You are on page 1of 28

INFEKSI NOSOKOMIAL

OLEH:WANTO PAJU S.Kep,Ns,M.Kep

PRODI KEPERAWATAN WAIKABUBAK


INFEKSI NOSOKOMIAL
• Definisi
Infeksi yang didpt px ketika dirawat di RS atau fasilitas
sejenis (selama - pernah)
• Kriteria :
– Pada saat pasien masuk RS tak ada tanda2 klinik infeksi
– Pada waktu masuk RS tidak sedang dalam masa inkubasi
dari infeksi tersebut
– Tanda-tanda klinik baru timbul min setelah 3 x 24 jam sejak
mulai perawatan (tak mutlak tergantung kuman)
– Infeksi bukan merupakan sisa infeksi sebelumnya
– Saat mulai dirawat di rs sudah ada tanda2 infeksi & dpt
dibuktikan inf tsb di dpt px ketika dirawat di rs yg sama pd
waktu yg lalu serat belum pernah dilaporkan sbg inf.nos.
Kebijakan Menteri Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 27/Menkes/III//2017,
tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan
Pengertian
• Infeksi nosokomial merupakan: salah satu
penyebab utama dari meningkatnya angka
morbiditas dan mortalitas, yang dapat
menghambat proses penyembuhan
sehingga mengakibatkan masalah baru
dalam bidang kesehatan, antara lain
meningkatnya hari rawat dan bertambahnya
biaya perawatan serta pengobatan pasien
di rumah sakit (WHO, 2005).
DATA INF.NOSOKOMIAL
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 64–71

• Angka kejadian infeksi nosokomial di beberapa negara


berkisar antara 3,3–9,2% , Angka infeksi nosokomial
terus meningkat mencapai 9% (variasi 3–21% ) atau
lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit
seluruh dunia (Al Varado,2007).
• Di negara berkembang didapatkan angka kejadian
infeksi nosokomial berupa angka prevalensi sebesar
12,7% di Malaysia, dan di Taiwan sebesar 13,8% serta
Nigeria sebesar 17,5% (Djoyosugito, 2007).
DATA INF.NOSOKOMIAL
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 64–71

• Hasil Survey point prevalensi dari 11 Rumah Sakit di DKI


Jakarta yang dilakukan oleh Perhimpunan Pengendalian
Infeksi Indonesia (PERDALIN) dan Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Soroso Jakarta pada
tahun 2003 didapatkan:
• Angka infeksi nosokomial untuk ILO (Infeksi Luka
Operasi) 18,9%, ISK (Infeksi Saluran Kemih) 15,1%,
IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, Pneumonia
24,5% dan Infeksi Saluran Napas lain 15,1%, serta
infeksi lain 32,1%.
Data Infeksi Nosokomial
Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 64–71

• Hasil penelitian menunjukkan 90 – 95% infeksi


nosokomial dipengaruhi oleh perilaku tenaga
kesehatan.
• Dengan demikian untuk mencapai keberhasilan
program pencegahan dan pengendalian infeksi,
dituntut pengetahuan dan sikap tenaga
kesehatan untuk segera melakukan pencegahan
dan pengendalian infeksi nosokomial (Anonim,
2007).
JIM FKep Volume IV No. 1 2019
ABSTRAK
•Hand hygiene merupakan istilah yang digunakan untuk mencuci tangan
menggunakan antiseptik pencuci tangan. Hand hygiene menjadi salah satu langkah
yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga infeksi nosokomial
dapat berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan dengan sikap perawat dalam penerapan hand hygiene di ruang rawat
inap medikal bedah RSUD Meuraxa Banda Aceh. Jenis penelitian Kuantitatif;
descriptive correlative dengan desainCross sectional study. Populasi penelitian 50
perawat, pengambilan sampel menggunakan proportional sampel dengan jumlah
33 perawat di ruang rawat inap medikal bedah RSUD Meuraxa Banda Aceh.
•Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat
pengumpulan data berupa kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan uji
pearson correlation. Hasil penelitian yang didapatkan nilai mean dari pengetahuan
11,6 dan nilai mean sikap 16,3. Nilai P-Valueantara pengetahuan dengan sikap
adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan sikap perawat dalam penerapan hand hygiene. Direkomendasikan bagi
perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan pelaksanaan hand hygiene melalui
program pelatihan pengurangan infeksi agar angka kejadian infeksi nosokomial
semakin berkurang.
•Keywords : hand hygiene, pengetahuan, sikap, perawat
• Dalam panduan praktis World Health Organization (WHO)
pencegahan infeksi nosokomial (INOS) tahun 2014, Survei
prevalensi yang dilakukan oleh WHO yang dilakukan di 55
rumah sakit dari 14 negara di wilayah WHO yang meliputi:
(Eropa, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat
menunjukkan pasien rumah sakit yang mengalami infeksi
rata-rata 8,7 %, penderita komplikasi infeksi di rumah sakit
lebih dari 1,4 juta orang, infeksi nosokomial yang paling
sering yaitu jenis infeksi karena luka bedah, infeksi saluran
kemih dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah, dan
penelitian WHO selanjutnya menjelaskan bahwa infeksi
nosokomial yang paling sering terjadi yaitu di unit perawatan
intensif, bangsal bedah dan ortopedi akut.
Mengapa Inos Perlu Dikendalikan?
Penyebab inos = kuman RS, berbeda dengan kuman di
luar RS

Kuman2 umumnya resisten pd banyak ab


(membahayakan pasien maupun lingkungan termasuk
petugas dan pengunjung)

• Pengendalian inos tu u/ melindungi pasien (krn


rentan/lemah secara fisik maupun psikis akibat penyakit
yg diderita)

• Selain itu kerugian inos:


– pemborosan/biaya tinggi, wasting time
• Outcame Inos
– Kematian
– Penyakit
– Kecacatan
– Ketidaknyamanan
• Angka kejadian (WHO 1986)
– Amerika  6% dan mrpk salah satu dari 10
penyebab kematian di usa
– Di dunia  9 juta orang dari 190 juta yg dirawat di
rs terkena inos. angka kematian 1 juta org/th
• Faktor2 yg mempengaruhi timbulnya inos :
– Endogen co : umur ekstrem, imunologi kacau, dan
pemakaian imunosupresan
– Exogen co : manusia, pengunjung & perawat
– Lingkungan
– Rendahnya vasilitas cuci tangan
• Faktor-faktor tsb di atas sebenarnya mrpk
suatu mata rantai (chain of inf) antara :
1. Mikroba yg infeksius
2. Reservoir, dimana mikroba hidup & berkembang
biak
3. Portal of exit
4. Mean of transmission (cara penularan)
5. Portal of entry
6. Penderita/host yg suspectible
1. Pencegahan pd dasarnya memotong rantai
infeksi ini.
2. Kaitannya dg CSSD? sterilisasi, desinfeksi 
memotong rantai infeksi  penularan
dicegah
Jenis Inos
– Bakteremia nosokomial
– ISK nosokomial
– Inos pd luka operasi
– Hepatitis virus akut nosokomial
– Infeksi sal. cerna nosokomial
– Endometritis pasca partum
• Pencegahan Inos
– persiapan penderita
– cuci tangan
– antibiotik profilaksis

• 3 Syarat agar program pencegahan


sukses :
– Ada organisasinya  di bawah komite
– Ada peraturannya
– Ada sistemnya
PENCEGAHAN
• Cara paling efektif untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial adalah dengan menjalankan standar
precaution yang salah satunya adalah dengan
melakukan hand hygiene pada setiap penanganan
pasien dirumah sakit. Hand hygiene menjadi salah satu
langkah yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi
infeksi, sehingga insidensi nosokomial dapat berkurang.
Pencegahan dan pengendalian infeksi wajib dilakukan
oleh perawat, dokter dan seluruh orang yang terlibat
dalam perawatan pasien (Fauzia &Rachmawati,2018)
Kesimpulan
• RS  tempat mendapatkan pertolongan
medis  harapan kesembuhan px  tak
kena inos
• Butuh kerja sama & disiplin tinggi  u/
menjalankan prosedur tertentu  inos
dpt ditekan
• Trend mendatang  masuk akreditasi 
tolak ukur mutu pelayanan RS
Chain of Infection
1. Mikroba yg infeksius
– Penyebab utama : bakteri & virus, kadang-
kadang jamur, jarang karena parasit
– Tergantung patogenitas/virulensi serta
jumlahnya
– Contoh bakteri penyebab infeksi pada
Tabel 1
Tabel 1. Bakteri Penyebab Infeksi
Tempat Infeksi Bakteri

Sal. Cerna e. coli, salmonella, shigella compylobacter

Sal. pernapasan atas h. influenzae, s. pyogenes, s. pneumoniae


Sal. pernapasan s. pneumoniae, p. aeroginosa, k.
bawah pneumoniae, l. pneumophila
Septikemi e. coli, p. aeroginosa, s. auerus
Luka bakar p. aeroginosa, e. coli, s. aureus pyogenes

s. aureus, s. epidermidis, klebsiella


Luka
bacteroides, p. mirabilis marcescens
e. coli, p. aeruginosa, proteus aerogenes,
Sal. kemih
s. marcescens, klebsiella, s. faecalis
Chain of Infection…

2. Reservoir dan Source


2. Reservoir : tempat dimana mikroba tetap
hidup dan berkembang biak
3. berupa mahluk hidup (manusia & hewan)
atau benda mati
4. Source : tempat dari mana mikroba yg inf.
menular ke host, mll kontak langsung at
tdk langsung
Chain of Infection…

3. Portal of Exit
– Melalui satu atau beberapa tempat
– Contoh : sal. cerna, sal. nafas, sal. urogenital

• Transmission (Penularan)
– Perpindahan mikroba dari source ke host
– Melalui kontak (>), udara dll  di RS dari :
• Petugas RS
• Barang2 (sprei, saputangan)
• Pengunjung
• Air,mak, udara
• Pembedahan
• Flora normal pasif
• Medikasi (suntikan, infus, cateter)
3. Pengetahuan ttg cara penularan penting krn dpt diketahui
sumbernya & cara mengatasinya
Chain of Infection…

5. Portal of Entry
– Tempat masuk kuman
– Melalui : kulit, dinding mukosa, sal. nafas, sal.
cerna, sal. urogenital
6. Host
– Masuknya kuman ke host tdk sll menyebabkan inf
– Yang memegang peranan penting : mekanisme
pertahanan tubuh hostnya (spesifik & non spesifik)
– Non spesifik : kulit, ddg mukosa, sekresi kel. (air
mata, as. lambung, cairan mukosa, enzim2) nutrisi,
genetik, hormonal (dm), usia, peny. kronis.
– Spesifik : timbul scr buatan maupun alamiah
• Lingkungan
– Lingkungan yg sehat dan terpelihara
Cuci Tangan
– Pencegahan penyebaran infeksi yang paling tua,
sederhana & paling konsisten
– Menurunkan kontaminan kuman patogen dari tangan
& mencegah penyebaran ke daerah yang tidsk
terkontaminasi
– Siapa yang harus cuci tangan ?
• All personil yang kontak langsung dengan px cuci tangan
sebelum & sesudah
• Org yg kontak tdk langsung (menyentuh barang yg akan
dipakai at telah dipakai)
• All personil RS, melindungi diri & orang lain
Kapan Cuci Tangan??
1. Pada waktu datang ke rs (cegah masuknya kuman
dari luar)
2. Sebelum & sesudah masuk bangsal
3. Sebelum & sesudah kontak fisik dg px
4. Sebelum & sesudah memegang benda yg dipakai
px
5. Sebelum memberi makanan/obat-obat pd px
6. Sebelum & sesudah mengumpulkan specimen
7. Jika tangan tampak kotor
8. Sebelum minum, makan dll
9. Sebelum pulang ke rumah
Dua Metoda Mencuci Tangan

1. Cuci tangan dasar


Dengan memakai sabun di bawah air
mengalir
2. Surgical scrub
Dengan memakai cairan antiseptik dg sikat
Tehnik Cuci Tangan
1. Lepaskan semua perhiasan
2. Dekati jamban, jangan menempel
3. Atur aliran air
4. Basahi tangan & lengan bawah ad siku
5. Beri 2-5 ml sabun air
6. Gosok tangan dengan sabun, mulai telapak dan
punggung tangan sela jari-jari semua
7. Bilas dg air ad bersih
8. Bersihkan kuku dan kotorannya
9. Sabuni pergelangan tangan dan lengan bawah
10. Bilas dengan air
11. Ulangi prosedur no 4-10 beberapa kali
• Apakah infeksi nosokomial?
• CSSD dikatakan dapat mencegah
terjadinya infeksi nosokomial, mengapa
demikian?
• Infeksi nosokimial dapat bersumber dari
mana saja?

You might also like