You are on page 1of 24

OLAH GERAK DI LAUT

MUHAMMAD SULAIMAN
MODUL 13
TIK

• Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa


diharapkan mampu menjelaskan :
– Langkah-langkah sebelum dan sesudah menerima pandu
dalam keadaan biasa (normal) dan cuaca buruk
– Urutan tindakan yang harus dilakukan bila melihat orang
jatuh ke laut
– Situasi berputar (olah gerak) yang tepat untuk menolong
orang jatuh di laut
– Standar olah gerak tidak menjamin sebuah kapal dengan
keadaan kelilingnya
SUB POKOK BAHASAN

1. Menerima Pandu
2. Orang Jatuh Ke Laut
Cara Menolong
1. MENERIMA PANDU

a. Kapal pandu yang berlayar


b. Kapal pandu yang berlabuh jangkar
a. Kapal Pandu yang berlayar
1.Tindakan-tindakan sebelumnya :
 Memberitahukan Kamar Mesin ;
 Memasang isyarat Pandu Internasional ;
 Menyiapkan tangga tali di lambung (sisi bawah
dan tali muka untuk sekoci dan tali buangan).
2.Dalam keadaan biasa dengan adanya angin
dan ombak kapal diberhentikan di sisi atas
angin terhadap kapal pandu.
 Kapal pandu mendekati kapal pada sisi olak dan
menurunkan sekoci dayung tepat pada
waktunya, sehingga sekoci terdapat merapat
dengan mudah.
 Kemudian kapal pada mengolah gerak demikian,
sehingga sekoci tersebut dengan mudah pula
dapat kembali
a. Kapal Pandu yang berlayar
3. Dalam cuaca buruk, maka kapal
diberhentikan di sisi angin terhadap kapal
pandu, serta menyediakan sisi lain pula.
 Kedua kapal itu meneteskan minyak di sisi
atas angin. Sekoci dayung menuju ke kapal
yang meminta pandu, pada sisi olah kapal ini.
 Setelah pandu naik ke kapal maka kapal
pandu menuju ke sisi bawah angin dari kapal,
sehingga sekoci dayung tersebut dapat
kembali lagi ke kapal tepat dengan angin dan
ombak dari belakang.
b. Kapal Pandu yang Berlabuh Jangkar

• Kapal diberhentikan di sisi bawah


arus/angin. Apabila pandu naik ke
kapal, sekoci dayung digandeng ke
sisi atas arus/angin terhadap
kapal pandu yang berlabuh itu,
sehingga sekoci aktif dapat
kembali ke kapal pandu dengan
mudah.
2. ORANG JATUH KE LAUT
Seorang anggota awak kapal yang
melihat sendiri, ada orang yang jatuh di
laut, harus :
Berteriak keras "Orang jatuh di laut”, harus :
• Berteriak keras “Orang jatuh di laut, di sebelah
kiri/kanan“
• Melemparkan pelampung penolong yang terdekat
kepada orang tersebut
• Mengawasi orang yang jatuh itu
Perwira jaga segera mengambil tindakan
sebagai berikut :
Memberhentikan mesin dan kemudi di
putar cikar ke arah orang yang jatuh itu ( x )
Kapal di putar keliling, sampai tiba kembali
di tempat pelampung tersebut (putaran
tunggal)
2. ORANG JATUH KE LAUT
Sekoci diawaki dan diaria sampai
di dekat permukaan
Tindakan yang diambil untuk
menolong orang itu cepat dan
aman, tergantung dari keadaan
cuaca
Pada umumnya : Kapal diolah
gerak demikian sehingga segera
duduk berhenti di angin dan
sedekat mungkin "orang" itu dan
menurunkan sekoci : disisi tolak.
2. ORANG JATUH KE LAUT
Apabila keadaan cuaca tidak
mengijinkan untuk menurunkan
sekoci, maka orang itu ditolong
dengan tali yang diikatkan pada
sebuah alat pengapung
Diperairan sempit kapal tidak
dapat berputar keliling, disini kapal
harus mundur dengan kekuatan
penuh untuk menuju ke tempat
kecelakaan tersebut.
2. ORANG JATUH KE LAUT
Kita dapat pula menerapkan yang
disebut “Putaran Williamson”, terutama
pada angin dan ombak dari belakang.
Olah gerak putaran ini ternyata dapat
dipercaya, caranya :
Putarlah kemudi cikar ke sisi dimana
orang itu jatuh, telegraph mesin stand
by
Jika kapal sudah berubah haluan + 60 – 70o
segera kemudi dibalas dan kemudi dicikar ke
sisi yang lain.
Setelah kapal duduk pada haluan yang
berlawanan, mesin distop dan kapal
dihanyutkan sampai di tempat orang yang
jatuh
2. ORANG JATUH KE LAUT
Cara yang ketiga putaran ganda adalah
disebut “putaran eliptis”. Olah gerak ini
diterapkan dengan sukses jika kita
berlayar dengan angin dan ombak dari
muka
Segera setelah teriakan “orang jatuh ke laut”
disebelah kiri(kanan), putarlah kemudi cikar
Jika kapal sudah berputar 180o kemudi
dibalas dan berhaluan berlawanan (H= x o +
180o)
Jika laju kapal yang sementara itu
mengurangi sudah kembali seperti semula,
maka sekali lagi putarlah kemudi “cikar”
sampai pada haluan semula (H= xo)
Kemudi stop mesin dan berlayar sesuai
dengan keadaan setempat
CARA MENOLONG
Cara biasa
Cara Williamson (Williamson
Turn)
Cara biasa
• Setiap orang yang mengetahui kejadian
harus berteriak  orang jatuh ke laut
dilambung kiri/kanan dan diulang
beberapa kali (ditujukan kepada perwira
jaga)
• Pelampung penolong yang terdekat
segera dilempar ke arah orang tersebut
(sebaiknya yang berpenerangan)
• Mualim jaga begitu mendengar teriakan
itu segera menempatkan telegraph pada
pos Stop. Naikkan semboyan bendera “0”.
Roll orang jatuh kelaut segera dibunyikan
(kalau ada)
Cara biasa
• Setelah mengetahui sebelah mana orang
tersebut jatuh, kemudi dicikar ke arah si
korban untuk menghindari sikorban dari
buritan kapal, sebaiknya beberapa life
jackets dibuang ke laut. Suruh orang
untuk mengawasi sikorban, kalau perlu
dari tempat yang tinggi supaya
jangansampai hilang dari pengawasan.
• Beritahu nahkoda
• Mengadakan tindakan selanjutnya
bergantung dari : cuaca baik, laut
berombak, jika tidak mungkin
menurunkan sekoci
Jika cuaca baik
• Kapal dibawa kearah diatas angin dari
sikorban
• Sekoci dibawa angin disiapkan untuk
diturunkan ke arah sikorban dengan mualim
II sebagai orang yang bertanggungjawab
• Perlengkapan seperti tali, ganco, baju
renang, senter dll dibawa serta
• Sementara itu, kapal dibawa ke tempat
dibawa angin dari sikorban
• Jika sudah ditolong, sekoci didayung ke
kapal mengikuti angin
• Jika dianggap perlu,kapal mengolah gerak
seperlunya lagi untuk mengamankan
naiknya sekoci dan sikorban terhadap angin
dan ombak
Laut Berombak
• Kapal diberhentikan diatas angin dari
sikorban agak jauh dari sikorban
• Sekoci dibawa angin diturunkan dan
didayung ke arah sikorban dengan
mengikuti angin dan gelombang
• Setelah itu kapal dibawa kearah
dibawah angin dari sikorban
• Setelah sikorban ditolong, sekoci
dapat didayung ke arah kapal
mengikuti arah angin dan ombak lagi
• Lain-lain sama seperti pada cuaca baik
Jika tdak mungkin
menurunkan sekoci
• Kapal dihentikan diatas angin dari
sikorban dan dibiarkan terapung
• Beberapa sekoci diturunkan diatas
permukaan air (tergantung)
• Setelah dekat sikorban maka
dilemparkan beberapa tali kearah
korban
• Bersamaan dengan itu dipasang tangga
sekoci/tangga monyet untuk menaikkan
sikorban, kalau perlu pada pinggiran
sekoci dipasang juga jala-jala untuk
menangkap si korban.
William Turn
• Tindakan pendahuluan sama dengan cara
biasa tetapi olah gerak berikutnya :
• Cikar kemudi ke arah sikorban
• Telegraph standby, kecepatan dikurangi dan
diatur menurut keadaan
• Bila kapal telah berputar antar 60o – 70o dari
haluan semula maka kemudi dibalas kesisi
lain sedangkan kecepatan ditambah menurut
kebutuhan.
• Segera haluan kapal pada haluan
sebaliknyadari haluan semula, mesin stop,
dengna demikian maka kapal menuju ke
tempat sikorban dengan sisa kekuatan yang
ada
William Turn
• Manuver lebih lama, tetapi kapal lebih
dekat langsung dengan sikorban, terutama
bila arah angin dari belakang,
• cara ini sangat menguntungkan karena
akan lebih keadaannya bahwa kapal
berhadapan dengan angin pada waktu
mendekati sikorban
• Cara ini memang lambat tetapi kita bisa
menemukan kembali haluan kita semula,
apalagi bila sikorban tidak diketahui
keberadaannya
• Adakalanya menjadi keharusan untuk
menggunakan cara ini terutama bila
penglihatan kurang jelas atau pada malam
hari
Stop mesin, haluan
mengarah ke
sikorban dengan
angin dari depan

Olah gerak
mencari tempat
atas angin dari 600 – 700 dari haluan
sikorban semula cikar kanan
kearah sebaliknya

Posisi sikorban
setelah hanyut
Sikorban

Stop mesin atas angin,


turunkan sekoci, didayung
Arah angin mengikuti angin/ombak
Haluan sementara
tetap

Cikar ke arah Cikar penuh ke arah


sikorban sikorban

Williamson Turn II
30°

30°

Williamson Turn III


TERIMA KASIH

You might also like