tanpa kenaikkan pupuk dan pestisida kimia:
• produktifitas per satuan lahan tidak  dapat  dicapai,
• lingkungan hidup menjadi rusak:
• tanah mengalami kelelahan,
• hama tanaman semakin semarak dan beraneka
ragam karena musuh alami ikut terbunuh
• kualitas produk semakin tidak sesuai dengan
harapan konsumen karena kandungan residu zat
kimia semakin tinggi.
LUAS SAWAH DI JAWA TENGAH
1010000

999136
1000000 998456
996197
998008 995972
995469
990000
HEKTAR

980000
973972
970000

960000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
TAHUN
Luas Lahan Sawah di Indonesia

8.6

8.4

8.2

8
Juta hektar

7.8

7.6

7.4

7.2

7
1990 1997 1998 1999 2000
1. Semakin meningkatnya biaya &
ketergantungan thd input eksternal (bahan
kimia & energi),
2. Semakin menurunnya produktivitas tanah
akibat erosi tanah & kehilangan (pelindian)
hara dari tanah,
3. Semakin meningkatnya pencemaran air
akibat pupuk & pestisida,
4. Semakin meningkatnya ancaman residu
bahan agrokimia thd kualitas & keamanan
pangan.
1. PRODUKSI yg diharapkan tinggi dengan
DIVERSITAS TANAMAN yang RENDAH,
2. Pemanfaatan PENGATURAN/ PELAYANAN
BIOLOGIS diabaikan Fokus hanya pada
BIOTA PRODUKTIF & BIOTA DESTRUKTIF 
Dengan pengelolaan secara Mekanis &
Bahan Agrokimia (pupuk, pestisida,
pengolahan tanah, pengairan),
3. Tingginya Risiko KEHILANGAN BIOTA
SUMBERDAYA  hilangnya fungsi tertentu
& mengurangi kemampuan sistem
pertanian utk BERTAHAN bila ada cekaman
yg mendadak.
• PERTANIAN: kegiatan menanami tanah
dengan tanaman yang nantinya
menghasilkan sesuatu yang dapat dipanen,
dan kegiatan pertanian merupakan campur
tangan manusia terhadap tetumbuhan asli
dan daur hidupnya.
• “pertanian alami” mengisyaratkan kekuatan alam mampu
mengatur pertumbuhan tanaman, sedang campur tangan
manusia tidak diperlukan sama sekali.

• “pertanian organik” campur tangan manusia lebih insentif


untuk memanfaatkan lahan dan berusaha meningkatkan
hasil berdasarkan prinsip daur-ulang yang dilaksanakan
sesuai dengan kondisi setempat (Sutanto, 1997a).

• Dalam pertanian modern campur tangan ini semakin jauh


dalam bentuk masukan bahan kimia pertanian, termasuk:
pupuk kimia, pestisida dan bahan pembenah tanah
lainnya. Bahan-bahan tersebut mempunyai peranan yang
cukup besar dalam meningkatkan produksi tanaman
Pertanian berkelanjutan
(sustainable agriculture )
• adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat
diperbaharui (renewable resources) dan
sumberdaya tidak dapat diperbaharui
(unrenewable resources) untuk proses
produksi pertanian dengan menekan dampak
negatif terhadap lingkungan seminimal
mungkin.
• Keberlanjutan yang dimaksud meliputi :
penggunaan sumberdaya, kualitas dan
kuantitas produksi, serta lingkungannya.
Proses produksi pertanian yang
berkelanjutan akan lebih mengarah pada
penggunaan produk hayati yang ramah
terhadap lingkungan ( Untung, 1997).
• Apakah Pertanian Sekarang Sudah
Berkelanjutan?

• apakah keseimbangan lingkungan dan


kapasitas produksi dari sumber daya lahan
yang tersedia dapat dipertahankan tanpa
menimbulkan konflik antara manusia dan
lingkungan?
• indek kelestarian penggunaan lahan yang berlaku
secara global, dalam praktek sangat sulit untuk
ditetapkan, karena sistem pertanian yang
berkembang di suatu tempat sangat tergantung pada
faktor lokal: jenis tanah, kesuburan tanah, iklim,
ketersediaan air, pengolahan tanah, ketersediaan
modal, dan masing-masing tempat mempunyai
kombinasi yang berbeda (Sutanto, 1997b).

• Berdasarkan hasil penelitian dan perbaikan usaha


tani ternyata peningkatan produksi pertanian dan
perlindungan terhadap lingkungan dapat dipadukan.
• Pertanian Berwawasan Lingkungan-pertanian
berkelanjutan:
• pertanian berkelanjutan adalah pertanian
yang menggunakan prinsip, metode, praktek,
dan falsafah yang betujuan agar pertanian
layak dan menguntungkan secara ekonomi,
secara ekologi dapat dipertanggungjawabkan,
secara sosial dapat diterima, berkeadilan, dan
secara budaya sesuai dengan kondisi
setempat, serta menggunakan pendekatan
holistik.
Ciri-ciri
• mampu meningkatkan produksi pertanian dan
menjamin keamanan pangan di dalam negeri;
• mampu menghasilkan pangan yang terbeli
dengan kualitas gizi yang tinggi serta menekan
atau meminimalkan kandungan bahan-bahan
pencemat kimia maupun bakteri yang
membahayakan;
• tidak mengurangi dan merusak kesuburan
tanah, tidak meningkatkan erosi, dan menekan
ketergantungan pada sumber daya alam yang
tidak terbarukan;
• mampu mendukung dan menopang kehidupan
masyarakat pedesaan dengan meningkatkan
kesempatan kerja, menyediakan penghidupan
yang layak dan mantap bagi para petani;
• tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat
yang bekerja atau hidup di lingkungan pertanian,
dan bagi yang mengkonsumsi hasil-hasil pertanian;
• melestarikan dan meningkatkan kualitas
lingkungan hidup di lahan pertanian dan pedesaan
serta melestarikan sumber daya alam dan
keragaman hayati.
Prinsip Dasar Pertanian Berwawasan Lingkungan

• Produktif, dikontrol oleh keragaman sistem


• Memadukan tanaman pohon – pangan – pakan – ternak –
tanaman spesifik yang lain.
• Bahan tercukupi secara swadaya dan memanfaatkan daur energi
• Mempertahankan kesuburan tanah melalui prinsip daur-ulang

-Menerapkan teknologi masukan rendah (LEISA)


-Produksi tinggi
-Stabilitas pertanaman tinggi
-Pengolahan tanah secara mekanik dilakukan pada aras
sedang
• Erosi dikontrol secara biologi
• Petak usaha tani dipisahkan menggunakan
pagar hidup
• Menggunakan varietas yang tahan terhadap
hama dan penyakit
• Pertanaman campuran Tanaman toleran
terhadap gulma
• ragaman sistem.
KOMPONEN PERTANIAN BERKELANJUTAN

• Usaha dapat berjalan terus, berkelanjutan


bila :
• kualitas sda terpelihara / ecologically sound
• kualitas komponen agroekosistem meningkat
– tanah dikelola baik
• sumber daya lokal digunakan meminimalkan
kehilangan hara, polusi dll
Dinamika ekosistem
Populasi dan Komunitas
Keanekaragaman
Stabilitas ekosistem
Resiliensi
Closed system

You might also like