You are on page 1of 14

Laporan

Observasi
PHT

Kelompok 6
Apa saja permasalahan yang dihadapi oleh petani di lingkungan

Rumusan
KSP Tirtabumi?

Masalah
Bagaimana usaha yang ditempuh KSP Tirtabumi dalam menyesaikan
masalah pertanian yang ada di Desa Budiasih?

Kesimpulan dan rekomendasi


Profil KSP (Kelompok Studi Petani)
Kelompok Studi Petani (KSP) Tirtabumi berlokasi di Dusun
Cihideung 2 Rt/Rw : 25/04 Desa Budiasih Kecamatan
Sindangkasih Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat, KSP ini
mulai beroprasi pada bulan Februari tahun 2000 oleh : Enceng
Asikin, Euis Holisoh, Iik Mudrikah, Kuswara, Acep Koswara,
Dede, Lili, dan Khoer dengan memadukan praktek
pemahaman Pembelajaran Ekologi Tanah (PET). Para petani
Budiasih tidak hanya menanam padi saja, melainkan juga
sayur – sayuran (kangkung, bawang daun, dll). KSP Tirtabumi
ini menerapkan sistem pertanian organik.
Waktu dan Tempat Observasi
Pelaksanaan observasi dilaksanakan pada hari kamis
tanggal 07 November 2019 ke KSP Tirtabumi Dusun
Cihideung 2 Rt/Rw : 25/04 Desa Budiasih Kecamatan
Waktu dan Tempat Sindangkasih Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat
Observasi
MODERN POWERPOINT PRESENTATION INFOGRAPHIC
Pengelolaan Hama Terpadu

Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) menurut KSP Tirtabumi


yaitu suatu konsep atau cara berpikir dalam upaya
pengendalian populasi atau tingkat serangan pengganggu
tanaman dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian
yang dipadukan dalam satu kesatuan untuk mencegah
kerusakan tanaman dan timbulnya kerugian secara
ekonomis serta tetap menjaga keseimbangan ekosistem.
Permasalahan
Petani di Lingkungan KSP TIRTABUMI
Permasalahan yang terjadi di daerah ini sangat
minim sekali, selama 20 tahun ini tidak pernah
terjadi kegagalan panen yang disebabkan oleh
pengganggu tanaman. Pengganggu tanaman
padi yang paling sering ditemui yaitu wereng
coklat, kutu kubul, belalang, burung, tikus, dan
keong. Sedangkan pengganggu tanaman
sayuran yaitu ulat dan belalang.
Usaha yang Ditempuh KSP Tirtabumi untuk Mengatasi
Permasalahan Petani

Untuk menangani masalah yang terjadi masyarakat petani Budiasih lebih cenderung
memilih teknik yang ramah lingkungan, mereka mengupayakan untuk tidak sama sekali
menggunakan pestisida, namun jika keadaan mendesak para petani akan menggunakan
pestisida dengan seminim – minim nya.
Penanganan yang sesuai berbasis PHT yang dianjurkan yaitu penggunaan bahan kimia
buatan lebih baik dikurangi/ditiadakan dan menghindari metode penjeratan dan
penembakkan besar-besaran karena dapat merusak ekosistem. Petani diharapkan memilih
metode yang lebih bijak dalam mengendalikan hama agar tidak semakin menambah dampak
negatif yang ditimbulkan.
01 ditangani dengan teknik
Penanganan penaburan abu dapur
secukupnya pada tanaman padi,
Hama dan sejauh ini berhasil untuk
mengurangi jumlah wereng,
meskipun belum ada penelitian
tentang hal tersebut dan selain itu
juga abu dapur yang jatuh ke
tanah dimanfatakan sebagai
pupuk organik.
02
Penanganan
Hama Untuk menangani problem tikus
dewasa, masyarakat
menggunakan metode tanam
jenis ubi - ubian di pematang
sawah, sehingga tikus – tikus itu
tidak memakan padi. Sedangkan
untuk bayi – bayi tikus para petani
membuat campuran bahan yang
tidak disukai tikus, yaitu
campuran dedak halus dan gula
pasir dengan perbandingan 1:¼
lalu di masukkan ke dalam lubang
Pematang sawah ditanami ubi – ubian tikus yang menyebabkan anak –
anak dari tikus itu mati.
03
Penanganan
Hama Penanganan keong dilakukan
dengan cara mengurangi jumlah
air di sawah, karena pada
dasarnya keong suka daerah
yang lembab dan mengandung
banyak air. Hal ini tidak akan
mengganggu kehidupan padi,
karena padi sama hal nya dengan
tanaman darat lain yang
memerlukan air bukan jenis
tanaman hidrofit yang
kehidupannya harus selalu
terendam air.
04
Penanganan
Hama Untuk pengganggu tanaman
burung, belalang, dan ulat
dibiarkan saja, karena jumlahnya
juga hanya sedikit.
 
Kesimpulan
Dari hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan hal-hal berikut:
PHT (Pengelolaan Hama Terpadu) yaitu suatu konsep atau cara berpikir dalam upaya
pengendalian populasi atau tingkat serangan pengganggu tanaman dengan menerapkan
berbagai teknik pengendalian yang dipadukan dalam satu kesatuan untuk mencegah kerusakan
tanaman dan timbulnya kerugian secara ekonomis serta tetap menjaga keseimbangan
ekosistem.
Permasalahan pertanian di KSP Tirtabumi seringkali diakibatkan oleh OPT, contohnya
serangga, burung, dan tikus.
Untuk mengatasi permasalahan OPT dengan prinsip PHT diantaranya dapat dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut:
 Pemanfaatan abu dapur sebagai penanganan wereng
 Penanaman ubi-ubian di pematang sawah untuk mencegah tikus merusak padi
 Penggunaan pestisida secara bijaksana
 Keberhasilan pertanian dengan prinsip PHT sangat bergantung pada pemahaman dan
kesadaran petani yang berperan sebagai subjek sekaligus objek dalam PHT.
Rekomendasi

Dengan eksistensi laporan observasi ini dapat menjadi


ajuan dalam meningkatkan wawasan kita tentang
Pengendalian Hayati, serta menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun dalam kesempurnaan laporan
observasi kami ini.
Adapun saran untuk observer yaitu dalam melakukan
observasi sebaiknya dilakukan dengan teliti dan apa
adanya dan harus memahami konsep-konsep dasar
penelitian untuk menghasilkan data-data yang
diharapkan.
Thank You

Any Question????

You might also like