You are on page 1of 30

KEBIASAAN BURUK PADA ANAK

DAN PENANGANANNYA

Dr. drg. Marhamah, M.Kes


BAD HABIT
• Dianggap memberikan rasa nyaman.
• Bagian dari gejala kelainan emosional
anak.
• Dapat menimbulkan atau memperparah
kerusakan dentoalveolar-skeletal,
tergantung frekuensi, durasi, intensitas
serta jenis dan arah.
Variabel yang perlu diperhatikan
dalam menyusun perawatan:
• Pengaruh emosional terhadap kebiasaan.
• Usia anak.
• Maloklusi maupun potensi maloklusi.
BAD HABIT:
1. Mengisap jari.
2. Bernapas melalui mulut
3. Mendorong lidah
4. Bibir
5. Menyakiti diri sendiri
KEBIASAAN MENGISAP JARI
• Merupakan gerakan refleks sejak minggu
pertama pasca kelahiran.
• Kebiasaan yang paling banyak terjadi
pada anak.
• Menurut Mc Donald dan Avery, mengisap
jari pada 2 tahun pertama adalah normal.
• Umumnya, kebiasaan ini akan berhenti
dengan sendirinya.
KEBIASAAN MENGISAP JARI
ETIOLOGI:
1. Terlambat memberi susu pada anak
antara usia 1-2 tahun.
2. Kurang kasih sayang dari orang tua.
KEBIASAAN MENGISAP JARI
TANDA DAN GEJALA:
1. Penyempitan palatum  Bucal crossbite.
2. Pelebaran lengkung anteromaksila.
KEBIASAAN MENGISAP JARI
PERAWATAN:
Dengan 3 pendekatan:
1. Terapi peringatan
2. Sistem hadiah
3. Terapi alat (quad helix, palatal crib)
KEBIASAAN BERNAPAS
MELALUI MULUT
• Bernapas melalui mulut dilakukan:
 Adanya hambatan jalan napas,
 Bentuk anatomis mulut ; bibir atas
pendek
 Kebiasaan
• Menimbulkan maloklusi
KEBIASAAN BERNAPAS
MELALUI MULUT
ETIOLOGI:
1. Faktor Psikologis: cemas, rasa sakit,
frustasi, stress, retardasi mental, trauma
kecelakaan.
2. Faktor lokal (keadaan gigi dan mulut):
1. Trauma facial dan oral
2. Pencabutan gigi sulung yang terlalu
dini.
3. Kehilangan gigi permanen
4. Adanya gangguan oklusal
KEBIASAAN BERNAPAS
MELALUI MULUT
ETIOLOGI:
3. Faktor sistemik:
1. gangguan endokrin  berpengaruh
pada kecepatan pembentukan tulang,
penutupan suture, erupsi dan resorbsi
gigi.
2. Defisiensi nutrisi
3. Gangguan temporomandibular,
Chondroma, kista dan osteoma.
4. Infeksi pada gusi, rahang, tubercolusis,
osteomilitis dan tonsil.
KEBIASAAN BERNAPAS
MELALUI MULUT
ETIOLOGI:
3. Faktor sistemik:
5. Respon yang tidak menyenangkan
yang disebabkan oleh demam, infeksi
telinga dan parasit.
6. Malfungsi sistem saraf dan diet yang
buruk.
7. Alergi Rhinitis.
4. Faktor keturunan
KEBIASAAN BERNAPAS
MELALUI MULUT
TANDA DAN GEJALA:
1. Bibir atas dan bawah tidak menutup
sempurna
2. Adenoid facies (sindroma wajah panjang)
KEBIASAAN BERNAPAS
MELALUI MULUT
AKIBAT:
1. Maloklusi
2. Gigitan terbuka
3. Gingivitis
KEBIASAAN BERNAPAS
MELALUI MULUT
PERAWATAN:
1. Perawatan tanpa alat / terapi simptomatik
dengan obat-obatan  menurunkan
tekanan mental.
2. Perawatan dengan alat; Oral Screen
KEBIASAAN MENDORONG
LIDAH
• Menggambarkan ketidakseimbangan
fungsi otot orofacial.
• Karateristik dari mekanisme penelanan
anak, dianggap normal untuk neonatus.
• Terjadi pada masa kanak-kanak dan masa
peralihan.
KEBIASAAN MENDORONG
LIDAH
ETIOLOGI:
1. Bertahannya kebiasaan menelan yang
dibawa sejak bayi.
2. Kebiasaan mengisap jari.
3. Alergi
4. Pembesaran tonsil, adenoid atau
berbagai faktor yang menyebabkan
kesulitan penelanan.
5. Ukuran lidah yang abnormal (besar)
6. Faktor herediter seperti bentuk lengkung
rahang
7. Frenulum lidah yang pendek.
KEBIASAAN MENDORONG
LIDAH
GEJALA:
1. Wajah menyeringai dan atau
mengerutkan bibir saat menelan.
2. Pernapasan mulut dalam kaitannya
dengan alergi atau pembesaran tonsil
dan adenoid
3. Openbite
4. Kesulitan pengucapan hurus ‘S’ dan ‘Z’
5. Saat istirahat atau rileks, mulut terbuka
dengan posisi lidah ke depan.
KEBIASAAN MENDORONG
LIDAH
AKIBAT:
1. Anterior openbite
2. Anterior Thrust
3. Unilateral Thrust
4. Bilateral Thrust
5. Bilateral anterior openbite
6. Closed Bite Thrust.
KEBIASAAN MENDORONG
LIDAH
PERAWATAN:
1. Terapi myofungsional; memotivasi
dengan baik, kontrol fungsi lidah, dan
latihan pada bibir untuk membantu anak
beralih ke pola penelanan yang normal.
KEBIASAAN MENDORONG
LIDAH
PERAWATAN:
2. Perawatan dengan alat;
1. Anchorage value: plat akrilik menutupi
seluruh permukaan palatal yang
berkontak dengan seluruh gigi-gigi
rahang atas pada permukaan palatinal.
2. Hawley appliance: mengoreksi anterior
openbite dengan labial bow.
KEBIASAAN BIBIR
• Memanipulasi bibir dan struktur perioral
lainnya; menjilat bibir, menarik bibir,
mengisap bibir, menggigit bibir, dll.
• Gejala: Bibir tampak lebih merah dan
inflamasi.
• Dapat memperparah maloklusi.
KEBIASAAN BIBIR
ETIOLOGI:
1. Muncul bersama kebiasaan lain seperti
mengisap jari.
2. Tekanan emosional.
KEBIASAAN BIBIR
PERAWATAN:
1. Pengawasan emosional anak 
membangun komunikasi dan kooperatif
anak.
2. Pemasangan Blanked rubber pada jari
dan lip bumper.
3. Hawley retainer  sekaligus mereposisi
gigi incisivus pada posisi yang benar
dalam lengkung rahang.
4. Oral shield  menghambat kebiasaan
mengisap jari dan bibir, serta
mengkoreksi kesejajaran incisivus.
KEBIASAAN BIBIR
PERAWATAN:
5. Lip bumper (terapi tambahan): menahan
bibir sekaligus mereposisi bibir bawah ke
labial incisivus maksila.
KEBIASAAN MENYAKITI DIRI SENDIRI
(SELF-INJURIOUS BEHAVIOR)

1. BRUXISM
• Bergeseknya gigi-gigi maksila dengan
gigi-gigi mandibula.
• Biasanya berlangsung selama tidur.
• Gejala: abrasi yang hebat.
KEBIASAAN MENYAKITI DIRI SENDIRI
(SELF-INJURIOUS BEHAVIOR)

1. BRUXISM
• Etiologi:
• Faktor lokal; merupakan reaksi
terhadap permukaan oklusal,
restorasi yang tinggi, atau beberapa
kondisi iritasi dental.
• Faktor Sistemik; parasit intestinal,
defisiensi nutrisi subklinikal, alergi,
dan gangguan endokrin.
• Faktor psikologis: gangguan
kepribadian, retardasi mental,
meningkatnya stress.
KEBIASAAN MENYAKITI DIRI SENDIRI
(SELF-INJURIOUS BEHAVIOR)

1. BRUXISM
• Perawatan: oklusal bite guard/mounth
guard/night guard  dipakai pada
malam hari.
KEBIASAAN MENYAKITI DIRI SENDIRI
(SELF-INJURIOUS BEHAVIOR)

2. Kebiasaan melukai diri sendiri


• Lesch-Nyhan Disease dan Lenge’s
Syndrome; menggigit jari, lidah, lutut,
jaringan perioral bahkan bahu.
• Biasanya pada ditemukan pada anak
sedang merasa lalai dan kesepian,
untuk mencoba menarik perhatian dan
kasih sayang.
• Etiologi: stress (tidak bahagia,
hilangnya rasa aman, dll).
• Perawatan: Multidisiplin  psikiater.
Dokter gigi membantu menyembuhkan
ulserasi mulut.
TERIMA KASIH

KEBIASAAN BURUK PADA ANAK DAN


PENANGANANNYA
Dr. drg. Marhamah, M.Kes

You might also like