Pendapat mengenai bangsa Indonesia berasal dari Formosa (Taiwan ) didasarkan pada dua pendekatan yaitu : pendekatan linguistic dan genetic. Kedua pendekatan tersebut kemudian menghasilkan teori of Taiwan. Pendekatan linguistic
Menurut pendekatan linguistic asal usul suatu bahasa dapat di telusuri
melalui pola penyebaran bahanya. Pendekatan ilmu linguistic mendukung fakta penyebaran bangsa – bangsa rumpun Austronesia. Salah satu pakar linguistic yang sangat mendukung teori ini adalah Robert blust. Sejak periode 1970 –an blust mencoba merekonstruksi selisih dan pengelompokan bahasa – bahasa dari rumpun Austronesia termasuk didalamnya penduduk Formosa.pada tahun 3500 – 2500 SM penduduk Formosa bemigrasi kewilayah selatan menuju Indonesia proses tersebut menyebabkan munculnya bahasa – bahasa baru seperti bahasa proto melayu polinesia barat di jawa dan sumatera, proto melayu polinesia tengah di Maluku, dan proto melayu polinesia timur di papua akan tetapi, saat ini bahasa – bahasa tersebut sudah jarang digunakan. Pendekatan genetic
Teori out of Taiwan semakin kuat dengan adanya penelitian genetic
yang dilakukan oleh para ahli biologi molekuler, salah satunya adalah songkat. Bersama eukman center,songkat marzuki melakukan test deoxyribonodeicacid (DNA) terhadap fosil homo erectus dan phitecantrhopus erectus. Dari test tersebut disimpulkan bahwa kedua fosil tersebut tidak memiliki hubungan dengan manusia zaman sekarang.songkat kemudian melakukan perbandingan test DNA antara orang Taiwan dan toraja hasil tersebut menunjukan adanya kemiripan antara keduannya, songket kemudian membandingkan DNA antara kerangka kuburan di Taiwan yang berusia 3000 – 5000 tahun dan DNA orang jawa. Hasilnya juga menunjukan kemiripan antara keduannya Teori Out of Africa
Teori Out of Africa adalah teori mengenai asal geografis
dan migrasi awal manusia modern (Homo sapiens). Teori ini menyatakan manusia modern yang berkembang dan berasal dari Afrika. Dari migrasi keluar Afrika ini, manusia-manusia modern yang hidup saat ini berasal. Teori ini mengusulkan bahwa hanya ada satu asal Homo sapiens, dan menolak teori bahwa manusia modern berkembang di berbagai tempat di daerah lain, tetapi tidak menolak kemungkinan pencampuran antara Homo sapiens dan manusia purba di Eropa dan Asia, seperti manusia purba Neantherthal dan Denisova. Bukti utama teori ini adalah data DNA yang menunjukkan persebaran dari benua Afrika, dengan melihat Mt-DNA (mitokondrial DNA) dan Y-DNA (DNA pada kromosom Y pada laki-laki). Manusia modern atau Homo sapiens kemungkinan besar berkembang di Afrika Timur antara 300.000 dan 200.000 tahun yang lalu. Lalu manusia modern kemudian menyebar dari Afrika ke benua lain sekitar 70.000 tahun yang lalu, di sepanjang pantai Asia dan mencapai Australia sekitar 65.000- 50.000 tahun yang lalu. Sementara Eropa dihuni manusia modern dari migrasi cabang dari Asia Barat dan Eropa kurang lebih 55.000 tahun yang lalu.