You are on page 1of 8

Midwifery II

GAWAT JANIN & IUFD


Dosen Pengampu: Sa’adah
Mujahidah, M.Tr.Keb

NAMA KELOMPOK 5:
1. Dwi Fitriani (1904070)
2. Fransiska Elda (1904077)
3. Intanwati (1904080)
4. Kristina Helda Astuti
(1904085)
5. Puput Wahyunita (1904097)
6. Putri Eka Fransiska
(1904097)
A. Definisi

IUFD
Menurut WHO dan The American
College of Obstetricians and
Gawat Janin Gynecologist, Intrauterine Fetal
Gawat Janin (Fetal Distres) adalah Death (IUFD) atau kematian janin
kondisi hipoksia yang bila tidak dalam rahim adalah janin yang mati
dilakukan penyelamatan akan dalam rahim dengan berat badan
berakibat buruk. 350 gram atau lebih atau kematian
janin dalam rahim pada kehamilan
20 minggu atau lebih.
B. Etiologi
Kondisi janin:
Penyebab utama a. Berat badan janin yang rendah
gawat janin adalah b. Pasokan oksigen melalui tali pusat berkurang
c. Mengalami sindrom aspirasi mekonium
pasokan oksigen yang Kondisi ibu:
kurang pada janin d. Masa kehamilan lebih dari 42 minggu
(hipoksia janin). e. Memiliki penyakit
f. Kehamilan pada usia di atas 35 tahun.
g. Kehamilan janin kembar atau lebih

a. Faktor plasenta
Sebagian besar kasus IUFD tidak
diketahui dengan jelas b. Cacat genetic
penyebabnya, namun bisa
menjadi pertanda adanya c. Pendarahan
masalah dalam kehamilan.
d. Kondisi kesehatan ibu

e. Faktor usia dan gaya hidup


C. Patofisiologi

2. IUFD
Patosiologis IUFD dipicu oleh ketidak
cocokan rhesus darah ibu dan janin.

a. Kehamilan diatas usia 36


mingggu pada ibu dengan penyakit
1. Gawat Janin kencing gula (diabetes mellitus)
Gawat janin merupakan b. Mungkin terjadi lilitan tali pusat
kondisi patofisiologis di yang menimbulkan kematian.
mana oksigen tidak c. Terjadi simpul tali pusat
tersedia untuk janin dalam d. Ganggung nutrisi menjalang
jumlah yang cukup. kehamilan cukup bulan
e. Kehamilan dengan perdarahan
f. Kehamilan lewat waktu lebih dari
14 hari.
D. Tanda dan Gejala

2. IUFD
1. Gawat Janin a. Ibu tidak merasakan gerakan janin
a. Gerakan janin yang berkurang b. Gerakan janin tidak dirasakan lagi
dari biasanya c. Nyeri perut hilang timbul atau menetap
b. Detak jantung bertambah d. Perdarahan pervaginam sesudah
pelan hamil 22 minggu
c. Warna air ketuban menjadi e. Uterus tegang/ kaku
cokelat atau hijau f. Demam
g. Perdarahan
h. Nyeri perut hebat/ syok
i. Perut kembang/ cairan bebas intra
abdominal
j. Kontraksi uterus abnormal
k. Denyut nadi ibu cepat
E. Diagnosis
1. Gawat Janin
Menurut Agustina (2011) diagnose IUFD didapatkan berdasarkan hal berikut :
Pemeriksaan kondisi gawat janin a. Ibu tidak merasakan gerakan janin
dapat dimulai setelah gerakan bayi Diagnosa :
dirasakan menurun. Selanjutnya 1) Nilai denyut jantung janin
2) Bila denyut jantung janin abnormal
dapat dilakukan beberapa 3) Bila denyut jantung janin tidak terdengar
pemeriksaan lebih rinci guna 4) Bila denyut jantung janin naik
menetapkan diagnosis gawat janin, 5) Rangsang janin dengan rangsangan suara (bel) atau dengan
seperti: USG Doppler. menggoyangman
6) Bila denyut jantung janin cenderung turun saat janin bergerak, maka dapat
disimpulkan adanya gawat janin
b. Gerakan janin tidak dirasakan lagi
Diagnosis :
1) Gejala dan tanda selalu ada kadang-kadang ada diagnosis kemungkinan
2) Gerakan janin berkurang atau hilang
3) Nyeri perut hilang timbul atau menetap
4) Perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu
5) Uterus tegang atau kaku
6) Gawat janin atau denyut jantung tidak terdengar
D. Penanganan
• 1. Gawat Janin
• a. Tergantung faktor penyebab : perubahan posisi lataran dan pemberian O2 8-12 l/menit membantu
mengurangi demam pada maternal dengan hidrasi anti piretik dan tindakan pendinginan.
• b. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang sesuai
dengan kondisi ibu:
• 1) Istirahat baring
• 2) Banyak minum
• 3) Kompres untuk menurunkan suhu tubuh ibu
• c. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang paling
sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin:
• 1) Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap, pikirkan kemungkinan
solusio plasma.
• 2) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan anti biotik untuk
amnionitis.
• d. Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin
(mekonium kental pada cairan amnion, rencanakan persalinan).
• b. Persalinan anjuran:

• 1) Dilatasi serviks dengan batang laminaria

• Setelah dipasang 12-24 jam kemudian dilepasdan dilanjutkan dengan infus oksitosin sampai terjadi pengeluaran janin dan plasenta.

• 2) Dilatasi serviks dengan kateter folley.

• a) Untuk umur kehamilan >24 minggu.

• b) Kateter folley no 18, dimasukkan dalam kanalis servikalis diluar kantong amnion.

• c) Diisi 50 ml aquades steril.

• d) Ujung kateter diikat dengan tali, kemudian lewat katrol ujung tali diberi beban sebesar 500 gram.

• e) Dilanjutkan infus oksitosin 10 u dalam dekstrose 5% ml, mulai 8 tetes/menit dinaikan 4 tetes tiap 30 menit sampai his adekuat.

• 3) Infus oksitosin

• a) Keberhasilan sangat tergantung dengan kematangan serviks, dinilai dengan Bishop Score, bila nilai = 5 akan lebih berhasil.

• b) Dipakai oksitosin 5-10 u dalam dekstrose 5% 500 ml mulai 8 tetes/menit dinaikan 4 tetes tiap 15 sampai his adekuat.

• 4) Induksi prostaglandin

• a) Dosis :

• Pg-E 2 diberikan dalam bentuk suppositoria 20 mg, diulang 4-5 jam.

• Pg-E 2 diberikan dalam bentuk suntikan im 400 mg.

• Pg-E 2,5 mg/ml dalam larutan NaCL 0.9%, dimulai 0,625 mg/ml dalam infus.

• b) Kontra Indikasi: asma, alergi dan penyakit kardiovaskuler.

You might also like