KUP B-Lengkap FINAL Slide Baru (Autosaved)

You might also like

You are on page 1of 103

Ketentuan Umum &

Tata Cara Perpajakan


KUP-B
Instructor’s Profil
1 Ketua AKP2I Pengurus Cabang Batam
(2020 – 2024)
(Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia)
https://akp2i.or.id/

Manager of Accounting ATP Group


2
(Juni 2021 – Sekarang)
(PT. ATP Dzafirah Jaya Makmur)

Senior Accounting PT. Patria Maritim Perkasa


3
(2013 – 2016; 2018 – Mei 2021)
(Member of Astra International and United Tractors Tbk.)
https://patriashipyard.com/
Achmad Aly Mufid,
4 Senior Consultant MUC Consulting
SE.,BKP., CTT
Director &
(2017 – 2018)
Managing Partner (Big 10 se-Indonesia sebagai Kantor Konsultan Pajak)
https://www.mucglobal.com/

5 Portofolio sebagai Konsultan 2013 - 2020


CIRCUMNAVIGATION UU KUP Pelaporan pajak

Kewajiban mendaftarkan
NPWP dan pengukuhan PKP Pembukuan & Pemeriksaan pajak
pencatatan

Pembayaran pajak
Wajib Pajak
Upaya Hukum

Penagihan pajak Penetapan &


ketetapan

Pengembalian kelebihan
pembayaran pajak
Ketentuan khusus Tindak pidana perpajakan
& penyidikan Imbalan bunga
Penagihan, Keberatan, dan
Banding

Dasar Hukum:
Pasal 18 s/ d Pasal 27A UU KUP

4
DASAR HUKUM
Peraturan Menteri Keuangan
• PMK No 24/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan dengan
Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus
• PMK No 85/PMK.03/2010 tentang Perubahan PMK No 24/PMK.03/2008 Tentang
Tata Cara Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan
Penagihan Seketika dan Sekaligus
• PMK No 68/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak Dan
Penetapan Besarnya Penghapusan
• PMK No 9/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian
Keberatan
• PMK No 226/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Penghitungan Dan Pemberian
Imbalan Bunga
• PMK No 186/PMK.03/2015 Tentang Perubahan Atas PMK No 226/PMK.03/2013
Tentang Tata Cara Penghitungan Dan Pemberian Imbalan Bunga
• PMK No 202/PMK.03/2015 Tentang Perubahan Atas PMK No 9/PMK.03/2013
Tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak
• PER No PER-24/PJ/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan
Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
• PER No PER-04/PJ/2016 tentang Surat, Daftar, Formulir, Dan Laporan Yang
Digunakan Dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
• PER No PER-19/PJ/2013 Tentang Pencabutan Beberapa PER Terkait Dengan
Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan Di Bidang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan, termasuk PER No PER-52/PJ/2010 tentang Tata Cara Pengajuan dan
Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Surat Edaran Direktur Jendral Pajak
• SE No. SE-02/PJ.07/2009 Tentang Penegasan Sehubungan Dengan Surat
Pemberitahuan Untuk Hadir (SPUH) Dan Pembukuan, Catatan, Data, Informasi Atau
Keterangan Lain Dalam Proses Keberatan
• SE No. SE-112/PJ/2010 tentang Penegasan Tata Cara Peminjaman Buku, Catatan,
Data, dan Informasi dan/atau Permintaan Keterangan Terkait dengan Penyelesaian
keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau
pembatalan surat ketetapan pajak atau surat tagihan pajak yang tidak benar, dan
pembatalan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan
• Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-41/PJ/2014 Tentang Tata Cara
Penanganan Dan Pelaksanaan Putusan Banding, Putusan Gugatan, Dan Putusan
Peninjauan Kembali
Dasar Penagihan Pajak
Pasal 18 Ayat (1)

S
K
P
K
B

S
K
P
K
B
T

S
K
P
e
m
b
et
ul
a
n

S
K
K
e
b
e
r
at
a
n

P
ut
us
a
n
B
a
n
di
n
g

Pu
tu
sa
n
Pe
ni
nj
au
an
Ke
m
ba
li

8
Urutan Penagihan
Sebab Pengenaan Bunga Penagihan
Pasal 19 jo UU No. 11/2020
Pajak terutang berdasar SKPKB, SKPKBT,
SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan
Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali.
• Dikenakan sejak jatuh tempo pembayaran hingga saat
pembayaran atau penerbitan STP.

Pajak terutang akibat izin pengangsuran


atau penundaan pembayaran.

Kekurangan pembayaran akibat izin


penundaan pelaporan SPT Tahunan.
• Dikenakan sejak jatuh tempo pelaporan umum hingga
saat pembayaran.

Nominal bunga adalah suku bunga acuan dibagi 12 (dua belas) per bulan.
Bagian bulan dihitung sebagai 1 bulan penuh.
10
Ilustrasi
Sanksi Bunga Penagihan

PT. ABC menerima SKPKBT di tanggal 13 September 2017 yang


menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 57.500.000,00.
Hingga 12 September 2017, perusahaan telah membayar sebesar Rp
27.500.000,00, Rp 20.000.000,00 dibayar di tanggal 10 November 2017
dan ditagih dengan STP tertanggal 11 November 2017.

Pajak yang masih harus dibayar 57.500.000


Pajak dibayar sebelum jatuh tempo (27.500.000)
Pajak dibayar setelah jatuh tempo (20.000.000)
Sisa pajak yang masih terutang 10.000.000
Sanksi Bunga = 2 bulan x 2% x 30.000.000
= 1.200.000
Pajak yang harus dibayar = 10.000.000 + 1.200.000
= Rp 11.200.000,00
11
Ilustrasi
Sanksi Bunga Penagihan
PT. ABC menerima SKPKBT di tanggal 13 September 2021 yang
menyatakan pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 57.500.000,00.
Hingga 12 September 2021, perusahaan telah membayar sebesar Rp
27.500.000,00, Rp 20.000.000,00 dibayar di tanggal 10 November 2021
dan ditagih dengan STP tertanggal 11 November 2017. Suku Bunga
Acuan: 5%

Pajak yang masih harus dibayar 57.500.000


Pajak dibayar sebelum jatuh tempo (27.500.000)
Pajak dibayar setelah jatuh tempo (20.000.000)
Sisa pajak yang masih terutang 10.000.000
Sanksi Bunga = 2 bulan x (5%/12) x 30.000.000
= 250.000
Pajak yang harus dibayar = 10.000.000 + 250.000
= Rp 11.250.000,00 12
Ilustrasi
Sanksi Bunga Penagihan Atas Angsuran atau Penundaan

PT ABC menerima SKPKBT tertanggal 21 Januari 2017 yang menyatakan pajak


yang masih harus dibayar sebesar Rp 825.000.000,00. Batas akhir pelunasan
tanggal 20 Februari 2017 dan WP diperbolehkan mengangsur selama 3 bulan
dengan angsuran tetap sebesar Rp 275.000.000,00.

Sanksi bunga angsuran I = 2% x 825.000.000 = 16.500.000


Sanksi bunga angsuran II = 2% x 550.000.000 = 11.000.000
Sanksi bunga angsuran III = 2% x 275.000.000 = 5.500.000
Total sanksi bunga Rp 33.000.000,00

Apabila WP diberikan izin penundaan hingga 20 Mei 2017, dan bukan


pengangsuran, maka:
Sanksi bunga = 3 x 2% x 825.000.000 = Rp 49.500.000,00.

13
Ilustrasi
Sanksi Bunga Penagihan Atas Angsuran atau Penundaan

PT ABC menerima SKPKBT tertanggal 21 Januari 2021 yang menyatakan pajak


yang masih harus dibayar sebesar Rp 825.000.000,00. Batas akhir pelunasan
tanggal 20 Februari 2021 dan WP diperbolehkan mengangsur selama 3 bulan
dengan angsuran tetap sebesar Rp 275.000.000,00. Suku Bunga Acuan: 5%

Sanksi bunga angsuran I = (5%/12) x 825.000.000 = 3.437.500


Sanksi bunga angsuran II = (5%/12) x 550.000.000 = 2.291.667
Sanksi bunga angsuran III = (5%/12) x 275.000.000 = 1.145.833
Total sanksi bunga Rp 6.875.000

Apabila WP diberikan izin penundaan hingga 20 Mei 2021, dan bukan


pengangsuran, maka:
Sanksi bunga = 3 x (5%/12) x 825.000.000 = Rp 10.312.500,00.

14
Penagihan dengan Surat Paksa
Pasal 20 jo. 24/PMK.03/2008 jo No 85/PMK.03/2010
Penanggun
Surat Paksa diterbitkandiberikan
Pengecualian untuk melalui penagihan seketika danPenagihan
Penanggun sekaligus seketika dan
apabila:
g pajak Penanggun
menagih pajak akibat STP, g pajak Penanggun sekaligus adalah tindakan
yang g pajak
SKPKB, SKPKBT, mengalihka
SK g pajak penagihan pajak yang
berniat atau Badan disita
Pembetulan, n barang menyiratka
akanSK Keberatan, dilaksanakan
usaha oleh juru sita
hartanya
Putusanmeninggalk dimiliki
Banding, dan Putusan n pajak kepada
dibubarkan olehpenanggung
pihak
Peninjauan an untuk
Kembali yang tidak perubahan pajak tanpa ketiga,
menunggu
negara. atautanggal
dibayarIndonesia mengecilka
sesuai jangka waktu. bentuk jatuh tempoterancam
pembayaran .
n kegiatan usaha.
untuk pailit.
usaha.
selamanya.

15
Penanggung Pajak
Pasal 1 Angka (28) dan Pasal 32 Ayat (4)

Merupakan pihak yang bertanggung jawab atas


pembayaran pajak.

Meliputi:
• Orang Pribadi
• Badan
• Wakil yang menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban WP.
• Orang yang secara nyata berwenang menentukan
kebijakan perusahaan, meskipun bukan pengurus.
16
Hak Mendahulu
Pasal 21 Ayat (1), (2), dan (3)

Negara memiliki hak Hak menda


mendahulu atas berlaku ata
barang milik
penanggung pajak, • Bi
se
akibat tagihan pajak pe
• Pokok pajak.
yang meliputi: m
• Sanksi administrasi,
• Bi
meliputi:
dik
• Bunga.
m
• Denda.
ba
• Kenaikan.
• Bi
• Biaya penagihan
se
pajak.
pe
pe
wa
17
Penyebab Hilangnya Hak Mendahulu
Hak mendahulu
Pasal 21 Ayat (4), dan (5) Jangka
hilang setelah
waktu lewat
dihitung
batas 5 tahun
sejak:sejak
•penerbitan STP,Paksa.
Penerbitan Surat
• Pemberitahuan Surat
SKPKB, SKPKBT,
Paksa, apabila
SKdiberitahukan
Pembetulan, SK
secara
Keberatan,
resmi. Putusan
• Batas akhir penundaan,
Banding, atau
apabila diberikan
Putusan
penundan Peninjauan
pembayaran.
Kembali.

18
Daluarsa Penagihan
Pasal 22
Hak penagihan pajak daluarsa setelah melampaui 5 tahun sejak:

Saat terutang pajak.

Berakhirnya masa, bagian tahun, atau tahun pajak.

Tanggal pemberitahuan Surat Paksa.

Diterimanya permohonan angsuran atau penundaan pembayaran.

Penerbitan Surat Perintah Penyidikan tindak pidana.

Penerbitan SKPKB atau SKPKBT yang mengikuti vonis pidana.


19
Gugatan WP atau Penanggung Pajak
Pasal 23 Ayat (2)

WP dapat mengajukan gugatan kepada


badan peradilan pajak terhadap:
Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan, atau pengumuman Lelang.
Keputusan pencegahan terkait penagihan pajak.
Keputusan terkait pelasanaan keputusan perpajakan,
selain ditetapkan Pasal 25 Ayat (1) dan Pasal 26.
Ketidaksesuaian perosedur penerbitan Surat Ketetapan
Pajak atau Surat Keputusan Keberatan.

20
Penghapusan Piutang Pajak
Pasal 24, dan PMK No. 68/ PMK.03/ 2012

• Berlaku atas STP, SKPKB, SKPKBT, Surat


Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat
Asal Penghapusan Ketetapan Pajak (SKP), atau Surat Ketetapan
Pajak Tambahan (SKPT).

• WP tidak dapat diketemukan.


• Hak penagihan daluarsa.
• Dokumen dasar penagihan tidak diketemukan.
• Hak penagihan tak dapat dilaksanakan, atas
WP yang piutangnya
pertimbangan Menkeu.
dihapuskan. • Khusus WP OP, WP meninggal dunia tanpa
warisan.
• Khusus WP Badan, WP bubar, terlikuidasi,
atau pailit.
21
Pengajuan Keberatan
Pasal 25 Ayat (1), (5), (7), dan PMK No. 194/ PMK.03/ 2007 jo 09/PMK.03/2013 jo PMK 202/2015

WP dapat mengajukan keberatan hanya


kepada Dirjen Pajak atas:
• SKPKB
• SKPKBT
• SKPLB
• SKPN
• Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga.
Implikasi pengajuan keberatan meliputi:
• Ditangguhkannya jangka waktu pelunasan pajak
yang ditetapkan Surat Keputusan terkait selama 1
bulan.
• Jumlah pajak ditangguhkan tidak dianggap
sebagai utang pajak.
• WP akan menerima tanda bukti penerimaan Surat
Keberatan dalam bentuk:
• Tanda terima yang dibuat pegawai Ditjen
Pajak.
• Resi pengiriman pos tercatat. 22
Syarat Pengajuan Surat Keberatan
Pasal 25 Ayat (2), (3), (4), dan PMK No. 194/ PMK.03/ 2007 jo PMK No 9/PMK.03/2013
JO 202/PMK.03/2015
Surat ditulis dalam Bahasa Indonesia.
Memuat jumlah pajak terutang atau
dipotong atau dipungut atau jumlah rugi
menurut penghitungan WP.

Memuat alasan – alasan yang jelas.


Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan
Jika syarat tidak
sejak pengiriman SKP atau tanggal
dipenuhi, Surat
pemotongan atau pemungutan, kecuali
Keberatan tidak akan
terdapat (force majeur).
Satu Surat Keberatan untuk satu jenis dipertim-bangkan.
pajak dan satu tahun pajak.
Khusus untuk keberatan atas SKP, WP
wajib telah membayar minimal sejumlah
pajak terutang yang disetujui dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan.

23
Hak WP Atas Pengajuan Keberatan
Pasal 25 Ayat (6), dan PMK No. 194/ PMK.03/ 2007 PMK No 9/PMK.03/2013 JO
202/PMK.03/2015

WP
berhak
meminta
Dasar dan
Pemotong Dirjen Dasar
an atau Pajak Pengenaa
Pemungut wajib n Pajak.
an Pajak. memberi
kan
Dasar
keterang
Penghitun
an atas:
gan Rugi.
24
Penyelesaian Surat Keberatan
Pasal 26 Ayat (1), (2), (3), dan (5) jo. 9/PMK.03/2013 jo 202/PMK.03/2015 Pasal 17

Maksimal 12 bulan
sejak penerimaan
Surat Keberatan,
Dirjen Pajak wajib Sebelum
membuat penerbitan
Apabila jangka
keputusan, yang keputusan, WP
waktu terlewati,
berupa: dapat
Surat Keberatan
• Menerima menyampaikan
seluruhnya. dianggap diterima.
bukti tambahan
• Menerima
atau penjelasan.
sebagian.
• Menolak.
• Menambah jumlah
pajak terutang.

25
Sanksi Terkait Penyelesaian Keberatan
Pasal 25 Ayat (9), dan (10) jo PMK No jo 202/PMK.03/2015

Apabila
Sanks pengajuan
i tidak keberatan
berlak ditolak atau
u jika diterima
WP sebagian,
meng WP dikenai
ajukan sanksi
permo denda 50%
honan dari selisih
bandi pajak
ng. terutang
berdasar
Keputusan
Keberatan 26
dan pajak
Ilustrasi
Sanksi Kenaikan Atas Penyelesaian Keberatan (Diterima Sebagian)

Koperasi Infiltrasi menerima SKPKB yang menyatakan pajak yang masih harus
dibayar sebesar Rp 48.500.000,00. Melalui pembahasan akhir hasil Pemeriksaan, WP
menyetujui pembayaran sebesar Rp 23.500.000,00, melunasinya, kemudian mengajukan
keberatan. Dirjen Pajak menerima sebagian keberatan WP dan menetapkan jumlah pajak
yang masih terutang seharusnya sebesar Rp 43.500.000,00.

Kurang Bayar setelah Hasil Keputusan Keberatan:


43.500.000 – 23.500.000 = 20.000.000

Sanksi kenaikan= 50% x (43.500.000 – 23.500.000)


= 10.000.000
Jumlah masih harus dibayar
= 20.000.000 + 10.000.000
= Rp 30.000.000,00

27
Ilustrasi
Sanksi Kenaikan Atas Penyelesaian Keberatan (Ditolak Semua)

Koperasi Infiltrasi menerima SKPKB yang menyatakan pajak


yang masih harus dibayar sebesar Rp 48.500.000,00. Melalui
pembahasan akhir hasil Pemeriksaan, WP menyetujui pembayaran
sebesar Rp 23.500.000,00, melunasinya, kemudian mengajukan
keberatan. Dirjen Pajak menerima sebagian keberatan WP dan
menetapkan jumlah pajak yang masih terutang seharusnya sebesar
Rp 48.500.000,00.

Sanksi kenaikan= 50% x (48.500.000 – 23.500.000)


= 12.500.000
Jumlah masih harus dibayar
= 25.000.000 + 12.500.000
= Rp 37.500.000,00
28
mengajukan
keberatan atas
Pembuktian
SKP Ketidakbenaran SKP Secara
yang Jabatan
ditetapkan secara Pasal 26 Ayat (4)
jabatan akibat:
• WP tidak
menyampaikan
SPT Tahunan dan
telah ditegur.
• WP tidak
memenuhi
kewajiban
pembukuan
• WP menghalangi
pemeriksa
memasuki tempat
tertentu.

29
Pengajuan Banding
Pasal 27

30
Ilustrasi
Sanksi Kenaikan Atas Penyelesaian Banding

PT. Invasi menerima SKPKB yang menyatakan pajak yang


masih harus dibayar sebesar Rp 97.500.000,00 Melalui
pembahasan akhir hasil Pemeriksaan, WP menyetujui pembayaran
sebesar Rp 50.000.000,00, melunasinya, kemudian mengajukan
keberatan. Putusan Keberatan menetapkan pajak terutang
seharusnya sebesar Rp 73.250.000,00. WP mengajukan banding
dan Putusan Banding menetapkan pajak terutang seharusnya
sebesar Rp 61.500.000,00.

Sanksi kenaikan= 100% x (61.500.000 – 50.000.000)


= 11.500.000
Jumlah masih harus dibayar
= 11.500.000 + 11.500.000
= Rp 23.000.000,00 31
Keberata
• Jika ingin
mengajukan

SKP
Keberatan harus • Ditolak semua
• Disetujui semua

n
membayar sesuai • Dikabulkan sebagian 
kesepakatan pada denda 50% dari KB
saat pembahasan
hasil pemeriksaan

Banding
Imbalan Bunga Atas Keberatan, Banding, atau Peninjauan Kembali
Pasal 27A Ayat (1), dan PMK No. 40/PMK.03/2005 jo PMK No
226/PMK.03/2013 JO PMK 186/PMK.03/2015 => DIHAPUS

Apabila keberatan, banding atau


peninjauan kembali diterima
sebagian atau seluruhnya,
sedemikian hingga pajak yang
telah dibayar bersifat lebih bayar.

Maka WP berhak atas


pengembalian kelebihan
pembayaran, ditambah bunga 2%
per bulan selama maksimal 24
bulan.

Jangka waktu dihitung hingga 33


Imbalan Bunga Atas Surat Keputusan
Pasal 27A Ayat (1a) => DIHAPUS

Surat Keputusan Imbalan bu


penyebab pajak lebih dihitung hin
bayar meliputi: penerbitan
Keputusan
• Surat Keputusan
• Sa
Pembetulan
pe
• Surat Keputusan
ba
Pengurangan
SK
Ketetapan Pajak
at
• Surat Keputusan
• Pe
Pembatalan
at
Ketetapan Pajak

34
Imbalan Bunga Atas Sanksi Administrasi
Pasal 27A Ayat (2) dan (3), dan PMK No. 40/ PMK.03/ 2005 jo PMK No
226/PMK.03/2013 jo PMK 186/PMK.03/2015 => DIHAPUS

• Denda (Pasal 14 Ayat (4))


• Bunga (Pasal 19 Ayat (1))

Imbalan bunga diberikan atas pembayaran lebih sanksi


administrasi berupa:
35
Pasal 27B
(tambahan pada UU No.11/2020)
1. Wajib Pajak diberikan imbalan bunga dalam hal pengajuan keberatan,
permohonan banding, atau permohonan peninjauan kembali yang
dikabulkan sebagian atau seluruhnya sehingga menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak.

2. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan terhadap


kelebihan pembayaran pajak paling banyak sebesar jumlah lebih bayar yang
disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atas Surat
Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar yang telah diterbitkan:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil.
Pasal 27B
(tambahan pada UU No.11/2020)
3. Wajib Pajak diberikan imbalan bunga dalam hal permohonan pembetulan, permohonan pengurangan
atau pembatalan surat ketetapan pajak, atau permohonan pengurangan atau pembatalan Surat
Tagihan Pajak yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya sehingga menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak.

4. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diberikan:
a.berdasarkan tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan suku bunga
acuan dibagi 12 (dua belas); dan
b.diberikan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.

5. Tarif bunga per bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang digunakan sebagai dasar
penghitungan imbalan bunga adalah tarif bunga per bulan yang berlaku pada tanggal dimulainya
penghitungan imbalan bunga.
6. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihitung sejak tanggal penerbitan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Nihil sampai dengan tanggal diterbitkannya Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali.
Pasal 27B
(tambahan pada UU No.11/2020)

7. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung:


a. Sejak tanggal pembayaran Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan sampai dengan tanggal diterbitkannya Surat Keputusan
Pembetulan, surat keputusan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak;
b. b. sejak tanggal penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat Ketetapan
Pajak Nihil sampai dengan tanggal diterbitkannya Surat Keputusan Pembetulan, surat
keputusan pengurangan, atau pembatalan surat ketetapan pajak; atau \
c. sejak tanggal pembayaran Surat Tagihan Pajak sampai dengan tanggal diterbitkannya
Surat Keputusan Pembetulan, surat keputusan pengurangan, atau pembatalan Surat
Tagihan Pajak.
8. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian imbalan bunga diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Pembukuan, Pemeriksaan,
&
Ketentuan Khusus

Dasar Hukum:
Pasal 28 s/ d Pasal 37A UU KUP

39
Pembukuan
Pasal 1 Angka (27) Pasal 28
Pembukuan
merupakan proses
pencatatan secara
teratur untuk
mengumpulkan data Pembukuan ditutup
dan informasi dengan penyusunan
keuangan yang laporan keuangan
meliputi: yang meliputi:
• Harta. • Neraca.
• Kewajiban. • Laporan laba rugi.
• Modal.
• Penghasilan dan biaya.
• Harga perolehan dan
penyerahan barang
atau jasa.
40
Kewajiban Pembukuan
Pasal 28 Ayat (1) dan (2)

Subjek yang wajib melaksanakan pembukuan, meliputi:

• WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.


• WP Badan.

Subjek wajib melaksanakan pencatatan sebagai pengganti


pembukuan, meliputi:

• WP OP yang diizinkan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto (NPPN).


• WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

41
Syarat Pembukuan
Pasal 28 Ayat (3), (4), (5) dan (7)
Mencerminkan
Harus memperhatikan keadaan atau Diselenggarakan di
itikad baik. kegiatan usaha Indonesia.
sebenarnya.

Menggunakan huruf Menggunakan angka Menggunakan satuan


latin. arab. mata uang rupiah.

Minimal terdiri dari


Diselenggarakan catatan mengenai harta,
Menggunakan Bahasa
dengan stelsel akrual kewajiban, modal,
Indonesia atau
atau stelsel kas penghasilan dan biaya,
Bahasa Inggris. serta penjualan dan
secara taat asas.
pembelian.

42
Syarat Perubahan Tahun Buku atau Metode Pembukuan
Pasal 28 Ayat (6)

Perubahan yang dapat


Syarat yang harus dipenuhi:
dilakukan meliputi:

• Tahun buku. • Memperoleh persetujuan


• Metode pembukuan, seperti: Dirjen Pajak.
• Pengakuan penghasilan dan • Diajukan sebelum dimulainya
biaya.
• Penyusutan aset tetap. tahun buku dengan disertai
• Penilaian persediaaan. alasan perubahan.

43
Pembukuan dalam Bahasa dan Mata Uang Asing
Pasal 28 Ayat (8), dan PMK No. 24/ PMK.03/ 2012 jo PMK No. 1/PMK/2015

• WP dalam rangka PMA.


• BUT (Bentuk Usaha Tetap)
Memerlukan izin Menkeu, • WP terdaftar di bursa efek LN.
apabila dilakukan oleh • KIK yang menerbitkan reksadana
WP sebagai berikut: berdenominasi dollar AS.
• WP yang berafiliasi dengan
perusahaan induk di luar negeri.

Memberitahukan secara • WP dalam rangka kontrak karya.


tertulis kepada KPP setempat, • WP Kontraktor Kontrak Kerja
apabila dilakukan oleh: Sama.

44
Pencatatan
Pasal 28 Ayat (9), PMK No. 197/ PMK.03/ 2007
Peredaran
atau
penerimaan
bruto usaha.
Pencatata
Harta dan
n Penghasilan
merupakan bruto dari
Kewajiban
pengumpul luar usaha.
an data
secara
teratur
Penghasilan tentang: Penghasilan
Pencatatan dipergunakan
dikenai PPh bukan objek
final. sebagai dasar penentuan
pajak.
jumlah pajak terutang.

45
Syarat Pencatatan
Pasal 28 Ayat (12), dan PMK No 197/ PMK.03/ 2007 jo PER No 4/ PJ/ 2009

Pencatatan dilaksanakan berdasar stelsel kas.

Jangka waktu pencatatan meliputi 12 bulan, sejak tanggal 1 Januari


hingga 31 Desember.

Pencatatan dilaksanakan secara kronologis dan sistematis sesuai


urutan tanggal.

Pencatatan dilaksanakan dalam Bahasa Indonesia dan mata uang


rupiah.

Didukung dengan dokumen yang menjadi dasar penghitungan yang


disimpan minimal untuk jangka 10 tahun.
46
Penyimpanan Buku, Catatan, Dokumen
Pasal 28 Ayat (11)

Penyimpanan selama 10 tahun di Indonesia


wajib dilakukan atas dasar pembukuan,
meliputi: Penyimpanan wajib dilakukan oleh:
• Buku • WP OP, di tempat kegiatan usaha atau
• Catatan tempat tinggal.
• Dokumen • WP Badan, di tempat kedudukan.
• Hasil pengolahan data pembukuan yang
dikelola secara elektronik atau online.

47
Pemeriksaan
Pasal 1 Angka (25), dan Pasal 29 Ayat (1)
Merupakan
https://news.ddtc.co.id/download-aturan-lengkap-kebijakan-pemeriksaan-pajak-di-sin
i-14495 serangkaia
n kegiatan
menghimp
Melaksanakan tujuan
Menguji kepatuhan
lain sesuai peraturan
pemenuhan kewajiban
perpajakan. dan
un perundangan.
mengolah
data,
keterangan
, atau bukti
secara
objektif
dan
profesional
berdasar
standar
tertentu,
dengan 48
Tujuan Lain Pemeriksaan
Penjelasan Pasal 29 Ayat (1)
Pengukuhan atau
Pemberian NPWP
Penghapusan NPWP. pencabutan
secara jabatan.
pengukuhan PKP.

Apabila WP
Pengumpulan bahan Pencocokan data dan
mengajukan
penyusunan NPPN. alat keteranga.
keberatan.

Penentuan WP di Penentuan tempat Pemeriksaan terkait


lokasi terpencil. terutang PPN. penagihan pajak.

49
Pemenuhan
Penentuan saat mulai
Kewajiban WP Terperiksa
Pasal 29 Ayat (3), dan (4)

Kewajiban WP terperiksa meliputi:

Memberikan
Memperlihatkan
kesempatan
atau Memberikan
memasuki tempat
meminjamkan keterangan yang
atau ruangan
buku, catatan, diperlukan
yang dipandang
atau dokumen.
perlu.
Kewajiban WP untuk merahasiakan informasi terkait
pembukuan ditiadakan atas kepentingan pemeriksaan.
50
Pemeriksaan dan Penyegalan
Pasal 29 Ayat (2), Pasal 30, dan PMK No. 198/ PMK.03/ 2007 jo PMK 17/PMK.03/2013 jo
PMK 184/PMK.03/20152007

Penyegelan
Pemeriksa dilakukan
harus jika:dan memperlihatkan kepada WP terperiksa:
memiliki
• WP tidak memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki objek penyegelan.
• Tanda pengenal pemeriksa.
• WP atau pegawainya tidak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
• Surat perintah pemeriksaan.
• WP atau kuasa tidak berada di tempat saat pemeriksaan.

51
Wakil Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (1), dan (4)
Pengurus, bagi WP Badan, atau:
• Kurator, khusus untuk WP dinyatakan pailit.
• Orang atau badan pelaksana pemberesan, khusus untuk WP
dalam pembubaran.
• Likuidator, khusus untuk WP dalam likuidasi.
Wakil Warisan Belum Terbagi
• Ahli waris.
• Pelaksana wasiat atau pengurus harta peninggalan.

Wali atau pengampu, bagi anak yang belum dewasa


atau orang dalam pengampuan.

Kuasa Wajib Pajak, bagi WP secara umum.

52
wajib pajak tidak
Tanggung Jawab Wakil Wajib Pajak
mungkin dibebani
tanggung jawab.
Pasal 32 Ayat (2)

Bertanggung jawab
secara pribadi atau
secara renteng atas
pembayaran pajak.

53
Kuasa Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (3), (3A) dan PMK No 22/ PMK.03/ 2008 jo PMK No 229/PMK.03/2014
WP OP atau Badan
dapat menunjuk
seorang Kuasa untuk
menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban
perpajakan, melalui
Surat Kuasa Khusus.

Suart Kuasa Khusus


bersifat tidak dapat
dilimpahkan.
Syarat bagi Kuasa:
• Memiliki NPWP.
• Telah melaporkan SPT 54
Pengungkapan Rahasia oleh Pejabat
Pasal 34

Pejabat atau tenaga ahli perpajakan dilarang


mengungkapkan rahasia WP, kecuali apabila:

Pejabat berperan sebagai saksi atau


pemberi keterangan ahli dalam pengadilan.

Diberikan sebagai keterangan kepada


pejabat lembaga atau instansi pemeriksa
keuangan negara.
Atas izin tertulis Menkeu:
• Diberikan untuk kepentingan negara.
• Diberikan untuk pemeriksaan perkara pidana atau
perdata atas permintaan hakim.
55
g
b
Pihak Lain yang Berhak Atas Keterangan Pejabat atau Tenaga Ahli
b
m Pasal 34 Ayat (2a), dan KMK No. 539/ KMK.04/ 2000
e
e
r
n
w
u
e
n
n
j

P
ejabtdri

• bagner
lem

(
N
aB
P

a
maK
).
• W ajibP
P
ajk.ejabtdrinspe
• m K
etrangyhdkiu.
(B
P
K
P
).

u
n
k
g
k
a
m
n
e
l
s
a
u
k
r
u
a
k
t 56
a
nt
ao
Lingkup Pejabat Pemberi Keterangan
K
gr
e K 34, KMK No. 510/ KMK.03/ 2007
a Pasal
p e
P
a p
Ae
l
h mKa
D
ir

a
l eel
e
kt
u
r
D

i r pa
J
P

K
ia
a K
y kl
n
a saa
t
nan
o
g aKw
r i
nP
D Pl
P
i d
e
t a
l
un
a 57
n
Peniadaan Kewajiban Merahasiakan oleh Pihak Ketiga
Pasal 35

Keterangan atau
•Permintaan tertulis Menkeu kepada bank.
bukti terkait WP •Permintaan tertulis Dirjen Pajak kepada:
yang dikenai •Akuntan publik.
pemeriksaan, •Notaris.
•Konsultan pajak.
penagihan, atau •Kantor administrasi.
penyidikan pidana •Pihak ketiga lain.
perpajakan wajib •Sebagai implikasi permintaan tersebut,
kewajiban merahasiakan oleh pihak ketiga
diberikan, ketika menjadi ditiadakan.
terdapat:

58
Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan
Ketetapan Pajak
Pasal 36, dan PMK No. 21/ PMK.03/ 2008 jo PMK. 8/PMK.3/2013

Atas jabatan atau permohonan WP, Dirjen Pajak berwenang.

Membatalkan hasil
pemeriksaan berikut
Mengurangkan atau Surat Ketetapan
Mengurangkan atau Pajaknya atas
menghapuskan sanksi
membatalkan pemeriksaan yang
administrasi akibat
Ketetapan Pajak dan dilaksanakan tanpa:
kekhilafan atau bukan
STP yang tidak benar. • Penyampaian Surat
karena kesalahan WP. Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan.
• Pembahasan akhir hasil
pemeriksaan bersama WP.

59
Permohonan WP Atas• Pengurangan,
Syarat pengajuanPenghapusan,
permohonan meliputi:
dan
• WP tidak sedang mengajukan keberatan.
Pembatalan •
Ketetapan Pajak
Satu permohonan berlaku untuk satu
Pasal 36, dan PMK No. 21/ PMK.03/ 2008 jo 08/PMK.03/2013
Ketetapan Pajak.
• Diajukan secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia ke KPP setempat.
• WP telah melunasi pajak terutang.
• Surat permohonan ditandatangani sendiri
atau oleh Kuasa.
• Menyebutkan jumlah pajak terutang menurut
WP disertai alasan yang jelas dan
• Permohonan dapat diajukan 2 kali, kecuali
meyakinkan.
untuk permohonan pembatalan Surat
Ketetapan Pajak akibat hasil pemeriksaan, yang
hanya dapat diajukan 1 kali.

• Dirjen Pajak memberikan putusan maksimal


dalam jangka 6 bulan, atau permohonan
dianggap diterima.
60
Sanksi Bagi Petugas Pajak
Pasal 36A

Sanksi sesuai peraturan perundangan, apabila:


• Petugas menghitung atau menetapkan pajak tidak sesuai ketentuan, akibat
kelalaian atau kesengajaan.
Pengaduan ke unit internal Kemenkeu hingga sanksi pidana, apabila:

• Petugas bertindak di luar kewenangan secara sengaja.


Pidana Pasal 368 KUHP, apabila:

• Petugas mengancam atau memeras WP.


Pidana Pasal 12 UU Tipikor, apabila:
• Petugas memaksa orang lain memberikan atau mengerjakan sesuatu,
memberikan atau menerima pembayaran, bagi diri petugas.
Tidak dituntut secara pidana atau perdata, apabila:

• Pelaksanan tugas didasari iktikad baik dan sesuai peraturan perundangan.


61
Kode Etik Pegawai Pajak
Pasal 36B

Kode etik yang wajib dipatuhi pegawai Ditjen Pajak


berdasar kepada:

Pelanggaran kode etik dapat dikenai:


• Sanksi moral secara terbuka atau tertutup.
• Hukuman disiplin.

Pengawasan pelaksanaan dan penampungan


pengaduan pelanggaran dilaksanakan oleh Komite
Kode Etik
62
Ketentuan Pidana dan Penyidikan

Dasar Hukum:
Pasal 38 s/ d Pasal 44B UU KUP

63
Lingkup Pidana Perpajakan

Pengulan Pidana
gan Akibat
Pidana Kealpaan
Pidana
Percobaa
Akibat
n
Kesengaj
Pidana
aan

64
Pidana Akibat Kealpaan WP
Pasal 38, dan Pasal 43 Ayat (1) jo UU No.11/2020

WP akibat kealpaannya Pidana dike


dapat menimbulkan apabila perb
kerugian negara melalui dilakukan bu
perbuatan berikut: pertama kal
bentuk => D
• De
• Tidak ka
menyampaikan ka
SPT. ku
• Menyampaikan di
SPT secara tidak • Ku
benar. 3
1

65
Bentuk Pidana Akibat Kesengajaan WP (A)
Pasal 39 Ayat (1)

WP tidak mendaftar
WP
untuk memperoleh
menyalahgunakan WP tidak melaporkan
NPWP atau
NPWP atau status SPT.
dikukuhkan sebagai
PKP
PKP.
WP memperlihatkan
WP melaporkan SPT WP menolak buku, catatan atau
secara tidak benar dilakukannya dokumen palsu atau
atau tidak lengkap. pemeriksaan. tidak sesuai
kebenaran.
WP tidak WP tidak menyimpan
menyelenggarakan WP tidak
buku, catatan, dan
pembukuan atau menyetorkan pajak
dokumen dasar
pencatatan, atau tidak yang telah dipotong
memperlihatkan buku, pembukuan atau
atau dipungut.
catatan, dan dokumen. pencatatan.

66
Sanksi Pidana Akibat Kesengajaan WP, Berikut
Pengulangannya (A)
Pasal 39 Ayat (1), dan (2)

Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan pegawai WP, atau pihak lain yang
menyuruh, turut serta, mengajurkan, atau membantu tindak pidana.

Penjara, Denda,
minimal 6 minimal 2 kali,
maksimal 4
bulan, kali pajak yang
maksimal 6 kurang atau
tahun. tidak dibayar.

Pengulangan tindak pidana sebelum 1 tahun sejak selesainya sanksi terakhir,


pelanggar pengenaan sanksi pidana akan dilipatkan 2 kali.

67
Percobaan Tindak Pidana oleh WP
Pasal 39 Ayat (3)

Percobaan tindak pidana


mungkin dilakukan untuk tujuan
mengajukan permohonan Pihak yang melakukan
restitusi, melakukan percobaan akan dikenai sanksi
kompensasi, atau pidana berupa:
• Penjara, minimal 6 bulan,
mengkreditkan pajak, dalam maksimal 2 tahun.
bentuk: • Denda, minimal 2 kali, maksimal 4
• Penyalahgunaan atau penggunaan kali dari jumlah restitusi
tanpa hak atas NPWP dan status termohonkan, kompensasi, atau
PKP. pengkreditan.
• Penyampaian SPT secara tidak
benar atau tidak lengkap.
Sanksi berlaku pula bagi wakil, kuasa, dan pegawai WP, atau pihak lain yang
menyuruh, turut serta, mengajurkan, atau membantu percobaan pidana.
68
Pidana Akibat Kesengajaan WP (B)
Pasal 39A

Pihak yang dengan


sengaja melakukan
tindakan berikut: Dikenai sanksi
• Menerbitkan atau pidana dalam
menggunakan bentuk:
faktur, bukti • Penjara, minimal 2
potongan, atau tahun, maksimal 6
pungutan, atau tahun.
setoran pajak, tidak • berlaku
Sanksi Denda,pula
minimal 2
bagi wakil,
berdasar transaksi kuasa, dan
kali,pegawai WP, atau
maksimal 6 kali
sebenarnya. pihak laindari
yangjumlah
menyuruh,
pajakturut
serta, mengajurkan, atau
• Menerbitkan faktur dalam faktur atau
membantu tindak pidana.
pajak tanpa bukti terkait. 69
Daluarsa Pidana Perpajakan
Pasal 40

Tindak pidana perpajakan tidak dapat dituntut setelah


lampau 10 tahun sejak:

 Saat terutangnya pajak.


 Berakhirnya masa bagian tahun atau tahun pajak.

70
Pidana oleh Pejabat
Pasal 41

Atas
Secara Akibat
aduan
sengaja, kealpaan,
pihak yang
tidak tidak
dilanggar
menjaga menjaga
kerahasiaa
kerahasiaa kerahasiaa
nnya,
n Wajib n Wajib
pejabat
Pajak. Pajak.
• Dikenai perpajakan • Dikenai
pidana dapat pidana
kurungan dikenai kurungan
maksimal pidana maksimal
2 tahun apabila: 1 tahun
dan dan
denda denda
maksimal maksimal 71
Pidana Bagi Pihak Ketiga (A)
Pasal 41A, 41B, dan 43 Ayat (2)
Pihak ketiga yang sengaja tidak
memberi keterangan dan bukti
terkait pemeriksaan, penagihan, Pihak ketiga yang sengaja
dan penyidikan pidana atas suatu mempersulit atau menghalangi
WP sesuai Pasal 35, atau memberi penyidikan pidana perpajakan.
keterangan dan bukti yang tidak
benar.kurungan
Dikenai pidana Dikenai pidana kurungan
maksimal 1 tahun dan maksimal 3 tahun dan
denda maksimal Rp denda maksimal Rp
25.000.000,00. 75.000.000,00.

Sanksi berlaku pula bagi pihak yang menyuruh, mengajurkan, atau membantu
pidana oleh pihak ketiga.

72
Pidana Bagi Pihak Ketiga (B)
Pasal 41C
Instansi pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lain yang
sengaja tidak memberi data dan informasi yang diminta
Dirjen Pajak terkait pemeriksaan, penagihan, dan
penyidikan pidana suatu WP (Pasal 35A Ayat (1)).
• Kurungan maksimal 1 tahun atau denda maksimal Rp 1.000.000.000,00.
Pihak yang sengaja menyebabkan tidak terpenuhinya
kewajiban Pasal 35A Ayat (1) oleh instansi pemerintah,
lembaga, asosiasi dan pihak lain tersebut.
• Kurungan maksimal 10 bulan atau denda maksimal Rp 800.000.000,00.
Pihak yang sengaja tidak memberi data dan informasi
dalam proses penghimpunan oleh Dirjen Pajak (Pasal 35A
Ayat (2)).
• Kurungan maksimal 10 bulan atau denda maksimal Rp 800.000.000,00.

Pihak yang menyalahgunakan data dan informasi


perpajakan sehingga merugikan negara.
• Kurungan maksimal 1 tahun atau denda maksimal Rp 500.000.000,00.
73
tindaka
Penyidikan Pidana Perpajakan
n yang
dilakuk
Pasal 1 Angkaan 31 dan Pasal 44 Ayat (1)
penyidi
k untuk
menca
ri dan
mengu
mpulka
Penyidik
n bukti
adalah
yang
Pejabat PNS
dapat
tertentu
memb
Ditjen Pajak
uat
yang diberi
terang
kewenangan
tindak
khusus.
pidana
perpaj 74
Wewenang Penyidik
Menerima, Pasal 44 Ayat (2)
mencari, Meneliti, mencari, dan
mengumpulkan Meminta keterangan
mengumpulkan
keterangan terkait WP atau bukti dari WP OP
dan meneliti OP atau Badan atau Badan.
keterangan atau berikut perbuatannya.
laporan.
Memeriksa buku,
Melakukan Meminta bantuan
catatan, atau
penggeledahan. tenaga ahli.
dokumen lain.

Menghentikan atau
Memanggil seseorang
meminta sesorang
untuk didengar
tinggal saat Memotret
keterangannya
pemeriksaan, serta seseorang. sebagai tersangka
memeriksa identitas
atau saksi.
dan bawaannya.
75
Melakukan tindakan
Menghentikan
Pelaksanaan Penyidikan
Pasal 44 Ayat (3), dan (4)

Penyidik Ditjen Pajak:


• Memberitahukan saat dimulainya penyidikan.
• Menyampaikan hasil penyidikan.

Pemberitahuan dan penyampaian dilaksanakan melalui


penyidik pejabat Polisi Negara RI kepada Jaksa Penuntut
Umum.

Penyidik Ditjen Pajak dapat meminta bantuan penegak


hukum lain dalam pelaksanaan kewenangan penyidikan.
76
Pihak Berhak Menghentikan Penyidikan
Pasal 44A, dan 44B jo UU No.11/2020

Penyidik Ditjen • Tidak cukup bukti.


• Peristiwa bukan merupakan tindak
Pajak, apabila pidana.
• Dicapainya daluarsa.
ditemui kondisi: • Tersangka meninggal dunia.

• WP telah melunasi jumlah pajak yang


kurang atau tidak dibayar, ditambah
Jaksa Agung, sanksi administrasi sebesar 4 kali => (3
kali) jumlah tersebut.
atas permintaan • Penghentian tersebut dilaksanakan untuk
Menkeu, apabila: kepentingan negara.
• Penghentian diputuskan maksimal 6
bulan sejak penerimaan permintaan.
77
UU NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA STDT
UU NOMOR 19 TAHUN 2000
PENAGIHAN PAJAK

Pengertian Penagihan
Pajak

Dasar-Dasar Penagihan
Angguran dan Penundaan
Pembayaran
Tindakan Penagihan pajak:
1. Surat Tegoran
2. Surat Paksa
3. Penyitaan
4. Pelelangan
•Hak mendahulu Pajak
• Penagihan seketika dan sekaligus

•Pencegahan, Penyanderaan, dan gugatan


• Angsuran dan Penundaan Pembayaran
• Penghapusan Piutang pajak
PENGERTIAN PENAGIHAN PAJAK

Kewenangan yang dimiliki fiskus untuk menagih utang pajak yang tidak dilunasi
oleh Penanggung Pajak yang dilakukan dengan prosedur tertentu berdasarkan
UU.
Subyek dan Obyek Penagihan
Subyek Penagihan pasal 1 angka (3) UU
Penagihan pajak dengan Surat Paksa (PPSP)

Penanggung Pajak :
 orang pribadi atau badan yang bertanggung
jawab atas pembayaran pajak,
 termasuk wakil yang menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban Wajib Pajak
 menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan

81
OBJEK PENAGIHAN
Dasar Penagihan (Pasal 18 KUP)

STP

SKPKB

SKPKBT

SK Pembetulan

SK Keberatan

Putusan Banding

Peninjauan Kembali
Tidak dibayarnya UTANG PAJAK

Akan menjadi TUNGGAKAN PAJAK


Untuk menegakkan ketentuan UU pajak dilakukan tindakan penagihan
pajak.
UTANG PAJAK

PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR TERMASUK SANKSI ADMINISTRASI BERUPA


BUNGA, DENDA ATAU KENAIKAN YANG TERCANTUM DALAM SURAT KETETAPAN
PAJAK ATAU SURAT SEJENISNYA BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

BIAYA PENAGIHAN PAJAK

1. PELAKSANAAN SURAT PAKSA.


2. SURAT PERINTAH PELAKSANAAN PENYITAAN.
3. PENGUMUMAN LELANG
4. PEMBATALAN LELANG
5. JASA PENILAI
6. BIAYA LAINNYA SEHUBUNGAN DENGAN PENAGIHAN
PEJABAT PENAGIHAN PAJAK
Pejabat ditunjuk oleh:

Menteri Keuangan Gubernur/Bupati/Walikota

DJP DLM HAL INI : - KEPALA DINAS PENDAPATAN


- KEPALA KANTOR PELAYANAN PROPINSI ; ATAU
PAJAK - KEPALA DINAS PENDAPATAN
KABUPATEN/KOTA

Pajak Pusat Pajak Daerah


Tahapan-tahapan WP yang tidak melunasi
pajaknya
1. Surat Teguran/surat peringatan (langkah
pertama).
2. Surat Paksa
3. Penyitaan
4. Pelelangan
SURAT PAKSA
(Ps 7 PPSP jo PS.15 PMK NO 24/PMK.03/2008 jo PMK No.85/PMK.03/2010
dengan berkepala

“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”

• Mempunyai kekuatan eksekutorial.


• Kedudukan hukum Surat Paksa = putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
a. nama WP/WP&PP
memuat b. dasar penagihan
c. besarnya utang pajak
d. perintah untuk membayar

Diterbitkan apabila:

• PP tidak melunasi utang pajak s/d tgl jatuh tempo & kepadanya telah diterbitkan ST
atau Surat Peringatan;
• Terhadap PP sudah dilaksanakan Penagihan seketika atau sekaligus atau
• PP tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan persetujuan angsuran atau
penundaan pembayaran.
PENYITAAN
• Dilakukan berdasarkan SPMP jika PP tidak melunasi utang pajak setelah lewat 2x24
jam setelah Surat Paksa diberitahukan.
• Oleh Jurusita Pajak dengan 2 (dua) orang saksi.
• Penyitaan dapat dilakukan, meskipun PP tidak hadir asalkan salah seorang saksi
berasal dari Pemda, dan BAPS ditandatangani oleh PP dan saksi-saksi

• Setiap penyitaan Jurusita Pajak membuat BAPS ditandatangani oleh Jurusita Pajak, PP,
dan saksi-saksi
• Dalam hal PP adalah badan maka BAPS ditandatangani oleh pengurus, kepala
perwakilan, kepala cabang, PP, pemilik modal atau pegawai tetap perusahaan
• Walaupun PP tidak hadir, penyitaan tetap dapat dilaksanakan
• Berita Acara Pelaksanaan Sita tetap mempunyai kekuatan mengikat meskipun PP
menolak untuk tanda tangan.
• Salinan BAPS dapat ditempelkan pada barang bergerak/tidak bergerak yg disita atau
ditempat barang bergerak/tidak bergerak yg disita berada, ditempat umum
• Atas barang yg disita ditempel segel sita
TUJUAN PENYITAAN
• Tujuan penyitaan adalah memperoleh jaminan pelunasan
utang pajak dari Penanggung Pajak.
• Oleh karena itu, penyitaan dapat dilaksanakan tehadap
semua barang Penanggung Pajak, baik yang berada di
tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan
Penanggung Pajak, atau di tempat lain maupun yang
penguasaannya berada ditangan pihak lain.
• Yang dimaksud dengan penguasaan berada ditangan pihak
lain, misalnya disewakan atau dipinjamkan,
• sedang yang dimaksud dibebani dengan hak tanggungan
sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, misalnya barang
yang dihipotekan, digadaikan, atau diagunkan.
Pasal 15 UU No. 19/ 1997 Dikecualikan dari Penyitaan

1. Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang


digunakan oleh PP dan keluarga yang menjadi
tanggungannya;
2. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu
bulan beserta peralatan memasak yangb ada dirumah;
3. Perlengkapan PP yang bersifat dinas;
4. Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan
PP dan alat-alat yang dipergunakan ut pendidikan,
kebudayaan dan keilmuan;
5. Peralatan dalam keadaan baik yang masih digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan
jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp 20 juta;
6. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh PP dan
keluarga yg menjadi tanggungannya.
Penitipan Barang Sitaan

BARANG
SITAAN

Dititipkan

Penanggung
Pajak

Kecuali
menurut Jurusita perlu disimpan

Kantor Tempat lain:


Pejabat Bank, Pegadaian
LELANG
Pengumuman lelang minimum 14 hari setelah pelaksanaan penyitaan

Pelaksanaan lelang minimum 14 hari setelah pengumuman lelang

Pengumuman lelang:
• Barang bergerak dilakukan sebanyak 1 kali
• Barang tidak bergerak dilakukan sebanyak 2 kali
• Nilai barang kurang dari Rp 20 juta tidak harus melalui media massa
• mengajukan pemintaan lelang.
• menghadiri pelaksanaan lelang:
- menentukan dilepasnya barang;
Pejabat - menandatangani Risalah Lelang.
• dan Jurusita pajak beserta sanksi sesuai
keluarganya dilarang membeli barang ketentuan yg
sitaan yg dilelang. berlaku.
HAK MENDAHULU
Pasal 21 ayat 1, 2 dan 3 UU KUP ( UU NO 16 TAHUN 2000 stbdtd UU NO. 28
TAHUN 2007

(1) Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak


atas barang-barang milik Penanggung Pajak.
(2) Meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa
bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak.
(3) Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak
mendahulu lainnya, kecuali terhadap:
a. biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu
penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak
dan/atau barang tidak bergerak;
b. biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan
barang dimaksud; dan/atau
c. biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh
pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.

93
HAK MENDAHULU
Pasal 21 ayat 3 A UU KUP NO. 28 TAHUN 2007

(3a) Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, bubar, atau


dilikuidasi maka kurator, likuidator, atau orang atau
badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan
dilarang membagikan harta Wajib Pajak dalam pailit,
pembubaran atau likuidasi kepada pemegang
saham atau kreditur lainnya sebelum menggunakan
harta tersebut untuk membayar utang pajak Wajib
Pajak tersebut.

94
PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS
(Ps 20 KUP jo PS.6 PPSP JO.PS.13 PMK NO.24/PMK.03/2008 jo PMK No.85/PMK.03/2010

Tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada PP


tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh
utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak

Apabila
a. PP akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu;
b. PP memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka
menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang dilakukan di
Indonesia;
c. Adanya tanda-tanda PP akan membubarkan badan usahanya, atau menggabungkan
usahanya, atau memekarkan usahanya, atau memindahtangankan perusahaan yang
dimiliki atau dikuasainya,atau melakukan perubahan bentuk lainnya;
d. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau,
e. terjadi penyitaan atas barang PP oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan.

a. nama WP/ WP dan PP


Diterbitkan SPPSS oleh b. besarnya utang pajak
Pejabat sebelum Surat c. perintah untuk membayar
Paksa: d. saat pelunasan pajak
PENCEGAHAN
Dasar Hukum:
PASAL 29 S.D. 32 UU PPSP

Pencegahan adalah larangan yang bersifat


sementara terhadap Penanggung Pajak tertentu untuk
keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia
berdasarkan alasan tertentu
Ketentuan:
Penanggung Pajak yg mempunyai utang pajak sekurang-
kurangnya sebesar Rp100 jutadiragukan itikad baiknya
PROSEDUR PENCEGAHAN

USULAN USULAN
PENCEGAHAN PENCEGAHAN MENKEU
1 2

KPP/KP PBB DJP


3
5
4
7 3
6 2 1SURAT KPD
5 MENKEH
4
3
2
1
KMK TTG PENETAPAN PENCEGAHAN KMK
PP BEPERGIAN KE LN, SALINAN PENCEGAHAN
DIBERIKAN KPD:
1. MENKEH & HAM
2. DIRJEN PAJAK
3. DIR. P4
4. KAKANWIL
5. KPP
6. PP YBS
97
PENYANDERAAN
(PASAL 33 S.D. 36 UU PPSP)

pengekangan sementara waktu kebebasan


Penanggung Pajak dengan menempatkannya
di tempat tertentu
(Pasal 1 angka 21 uu PPSP)

Penanggung Pajak yg mempuyai utang pajak sekurang-kurangnya


sebesar Rp100 juta dan diragukan itikad baiknya

Jangka waktu penyanderaan paling lama 6 bulan, dpt


diperpanjang untuk selama-lamanya 6 bulan

98
PENYANDERAAN TDK BOLEH
DILAKSANAKAN

PENANGGUNG
PENANGGUNG PAJAK
PAJAK

BERIBADAH
BERIBADAH SIDANG
SIDANGRESMI
RESMI PEMILIHAN UMUM
PENGADILAN

PENCEGAHAN & PENYANDERAAN THD PENANGGUNG


PAJAK TDK MENGAKIBATKAN HAPUSNYA UTANG
PAJAK & TERHENTINYA PELAKSANAAN PENAGIHAN
PAJAK

99
PELUNASAN UTANG PAJAK
MELALUI PENGANGSURAN & PENUNDAAN

PENUNGGAK
PAJAK
YANG MEMBERIKAN
PUTUSAN PENGANGSURAN
WAJIB PAJAK ATAU PENUNDAAN
PENANGGUNG
ATAS NAMA
PAJAK PEJABAT DIREKTUR
JENDERAL PAJAK

PENGANGSURAN ADALAH
PELUNASAN HUTANG PAJAK
1. PASAL 9 UNDANG- SUBJEK
DENGAN CARA
UNDANG NOMOR 28 YANG TERLIBAT
MENYERAHKAN SEDIKIT DEMI
TAHUN 2007 TENTANG SEDIKIT ATAU PEMBAYARAN
KUP TIDAK SEKALIGUS
2. PASAL 9 s.d. 12 DASAR HUKUM PENGANGSURAN DEFINISI
PERMENKEU NO. DAN PENUNDAAN ADALAH
184/PMK.03/2007
PENUNDAAN PENANGGUHAN ATAU
3. PERDIRJEN PAJAK NO.
KEP-38PJ.2008 MENGUNDURKAN UNTUK
SEMENTARA WAKTU
PELUNASAN HUTANG
SYARAT & ALUR PAJAK
PROSES PENGANGSURAN &
PENUNDAAN
ALASAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK

• Daluwarsa
1. WP telah meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan tdk mempunyai ahli waris;
2. Ahli waris tdk dapat ditemukan lagi;
3. WP tdk mempunyai harta kekayaan lagi
4. Hak untuk melakukan penagihan sudah daluarsa setelah lewat waktu 5 tahun setelah tertib
tagihan.

Daluarsa penagihan pajak tertangguh apabila:


1. Diterbitkan surat paksa
2. Ada pengakuan utang pajak dari WP baik langsung maupun tidak langsung;
3. Diterbitkan SKPKB, SKPKBT;
4. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

• Sebab Lain
Misalnya:
* WP pajak tidak ditemukan,
* Dokumen tidak lengkap,
* Keadaan yang tdk dapat dihindarkan sp bencana alam, kebakaran.
ALUR DAN JADWAL
PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK
Dasar Hukum :
UU No 19 Tahun 2000
UU No 28 Tahun 2007
PP No 80 Tahun 2007  UTANG PAJAK &
PMK No 24/PMK.03/2008 BIAYA
Jo PMK No.85/PMK.03/2010 PENAGIHAN
Langsung,
Pos, PENCABUTAN  PUTUSAN
Ekspedisi/
kurir dgn SITA` PENGADILAN
bukti kirim

LUNAS Barang
7 21 2X24 jam SPMP/ Bergerak
SURAT SP
SKP hari hari PENYITAAN 14 HARI TDK 1X
TEGURAN
SKPKB LUNAS
SKPKBT Jatuh tempo
 SPMP
PENGUMUMAN
 JURUSITA + 2 SAKSI
dll  PARATE EXECUTIE  BAP SITA LELANG
 DIBERITAHUKAN  BRG BERGERAK & BRG TDK
BERGERAK
OLEH JURUSITA  BRG YG DISITA DILARANG:
PAJAK  DIPINDAHTANGANKAN Barang Tdk
 DIBUAT BAP SP  DISEWAKAN 14 hari Bergerak
 DIPINJAMKAN
 DISEMBUNYIKAN 2X
 DIHILANGKAN
 DIRUSAK
 PENYITAAN ATAS REK. BANK & PELAKSANAAN
EFEK LELANG
SYARAT:
PENGUMUMAN DI PENYANDERAAN  UTANG PAJAK ≥ Rp100 jt
PENCEGAHAN  DIRAGUKAN ITIKAD BAIK
MEDIA MASA
JANGKA WAKTU:
6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN
AKIBAT:
UTANG PAJAK TDK HAPUS & PENAGIHAN TETAP
DILAKSANAKAN
102
* KEP / IJIN MENKEU

You might also like