You are on page 1of 46

UPDATING

PELAYANAN ANC TERPADU & PENGISIAN BUKU KIA

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia


TUJUAN SESI ANC
TERPADU
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:

1 2

Melakukan pelayanan antenatal


ANC Melakukan deteksi dini
terintegrasi, komprehensif dan
TERINTEGRASI kelainan/penyakit/gangguan
berkualitas, termasuk konseling
yang diderita ibu hamil.
kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI.
3

Memahami pentingnya P4K (Perencanaan


4 Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dan
Melakukan rujukan kasus ke fasilitas
Memanfaatkan buku KIA dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
pelayanan antenatal terpadu rujukan yang berlaku
1 SITUASI KESEHATAN IBU DAN BAYI DI INDONESIA

2 STANDAR PELAYANAN ANC

3 PELAYANAN ANC TERINTEGRASI

4 PENGISIAN BUKU KIA

5 PENUTUP
AKI & AKB di Indonesia masih jauh dari target SDG’s
PENYEBAB KEMATIAN IBU, NEONATAL & BAYI
TEMPAT ANC DAN PERSALINAN (Riskesdas 2018)
% TENAGA PEMBERI LAYANAN % TEMPAT PERSALINAN
ANC PEREMPUAN 10-54 TAHUN

13,4
29% 18%
Dokter Praktek RS Swasta
Sp.OG Bidan
0 16% 15%
,
Rumah RS
5 Pemerintah
Dokte
r 12% 5%
Puskesmas/ Klinik
Pustu/Puslin
8
g
2
, 4% 1%
4 Polindes/
Tidak ANC 3,1 Praktek
Bidan Poskesdes
Dokter
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
4 1
PENGUATAN TATA KELOLA PENINGKATAN AKSES LAYANAN
Penguatan upaya promotif & preventif BAGI IBU DAN BAYI
di Puskesmas, pelacakan- Meningkatkan jumlah kunjungan
pencatatan-pelaporan kematian ibu ANC dari 4x menjadi 6x, persalinan di
dan bayi, audit maternal perinatal fasilitas pelayanan kesehatan,
(AMP), pemantauan wilayah meningkatkan kunjungan PNC dari 3x
setempat, pengawasan implementasi menjadi 4x.
regulasi.
STRATEGI
2
3 INTERVENSI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KESEHATAN
Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu & Penguatan antenatal, persalinan, dan
Anak, Pemberdayaan masyarakat dlm postnatal termasuk pelayanan KB PP,
persiapan kehamilan, Kelas ibu hamil pelayanan kes bayi sesuai standar,
dan ibu balita, Posyandu, peningkatan kapasitas dokter umum
pemanfaatan dana desa, peran PKK terkait yankes ibu & bayi, pengampuan
perencanaan persalinan dan & pembinaan dari 13 RS Vertikal dan 4
pencegahan komplikasi (ambulan RSUD terpilih, peningkatan skrining
desa, donor darah) masalah kesehatan ibu dan bayi.
SPM TERKAIT KESEHATAN KELUARGA
PP 2/ 2018 TENTANG SPM BIDANG KESEHATAN
PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA SPM BIDANG KESEHATAN

NO PERNYATAAN STANDAR NO PERNYATAAN STANDAR

1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai 8 Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
standar. kesehatan sesuai standar.
9 Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan
2 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai
kesehatan sesuai standar.
standar.
3 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
10 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan
standar.
pelayanan kesehatan sesuai standar.
4 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
11 Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai
5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining standar.
kesehatan sesuai standar. 12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan
6 Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun pemeriksaan HIV sesuai standar.
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
7 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
Pelayanan kesehatan ibu hamil
PERNYATAAN STANDAR STANDAR KUANTITAS
Setiap ibu hamil mendapatkan Standar kuantitas adalah Kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4) dengan ketentuan:
pelayanan antenatal sesuai 1. Satu kali pada trimester pertama.
standar. Pemerintah Daerah 2. Satu kali pada trimester kedua.
tingkat kabupaten/kota wajib 3. Dua kali pada trimester ketiga
memberikan pelayanan STANDAR KUALITAS
kesehatan ibu hamil sesuai Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
standar kepada semua ibu 1. Pengukuran berat badan.
hamil di wilayah kerja tersebut 2. Pengukuran tekanan darah.
dalam kurun waktu satu 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
tahun. 4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
Pelayanan antenatal sesuai 6. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
standar meliputi: 7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
1. Standar kuantitas. 8. Tes Laboratorium.
2. Standar kualitas. 9. Tatalaksana/penanganan kasus.
10. Temu wicara (konseling).

% ibu hamil mendapatkan Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar di x 100 %
pelayanan kesehatan ibu hamil wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun

Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja kab/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun yang sama
PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU
Masalah
• Ibu hamil berisiko
• Ibu Hamil dengan Komplikasi Kebidanan • Penanganan lebih
• Ibu Hamil dengan masalah gizi
• Ibu Hamil dengan HIV-AIDS, Sifilis / IMS
lanjut sesuai Ibu Hamil
• Ibu Hamil masalah

Lainnya dan Hepatitis sehat
Ibu Hamil dengan Malaria
• Ibu Hamil dengan TB
• Ibu Hamil dengan PTM (Hipertensi, DM dan
• Persalinan
Thalasemia)
Rujuk Aman
ANC •

Ibu Hamil dengan masalah Kejiwaan
Ibu Hamil dengan masalah Kecacingan

Note : Walaupun dirujuk,


bidan penanggung jawab wilayah tetap melakukan
pemantauan
* : dalam proses penjajagan
INTEGRASI BERBAGAI PROGRAM
DALAM PELAYANAN ANTENATAL
TERPADU
1. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Anemia dan KEK)
2. Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke Anak (PPIA), Eliminasi
Sifilis/IMS Lainnya dan Pencegahan Penularan Hepatitis dari Ibu ke
Anak
3. Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)
4. Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC)
5. Pelayanan ANC dengan Riwayat Hipertensi
6. Pelayanan ANC dengan Riwayat Diabetes
7. Pelayanan ANC dengan Riwayat Thalasemia
8. Pelayanan Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil
9. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
10. Penanggulangan Cacingan pada Ibu Hamil
11. Pelayanan ANC pada Masa Pandemi Covid-19 16
1
Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan yang direkomendasikan sesuai
IMT
IMT pra hamil (kg/m2) Kenaikan BB total selama kehamilan Laju kenaikan BB pada trimester III (rentang
(kg) rerata kg/minggu)
Gizi Kurang / KEK (<18.5) 12.71 — 18.16 0.45 (0.45 — 0.59)
Normal (18.5 - 24.9) 11.35 — 15.89 0.45 (0.36 — 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 — 11.35 0.27 (0.23 — 0.32)

Obes (³30.0) 4.99 — 9.08 0.23 (0.18 — 0.27)

Rekomendasi WHO tentang Pengelompokan Anemia (g/dL) Berdasarkan


Umur
Populasi Tidak Anemia Ringan Anemia Sedang Berat
Anak 6-59 bulan 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Anak 5-11 tahun 11,5 11,0 – 11,4 8,0 – 10,9 < 8,0
Anak 12-14 tahun 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
WUS tidak hamil 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Ibu hamil 11 10,0 – 10,9 7,0 – 9,9 < 7,0
Laki-laki ³ 15 tahun 13 11,0 – 12,9 8,0 – 10,9 < 8,0
17
Ibu hamil harus mengonsumsi beraneka ragam makanan dengan jumlah dan porsi yang seimbang.
Pesan gizi seimbang yang khusus untuk ibu hamil, antara lain:

1.Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan yang lebih banyak


2.Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi
3.Minum air putih yang lebih banyak
4.Batasi Konsumsi Kafein

Pemberian Kalsium pada Ibu Hamil


Pada daerah dengan intake kalsium yang rendah direkomendasikan pemberian suplementasi tablet
kalsium pada ibu hamil sebesar 1.500 -2.000 mg secara oral dibagi dalam 3x pemberian per hari. Interaksi
dapat terjadi antara suplemen besi dan kalsium. Oleh karena harus ada jarak pemberian selama beberapa
jam. Pemberian tablet kalsium untuk mengurangi risiko preeklamsi.

Penanggulangan Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil


Penanggulangan ibu hamil KEK seharusnya dimulai sejak sebelum hamil bahkan sejak usia remaja
putri. Upaya penanggulangan tersebut membutuhkan koordinasi lintas program dan perlu dukungan
lintas sektor, organisasi profesi, tokoh masyarakat, LSM dan institusi lainnya.
ALUR PELAYANAN GIZI PADA IBU
HAMIL IBU HAMIL

ANC Terpadu

Normal Gizi Kurang/ Anemia Hb < 11 KEK + Anemia KEK + Penyakit


KEK

• Edukasi • Edukasi • Edukasi Tatalaksana tatalaksana


• Konseling • Konseling • Konseling Bumil KEK dan Bumil KEK dan
• Pantau BB • Pantau BB • TTD 2 Tablet/Hr Tatalaksana Tatalaksana
• Pantau Janin • Pantau Janin • Pantau BB Anemia Penyakit
• PMT 1 Bulan • Pantau Janin

Ditangani sesuai standar


Dirujuk bila Hb < 10g/dl kenaikan BB
< 1 kg/bl (T1) dan < 2kg (T2 dan 3)
2 Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu Ke Anak
(Permenkes No. 52 Tahun 2017)
IBU HAMIL

KUNJUNGAN ANTENATAL

Anamnesa
ALUR PEMERIKSAAN UMUM
Pemeriksaan 10T:
T1: Tinggi & Berat
PPIA (HIV, SIFILIS DAN
Badan
T2: Tekanan Darah HEPATITIS B)
T3: sTatus Gizi (ukur
LiLa) Tes HIV, Sifilis & Hep B
T4: TFU bersama HIV (-)
T5: Tentukan DJJ Janin
dengan pemeriksaan Pertahankan
laboratorium rutin Sifilis (-)
T6: sTatus Imunisasi lainnya
Hepatitis B (-)
(TT)
T7: Tablet Fe (90 Tablet) Ulangi tes
T8: Tes Lab (Gol darah, Hb, Positif HIV - Sifilis - Hepatitis B Bumil + pasangan
GDS, Sifilis, HIV, bila
Hepatitis B, Malaria, Proteinuri, berisiko
sputum, BTA) minimal 3
T9: Tata laksana kasus • • • Pengawasan bulan
Pengobatan (ART) Pengobatan (BPG)
• • • Kondom
T10: Temu wicara dan Kondom Kondom
• • • Trace Pasangan
Trace Pasangan Trace Pasangan
konseling Tindak Lanjut • • • Comorbid Lain
IO Lain Comorbid Lain

Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan,


Edukasi & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kepatuhan pengobatan.
Konseling pasangan keluarga
Life skill Education, disclosure
ALUR PENCEGAHAN PENULARAN HIV DAN SIFILIS SELAMA
KEHAMILAN
ALUR PENCEGAHAN DAN RUJUKAN HEPATITIS B SELAMA
KEHAMILAN
3

Perlu penguatan bagi daerah endemis :


Penentuan sasaran di daerh endemis, pemantauan pelaksanaan
pemeriksaan RDT, pengawasan pemakaian kelambu, pemakaian obat
dengan kina dan ACT, termasuk penguatan pencatatan dan pelaporan
ALUR PENANGANAN MALARIA DALAM PELAYANAN
ANTENATAL IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA*
dan kunjungan berikutnya dengan gejala malaria

PEMERIKSAAN ANC, KONSELING & SKRINING MALARIA


dengan RDT atau MIKROSKOP

POSITIF P.falcifarum atau P.vivax atau Mix (P.falcifarum


dan P.vivax) NEGATIF

DENGAN TANPA
ACT # 3 HARI GEJALA GEJALA

TIDAK ADA PERIKSA ULANG - Lanjutkan ANC


PERUBAHAN MEMBAIK - LLIN (pakai
SEDIAAN DARAH
TEBAL kelambu)
- Zat Besi / Folat
RUJUK - Nutrisi
SEGERA

POSITIF NEGATIF
Wilayah endemis tinggi malaria semua ibu hamil skrining
malaria, di wilayah endemis rendah dilakukan secara
selektif
** jika malaria berat beri pra rujukan dengan artesunat
Lanjutkan ANC
LLIN (pakai kelambu)
i.m (dosis 2.4mg/kgBB)
Zat Besi / Folat
ACT yaitu Dihydroartemisinin + Piperaquin Nutrisi
(DHP) 3-3-3
4
Pada kunjungan pertama ANC semua ibu hamil dilakukan :
•Skrinning gejala dan tanda TBC:
1. Apakah ada batuk lama (2 minggu atau lebih)?
2. Apakah ada batuk berdarah?
3. Apakah ada demam dan lemas?
4. Apakah ada berkeringat malam tanpa aktivitas?
5. Apakah terjadi penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas?
6. Apakah ada gejala TB Ekstra Paru (kelenjar, tulang, kulit, dll)?
7. Apakah ada kontak serumah atau kontak erat dengan pasien TB?
•Apabila hasil skrining menunjukkan gejala TB, maka ibu hamil dirujuk ke Poli TB untuk tatalaksana lebih
lanjut.

Pemberian obat sama dengan OAT pasien umum, Amikasin, Streptomisin,


Etionamid/Protionamid TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk pengobatan
tuberkulosis pada ibu hamil
Bidan tetap melakukan pemantauan minum OAT pada ibu hamil bersama dengan
petugas TB
5
• Pada hamil dengan riwayat Hipertensi dilakukan
ibu untuk menentukan stratifikasi faktor risiko
skrining
hipertensi kehamilan dan rencana
pada
penanggulangannya. dilakukan pada kehamilan <20
• Skrining
minggu dan tetap dilakukan apabila ibu hamil K1 nya
preeklamsi
pada kehamilan >20 minggu
• Skrining preeklampsia selama masa kehamilan wajib
dilakukan pada layananan kesehatan primer.
• Setiap ibu hamil melakukan asuhan antenatal, catat
tanggal dan hasil pemeriksaan tekanan darah di kolom
yang tersedia.
• Perhitungan mean arterial pressure (MAP) harus dilakukan
yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah. Jika hasil MAP
lebih dari 90 maka risiko preeklampsia meningkat dan
lakukan rujukan.
• Jika didapatkan tanda centang di dua kotak kuning dan
atau 1 kotak merah maka ibu berisiko mengalami
preeklamsia dan lakukan segera lakukan rujukan ke
dokter spesialis obsgin.
6 PELAYANAN ANTENATAL
DENGAN RIWAYAT
DIABETES
Hiperglikemia yang terdeteksi pada kehamilan harus ditentukan klasifikasinya
sebagai salah satu di bawah ini:

Klasifikasi Diabetes Mellitus :


• Diabetes mellitus tipe 2 dengan kehamilan atau
• Diabetes mellitus gestasional

27
7
• Setiap pasangan yang memiliki sifat atau riwayat keluarga Thalassemia, dan berencana memiliki anak
dianjurkan untuk melakukan skrining saat pertama kali kunjungan ANC.
• Jika ibu merupakan pembawa sifat atau ”carrier” Thalasemia, maka skrining kemudian dilanjutkan pada
ayah janin dengan teknik yang sama.
• Jika ayah janin normal maka skrining janin (pranatal diagnosis) tidak disarankan.
• Jika ayah janin merupakan pengidap atau ”carrier” Thalasemia maka disarankan mengikuti konseling
genetik dan jika diperlukan melanjutkan pemeriksaan skrining pada janin (pranatal diagnosis).
• Pemeriksaan bayi baru lahir tidak umum dilakukan tetapi dapat dilakukan bila kedua orangtuanya
adalah pembawa sifat Thalassemia.
• Untuk pasangan dengan yang salah satunya “carrier”, atau keduanya “carrier” atau salah satunya
penyandang atau keduanya penyandang diberikan edukasi komprehensive tentang kondisi yang mungkin
dialami oleh anak yang akan dilahirkan.
• Diagnosis Prenatal adalah kegiatan pemeriksaan yang bertujuan mendiagnosis janin apakah menderita
Thalasemia mayor/minor/normal.
• Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada janin dari pasangan yang keduanya adalah pembawa
sifat Thalassemia.
8 PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA IBU
HAMIL
 Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining kesehatan jiwa ibu hamil
 Stres
 Gangguan Kecemasan Menyeluruh
 Gangguan Panik
 Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
 Gangguan Somatoform
 Gangguan Stres Paska Trauma
 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA
 Gangguan Depresi
 Gangguan Skizofrenia

Jika melalui deteksi dini dan wawancara klinis diduga terdapat masalah kejiwaan bagi ibu hamil, maka petugas
kesehatan dapat menggunakan :
• instrumen Strength Difficulties Questionnaire-25 (SDQ-25) untuk ibu hamil berusia di bawah 18 tahun,
guna mendeteksi kecemasan dan depresi (Ibu hamil mengalami gangguan jiwa jika pernyataan YA ≥ 6),
•instrumen Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29) untuk ibu hamil berusia di atas 18 tahun, Ibu hamil mengalami
gangguan jiwa bila pertanyaan no 1 sampai 20 terdapat ≥ 6 yang pernyataannya YA untuk cemas dan
pertanyaan
depresi, no 21 untuk menskrining penggunaan NAPZA, pertanyaan No. 22-24 untuk menskrining gangguan psikotik,
dan pertanyaan no 25-29 untuk menskrining gangguan stres paska trauma. 29
ALUR PEMERIKSAAAN KESEHATAN JIWA IBU
HAMIL
IBU HAMIL

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN

Tidak ada Risiko Berisiko Masalah /


Masalah Gangguan Jiwa Gangguan Jiwa

Skrining / Deteksi Dini dengan


instrumen

Usia < 18 Tahun Usia > 18 Tahun

SDQ SRQ 29

Normal Borderline Masalah Normal Borderline Masalah

Konseling Rujuk Konseling Rujuk


KUESIONER SDQ
9 PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN
IMUNISASI

 Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining status imunisasi Td ibu hamil,
apabila diperlukan, diberikan imunisasi pada saat pelayanan antenatal

Tujuan :
 Untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi
baru lahir
 Melengkapi status imunisasi Tetanus

 Petugas harus memahami tentang: penentuan status immunisasi


Tetanus dan pencatatannya bagi pengelola KIA maupun petugas
Immunisasi
34
Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus dan difteri
toksoid (Td) bila diperlukan
Sebelum pemberian imunisasi Td pada WUS termasuk ibu hamil harus dilakukan skrining status T
terlebih dahulu. Pemberian imunisasi Td dilakukan apabila belum mencapai status T5

Anamnesa Status T Pemberian imunisasi Td


Belum pernah mendapat imunisasi yang T0 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1, kemudian diberikan kembali
mengandung T sama sekali dengan interval minimal 4 minggu dan 6 bulan
Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T1 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1, kemudian diberikan kembali
satu kali dengan interval 6 bulan

Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T2 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1


dua kali dengan interval minimal 4 minggu

Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T3 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1


tiga kali dengan interval minimal yang sesuai

Pernah mendapat imunisasi yang mengandung T T4 Diberikan imunisasi pada kunjungan K1


empat kali dengan interval yang sesuai
Sudah mendapat imunisasi yang mengandung T T5 Tidak perlu diberikan imunisasi
sebanyak
5 kali dengan interval yang sesuai
10 PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN
PENANGGULANGAN CACINGAN PADA IBU
HAMIL
 Infeksi cacing atau cacingan pada ibu hamil  gangguan gizi berupa kekurangan kalori dan protein
serta kehilangan darah (anemia)  kompilkasi pendarahan karena anemia kronis

 Mengakibatkan terjadinya BBLR

Tiga jenis cacing


yang umumnya
menginfeksi manusia
dan memberikan dampak yaitu:
Ascaris lumbricoides (cacing gelang),
Ancylostoma duodenale (cacing tambang) dan
Trichiuris trichiura (cacing cambuk).
1. Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap anemia dilakukan pemeriksaan tinja. Jika hasil positif diberikan
obat cacing secara selektif.
2. Skrining (pemeriksaan tinja) bagi ibu hamil yang mengalami gejala Cacingan atau anemi pada saat
kunjungan Antenatal dan hasil pemeriksaan tinjanya positif Cacingan diberikan obat cacing secara selektif.
3. Ibu hamil yang mempunyai hasil positif (+) pada pemeriksaan tinja maka pemberian obat cacing dapat
dilakukan mulai trimester ke 2 dan ke 3 dibawah pengawasan dokter.
Rekomendasi Utama untuk Tenaga
Kesehatan yang Menangani Pasien
• COVID-19
Penggunaan APD sesuai Khususnya
standar dan tetap lakukanIbu
protokolHamil
kesehatan pencegahan
penularan COVID-19.
• Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet dan airborne. Untuk itu perlu dijaga
agar proses penularan ini tidak terjadi pada tenaga kesehatan dan pasien.
• Jaga jarak minimal 1 meter jika tidak diperlukan tindakan
• Segera menginfokan kepada tenaga penanggung jawab infeksi di tempatnya bekerja (Komite
PPI) apabila
kedatangan ibu hamil yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau suspek.
• Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19, probable, atau suspek dalam
ruangan khusus (ruangan isolasi infeksi airborne) yang sudah disiapkan sebelumnya bagi
fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah siap / sebagai pusat rujukan pasien COVID-19.
Jika ruangan khusus ini tidak ada, pasien harus sesegera mungkin dirujuk ke tempat yang
ada fasilitas ruangan khusus tersebut.
Bila ada pemeriksaan membuka mulut atau yang menimbulkan aerosol,
gunakan masker N95
PELAYANAN ANC PADA MASA
PANDEMI
Trimester I & AKB
Trimester II Trimester III
Pelayanan ANC pada kehamilan normal minimal 6 kali
2 kali 1 kali 3 kali
 Pemeriksaan oleh dokter minimal 1 Tindak lanjut  Pemeriksaan oleh dokter
kali sesuai hasil minimal 1 kali
 Skrining faktor risiko skrining  Tindak lanjut sesuai hasil
 Jika ibu hamil datang pertama skrining dan skrining risiko
kali ke bidan, maka bidan tetap persalinan untuk
melakukan pelayanan antenatal menetapkan faktor risiko
seperti biasa, kemudian merujuk persalinan, tempat persalinan,
ibu hamil ke dokter untuk dan penentuan kebutuhan
Persiapan sebelum
menjalani pemberian pelayanan
skrining rujukan
ANC tatap muka:
• Membuat Janji Temu/Teleregistrasi
• Mempelajari Buku Kesehatan Ibu dan
Anak
• Melakukan Konseling tentang Perjalanan
untuk Ibu Hamil
Pelaksanaan Kelas Ibu
Program Hamil
Zona & P4K
Hijau (Tidak Terdampak / Zona Kuning (Risiko Rendah),
Tidak Ada Kasus) Orange (Risiko Sedang), Merah
(Risiko Tinggi)
Kelas Ibu Dapat dilaksanakan dengan Ditunda pelaksanaannya di
Hamil metode tatap muka (maksimal masa pandemi COVID-19 atau
10 peserta), dan harus dilaksanakan melalui
mengikuti protokol kesehatan media komunikasi secara daring
secara ketat. (Video Call,
Youtube, Zoom).
P4K Pengisian stiker P4K Pengisian stiker P4K dilakukan
dilakukan oleh tenaga oleh ibu hamil atau keluarga
kesehatan pada saat dipandu bidan/perawat/dokter
pelayanan antenatal. melalui media komunikasi.
Alur Pelayanan A N C pada m a s a Pandemi
Pelayanan ANC pada Ibu Rujukan Ibu Hamil dg
Hamil dg Suspek / Suspek /
terkonfirmasi Covid-19 • terkonfirmasi
Prinsip utama dalam mekanisme Covid-
rujukan 
mengurangi19
kepanikan dan kegaduhan yg tidak perlu
Rekomendasi khusus pemberian pelayanan ANC dg cara menyiapkan rujukan terencana Ibu hamil
a. Ibu ibu
kepada hamil
hamilterkonfirmasi
berstatus suspekCOVID-19
atau harus bagi yg membutuhkan, bertumpu pada proses
segera dirawat
terkonfirmasi di rumah sakit.
COVID-19: pelayanan KIA yg mengguna kan continuum of care
b. Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan sistem rujukan yg ada, baik itu dg Sistem
dan urinalisis tetap di lakukan. Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Si
Jari Emas, dst.
c. Pemeriksaan rutin ultrasonografi untuk
sementara waktu dapat ditunda sampai ada • Rujukan terencana ditujukan bagi:
rekomendasi episode isolasinya berakhir. a. Ibu hamil dengan faktor risiko persalinan
Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai dirujuk ke RS untuk menjalani penatalaksanaan
kasus risiko tinggi. risiko atau komplikasi persalinan.
d. Perawatan antenatal lanjutan pascaperawatan b. Ibu hamil dengan faktor risiko COVID-19,
dilakukan 14 hari setelah periode penyakit Skrining faktor risiko persalinan dilakukan di
akut berakhir. Pemeriksaan ultrasonografi rumah sakit rujukan.
antenatal untuk pengawasan pertumbuhan janin
dilakukan 14 hari setelah resolusi penyakit akut. c. Ibu hamil dengan status suspek dan terkonfirmasi
COVID-19
Penutup

1. PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR secara komprehensif dan berkualitas


dapat memberikan PERLINDUNGAN secara menyeluruh terhadap ibu dan
bayinya selama proses kehamilan.

2. Dalam pelayanan antenatal, tenaga kesehatan harus mampu mendeteksi


dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, mampu melakukan
intervensi secara adekuat termasuk intervensi pada kelompok sasaran dan
termasuk KUNJUNGAN RUMAH kepada ibu hamil bila tidak datang ke
fasyankes
3. Pemberian TTD bumil sesuai standar dapat mencegah anemia pada ibu
hamil, sepsis puerpuralis, BBLR dan kelahiran prematur

4. Diperlukan DUKUNGAN dan KOMITMEN yang kuat dari berbagai


pihak dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
merata diseluruh wilayah Indonesia
AYO SIAPKAN IBU SEHAT – GENERASI CERDAS DAN UNGGUL
MENUJU INDONESIA MAJU

TERIMA KASIH

You might also like