You are on page 1of 20

Infeksi Saluran

Pernafasan Akut
Nama Kelompok :
Shara Anggita A. (1061711107)
Siti Mahmudah (1061711109)
Ulfia Oktafiana P. (1061711116)
ISPA
Gejala klinis ISPA
INFEKSI
SALURAN
PERNAFASA
N

ATAS BAWAH
SINUSITIS
PATOFISIOLOGI SINUSITIS
AKUT

TIPE SINUSITIS SUB AKUT

KRONIS
PENYEBAB SINUSITIS
 Ada gangguan pengaliran udara dari dan ke rongga
sinus
 Ada gangguan pengeluaran cairan mukus.
 Infeksi, non infeksi (alergi, kelainan anatomi).
GEJALA SINUSITIS
 SakitKepala
 Nyeri pada daerah wajah
 Hidung tersumbat
 Demam
 Perubahan warna pada ingus
 Nafas berbau
 Nyeri menelan
 Batuk
DIAGNOSA SINUSITIS

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang
TATALAKSANA
TERAPI

1.Terapi non farmakologi


2.Terapi farmakologi
a. Terapi Pokok
b. Terapi Penunjang
KASUS
 Ny. T 32 tahun, Ny.T datang ke apotek dengan keluhan nyeri pada wajah terutama pada kedua
tulang pipi sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai juga dengan adanya lendir yang keluar
melalui hidung. Ny. T mengeluhkan lendir yang keluar kental, berwarna kekuningan dan berbau.
Hidung juga terasa mampet. Nyeri kepala kadang dirasakan, dan suhu tubuh meningkat 39 0C,
namun tidak sering. Hal ini diikuti oleh keluarnya cairan hidung yang kemudian menjadi lebih
kental dan berwarna. Pasien juga menderita batuk. Dokter menyatakan pasien mengalami sinusitis
dan memberikan terapi pengobatan.

R/ Cefixim 2x1 kapsul


Rhinos SR 2x1 tab
Triamcort 2x1 tab
Erdobat 2x1 kapsul
PENYELESAIAN KASUS

A. Subjektif
Nama : Ny. T
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Keluhan : Nyeri pada wajah, nyeri
kepala, hidung mampet, lendir
kental, berwarna kekuningan dan
berbau.
B. Objektif

Parameter Hasil Nilai Normal Keterangan

Suhu 39 ̊C 36-37 ̊C Meningkat


C. Assesment
1. Pasien menderita sinusitis akut diterapi dengan menggunakan obat
cefixime. Cefixime merupakan antibiotik yang digunakan untuk
mengobati berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Cara kerja
obat ini adalah dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri
sehingga bakteri menjadi mati. Beberapa kondisi yang dapat
ditangani oleh cefixime di antaranya adalah infeksi telinga,
bronchitis, radang amandel, tenggorokan, pneumonia, dan infeksi
saluran kemih, sehingga cefixime kurang tepat digunakan untuk lini
pertama dalam pengobatan.
2. Rhinos SR (Pseudoephedrine HCl 120 mg, Loratadine 5 mg)
digunakan untuk meringankan gejala-gejala yang berkaitan dengan
rhinitis alergika seperti bersin-bersin, hidung tersumbat dan gatal-
gatal di hidung.
3. Triamcort (Triamcinolone 4 mg) digunakan untuk alergi saluran
pernapasan, alergi kulit, alergi hidung dan kondisi lainnya.
4. Erdobat (Erdosteine 300 mg) digunakan untuk mengobati gangguan
saluran pernafasan akut dan kronik.
D. Plan
 Terapi Farmakologi
1. Untuk mengatasi sinusitis sebaiknya merekomendasikan ke dokter dengan
mengganti antibiotik cefixim menjadi amoksisilin.
2. Untuk meringankan gejala-gejala sinusitis diberikan rhinos SR dengan
dosis 2 kali sehari 1 tablet.
3. Untuk mengatasi alergi pada saluran pernafasan diberikan triamcort
dengan dosis 2 kali sehari 1 tablet.
4. Untuk mengencerkan dahak diberikan erdobat dengan dosis 2 kali sehari 1
tablet.
 Terapi non farmakologi
1. Olahraga secara teratur
2. Pasien disarankan banyak minum air putih untuk
mencegah dehidrasi dan untuk menurunkan viskositas
mukus.
3. Istirahat total disarankan sampai demam berkurang.
4. Makan makanan yang bergizi seimbang untuk
meningkatkan sistem imun sehingga akan
mempercepat penyembuhan penyakit.
5. Membersihkan tempat dan lingkungan pasien.
6. Membuka jendela pada pagi hari supaya sinar
matahari dapat masuk kedalam ruangan dan terjadi
pertukaran udara.
Evaluasi Penggunaan Obat
 DRP ada indikasi tidak ada obat : -
 DRP ada indikasi tidak ada obat : -
 DRP dosis obat berlebih :-
 DRP dosis terlalu kurang :-
 DRP efek samping :
- Cefixim dapat menyebabkan diare, pusing, sakit kepala dan mual.
- Rhinos SR dapat menyebabkan anoreksia, gangguan saluran cerna dan
mulut kering.
- Triamcort dapat menyebabkan glaucoma, perubahan dalam rasa dan bau,
katarak, dan sesak nafas.
- Erdobat dapat menyebabkan diare, nyeri ulu hati dan gangguan indra
perasa.
 DRP salah obat : Pemberian cefixim diganti dengan amoksisilin
 DRP interaksi obat :-
KIE
1. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang sejarah penyakit, gejala-gejala dan factor
pencetus.
2. Menjelaskan bagaimana cara penggunaan obat yang tepat, kapan menggunakannya, efek
samping apa yang mungkin terjadi serta bagaimana cara mencegah atau mengurangi efek
samping akibat penggunaan obat tersebut.
3. Menginformasikan kepada pasien untuk teratur dalam peminuman antibiotik dan harus
dihabiskan.
4. Menyarankan untuk melakukan tes bakteri dengan cek sputum pada saluran pernafasan.
5. Menyarankan pasien untuk menggunakan masker.
6. Menyarankan pasien untuk membilas atau mencuci hidung secara teratur dengan larutan
garam isotonis (salin).
7. Melakukan olahraga ringan dan berenang.
8. Rajin cuci tangan untuk mengurangi risiko tertular penyakit saluran pernafasan.
9. Mengusahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu yang berventilasi cukup,
dengan pencahayaan yang memadai, dan tidak berasap.
10. Pasien disarankan untuk menghindari berenang dan menyelam.

You might also like