You are on page 1of 8

MOTIF BATIK KALIMANTAN & FILOSOFINYA

1. Assifa Dinda Kurniasari


2. Inda Lestari
3. Nadiya
4. Dhede Febrian P
5. M. Iqbal Razak
6. Al Hafis Rusadi
MOTIF KUNTUL PERAK

Batik Kuntul Perak merupakan batik khas dari Kota Bontang Kalimantan Timur.Batik ini merupakan

hasil pemikiran dan karya putra asli Bontang yang peduli dengan kearifan lokal daerahnya, yakni

Sayid Abdul Kadir Assegaf.Motif Batik Kuntul Perak yang pertama kali lahir berjumlah sembilan jenis

motif. Yakni Motif Kuntul Perak, Motif Pohon Mangrove, Motif Mangrove dan Kuntul Perak, Motif

Mangrove dan Daun Anggrek, Motif Daun Anggrek dan Kuntul Perak, Motif Kuntul Perak dan

Taburan Batu, Motif Mangrove dan Taburan Batu, Motif Kuntul Perak dan Tanahan Serat Kayu. Yang

terakhir, Motif Kuntul Perak dan Mangrove Tanah Remukan. Hingga saat ini, Batik Kuntul Perak

telah mencapai ratusan motif batik.Burung Kuntul Perak ini karakteristiknya sama dengan

masyarakat Bontang, salah satunya sebagai burung pendatang dan berenerjik. Begitupula

masyarakat Bontang yang sebagian besar adalah pendatang, berkelompok dari berbagai suku yang

berbeda. Enerjik sendiri bisa diartikan sebagai pekerja


MOTIF MANDAU
Tak hanya sebagai benda wajib dalam sebuah

upacara adat, mandau mengandung nilai sosial

yang mendarah daging dalam tradisi suku

dayak.

Mandau merupakan simbol persaudaraan,

Simbol kesatria, simbol penjaga,

tanggungjawab dan kedewasaan. Keberadaan

mandau seperti sebuah keharusan dan sangat

penting bagi masyarakat dayak, baik dalam

upacara adat kelahiran, kematian, pengadilan,

maupun penyembuhan.
MOTIF BATIK SHAHO

Nama batik Shaho berasal dari nama singkatan anggota


keluarga yang memproduksi batik tersebut sejak tahun
1993. Anggota keluarga tersebut terdiri dari Supratono
dan Haryati selaku orang tua dan ketiga anaknya
Bernama Ardi, Hendri, dan Oki.
Motif batik Shaho diambil dari kebudayaan Dayak
Kenyah dan Bahau yang merupakan suku Dayak
terbesar di KalTim. Motif tersebut berupa spiral,
melengkung, lingkaran, dan patung manusia.
Bentuk melengkung terinspirasi dari liukan akar atau
ranting pohon yang banyak ditemui pada ukiran khas
KalTim.
MOTIF BATIK BATANG
GARING

Motif Batang Garing adalah batik khas


masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah.
Motif ini merupakan symbol dari pohon
kehidupan.
Pohon Batang Garing berbentuk tombak dan
menunjuk ke atas melambangkan Ranying
Mahatala Langit. Bagian bawah pohon
terdapat guci berisi air suci dan dahan
berlekuk, yang melambangkan Jata atau dunia
bawah.
MOTIF BURUNG
ENGGANG
Burung enggang adalah burung yang menurut kepercayaan Dayak adalah

burung yang disakralkan. Karena burung enggang adalah burung yang

diturunkan Jubata dari nirwana. Simbol burung enggang tidak hanya digunakan

pada batik, hampir semua ornamen suku Dayak Kalimantan Tengah

menggunakan burung enggang sebagai simbol pelindung. Penulis melihat

bahwa masyarakat Dayak Kalimantan Tengah mempercayai keberadaan burung

enggang mitos sebagai penjelmaan pangkal burung (panglima Burung), dan

mempercayai hal-hal mistis tentang burung enggang. Mitos merupakan bagian

dari kepercayaan terhadap cerita legenda keramat, dalam legenda tersebut

terdapat bentuk batara keramat dan memiliki kharisma bagi masyarakat suatu

daerah.
MOTIF BAYAM RAJA
Motif Bayam Raja biasanya dibuat untuk
mereka yang memiliki kedudukan
terhormat atau dianggap memiliki martabat
lebih tinggi di kalangan masyarakat.
Motif Bayam Raja sendiri mengandung
makna leluhur yang bermartabat dan
dihormati.
Bayam Raja memiliki motif berbentuk
garis yang melengkung patah-patah,
disusun secara vertikal yang kemudian
menjadi pembatas dengan motif-motif lain.
TERIMAKASIH

1. Assifa Dinda Kurniasari


2. Inda Lestari
3. Nadiya
4. Dhede Febrian P
5. M. Iqbal Razak
6. Al Hafis Rusadi

You might also like