You are on page 1of 42

Zat Gizi Mikro

Oleh Leurisa Mayangshita


1706106141

Mata Kuliah Kelangsungan Hidup Pada Anak


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
2019
Meningkatkan asupan
vitamin A
Meningkatkan asupan vitamin A

Vitamin A merupakan salah satu zat esensial dalam


pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kekurangan vitamin A (KVA) disebut sebagai Vitamin A


Deficiency (VAD)
Meningkatkan asupan vitamin A

PREVALENSI DEFISIENSI VITAMIN A

UNICEF (1998) menyatakan


kekurangan vitamin A (KVA)
sangat marak. Lebih dari 100
juta anak pra-sekolah di
dunia mengalami dampak
KVA.
Meningkatkan asupan vitamin A

Manfaat peningkatan asupan vitamin A

Studi pengamatan dan intervensi


Vitamin A sangat penting untuk menunjukkan bahwa asupan
fungsi sistem kekebalan tubuh. vitamin A sangat berperan dalam
KVA kronis dapat menyebabkan KVA meningkatkan risiko perbaikan sel rusak,
kerusakan mata dan dapat kematian anak dan infeksi. meningkatkan fungsi kekebalan
menyebabkan kebutaan tubuh dan mengurangi risiko
permanen. infeksi dan kematian (Beaton et
al., 1993).
Meningkatkan asupan vitamin A

Dampak intervensi untuk meningkatkan


asupan vitamin A

modifikasi Intervensi untuk


diet/kebun
rumah meningkatkan asupan vitamin
A meliputi:

pemuliaan suplem
tanaman en

fortifikas
i
Meningkatkan asupan vitamin A

Dampak intervensi untuk meningkatkan


asupan vitamin A
Selain itu, suplementasi vitamin A dalam manajemen
Mengurangi tingkat kematian anak kasus campak dapat mengurangi tingkat kematian pada
anak lebih dari 50% (Hussey & Klein, 1990).

Dua percobaan morbiditas dan mortalitas di Ghana


Mengurangi kejadian infeksi dan menemukan dampak pemberian vitamin A pada
manajemen diare akut, kunjungan rawat inap, dan
morbiditas mortalitas menurun sebanyak 19% (Ghana VAST, 1993).

Delapan uji coba terkontrol secara acak suplementasi


vitamin A oleh Beaton, et al (1993) menunjukkan
Mengurangi mortalitas pada anak usia 6 intervensi menyebabkan penurunan mortalitas sebesar
bulan hingga 5 tahun 23% di antara anak-anak berusia enam bulan hingga lima
tahun (RR:0,77; 95% CI 0,71-0,84).
Meningkatkan asupan vitamin A

Dampak intervensi untuk meningkatkan


asupan vitamin A
• Namun demikian terdapat perbedaan temuan pada intervensi bayi
yang mana suplementasi vitamin A tidak berdampak pada penurunan
mortalitas untuk bayi berusia 0–5 bulan. Penurunan mortalitas baru
mulai terlihat ketika pemberian dosis dilakukan pada diatas lima bulan
(Vitamin A dan Pneumonia working group, 1995).
• Selain itu, uji coba di Ghana, India dan Peru menemukan jumlah
kematian yang hampir sama dalam dosis vitamin A untuk kelompok
intervensi dan kontrol selama sembilan bulan pertama kehidupan
(WHO/CHD, 1998).
Meningkatkan asupan vitamin A

Dampak intervensi untuk meningkatkan


asupan vitamin A
Suplementasi vitamin A untuk intervensi
pertumbuhan memiliki hasil riset yang Riset di Ghana
saling bertentangan. Dari dua percobaan menemukan terjadi
di Indonesia, satu menemukan efek pada peningkatan berat badan
kenaikan berat badan anak laki-laki di Di India (Rahmathulla et al., rata-rata tahunan yang
atas tiga tahun, tetapi tidak berpengaruh 1991), ditemukan tidak ada sama di antara anak-anak
pada pertumbuhan linier (panjang efek pada berat dan berusia> 36 bulan yang
badan); sedangkan pada percobaan lain, pertumbuhan linier. diberi suplemen, tetapi
pertumbuhan linear meningkat tetapi secara fungsional tidak
berat badan tidak meningkat (West et signifikan (Kirkwood et al.,
al., 1988; Muhilal, Idjradinata & 1996).
Muherdiyantiningsih, 1988).
Meningkatkan asupan vitamin A

Evidence-based research menunjukkan


bahwa setiap populasi dengan KVA yang
substansial atau bahkan tanpa adanya
kasus KVA, bila dilakukan suplementasi
vitamin A dapat berdampak
menguntungkan.
Meningkatkan asupan vitamin A

Kelayakan program skala besar


1) Kebun rumah dan perbaikan diet
Vitamin A ditemukan sebagai retinol dalam ASI, hati, telur, mentega dan susu sapi utuh, dan sebagai beta-karoten
dalam sayuran berdaun hijau tua, buah jeruk dan buah berwarna kuning (seperti mangga) dan red palm oil. Program
kebun sayur dan teknik pengawetan, seperti pengeringan mangga untuk memperluas akses sumber vitamin A, terbukti
dapat meningkatkan asupan vitamin A dalam makanan, dan meningkatkan diversifikasi makanan.

Namun, pendekatan tersebut tidak akan cukup untuk mengatasi VAD. Hal ini karena,
1) Pertama, menu makanan mungkin tidak mengandung lemak yang cukup yang membantu karotenoid dikonversi
menjadi vitamin A (de Pee et al., 1995).
2) Kedua, ada kesenjangan pengetahuan terhadap berbagai metode pengolahan makanan yang mengandung vitamin A,
seperti durasi dan suhu memasak.
3) Ketiga, dalam beberapa pengaturan, program ini mungkin tidak layak untuk memenuhi kebutuhan vitamin A pada
anak usia dini melalui MPASI (Brown, Dewey & Allen, 1998; Hudelson et al., 1999).
Meningkatkan asupan vitamin A

Kelayakan program skala besar


2) Suplementasi
Vitamin A dalam tubuh disimpan dalam hati. Tidak seperti seng dan zat besi, yang perlu dikonsumsi secara
teratur, vitamin A dapat disimpan dalam waktu 4-6 bulan.

Dalam uji coba di Ghana, tidak ada bukti bahwa interval pemberian dosis kurang dari empat bulan akan
memiliki dampak yang lebih besar terhadap morbiditas atau mortalitas anak (Ross et al., 1995 ).
Pada pertengahan 1997, kebijakan suplemen dosis tinggi berkala telah dilakukan di 38 negara dengan kasus
KVA, dan di 13 negara dari 40 negara dengan defisiensi subklinis yang terdokumentasi. Di tahun 1998,
setidaknya 35 dari 100 negara telah secara rutin memberikan suplemen vitamin A selama Hari Imunisasi
Nasional (UNICEF).
Meningkatkan asupan vitamin A

Kelayakan program skala besar


3) Suplemen vitamin A digabung dengan imunisasi dasar
Program imunisasi memiliki jangkauan terhadap sebagian besar anak-anak pada saat itu, memberikan
suplemen vitamin A pada saat imuniasasi menjadi salah satu mekanisme untuk memperluas cakupan. Pada
tahun 1992, konsultasi informal diadakan oleh Unit Nutrisi WHO dan Program Perluasan Imunisasi untuk
menilai peran imunisasi dasar untuk mengurangi defisiensi vitamin A. Direkomendasika pemberian 25.000
IU vitamin A pada saat imunisasi DPT (dijadwalkan sekitar 6, 10 dan 14 minggu) dan saat imunisasi campak
sekitar sembilan bulan. Satu dosis besar 200.000 IU kepada ibu selama periode s postpartum (sekitar 60
hari).
WHO/CHD Immunization-Linked Vitamin A Supplementation Study Group, 1998 bahwa ternyata
perbedaan jumlah bayi yang diberi vitamin A pada bayi usia dini dan usia 9 bulan tidak terlalu signifikan
menurunkan mortalitas.
Meningkatkan asupan vitamin A

Kelayakan program skala besar


4) Fortifikasi
Beberapa negara mengatasi KVA dengan melakukan fortifikasi gula. Guatemala menjadi negara yang
menerapkan pertama. Fortifikasi gula dimulai pada pertengahan 1970-an, evaluasi 82 desa pada 1990
menyimpulkan bahwa KVA telah berhasil dikendalikan (UNICEF, 1998). Pada tahun 1998, gula juga
difortifikasi di beberapa bagian Bolivia, El Salvador, Honduras dan Filipina, dan selanjutnya Zambia (UNICEF,
1998).
Meningkatkan asupan vitamin A

Kelayakan program skala besar


5) Pemuliaan tanaman
Perkembangan baru dalam pemuliaan tanaman, contohnya beras yang telah diubah secara genetis untuk
menghasilkan beta-karoten, yang disebut ‘golden rice' dapat berperan penting dalam pemberian vitamin A
dimasa mendatang (Potrykus, 2001).
Meningkatkan asupan
zat besi (Fe)
Meningkatkan asupan zat besi (Fe)

Prevalensi defisiensi zat besi


• Sekitar setengah dari APRAS memiliki anemia gizi besi/AGB (Allen et
al., 2000), dan di sebagian besar negara berkembang dengan
mayoritas anak-anak non-anemia juga menunjukkan bukti secara
biokimia kekurangan zat besi (Yip, 1997).
• Kekurangan zat besi biasanya disebabkan oleh asupan makanan yang
tidak cukup zat besi dan / atau kehilangan zat besi berlebihan akibat
infeksi parasit (Grantham-McGregor & Ani, 1999).
Meningkatkan asupan zat besi (Fe)

Manfaat meningkatkan asupan zat besi


Mencegah gangguan
• Studi pengamatan menunjukkan bahwa kekurangan zat
pertumbuhan besi dikaitkan dengan penurunan kapasitas aktivitas
anak-anak dan penurunan produktivitas kerja pada
orang dewasa (Grantham-McGregor & Ani, 1999).
Meningkatkan aktivitas dan Gangguan pertumbuhan, kelesuan, anoreksia,
produktivitas penurunan imunitas dan berkurangnya aktivitas saraf
juga dapat terjadi (Michaelsen et al., 2000).
• Studi pengamatan dan intervensi menunjukkan
Meningkatkan konsentrasi peningkatan simpanan Fe dapat mengurangi gangguan
dan prestasi konsentrasi, kelesuan, dan anoreksia. Namun, hasil
pertumbuhan dan psikomotorik mungkin tidak
meningkat (Grantham-McGregor & Ani 2001;
Michaelsen et al., 2000).
Meningkatkan asupan zat besi (Fe)

Manfaat meningkatkan asupan zat besi


Pertama, penelitian laboratorium eksperimental menunjukkan bahwa menambahkan zat
besi ke media kultur meningkatkan pertumbuhan bakteri (Andrews, 1998; Brochu, Greinier
& Marand, 1998).

Kedua, ada bukti pengamatan peningkatan infeksi parasit usus pada pemberian asupan
ulang pada pengungsi (Murray et al., 1978).

Namun terdapat kekhawatiran


tentang apakah meningkatkan asupan Ketiga, suntikan Fe intramuskuler untuk bayi anemia di Papua Nugini mengakibatkan
zat besi anak-anak disarankan pada peningkatan morbiditas dan mortalitas pernapasan (Oppenheimer et al., 1986).
populasi dengan infeksi endemik.

Keempat, ada beberapa laporan tentang peningkatan kerentanan anak-anak terhadap


malaria setelah suplementasi zat besi, meskipun beberapa yang lain tidak menunjukkan
interaksi berbahaya tersebut (Oppenheimer, 1998).

Namun, meningkatkan asupan zat besi dapat memiliki dampak penting pada kekuatan
kekebalan tubuh dan sejumlah penelitian telah menunjukkan tidak ada peningkatan insiden
atau tingkat keparahan penyakit menular (Tomkins, 2000; Menendez et al., 1997; Bates et
al., 1987; Beck et al. ., 1999; Berger et al., 2000; Mitra et al., 1997)
Meningkatkan asupan zat besi (Fe)

Dampak Intervensi untuk Meningkatkan Asupan Zat Besi


(Fe)
• Pemberian suplemen Fe harian memiliki dampak yang beragam, di
Benin, Bangladesh dan Afrika Selatan tidak ditemukan dampak
pemberian Fe dengan tinggi/berat badan anak, namun di India
ditemukan kenaikan berat badan pada suplementasi Fe anak tetapi
tidak signifikan (Kanani & Poojara, 2000).
• Hasil penelitian terkait dampak suplementasi zat besi pada
perkembangan anak juga tidak konsisten. Salah satu contohnya, uji
coba terkontrol plasebo di Indonesia menyelidiki dampak suplementasi
zat besi pada bayi anemia (usia 12-18 bulan) pada perkembangan dan
tidak ditemui manfaat dari pemberian Fe (Idjradinata & Pollitt, 1993).
Meningkatkan asupan zat besi (Fe)

Kelayakan program skala besar


pemberian Fe
1) Perbaikan diet dan diversifikasi makanan
Bayi, remaja dan kehamilan adalah tiga periode kebutuhan zat besi yang tinggi, karena zat besi
diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan ekspansi volume darah. Kebutuhan zat besi selama
pertumbuhan jaringan yang cepat pada anak adalah 0,8 mg/hari, hampir setinggi yang dibutuhkan oleh
pria dewasa (Yip, 1997). Secara praktis tidak mungkin untuk memenuhi permintaan ini dari makanan
yang tidak difortifikasi (Brown, Dewey & Allen, 1998). Kesimpulan ini berlaku secara universal karena
bayi perlu mengonsumsi makanan kaya zat besi dalam jumlah yang jauh lebih besar, seperti hati,
daripada yang terlihat di mana pun di dunia.

•.
Meningkatkan asupan zat besi (Fe)

Kelayakan program skala besar


pemberian Fe
2) Suplementasi
Terdapat keterbatasan dalam menerapkan suplementasi zat besi universal pada bayi
(Yip, 1997). Masalah tersebut termasuk kurangnya kepatuhan jadwal harian yang
direkomendasikan pada jangka panjang untuk suplementasi Fe (Stoltzfus & Dreyfuss,
1998; Galloway & McGuire, 1994), dan konsumsi mikronutrien lain yang dapat menjadi
bio-inhibitor Fe (Allen et al. , 2000).
Weekly iron supplementation is likely to be more feasible than daily supplementation
(Michaelsen et al., 2000).

•.
Meningkatkan asupan zat besi (Fe)

Kelayakan program skala besar


pemberian Fe
3) Formulasi alternatif
Formulasi alternatif juga dikembangkan oleh Zlotkin dan rekan (Zlotkin, 2001) yang
membuat Zat Besi enkapsulasi berbentuk bubuk dan dapat ditaburkan langsung pada
makanan semi-cair. Keuntungan dari bahan tabur ini adalah dapat ditambahkan
langsung ke makanan tanpa mengubah rasa atau konsistensi, karena enkapsulasi
mencegah zat gizi mikro dari pengoksidasi, mudah digunakan, ringan, mudah disimpan
dan diangkut, murah dan berteknologi rendah untuk diproduksi.

•.
Meningkatkan asupan zat besi (Fe)

Kelayakan program skala besar


pemberian Fe
4) Fortifikasi
Di negara maju, ada bukti bahwa fortifikasi zat besi dari makanan pendamping untuk
bayi dan anak kecil efektif dalam membantu mengurangi AGB (Michaelsen et al., 2000).
Fortifikasi susu bubuk yang didistribusikan kepada keluarga berpenghasilan rendah juga
telah berhasil di Chili (Stekel et al., 1986). Bahan pangan yang telah digunakan untuk
fortifikasi dengan zat besi antara lain tepung gandum di beberapa negara di Amerika
Latin (OMNI, 1998), gula di Guatemala (Yip, 1997) dan garam (Michaelsen et al., 2000).

•.
Meningkatkan asupan Zinc
Meningkatkan asupan Zinc

Prevalensi defisiensi Zinc

• Kekurangan seng diperkirakan terjadi pada 31% anak-anak di negara-


negara berkembang (Sandstead, 1991).
Meningkatkan asupan Zinc

Manfaat meningkatkan asupan Zinc


• Kekurangan seng dikaitkan dengan gangguan imunitas dan peningkatan risiko
penyakit menular (Black, 1998). Kekurangan seng kronis dapat menyebabkan
retardasi pertumbuhan, diare, lesi kulit, kehilangan nafsu makan, rambut
rontok dan, pada anak laki-laki, perkembangan seksual lambat (UNICEF,
1998). Seng membantu pertumbuhan dan perkembangan normal. Seng
membantu membentuk bagian struktur molekul enzim, pengembangan dan
fungsi sel-sel kekebalan dan sangat penting untuk aktivasi dan proliferasi sel
(Shankar & Prasad, 1998; UNICEF, 1998).
• Studi pengamatan dan intervensi telah menunjukkan bahwa peningkatan
simpanan seng berhubungan dengan peningkatan fungsi kekebalan,
penurunan diare, peningkatan pertumbuhan dan fungsi psikomotorik (Black,
1998; Prasad, 1991).
Meningkatkan asupan Zinc

Dampak intervensi untuk meningkatkan


asupan Zinc
• Bhutta et al. (1999) menyimpulkan bahwa suplementasi seng
pada anak kecil di negara berkembang dapat secara substansial
mengurangi angka diare dan pneumonia. Kejadian diare turun
sebesar 18% dan kejadian pneumonia sebesar 41%.
• Selain itu, uji coba terapi menunjukkan bahwa anak-anak di
negara berkembang mendapat manfaat dari suplementasi seng
selama diare akut, dengan pengurangan durasi dan keparahan
(Bahl, 2001).
• Ada beberapa bukti manfaat yang sama untuk anak-anak yang
menderita diare persisten. Peru melaporkan penurunan 28%
anak-anak dengan diare persisten yang menerima suplemen
seng harian 20 mg selama dua minggu (Penny et al., 1999).
Meningkatkan asupan Zinc

Uji coba di Gambia dan Papua Nugini menunjukkan bahwa


suplementasi seng juga mengurangi kejadian malaria. Di Papua Nugini,
anak-anak yang diberikan seng 10 mg per hari (enam hari dalam
seminggu) selama 46 minggu, mengalami kejadian malaria 38% lebih
rendah (95% CI: 3-60%) dari jenis Plasmodium falciparum dibandingkan
dengan anak yang menerima plasebo (Anuraj et al., 2000).
Meningkatkan asupan Zinc

Kelayakan program skala besar


• Perbaikan diet. Gibson et al. (1998) meninjau strategi diet rumah tangga yang
dapat digunakan untuk meningkatkan asupan seng. Strategi yang diterapkan di
tingkat rumah tangga meliputi:
• meningkatkan asupan makanan dengan kandungan seng tinggi dan bioavailability tinggi.
• meningkatkan asupan makanan yang mendukung penyerapan seng
• berbagai teknik pemasakan, seperti perendaman, perkecambahan, fermentasi,
pemrosesan dan penggilingan termal.
• Hal tersebut berhasil meningkatkan kandungan seng pada anak-anak berusia 4-
6 tahun. Namun Brown, Dewey & Allen (1998) menyatakan bahwa di banyak
negara berkembang mungkin sulit untuk memenuhi kebutuhan seng bayi dan
anak-anak dari makanan selama masa transisi dari ASI ke makanan padat.
Meningkatkan asupan Zinc

Kelayakan program skala besar


• Suplementasi. Allen (1998) mengatakan sulit untuk memenuhi
kebutuhan seng bayi dan anak kecil dari makanan, untuk itu metode
suplementasi merupakan salah satu media terbaik untuk memenuhi
kebutuhan seng dengan menggabungkan zat gizi mikro lainnya dalam
suplemen, karena diet yang kekurangan seng hampir pasti juga
kekurangan zat besi, dan kekurangan vitamin A.
Meningkatkan asupan Zinc

Kesimpulan
Meningkatkan asupan vitamin A, zat besi dan seng akan berdampak pada penurunan
mortalitas, morbiditas, dan meningkatkan perkembangan pada populasi miskin atau kurang
gizi.

Bukti berasal dari uji coba kontrol acak yang menunjukkan bahwa suplementasi vitamin A dapat mengurangi angka
kematian sebesar 23% (dampak morbiditas dan mortalitas bervariasi pada berbagai penyakit). Tidak ada studi
mortalitas yang ditemukan untuk suplementasi zat besi atau seng. Namun, suplementasi zat besi meningkatkan
perkembangan anak-anak di atas usia dua tahun dan suplementasi seng mengurangi kejadian diare sebesar 18%
dan kejadian pneumonia sebesar 41%.

Mengurangi defisiensi mikronutrien cenderung membutuhkan berbagai pendekatan. Hal


tersebut tidak akan tertangani hanya melalui intervensi untuk meningkatkan asupan diet.
Suplementasi dan / atau fortifikasi diperlukan.

Suplemen vitamin A lebih layak daripada zat besi dan seng, karena dosis besar setiap 4-6
bulan berkhasiat dan aman untuk anak kecil.
Review Jurnal
Pendahuluan
• Asupan zat gizi yang tidak adekuat
merupakan penyebab langsung
terjadinya stunting. Defisiensi zat gizi
mikro juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan linier (Mikhail, 2013).
• Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan tingkat
kecukupan vitamin A, seng dan zat besi
serta frekuensi diare dan ISPA pada
balita stunting dan non stunting usia
24–59 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Bulak Banteng Surabaya.
Metode
• Penelitian observasional dengan desain cross sectional dan
menggunakan studi komparasi. Penelitian dilakukan pada bulan
Januari hingga bulan Mei 2017 di wilayah kerja Puskesmas Bulak
Banteng Surabaya. Populasi balita yang tercatat di wilayah kerja
Puskesmas Bulak Banteng sebanyak 3025 balita.
• Sub populasi diambil menggunakan kriteria balita yang berusia 24–59
bulan, tidak sakit dan tidak mengalami cacat bawaan.
Hasil dan pembahasan
1. Karakteristik Balita Stunting dan Pola Konsumsi Balita
Hasil dan pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan
Hasil dan pembahasan
• Keterbatasan penelitian ini metode recall yang digunakan dalam
penelitian memiliki bias ingatan dan menentukan ukuran rumah
tangga (URT).
Referensi
• UNICEF. 2019. Vitamin A: Today, more than one third of children in
need are not receiving the life-saving benefits of vitamin A
supplementation. Diakses melalui
https://data.unicef.org/topic/nutrition/vitamin-a-deficiency/

You might also like