You are on page 1of 11

Konsep harta

Dosen pengampu:

Muhammad Mujib Baidhowi, ME


Sub materi konsep harta
Nama kelompok :  Pengertian harta
Bagus Saputra (2003021016)  Fungsi harta
Nanda Rizky Nuraini (2003021037)  Pendistribusian harta
Umi Latifah (2003021066)
 
 Pengetian harta
Harta dalam Alquran disebut dengan Al-Mal jamaknya Al-Amwal yang secara literal al-
amwal secara literal memiliki arti berpihak pada pihak yang satu kepada pihak yang lain.pada
termonologi syariah,al-mal memiliki pengertian sesuatu yang menurut tabiatnya orang merasa
senang dengannya dan memungkinkan pengawetannya dalam kurun waktu tertentu sampai
ketika diperlukan pada waktunya nanti. Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal 1
ayat (9) Amwal (harta) adalah benda yang dapat dimiliki, dan dialihkan, baik benda berwujud
maupun tidak berwujud, baik benda terdaftar maupun tidak terdaftar, baik benda bergerak
maupun tidak bergerak dan hak yang mempunyai nilai ekonomis.
Sebuah Harta akan berpindah tempatnya dari satu pemilik ke pemilik lain, sesuai dengan
cara-cara yang benar. Perpindahan itu secara umum dipengaruhi oleh keinginan manusia agar
mendapatkannya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, harta diberi arti:
1) barang (uang dsb) yang menjadi kekayaan; barang milik seseorang.
2) kekayaan berwujud dan tidak berwujud yang bernilai dan menurut hukum dimiliki
perusahaan.
.
ada beberapa ulama yang mendefinisikan tentang harta salah satunya yakni imam hanafi
yang artinya “Segala Sesutu yang digandrungi manusia dan dapat dihadirkan ketika
dibutuhkan”(HR.imam hanafi).namun ada beberapa ulama juga berpendapat,salah satunya yakni
Wahbah Zuhaili mengatakan, bahwa definisi harta yang diberikan para ulama klasik dianggap
tidak komprehensif dan kurang akomudatif. Alasannya, dalam surat Al-Baqarah ayat 29yang
berbunyi:
 

artinya:“Allah mengatakan bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya di bumi adalah untuk
dimanfaatkan umat manusia.”dengan keterangan diatas dijelaskan bahwasannya lebih
mengedepankan tentang harta dari pada kebiasaan atau adat istiadat.dizaman sekarang terkadang
manfat suatu benda itu lebih berpengaruh pada perkembangan harta dari pada manfaat suatu
benda tersebut.
Harta dibagi menjadi dua diantaranya ada yang berbentuk mata uang yang lazim disebut Al-Nuqud dan ada
pula yang berbentuk barang/benda dan jasa yang disebut Al-‘Arudh. Al-Nuqud ialah bentuk mata uang yang
sejenis bisa seperti emas,perak,dan lain sebagainya,sedangkan al arudh ialah harta yang tidak berbentuk mata
uang,seperti tumbuh-tumbuhan,perkebunan,pertanian,ternak,dan bisa benda tak bergerak seperti rumah atau
tanah dan termasuk hak cipta.

ada beberapa ciri-ciri dari harta diantaranya yakni:  Nama selain manusia, yang diciptakan Allah untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia yang dapat dikelolah oleh SDM untuk memenuhi kehidupan sehari-
hari.

 bisa dimiliki oleh hampir sebagian manusia

 bisa diperjual belikan secara sah

 Memiliki wujud,apabila ada yang berwujud dan memberikan manfaat belum tentu itu harta

 bisa disimpan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan,dan manfaatnya bisa diambil ketika
dibutuhkan.dan masih banyak yang lainnya
Fungsi harta
Usaha merealisasikan fungsi sosial dari harta Islam menentang sifat kikir yang merupakan penyakit yang sangat
berbahaya bagi individu dan masyarakat. Sifat kikir manusia antara lain ditandai dengan perbuatannya
menumpuk-numpuk harta dan tidak dibagi-bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Terdapat banyak
ayat yang mengecam usaha menumpuk harta.didalam alquran memerintahkan agar membelanjakan harta dan
tidak menimumpuk harta.perlu digaris bawahi bahwasannya alquran memperbolehkan berbelanja harta akan
tetapi tidak berlebihan dan melampaui batasan. alquran melarang kita untuk tidak hidup bermewah mewahan
yang tertera pada surah al isra:16 yang berbunyi:

Artinya : Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup
mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka
sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri
itu).
Dari penjelasan diatas bahwasannya apabila manusia berkehidupan mewah maka manusia akan lupa
kepada kewajiban hambanya.
Karena itu, dalam beberapa ayat perintah untuk mencari rezeki selalu diiringi dengan perintah
untuk berdzikir.pada surah al hadid ayat 7 yang berbunyi :

Terjemahnya: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebahagian
dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.dari ayat diatas dijelaskan
bahwasannya allah memerintahkan hambanya untuk mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari,namun tidak melupakan dzikir kepada allah.adapun fungsi social harta.
 Fungsi dari harta diantaranya :

 Berfungsi untuk memperkokoh tali persaudaraan (ukhuwah).

 Berfungsi untuk berbuat baik dan mengarahkan kepada kebajikan dalam rangka
mewujudkan masyarakat sejahtera yang merata,agar seluruh manusia dapat merasakan
nikamatnya.

 Berfungsi sebagai penggerak dan pendorong bagi kerjasama dalam kehidupan di


dunia.oleh karna itu kita ditegaskan untuk tidak nenimbun harta, seperti ditegaskan
dalam surah al-Taubah ayat 34.

 Berfungsi sebagai modal ekonomi dalam kehidupan masyarakat demi kepentingan


bersama bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
 Pendistribusian harta
Dasar karakteristik pendistribusian adalah adil dan jujur, karena dalam Islam
sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan, semua akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Pelaksanaan distribusi bertujuan untuk saling memberi manfaat dan menguntungkan satu sama lain.
Secara umum, Islam mengarahkan mekanisme muamalah antara produsen dan konsumen agar tidak
ada pihak yang merasa dirugikan nanti.Beberapa ayat Alquran tentang pendistribusian harta
diantaranya, Allah Swt berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 7:‫ا‬
‫ْولِ ٖه َواَ ْنفِقُوْ ا ِم َّما َج َعلَ ُك ْم ُّم ْستَ ْخلَفِ ْينَ فِ ْي ۗ ِه فَالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم َواَ ْنفَقُوْ ا لَهُ ْم اَجْ ٌر َكبِ ْي ٌر‬g ‫ٰا ِمنُوْ ا بِاهّٰلل ِ َو َر ُس‬

Berimanlah kamu kepada Allah Swt dan rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang
Allah SWT Telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara
kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar." (Q.S. Al-Hadid
[57]:7)

Yang dimaksud dengan menguasai di sini ialah penguasaan yang bukan secara mutlak. Hak milik
pada hakikatnya adalah pada Allah Swt. Manusia menafkahkan hartanya itu haruslah menurut
hukum-hukum yang Telah disyariatkan Allah Swt. Karena itu tidaklah boleh kikir dan boros.
Di dalam Kitab Tafsir Al-Maraghi dijelaskan penafsiran ayat tersebut di atas, yakni:
 
1. ‫رسوله‬g‫ باااللهو‬akuilah oleh kalian ke-Esaan Allah Swt, dan benarkanlah Rasul-Nya tentang apa yang dia
datangkan dari Tuhan kamu. Allah SWT, dan benarkanlah Rasul-Nya tentang apa yang dia datangkan
dari Tuhan kamu.
2. ‫ وأنفقوامماجعلكممستخلفينفيه‬dan belanjakanlah harta yang ada padamu, yang sebenarnya merupakan pinjaman
itu, karena harta tersebut pernah pula berada pada tangan umat sebelum kamu, kemudian beralih
kepadamu. Dan gunakanlah harta itu dalam ketaatan kepada Allah Swt, kalau tidak maka Allah Swt
akan menghisab kamu atas harta tersebut dengan hisab yang berat.
3. ‫ اَجْ ٌر َكبِ ْي ٌر‬g‫ َواَ ْنفَقُوْ ا لَهُ ْم‬g‫ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم‬g‫ فَالَّ ِذي َْن‬Maka orang-orang yang beriman kepada Allah Swt dan membenarkan
Rasul-Nya diantara kamu, disamping membelanjakan di jalan Allah Swt harta yang Allah Swt
pindahkan kepada mereka dari generasi sebelumnya, mereka akan mendapatkan pahala yang besar disisi
Tuhan mereka. Disana mereka akan melihat kemuliaan dan pahala yang tidak pernah dilihat oleh mata,
tak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia seseorang pun (Al-
Maraghi, 1989: 287-288).
Dari ayat di atas terdapat 3 hal yang patut kita ketahui. pertama, segala sesuatu yang ada di jagat raya ini
termasuk apa yang ada di dalamnya, mutlak dan murni milik Allah Swt. Kedua, manusia hanya diberi
amanat dan kekuasaan sebagai wakil untuk mendistribusikan kepada yang berhak. Ketiga, seyogyanya
pemilik harta itu tidak boleh bakhil terhadap hartanya, karena harta itu merupakan titipan dan amanah dari
Maha Pemilik harta tersebut.
Sekian terimakasih 

You might also like