You are on page 1of 12

“ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN RESIKO PRILAKU KEKERASAN”

Disusun Oleh Kelompok 3:


1.Adhelya Mutia Indah A 1902001
2.Aulia Hamdi 1902004
3.Cindy Grace Eklesia S 1902005
4.Tia Amelia 1902018
A.pengertian

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang


bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologi yang dapat
dilakukan secara verbal dan fisik. (Keliat, 2011).
Perilaku agresif atau perilaku kekerasan sering dipandang sebagai rentang
dimana agresif verbal disuatu sisi dan perilaku kekerasan(violence) disisi yang
lain.suati keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, benci atau
marah(Kusumawati,2010).
B.FAKTOR TERJADINYA RPK

a.Faktor Presdisposisi
Menurut Yusuf (2015), terdapat faktor predisposisi dan faktor presipitasi
terjadinya perilaku kekerasan, yaitu:
a)Psikoanalis
b)Psikologis
c)Biologis
d)Sistem Limbik
e)Neurotransmiter
f)Prilaku
b.Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik,
keputusasaan, ketidak berdayaan, percaya diri yang kurang dapat
menjadi perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi
lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dan
kekerasan merupakan faktor penyebab lain (Parwati, Dewi &
Saputra 2018).
C.TANDA DAN GELAJA

Adapun tanda dan gejala yang tampak pada pasien dengan perilaku kekerasan
Menurut Budi Anna Keliat, dkk (2011), adalah :
1)Muka merah
2)Pandangan tajam
3)Otot tegang
4)Nada suara tinggi
5)Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
6)Memukul jika tidak senang
7)Jalan mondar-mandir
8)Mengancam secara verbal atau fisik
E.PENATALAKSANAAN

Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk ada 2 yaitu:
1.Medis
a.Nozinan, yaitu sebagai pengontrol perilaku psikososial.
b.Halloperidol, yaitu mengontrol psikosis dan prilaku merusak diri
c.Thrihexiphenidil, yaitu mengontro perilaku merusak diri dan menenangkan
hiperaktivitas.
d.ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenangkan klien bila mengarah
pada keadaan amuk
2.Penatalaksanaan keperawatan
a.Psikoterapeutik
b.Lingkungan terapieutik
c.Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
d.Pendidikan kesehatan
F.KOSEP KEPERAWATAN
a.Pengkajian
1.Identitas
2.Alasan masuk
3.Predisposisi
4.Pengkajian fisik
5.Psikososial
6.Hubungan sosial
7.Spiritual
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat diangkat adalah Gangguan Persepsi Sensori: Resiko Perilaku Kekerasan
• Pohon masalah
Menurut Budi Anna Keliat,dkk (2011),pohon masalah pada pasien perilaku kekerasan adalah
sebagai berikut :
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Harga diri rendah

Pola koping inefektif


Intervensi Keperawatan

Menurut Budi Anna Keliat dkk ( 2011 ) intervensi pada diagnosa klien dengan perilaku
kekerasan :
SP I :
1.Mengidentifikasi panyebab PK
2.Mengidentifikasi tanda dan gejala Pk
3.Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4.Mengidentifikasi akibat PK
5.Mengidentifikasi cara mengontrol PK
6.Mengidentifikasi pasien mempraktikan latihan cara mengontrol fisik I dengan cara tarik napas
dalam
7.Menganjurkan pasien memasukkan latihan ke dalam kegiatan harian
SP II :

1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


2.Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik II yaitu memukul kasur atau bantal.
3.Menganjurkan pasien memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.

SP III :

1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


2.Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal yaitu meminta dengan baik.
3.Menganjurkan pasien memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian

You might also like