DIY dan Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten di Propinsi Jawa Tengah 7° 32'30" LS dan 110° 26'30" BT. Tipe Gunung : Strato, Tipe A Status : Aktif Berdasarkan tatanan tektoniknya, gunung ini terletak di Gambar 1. Gunung Merapi zona subduksi SEJARAH LETUSAN
• Data yang tercatat letusan Merapi yang cukup besar,
dengan skala 4 VEI (Volcanic Explosivity Index) terjadi pada 15 April 1872 dan 26 Oktober 2010 • Menurut gambar infografis (gambar 2) menunjukkan Gunung Merapi memiliki masa istirahat antara 1-18 tahun. Artinya Merapi memiliki masa istirahat terpanjang yang pernah tercatat adalah 18 tahun.
Gambar 2. Infografis Indeks Letusan dan Masa
Istirahat Gunung Merapi Tahun 1752-2014 (Sumber: Global Vilcanism Program) KARAKTERISTIK LETUSAN
• G. Merapi merupakan gunungapi kerucut dengan
komposisi magma basaltik andesit dengan kandungan silika (SiO2) berkisar antara 52 – 56 %. • Morfologi bagian puncaknya dicirikan oleh kawah yang berbentuk tapal kuda, dimana di tengahnya tumbuh kubah lava. • Letusan G. Merapi dicirikan oleh keluarnya magma ke permukaan membentuk kubah lava di tengah kawah aktif di sekitar puncak. Munculnya lava baru biasanya disertai dengan pengrusakan lava lama yang menutup aliran sehingga terjadi guguran lava. Lava baru yang mencapai permukaan membetuk kubah yang bisa tumbuh membesar Gambar 3. Peta sebaran awanpanas G.Merapi tahun 1911-2006 ERUPSI TAHUN 2010 • Erupsi tahun 2010 terjadi Pada 26 Oktober 2010 pukul 17:02 WIB terjadi letusan pertama. Letusan bersifat eksplosif disertai dengan awanpanas dan dentuman • Berdasarkan Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) Badan Nasional Penanggulangan Bencana, total dampak erupsi Merapi 26 Oktober 2010 yaitu 386 meninggal dan hilang, 447.982 orang menderita dan mengungsi, dan 381 orang luka-luka. Amukan awan panas dan material jatuhan menyebabkan 2.465 unit rumah rusak berat, 158 rumah rusak sedang dan 296 rumah rusak ringan. • Dampak erupsi Merapi 2010 mengakibatkan sejumlah desa tidak dapat ditinggali lagi • Kabupaten Sleman yang memiliki dampak terparah dibanding 3 kabupaten lain di sekitarnya. Dari 11 kecamatan di Kabupaten Sleman yang terdampak, Kecamatan Cangkringan merupakan kecamatan Gambar 4. Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 terparah. Empat dari lima desa di kecamatan ini mengalami kerusakan dengan Desa Gelagaharjo mengalami kerusakan rumah paling banyak dibanding 4 desa lainnya. ERUPSI TAHUN 2018
• Merapi kembali menunjukkan taringnya
dengan letusan freatik pada tanggal 11 Mei 2018. • Letusan Merapi disertai gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom diperkirakan mencapai 5.500 m. • Letusan melontarkan abu vulkanik, pasir dan material piroklastik. Letusan freatik Merapi akibat dorongan tekanan uap air yang terjadi akibat kontak masa air dengan panas di bawah kawah gunung Merapi.
Gambar 5. Erupsi Gunung Merapi Tahun 2018
AKTIVITAS GUNUNG API SEKARANG
• Merapi, Selasa - 15 Maret 2022,
statusnya Level III (Siaga) • 90 hari terakhir, kegempaan di gunung merapi didominasi oleh gempa guguran
Gambar 6. Kegempaan Merapi 90 hari terakhir
ANALISIS MITIGASI Click icon to add picture
MITIGASI STRUKTURAL MITIGASI NON STRUKTURAL
Pembangunan Rumah sesuai standar Kawasan rawan bencana
Gambar 7&8. Pembangunan
MITIGASI rumah sesuai standar kawasan rawan bencana STRUKTURAL pembuatan sabo
Gambar 9. Pembuatan sabo
MITIGASI STRUKTURAL
Gambar 10. Alat peringatan dini
Alat peringatan dini
Skenario Kejadian Erupsi Gunung Merapi
MITIGASI STRUKTURAL
Gambar 11. Skenario kejadian erupsi
gunung merapi Pembuatan Jalur Evakuasi
MITIGASI STRUKTURAL
Gambar 12. Pembuatan
papan-papan peringatan dan informasi Media Informasi Gambar 13. Penyebaran informasi lewat social media
MITIGASI NON STRUKTURAL
Mengadakan Sosialisasi mengenai
Mitigasi Bencana Gunungapi
Gambar 14. Mengadakan sosialisasi mitigasi gunungapi
Membuat Peta Kawasan Rawan Bencana
MITIGASI NON STRUKTURAL
Gambar 15. Peta rawan bencana
Membentuk Tim Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Gambar 16. Organisasi penanggulangan bencana
MITIGASI NON STRUKTURAL
Mengadakan Simulasi Bencana
Gambar 17. Simulasi bencana
ANALISIS MITIGASI BENCANA GUNUNG MERAPI Dalam pelaksanaan mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi yang berbasis masyarakat, pemerintah seharusnya mengikutsertakan masyarakat dan komunitas dalam berbagai kegiatan mitigasi. Selain partisipasi, masyarakat di lereng Merapi juga telah memiliki inisiasi untuk membuat dirinya berdaya dalam menghadapi bencana. Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, utamanya mitigasi, ketersediaan informasi terkini, kredibel, dan cepat adalah penting untuk menilai, mamantau dan membuat kebijakan. Oleh sebab itu ketersediaan data, seperti demografi, populasi, status sosial-ekonomi masyarakat sangatlah penting untuk dimiliki pemerintah, utamanya BPBD. ANALISIS RISIKO BENCANA Click icon to add picture ANALISIS RISIKO BENCANA
• Kecamatan Dukun di Kabupaten Magelang
memiliki jumlah penduduk terdampak bencana erupsi Gunung Merapi terbanyak yang meliputi 8 dari 15 Desa terletak di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. • Kecamatan Dukun terletak di lereng sebelah barat Gunung Merapi. Kondisi topografi seperti relief pegunungan dan lembah- lembahnya sangat dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Karena dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik, wilayah ini banyak menghadapi potensi bencana erupsi.
Gambar 18. Peta Kecamatan Dukun
ANALISIS RISIKO BENCANA Tingkat Risiko Bencana Erupsi Gunung Merapi Di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
• Risiko bencana ditentukan dengan
menghitung pengaruh bahaya, kerentanan, dan kemampuan dalam menghadapi bencana. • Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tingkat bahaya erupsi.Tingkat bahaya erupsi Gunung Merapi dibagi meliputi tiga tingkat bahaya yaitu tingkat bahaya rendah, tingkat bahaya sedang, dan tingkat bahaya tinggi.
Gambar 18. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi
di Kecamatan Dukun ANALISIS RISIKO BENCANA Tingkat Risiko Bencana Erupsi Gunung Merapi Di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
• Tahap selanjutnya adalah penentukan
tingkat kerentanan. Kerentanan meliputi kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, kerentanan fisik, dan kerentanan lingkungan. • Kerentanan Sosial meliputi tingkat Kepadatan Penduduk dan rasio kelompok rentan. • Kerentanan ekonomi meliputi luas lahan produktif dan jumlah ternak. • Kerentanan fisik meliputi jumlah rumah dan jumlah fasilitas umum. • Kerentanan Lingkungan berkaitan dengan penggunaan lahan.
Gambar 19. Peta Sebaran Kerentanan di Kecamatan Dukun
ANALISIS RISIKO BENCANA Sebaran Risiko Bencana Erupsi Gunung Merapi Di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
• Langkah selanjutnya adalah melakukan
perhitungan kapasitas dalam menghadapi bencana. • Indikator yang digunakan antara lain keberadaan organisasi penanggulangan bencana, keberadaan dan jenis sistem peringatan dini, keberadaan dan jenis sosialisasi bencana, keberadaan dan jenis faktor pengurangan risiko dasar, dan keberadaan dan jenis mitigasi bencana.
Gambar 20. Peta Sebaran Kapasitas di Kecamatan Dukun
ANALISIS RISIKO BENCANA Sebaran Risiko Bencana Erupsi Gunung Merapi Di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
• Langkah selanjutnya adalah
membuat sebaran risiko bencana erupsi Gunung Merapi. • Peta risiko diperoleh dari hasil overlay peta ancaman bahaya, kerentanan total, dan kapasitas.
Gambar 21. Peta Sebaran Risiko di Kecamatan Dukun
PERANAN GEOFISIKA DALAM MITIGASI BENCANA Monitoring Gunung Merapi
Ardi, Andika Surya, Dyah Respati, Suryo Sumunar. 2017. Analisis Risiko Bencana Erupsi Gunung Merapi Di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNY. Isnainiati, Nur, Muchammad Mustam, Ari Subowo. 2013. Kajian Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Merapi Di Kecamatan Cangkringan DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Sleman. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Diponegoro. https://hmgf.fmipa.ugm.ac.id/geofisika-dan-gunung-api/ diakses pada 27 Maret 2022 pukul 09.26 WIB Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi - Badan Geologi
(esdm.go.id) diakses pada 27 Maret 2022 pukul 10.50 WIB