Professional Documents
Culture Documents
• TRAUMA BERAT : kena pukul, jatuh atau kecelakaan lalu-lintas. benda asing tajam atau trauma pembedahan.
• B. INFEKSI
• INFEKSI HIDUNG : rhinitis akut / kronis
• INFEKSI SINUS PARANASAL :Sinusitis
• C. NEOPLASMA :
• Hemangioma
• Karsinoma
• Angiofibroma di hidung, sinus, dan nasofarings.
• D. KELAINAN KONGENITAL :
• Hereditary hemorrhagic teleangiectasis (= osler’s disease)
• Von Willenbrand disease.
• Lampu kepala
• Spekulum hidung
• Alat penghisap / suction
• Alat pembawa tampon
• Tampon hidung : vaselin
• Lidocain, adrenalin
Bila sumber perdarahan dapat terlihat, tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras Argenti (AgNO,) 25-30%.
Sesudahnya area tersebut diberi krim antibiotik.
Tampon anterior yang dibuat dari kapas yang diberi pelumas vaselin dan salep antibiotik.
Dipertahankan selama 2 x 24 jam
Tampon posterior :
TAMPON BELLOCQ = “POSTERIOR NASAL PACK”
• Pada tampon belloque / tupfer diikatkan 3 buah veterband (2 buah pada 1 sisi – 1
buah pada sisi lain).
• Masukan kateter karet melalui nares anterior tampak di orofaring tarik keluar
mulut.
• Ikatkan 2 buah veterband pada tupfer / tampon belloque ke ujung kateter. Terik
kateter keluar melalui nares anterior bersama 2 veterband tersebut.
Indikasi
Perdarahan tidak berhenti
Kesimpulan
Epistaksis (perdarahan dari hidung) adalah suatu gejala dan bukan suatu penyakit, yang disebabkan oleh adanya suatu
kondisi kelainan atau keadaan tertentu. Epistaksis bisa bersifat ringan sampai berat yang dapat berakibat fatal. Epistaksis
disebabkan oleh banyak hal, namun dibagi dalam dua kelompok besar yaitu sebab lokal dan sebab sistemik. Epistaksis
dibedakan menjadi dua berdasarkan lokasinya yaitu epistaksis anterior dan epistaksis posterior. Prinsip penanganan
epistaksis adalah menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis.