You are on page 1of 38

ABNORMALITAS

SEKSUAL

Ns. Elfira Sri Futriani, M.Kes

1
PENDAHULUAN
• Menurut Freud  salah satu faktor yang
mendorong manusia berprilaku adalah energi
psikis berupa libido seksual (libido =
dorongan)
• Energi psikis bukan saja menimbulkan perilaku
dibidang seks, hubungan seksual , tetapi juga
perilaku non seksual.

2
Perilaku Pribadi Normal & Abnormal

• Normal adalah keadaan dimana seseorang


yang sempurna fisik, mental dan sosialnya,
tidak mengidap penyakit dan kelemahan-
kelemahan tertentu. (WHO)
• Kepribadian normal ditandai dengan unitas,
integrasi, konsistensi, dan koherensi.(Maslow)

3
Kriteria Pribadi Normal
1. Perasaan aman yang wajar. Mampu kontak dengan orang lain
dalam bidang kerja, di tengah pergaulan dan dalam lingkungan
keluarga.
2. Mempunyai derajat penilaian sendiri yang wajar, memiliki wawasan
yang rasional dengan rasa harga diri yang tidak berlebihan.
Memiliki rasa sehat secara moril dan tidak dihinggapi rasa berdosa
atau bersalah. Dapat menilai perilaku orang lain yang asosial dan
non manusiawi sebagai gejala masyarakat yang menyimpang
3. Memiliki tujuan hidup yang realistis  Tujuan yang bisa dicapai
dengan kemampuan sendiri, sebab sifatnya wajar dan realistis.
Ditambah dengan keuletan dalam mencapai tujuan hidup
tersebut, demi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

4
4. Memiliki hubungan yang efektif dengan
kenyataan, tanpa adanya fantasi dengan
angan-angan yang berlebihan. Dapat
menerima segala cobaan hidup dengan
lapang dada, memiliki kontak yang riil dan
efisien dengan dirinya sendiri dan mudah
melakukan adaptasi atau mengasimilasikan
diri jika lingkungan sosial tidak bisa diubah.
Bersikap kooperatif terhadap kenyataan yang
tidak bisa ditolak.

5
5. Memiliki kepribadian yang terintegrasi dan
konsisten. Mempunyai kebulatan unsur jasmaniah
dan rohaniah, dan mudah mengadakan asimilasi dan
adaptasi dengan perubahan yang serba cepat, dan
mempunyai minat pada macam-macam aktivitas.
Mempunyai moralitas yang tidak kaku dan memiliki
daya konsentrasi terhadap satu usaha yang diminati.
6. Mampu mengolah dan menerima pengalamannya
dengan sikap yang luwes. Bisa menilai batas
kekuatan sendiri dan situasi yang dihadapi.
Menghindari teknik pembenaran diri dan pelarian
diri yang tidak sehat

6
7. Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang wajar.
Mampu menjalin relasi yang kuat dan lama seperti
persahabatan, komunikasi sosial dan relasi cinta.
Jarang kehilangan control terhadap diri sendiri.
Penuh tenggang rasa terhadap pengalaman orang
lain. Dapat tertawa dan bergembira secara bebas,
dan mampu menghayati penderitaan dan
kedudukan tanpa lupa diri.
8. Memiliki kesanggupan untuk dapat memuaskan
kehendak-kehendak jasmaniah secara wajar dan
tidak berlebihan, dengan kesanggupan untuk
memuaskan melalui cara-cara yang disetujui.

7
9. Memiliki dorongan dan nafsu jasmaniah yang
sehat. Mampu memuaskan nafsu-nafsu
tersebut dengan cara yang sehat, namun tidak
diperbudak oleh nafsu itu sendiri. Mampu
menikmati kesenangan hidup, dan bisa cepat
pulih dari kelelahan.
10. Adanya sikap emansipasi yang sehat terhadap
kelompoknya dan terhadap kebudayaan
namun dia masih memiiki originalitas serta
individualitas yang khas dan dapat
membedakan perbuatan buruk dan yang baik.

8
11. Memiliki pengetahuan diri yang cukup antara
lain bisa menghayati motif-motif hidupnya
dalam status kesadaran. Ia menyadari nafsu
dan hasratnya, cita-cita dan tujuan hidupnya
yang relaistis dan bisa mengatasi ambisi-
ambisi dalam batas kenormalan.

9
Kriteria normalitas menurut
Atkinson R.L dkk:

1. Persepsi dan realitas yang efisien


2. Mengenali diri sendiri
3. Kemampuan mengendalikan perilaku secara
sadar
4. Harga diri dan penerimaan
5. Kemampuan membentuk ikatan kasih
6. Produktivitas

10
Kriteria Pribadi Abnormal
1. Statistik  Secara statistik jarang menyimpang
dari normal.
2. Maladaptif  Memiliki pengaruh buruk pada
individu / masyarakat.
3. Menyimpang dari norma sosial  Perilaku yang
menimpang secara jelas dari standr / normal
dalam masyarakat.
4. Distres pribadi  Adanya perasaan distres
subjektif individual.
11
Penyebab Abnormalitas
1. Faktor keturunan (Hereditas)
Idiopathy (penyakit yang timbul dari dalam tubuh.
Psikosis (Penyakit mental yang parah)
Neurosis (Penyakit saraf
Idiocy (Ketidaksempurnaan mental pada tingkat
rendah)

12
2. Faktor sebelum lahir (prenatal), yaitu terjadi pada ibu karena:
Kekurangan nutrisi
Infeksi
Luka
Keracunan
Menderita penyakit
Menderitas psikosis
Trauma pada kandungan

3. Faktor ketika lahir:


Kelahiran dengan tang (tangverlossing)
Asphixia (kekurangan O2 )
Prematurity (lahir sebelum waktunya)
Primipara (Melahirkan anak pertama)

13
4. Faktor setelah lahir:
Pengalaman traumatik
Kejang / stuip
Infeksi pada otak / selaput otak
Kekurangan nutrisi
Faktor psikologis

14
Perilaku seksual normal
• Hubungan seksual yang tidak menimbulkan efek-efek
merugikan , baik bagi diri sendiri maupun bagi
partnernya.
• Tidak menimbulkan konflik psikis , tidak bersifat
paksaan / perkosaan.
• Perilaku seksual bertanggung jawab  Kedua belah
pihak menyadari akan konsekwensinya dan berani
memikul tanggungjawab terhadapnya, serta
mewajibkan manusia melakukan seks melalui ikatan
perkawinan yang sah.
15
Bentuk Perilaku Seksual Abnormal

1. Gangguan kemampuan seksual  Impotensi,


ejakulasi pradini, frigiditas, dispareunia,
vaginismus, hipo dan hiperseksual.
2. Deviasi Seksual  Homoseksualitas dan
lesbianisme, fetisisme, pedofilia,
transvetisisme, exhibisionism, veyerism,
sadisme dan masokisme serta
transeksualisme.

16
Abnormalitas Seksual  Kartini Kartono (1989)

1. Abnormalitas seks yang disebabkan oleh


dorongan seksual yang abnormal :
– Prostitusi, promiskuitas, adultery (perzinahan),
sedukasi, frigiditas,impotensi, ejakulasi dini,
copulatory impotency dan psuchogenic aspermia,
nimfomania satiriasis, vaginismus, dispareunia,
anorgasme, dan kesukaran hubungan seksual
perama.

17
2. Abnormalitas seks yang disebabkan adanya
partner seks yang abnormal
– Homoseksual, Lesbianisme, bestiality, zoofilia,
nekrofilia, pornografi dan obscenity, pedofilia, fetisisme,
frottage, gerontoseksualitas,incest, saliromania,
wifeswapping, misofilia, keprofilia, dan urofilia.

3. Abnormalitas seks dengan cara-cara abnormal


dalam pemuasan dorongan seksual.
– Onani dan masturbasi, sadisme, masokisme dan
sadomasokisme, voyeurisme, exhibisionisme,
skoptofolia, transvetisisme, transeksualisme, triolisme.

18
A. Impotensi
• Disebut juga lemah sahwat
• Yaitu  Ketidakmampuan pria untuk
melakukan hubungan seksual karena penis
tidak dapat berereksi.
• Penyebab:
a. Faktor genetik (setelah menderita
penyakit ,spt:DM dan pemakaian obat narkotik)
b. Faktor psikologik (90%)

19
B. Ejakulasi Prematur
• Disebut juga ejakulasi dini /preacox
ejaculation
• Penyemburan keluar secara mendadak
sebelum waktunya atau peristiwa keluarnya
sperma sebelum mencapai orgasme.

20
C. Frigiditas
– Yaitu  Gairah seksual yang dingin / tidak
mengalami orgasmepada saat hubungan seksual
pada wanita.
– Peyebab Organis, relationship dan psikologis.

D. Dispareunia
– Yaitu  Hubungan seksual yang disertai nyeri
(sakit) atau sukar.

21
E. Vaginismus
– Spasme (kejang) otot-otot vagina yang
menyakitkan pada waktu hubungan seksual
– Penyebab  Faktor psikologis

F. Hipo atau Hiperseksual


– Hiposeksual  Dorongan seksual yang kecil.
– Hiperseksual  Dorongan seksual yang besar
– Penyebab  Somatogenik, psikogenik atau
sosiobudaya.

22
G. Homoseksual
– Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis
(pria –pria atau wanita-wanita)
– Lazim disebut homoseksual apabila dilakukan antara pria dan
pria.
– Pada wanita disebut lesbian
– Kebalikan homo seksual  heteroseksual
– Ekspresi homoseksual:
• Aktif bertindak sebagai pria , tidak bergantung pada seksnya.
• Pasif bertindak sebagai wanita
• Mixed (adang-kadang sebagai pria dan kadang-kadang sebagai wanita.
– Cara memperoleh kepuasan  erotisme, anak erotisme, atau
interfemoral hubungan seksual
– Penyebab  herediter, lingkungan dan hormonal imbalance

23
Gambar: HOMOSEKSUAL

24
H. Fetisisme
– Adalah Hubungan seksual yang mencari gairah dan
kepuaan seksual secara berulang dengan memakai
benda mati (fetish) milik seks yang lain sebagai
pengganti objek seksual.
– Ialah kondisi patalogis karena kegairahan atau pemuasan
seksual dilakukan dengan memegang atau meraba-raba
objek atau bagian tubuh yang nonseksual dari pasangan
lawan jenis kelamin.
– Misalnya Sepatu, pakaian dalam, kaos kaki dan
rambut.

25
I. Pedofilia
– Adalah pemuasan seksual dengan objeknya anak, baik
sejenis atau lawan jenis yang belumakil baligh.

J. Transvestitisme
– Adalah Pemuasan seksual dengan memakai pakaian
wanita.

K. Exhibisionism
– Adalah memperoleh kepuasan seksual dengan jalan
memeperlihatkan genitalianya secara berulang kepada
orang lain yang tidakdikenal dan ingin melihatnya.

26
L. Voyeurisme
– Adalah memperoleh kepuasan seksual secara berulang dengan melihat
(mengintip ) orang telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual
tanpa sepengetahuan yang diintip.
– Disebut juga “Peeping Tom” yaitu  memperoleh kepuasan seksual secara
diam-diam dengan mengintip.

M. Sadisme
– Adalah memperoleh kepuasan seksual dengan cara menyakiti secara fisik /
psikologis objek seksualnya (kekerasan, pemerkosaan, dan kekejaman lain.

N. Masokisme
– Adalah Kebalikan sadisme, yaitu memperoleh kepuasan seksual dengan
menyiksa diri sendiri secara fisik atau mental.
27
O. Transeksualisme
– Abnormal seksual berupa adanya gejala merasa
memiliki seksualitas yang berlawanan dengan
struktur fisiknya.

P. Prostitusi
– Merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan
pola dorongan seks yang tidak wajar, tidak
terorganisasi dalam kepribadian sehingga
hubungans eks tersebut bersifat impersonal, tanpa
kasih sayang, berlangsung cepat dan tanpa
mendapatkan orgasme di pihak wanita.
28
Q. Promiskuitas
– Adalah mengadakan hubungan seksual dengan
banyak orang.
– Wanita disebut  Amatrice
– Pria  Don Juan

R. Adultery / Perzinahan
– Adalah melakukan hubungan seksual oleh
seseorang yang sudah menikah dengan orang lain
yang bukan pasangannya legal.

29
S. Sedukasi (Bujukan)
– Adalah melakukan hubungan seksual / senggama melalui bujukan
dan godaan kepada partnernya, yang sebenarnya melanggar norma
susila atau melanggar hubungan.

T. Perkosaan (rape)
– Adalah melakukan hubungan seks dengan cara kekerasan dan
paksaan.

U. Copulatory Impotency
– Adalah kemampuan pria untuk mengadakan ereksi, tetapi tiba-tiba
penis menjadi lemas sesudah masuk vagina.

V. Pshychogenic aspermia
– Adalah peristiwa tidak keluarnya sperma waktu hubungan seksual.

30
W. Nimfomania
– Adalah keinginan seksual yang luar biasa pada wanita,
yang ingin melampiaskan nafsu seksnya berulang kali
tanpamelihat akibatnya.

X. Satyriasis
– Adalah keinginan seks yang tidak kunjung puas, patologis,
dan luar biasa besarnya pada seorang pria.
– Disebut juga  Hiperseksual pria

Y. Anorgasme
– Adalah kegagalan mencapai orgasme selama hubungan
seksual, biasanya bersifat psikis.
31
• Kesukaran hubungan seksual pertama:
– Adalah mengalami kesulitan pada saat hubungan seksual
yang pertama kali karena kurang
pengalaman/pengetahuan kedua belah pihak.

• Onani/ masturbasi:
– Adalah memperolehkepuasan seksual / orgasme dengan
jalan merangang alat kelaminnya sendiri secara manual /
digital (jari-jari/cara lain)

• Skoptofilia:
– Adalah hubungan seksual dengan melihat sexual act dan
genitalianya.
32
• Troilisme / Triolisme:
– Adalah hubungan seksual dengan partner orang
lain, sementara orang lain tersebut menontonnya.

• Sexualoralisme:
– Adalah kepuasan seksual yang diperoleh dengan
cara melakukan hubungan seksual melalui anus.

• Bestiality:
– Adalah kepuasan seksual yang diperoleh melalui
hubungan seksual dengan binatang
33
• Zoophilia:
– Adalah cinta yang abnormal terhadap binatang, biasanya
menyatu dengan bestiality.

• Pornografi:
– Adalah tulisan atau gambar yang khusus dibuat untuk
merangsang seks.

• Obscenity: (pornografi)
– Adalah perkataan , gerak-gerik dan gambar-gambar yang
dianggap tidak sopan atau menjijikkan.

34
• Nekrofilia:
– Adalah kepuasan seksual dengan melihat atau
melakukan hubungan seksual dengan mayat.

35
• Frottage: (menggesek, mengurut,memijit)
– Adalah mendapatkan kepuasan seksual dengan cara
meraba orang yang disenangi , biasanya tanpa diketahui
oleh korbannya.

• Saliromania:
– Adalah mendapatkan kepuasan seksual dengan
mengganggu atau mengotori badan / pakaian dari wanita.

• Gerontoseksualitas:
– Adalah seks antara seseorang yang memperoleh kepuasan
seksual dengan pasangan yang usia sudah lanjut.

36
• Incest:
– Adalah hubungan seks antara dua orang di dalam atau
di luar perkawinan dengan keluarga dekat sehingga
secara legal tidak diizinkan melakukan pernikahan .

• Wifeswapping (Tukar istri):


– Adalah meminjamkan istri sebagai kesopanan dan
keramah-tamahan terhadap tamu.
– Sebab-sebab praktek wifeswappping yaitu;
1. Kebosanan dalam perkawinan. 
2. Ingin mendapatkan petualangan pengalaman seksual
dengan macam-macam pria atau wanita. 
3. Ketidak serasian keperibadian

37
• Misofilia, Koprofillia dan urofilia :
– Adalah seseorang yang melakukan hubungan
seksual yang dibarengi dengan kesenangan pada
kotoran (feses, urin)

38

You might also like