You are on page 1of 6

Tugas kelompok 8 (PT.

Kalbe
Farma)
Nama kelompok:
1.Dela Oktiva (221105002)
2.Eva farazizka (221105033)
3.Muhammad Akbar Saputra (211105033)
4.Muhammad Hidayatullah (221105034)
5. Muhammad Nashrullah Wibisono
(221105038)
Identifikasi limbah B3 dari PT. Kalbe Farma
• Sejarah Kalbe Nutritionals sudah dirintis sejak 1982 dengan nama PT. Sanghiang
Perkasa, yang lebih dikenal sebagai Health Foods Division dari PT. Kalbe Farma Tbk dan
pada 2007 berubah melakukan perubahan brand identity perusahaan menjadi Kalbe
Nutritionals.Kalbe Farma Berdiri pada tahun 1966, Kalbe telah jauh berkembang dari
usaha sederhana di sebuah garasi menjadi perusahaan farmasi terdepan di Indonesia.
• Melalui proses pertumbuhan organik dan penggabungan usaha & akuisisi, Kalbe telah
tumbuh dan bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi melalui 4
kelompok divisi usahanya: Divisi Obat Resep (kontribusi 23%), Divisi Produk Kesehatan
(kontribusi 17%), Divisi Nutrisi (kontribusi 30%), serta Divisi Distribusi and Logistik
(kontribusi 30%).
• Kalbe telah membangun kekuatan riset dan pengembangan dalam bidang formulasi
obat generik dan mendukung peluncuran produk konsumen dan nutrisi yang inovatif.
Melalui aliansi strategis dengan mitra-mitra internasional, Kalbe telah merintis
beberapa inisiatif riset dan pengembangan yang banyak terlibat dalam kegiatan riset
mutakhir di bidang sistem penghantaran obat, obat kanker, sel punca dan
bioteknologi.
• Mengenal B3 dan Limbah B3 PT. Kalbe Farma
A.Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain. Definisi ini tercantum dalam Undang – Undang RI Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan –
peraturan lain di bawahnya.
Beberapa jenis B3 yang mudah dikenali dan boleh dipergunakan antara lain adalah
bahan – bahan kimia seperti amonia, Asam Asetat, Asam sulfat, Asam Klorida,
Asetilena, Formalin, Metanol, Natrium Hidroksida, termasuk juga gas Nitrogen. Lebih
lengkapnya daftar B3 yang boleh dipergunakan dapat dilihat pada Lampiran 1
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001. Sedangkan B3 yang dilarang dipergunakan
antara lain adalah Aldrin, Chlordane, DDT, Dieldrin, Endrin, Heptachlor, Mirex,
Toxaphene, Hexachlorobenzene dan PCBs. Daftar tersebut dapat dilihat pada Lampiran
2. Sedangkan Lampiran 3 berisi daftar B3 yang dipergunakan secara terbatas, antara
lain Merkuri, Senyawa Merkuri, Lindane, Parathion, dan beberapa jenis CFC.
Berdasarkan sifatnya, B3 dapat diklasifikasikan menjadi B3 yang mudah meledak,
pengoksidasi, sangat mudah sekali menyala, beracun, berbahaya, korosif, bersifat
iritasi, berbahaya bagi lingkungan dan karsinogenik.
B.Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)
Limbah B3 merupakan sisa usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3. Limbah B3 dihasilkan dari kegiatan/usaha baik dari
sektor industri, pariwisata, pelayanan kesehatan maupun dari domestik
rumah tangga. Pengelolaan Limbah B3 diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 yang
mana dalam peraturan ini juga tercantum daftar lengkap limbah B3 baik
dari sumber tidak spesifik, limbah B3 dari sumber spesifik, serta limbah
B3 dari B3 kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi
spesifikasi produk dan bekas kemasan B3.
Mengingat sifatnya yang berbahaya dan beracun, pengelolaan limbah
B3 perlu dilakukan dengan seksama, sehingga setiap orang atau pelaku
usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan
terhadap limbah B3 yang dihasilkannya. Pengelolaan limbah B3 terdiri
dari penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan dan penimbunan.
Simulasi tanggap darurat tumpahan limbah
B3
Menurut Penjelasan Pasal 19 PP 74/2001 Sistem tanggap darurat adalah
mekanisme atau prosedur untuk menanggulangi terjadinya malapetaka dalam
pengelolaan B3 yang memerlukan kecepatan dan ketepatan penanganan, sehingga
bahaya yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin.
Menurut Pasal 1 PP 101/2014 Sistem Tanggap Darurat adalah sistem
pengendalian keadaan darurat yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, dan
penanggulangan kecelakaan serta pemulihan kualitas lingkungan hidup akibat kejadian
kecelakaan Pengelolaan Limbah B3.Tujuan adanya SistemTanggap Darurat adalah
untuk memberikan pedoman kepada pemerintah, penanggungjawab usaha dan
masyarakat dalam mencegah, menanggulangi dan melakukan pemulihan
(dekontaminasi) lingkungan hidup dari lepasan dan emisi B3 akibat kecelakaan B3.
• Potensi Bahaya B3
• Untuk membuat mekanisme atau sistem tanggapdarurat B3, maka perlu diidentifikasi terlebih
dahulu siklus pengelolaan B3. Siklus pengelolaan B3 menurut PP 74 Tahun 2001 sebagaimana
bagan di bawah ini yaitu memasukkan/impor, menghasilkan, mengangkut, mengedarkan Dari
siklus di atas potensi resiko kecelakaan B3 dapat terjadi pada tahapan dimana terdapat
aktivitas penyimpanan dan pengangkutan B3. Pada proses produksi dapat terjadi kecelakaan
B3 akibat malfunction teknologi alat maupun proses.

You might also like