You are on page 1of 19

PENGGOLONGAN,

ASESMEN, DIAGNOSIS
DAN
PENANGANANNYA
Anggota :
Melisa putri 200620004
Nopi andriani 200620119
Resa harvah 200620161
1.Unsur-unsur Dalam
Asesmen
• Hubungan Antara Asesmen dan
Diagnosis
• Mempertimbangkan Sejarah Sosial
Atau Perilaku
• Memastikan Prosedur Asesmen
yang Sensitif terhadap Budaya
▫ Pengaruh Orientasi
Profesional
▫ Reliabilitas, Validitas, dan
Standardisasi
▫ Kepercayaan dan
hubungan baik antara
klinisi dan klien
2. Asesmen organisme fisik

▫ Menggambarkan faktor faktor yang terlibat dalam


asesmen organisme fisik.
1. Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan neurologis
3. Pemeriksaan neuropsikologis
3. Asesmen Psikososial

Asesmen psikososial berupaya memberikan gambaran realistis


tentang individu dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya.
Susunan kepribadian individu dan tingkat fungsionalitas saat itu,
serta informasi tentang penyebab stres dan sumber daya adalah
situasi hidupnya.
lanjutan

▫ Wawancara asesmen ▫ Observasi klinis terhadap perilaku


Wawancara asesmen, yang sering Tujuan utama observasi langsung adalah untuk
dianggap sebagai elemen utama mempelajari lebih lanjut tentang fungsi psikologis
dalam proses asesmen biasanya seseorang dengan memperhatikan penampilan dan
melibatkan interaksi tatap muka di tingkah lakunya dengan berbagai konteks.
mana seseorang klinis memperoleh Observasi klinis adalah descriptive object klinis
informasi tentang berbagai aspek tentang penampilan dan perilaku seseorang-
situasi perilaku dan kepribadian kesehatan pribadinya dan respon emosional serta
klien (Berthold dan Ellinger, 2009; depresi, kecemasan, agresi, halusinasi, dan delusi
Craig, 2009; Sharp dkk., 2013). yang mungkin dia mewujudkan.
4. Diagnosis berdasarkan DSM, ICD dan PPDGJ

Ada beberapa sistem yang dapat digunakan untuk penggolongan


gangguan jiwa antara lain sistem klasifikasi pada ICD (international
classification of disease), DSM (dignostic and statistical manual of
mental disorder) yang menggunakan sistem kategori dan klasifikasi
gangguan jiwa yang dibuat oleh Direktorat kesehatan jiwa departemen
Kesehatan RI dan diberi nama pedoman penggolongan dan diagnosa
gangguan jiwa (PPDGJ).
Lanjutan

ICD merupakan klasifikasi gangguan jiwa internasional yang dibuat


oleh World health organization atau WHO saat ini yang terbaru
telah dikeluarkan isi di ICD 11 pada bulan Juni 2018. ICD
menggunakan sistem Akis tunggal (uniaksis), yang mencoba
menstandarkan diagnosis menggunakan definisi deskriptif dari
berbagai sindrom serta memberikan pertimbangan untuk diagnosa
banding.
Lanjutan
DSM biasa digunakan oleh dokter umum, psikiater dan juga psikolog
dalam menegakkan diagnosis. Dsm diterbitkan oleh asosiasi psikiater,
yaitu Amerika Serikat Association (APA). Dsm 5 adalah versi terbaru
yang diterbitkan pada tahun 2013. Kriteria diagnosis pada dsm 5
menggunakan sistem multi aksis yang menggambarkan berbagai gejala
yang harus ada agar diagnosis dapat ditegakkan titik multilaksi tersebut
meliputi sebagai berikut :
Aksis 1: sindroma klinis dan kondisi lain yang mungkin menjadi fokus perhatian
klinis

Aksis 2: gangguan kepribadian dan retardasi mental

Aksis 3: kondisi medis secara umum

Aksis 4: masalah lingkungan dan psikososial

Aksis 5: penilaian fungsi secara global


Sambungan
PPDGJ III adalah versi terbaru yang dikeluarkan pada tahun
1983 dan secara nasional telah digunakan di Indonesia. PPDGJ
pada awalnya disusun berdasarkan berbagai klasifikasi pada dsm
tetapi pada PPDGJ 3 disusun berdasarkan ICD X. Tidak terdapat
perbedaan substansi antara PPDGJ dengan ICD karena PPDGJ
hanya merupakan terjemahan dari ICD supaya penggunaannya
lebih mudah karena dibaca adalah versi bahasa Indonesia.
Secara singkat, klasifikasi PPDGJ III meliputi:
▫ F00-F19 : Gangguan mental organik (termasuk gangguan mental simtomatik)
▫ F20-F29 : Skizofrenia, gangguan skizatipal, dan gangguan sahamF30-F39 :
gangguan suasana perasaan (mood atau afektif)
▫ F40-F48 : gangguan neurotik, gangguan somaoform dan gangguan terkait stress
▫ F50-F59: sindroma perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan
faktor fisik
▫ F60-F69 : gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
▫ F70- F79 : retardasi mental
▫ F80-F89 : gangguan perkembangan psikologis
▫ F90-F98 : gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada anak
dan remaja.
5. Pengklasifikasian perilaku abnormal
▫ Menjelaskan proses pengklasifikasian abnormal
Psikologi abnormal, klasifikasi merupakan usaha untuk
menggambarkan sub sub variasi bermakna dari perilaku
maladaptif. Seperti mendefinisikan perilaku abnormal, klasifikasi
semacam itu merupakan langkah awal yang perlu untuk
memperkenalkan urutan diskusi kita tentang sifat, sebab, dan
perawatan terhadap perilaku semacam itu.
lanjutan

Membedakan Model Klasifikasi. Saat ini ada tiga pendekatan dasar untuk
mengklasifikasi perilaku abnormal, yaitu kategoris, dimensi, dan prototip
(Widiger dan Boyd, 2009).
▫ Pendekatan kategoris
Kategori seperti halnya sistem diagnostik penyakit medis umum mengasumsikan. (1)
bawa semua perilaku manusia dapat dibagi ke dalam kategori "sehat" dan
"berantakan/tidak teratur", dan (2) bawa pada yang terakhir terdapat kelas atau jenis
gangguan yang diskrit, tidak tumpang tindih, yang memiliki tingkat homogenitas
dalam kelas yang tinggi, dalam kedua respon yang ditampilkan dan pengaturan yang
mendasari gangguan tersebut diidentifikasi.
• Pendekatan Dimensional

Dalam pendekatan dimensi, diasumsikan bahwa perilaku khas seseorang adalah


produk dari kekuatan atau intensitas perilaku yang berbeda sepanjang beberapa
dimensi yang dapat didefinisikan seperti suasana hati, stabilitas emosi, agresivitas
identitas gender kecemasan, kepercayaan interpersonal, kejelasan pemikiran dan
komunikasi intervensi sosial dan sebagainya. Pentingnya dimensi adalah, begitupun
berlaku sama untuk semua orang. Orang-orang diasumsikan berbeda satu sama lain
dalam hal konfigurasi atau profil dari sifat-sifat dimensi ini (masing-masing mulai dari
yang sangat rendah sampai yang sangat tinggi), bukan dalam hal indikasi perilaku
entitas "disfungsional" yang berhubungan, yang dianggap mendasari dan
menimbulkan gangguan pola perilaku (Miller dkk., 2004; Widiger dkk., 2012).
• Pendekatan prototip
Prototipe (Prototype) (seperti istilah yang
digunakan di sini) adalah entitas
konseptual (misalnya, gangguan
kepribadian) yang menggambarkan
kombinasi karakteristik ideal yang lebih
kurang terjadi bersamaan secara teratur
dengan cara yang kurang sempurna atau
kurang standar pada tingkat observasi
aktual.
Klasifikasi diagnostik Formal pada gangguan jiwa

Saat ini, ada dua sistem klasifikasi psikiatri utama yang digunakan
yaitu sistem klasifikasi internasional penyakit (Internasional
Classification of Disease-ICD-10). Yang diterbitkan oleh organisasi
kesehatan dunia (Word Health Organization-WHO), dan manual
diagnostik dan gangguan mental (Diagnostik and Statistical Manual
of Mental Disorders-DSM), asosiasi psikiater Amerika (American
Psychiatric Association).
▫ TERIMAKASIH

You might also like