You are on page 1of 8

KELOMPOK 2

Siti nuriyana zuhra 202011003


Samsudin Guntara 202011006
Rahmat mulia 202011007
PERADILAN AGAMA
• Peradilan agama : salah satu lembaga yudikatif yang berada dibawah
Mahkamah Agung telah mengalami perkembangan yang signifikan.
• Kewenangan absolut Pengadilan Agama : bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:
a. Perkawinan
b. Kewarisan, wasiat, dan hibah
c. Wakaf dan shadaqah

• Dasar hukum peradilan agama : diatur oleh Pasal 24 yang pada ayat (1)
menjelaskan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan
Mahkamah Syar’iyah

• Eksistensi Mahkamah Syar’iyah Sebagai Perwujudan Kekuasaan


Kehakiman. . Eksistensi Mahkamah Syar'iyah diatur dalam Undang-
Undang Peradilan Agama dan Undang-Undang tentang Pemerintahan
yang memberikan kedudukan sebagai peradilan khusus dari peradilan
umum dalam bidang hukum pidana Islam (jināyat).
• Tujuan pokoknya :
1. Mewujudkan asas kepastian hukum
2. Asas keadilan hukum
3. Asas persamaan hak dan kedudukan setiap orang di bawah hukum
• Wewenang Kompetensi relatif dan absolut Mahkamah Syar'iyah :
1. Memeriksa
2. Memutus
3. Menyelesaikan perkara-perkara pada tingkat pertama, dalam bidang hukum
keluarga
4. Mu’āmalah (hukum ekonomi)
5. Jināyat (hukum pidana Islam)

• Salah satu perkara jināyat :


1. Perkara jināyat maysīr (judi) yang keputusannya dapat diterima oleh masyarakat
indonesia karena dipandang lebih memenuhi rasa keadilan.
Landasan Yuridis
• Teori single system of court : Mahkamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya disebut sebagai peradilan negara.
• Teori multy system of court : Ada pengadilan adat, pengadilan
swapraja, pengadilan negeri dan pengadilan agama.
• Peradilan dibawah Mahkamah Agung menganut sistem lingkungan,
yaitu :
1. Lingkungan peradilan umum
2. Lingkungan peradilan agama
3. Lingkungan peradilan militer
4. Lingkungan peradilan tata usaha negara
Kewenangan
• Mahkamah Syar’iyah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi peradilan
disebutkan dalam pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 :
1. Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Islam di bidang : perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,
shadaqah, dan ekonomi syari’ah.

• Mahkamah Syar’iyah mempunyai ciri khusus dalam kewenangan sebagaimana


tersebut dalam pasal 128 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan disebutkan Mahkamah Syar’iyah berwenang memeriksa,
mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara yang meliputi bidang hukum
keluarga, muamalah (hukum perdata), dan jinayah (hukum pidana) yang
didasarkan atas syari’at Islam
• Kewenangannya (kompetensi absolut) Mahkamah Syar’iyah :
I. Untuk melaksanakan kewenangan (kompetensi absolut)
tersebut setiap Mahkamah Syar’iyah juga mempunyai
kompetensi relatif (wilayah hukum/yurisdiksi) masing-masing.

Dengan begitu peradilan agama terjadi perubahan dan


ditandatangani oleh direktorat jendral, yang memberikan
konsekuensi luar biasa terhadap pengembangan dan pengelolaan
Peradilan Agama kedepan, baik dari segi organisasi, administrasi
dan finansial, maupun sarana serta prasarananya.

You might also like