You are on page 1of 20

MOTIVASI

KELMOPOK 2 :

AFRINDO M HUTAGAOL
MAULANA AYROLDI
SUHADI DWI CAHYO
A. HAKIKAT PSIKOLOGI
Secara etimologis, kata psikologi terdiri dari dua kata, yaitu
psyche yang berarti jiwa atau ruh, dan logos yang berarti ilmu atau
pengetahuan. Dengan demikian psikologi dabat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang jiwa.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana
sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun
ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang
dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.
B. HAKIKAT OLAHRAGA
Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu,
dalam pelaksanaannya terdapat unsur bermain, ada rasa senang,
dilakukan pada waktu luang, dan kepuasan tersendiri.

Olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang


memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Olahraga memperlakukan seseorang sebagai sebuah kesatuan utuh,
mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang
terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
C. PSIKOLOGI OLAHRAGA
Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang
lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam
bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang
ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa
adanya hambatan dan faktor-faktor yang ada dalam kepribadiannya.
Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk
membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang
lebih baik dari sebelumnya.
D. KONSEP MOTIVASI
Motif adalah alasan/sesuatu yang memotivasi (Irianto, 2005: 53).
Anak didik/atlet yang memiliki motivasi yang tinggi akan
memperlihatkan minat yang besar, perhatian yang penuh terhadap
tugastugas belajar/latihan, memusatkan fisik dan psikis, tidak
mengenal rasa bosan atau menyerah/kalah, apalagi putus asa.
Berbeda dengan anak didik/atlet yang memiliki motivasi yang rendah,
anak didik/atlet menunjukkan keengganan, cepat bosan, dan
berusaha.
1. Teori Motivasi
Menurut Setyobroto (2002: 20) Santrock (2003: 474) juga
motivasi adalah proses menyatakan bahwa motivasi
aktualisasi dari sumber adalah tingkah laku individu,
penggerak dan pendorong berpikir, dan memiliki perasaan
perbuatan manusia. Sementara dengan cara yang individu
itu, menurut Weinberg & Gould tersebut lakukan dengan
(2003: 52) motivasi adalah arah penekanan pada aktivasi.
dan intensitas dari usaha.
Pendapat lain dari Gunarsa
(1996: 11), motivasi adalah
kekuatan atau tenaga pendorong
agar seseorang bertingkah laku.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk bereaksif
tidak bereaksi untuk menentukan arah aktivitas terhadap pencapaian
tujuan. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa motivasi sangat penting
dalam proses belajar, penampilan olahraga, dan pencapaian prestasi
belajar/pertandingan.
2. Motivasi Berolahraga
Olahraga diminati oleh anak- Motivasi berolahraga bervariasi
anak hingga orang tua karena antara individu yang satu dengan
memiliki daya tarik untuk yang lainnya karena perbedaan
mengembangkan berbagai kebutuhan dan kepentingan.
kemampuan, menumbuhkan Selanjutnya, motivasi tersebut
harapan-harapan, memberikan bisa berkembang yang awalnya
pengalaman yang tidak ada hasrat untuk
membanggakan, meningkatkan bertanding akhirnya termotivasi
kesehatan jasmani, dapat untuk berprestasi dan mengikuti
digunakan untuk memenuhi pertandingan.
kebutuhan praktis dalam hidup
seharihari, dan sebagainya.
3. Klasifikasi/Jenis Motivasi
Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik
Motivasi intrinsik bersumber Motivasi ekstrinsik bersumber
dari dalam diri individu itu dari luar diri individu untuk
sendiri untuk melakukan melakukan aktivitas olahraga.
aktivitas olahraga. Motivasi Sifatnya sementara, tergantung,
intrinsik sifatnya permanen, dan tidak stabil.
mandiri, dan stabil karena
dorongan berasal dari dalam,
kondisi kejiwaan orang tersebut,
yang akan menentukan kuat atau
tidaknya motivasi dan
berlangsung lama atau tidaknya
motivasi tersebut.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi
Motivasi berolahraga dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern,
faktor intern meliputi pembawaan atlet, tingkat pendidikan,
pengajaman masa lalu, cita-cita, dan harapannya. Sementara itu,
faktor ekstern meliputi fasilitas yang tersedia, sarana dan prasarana,
metode latihan, program latihan, dan lingkungan/iklim pembinaan.
E. STRATEGI MENINGKATKAN MOTIVASI
Motivasi verbal Motivasi Behavioral/Perilaku
Motivasi verbal adalah motivasi Setiap perilaku guru
dengan kata-kata atau ucapan, penjas/pelatih akan diteladani
bicara, atau berdiskusi. Hal-hal oleh siswa/atletnya: dan dinilai
yang perlu diperhatikan dalam oleh masyarakat. Guru
melakukan motivasi verbal: (1) penjas/pelatih memegang
memberi pujian, (2) memberi peranan penting dalam
koreksi dan sugesti, (3) memberikan contoh perilaku
menjelaskan peranan dalam tim yang positif.
agar anak didik/atlet lebih
bangga dan bertanggung jawab,
dan (4) memberi petunjuk.
Motivasi Insentif (Bonus) dan Motivasi Visualisasi
Ganjaran (Imajinasi)
Teknik motivasi ini dengan cara Teknik motivasi ini bertujuan
memberikan bonus, yang untuk mempercepat proses
bertujuan menambah semangat belajar/latihan dengan
belajar/berlatih untuk membangkitkan semangat anak
berprestasi. Misalnya, pelatih didik/atlet. Caranya dengan
berjanji kepada atletnya apabila menyuruh atlet untuk melihat,
menang dalam pertandingan memperhatikan, dan
akan diberikan bonus berupa membayangkan dengan saksama
uang. suatu pola gerakan kemudian
mengingat-ingat gerakan
tersebut.
Motivasi Intimidasi (Fear Motivasi Berbicara Sendiri
Motivation (Self Talk/Pep Talks)
Teknik motivasi ini berupa Motivasi ini, umumnya
ditekan/ditakut-takuti diberikan sebelum pertandingan
dimulai, peptalks khusus
diberikan ketika istirahat. Pep
talks harus diberikan pada saat
yang tepat jika diberikan saat
yang salah dapat merusak dan
mengacaukan konsentrasi.
Motivasi Ritual (berupa
Motivasi Supertisi Perilaku)
Supertisi adalah suatu motivasi Ritual adalah suatu motivasi
yang percaya pada peralatan yang berupa perilaku sebelum
simbol yang dianggap memiliki bertanding yang menjadi sebuah
kekuatan/daya dorong mental. kebiasaan. Misalnya, berdoa
Terkadang supertisi dapat sebelum bertanding, ke kamar
mengubah tingkah laku menjadi kecil sebelum bertanding, sujud
lebih bersemangat, lebih syukur pada saat mencetak gol,
ambisius, dan lebih besar dan lain sebagainya.
kemauannya untuk suskes.
F. MOTIVASI BERPRESTASI DAN PENGARUH
MOTIVASI

Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang terjadi


dalam diri individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas tertentu
da ngan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan. Tercapainya
tujuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan dalam dirinya
yang dianggap perlu. Motivasi berprestasi dipandang sebagai motivasi
sosial untuk mencapai suatu nilai dalam perbuatan seseorang
berdasarkan standar/kriteria yang paling baik.

Motivasi berprestasi dalam olahraga sering diistilahkan dengan


daya saing (competitiveness). Daya saing diartikan sebagai disposisi,
berusaha untuk memperoleh kepuasan sehingga memengaruhi pe
rilaku dalam situasi sosial, sedangkan motivasi berprestasi lebih
terkait dengan hakikat kompetisi diri.
G. TEORI MOTIVASI BERPRESTASI
Teori Kebutuhan Berprestasi Teori Atribusi
Teori kebutuhan berprestasi Teori atribusi juga merupakan
adalah pandangan interaksional suatu pendekatan kognitir
yang mempertimbangkan faktor- terhadap motivasi, yang
faktor pribadi dan situasional memfokuskan diri pada cara
sebagai alat prediksi penting dari individu membuat interpretasi
perilaku dan didasari oleh proses mengenai sebab akibat
interaktif antara faktor individu terjadinya perilaku pribadi
dengan faktor sosial sebagai sendiri dan perilaku orang lain.
prediktor perilaku.
Teori Tujuan Berprestasi Teori Motivasi Kompetensi
Teori tujuan berprestasi Teori motivasi kompetensi
didasarkan pada asumsi adanya berpendapat bahwa persepsi
perbedaan dalam perspektif atlet sebagai kontrol, yakni
tujuan setiap individu atau cara- mengontrol persepsi
cara yang berbeda ketika belajar/latihan dan melakukan
individu menilai kompetensinya keterampilan yang berfungsi
dan keberhasilannya. sebagai harga diri dan evaluasi
kompetensi dalam memengaruhi
motivasi individu tersebut.
H. KIAT MEMBANGUN MOTIVASI
Berikut ini beberapa kiat untuk membangun motivasi dalam
olahraga prestasi dengan meyakinkan diri terhadap hal-hal berikut
ini:
▫ Lebih senang dan puas terhadap prestasi usaha sendiri.
▫ Meyakini bahwa sukses bukan nasib mujur, melainkan memang
hasil dari sebuah perjuangan.
▫ Masalah harus dihadapi, bukan dihindari. Temukan cara untuk
memecahkan masalah tersebut.
▫ Apabila menghadapi kegagalan jangan berputus asa. Cari tahu
penyebabnya dan menyusun rencana menuju langkah baru.
▫ Orang yang memiliki motivasi tinggi bukan berarti tidak pernah
gagal. Akan tetapi, bila gagal akan terus berusaha lebih keras dan
lebih gigih lagi.
KESIMPULAN
Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk
membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat
dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan faktor-
faktor yang ada dalam kepribadiannya.

Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah


untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi
optimal, yang lebih baik dari sebelumnya. Motivasi adalah energi
psikologis yang bersifat abstrak dan refleksi kekuatan interaksi antara
kognisi, pengalaman, dan kebutuhan (Husdarta, 2010: 31).
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

You might also like