Professional Documents
Culture Documents
Perad Mil Pkpa Atma Apr 2021
Perad Mil Pkpa Atma Apr 2021
10
KEDUDUKAN
PERADILAN MILITER
• Kedudukan Peradilan Militer.
– Setelah diundangkannya UU No 35 tahun 1999
tentang Perubahan atas UU No. 14 tahun 1970
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman, yang telah dirubah dengan UU No.
4 tahun 2004 dan dirubah kembali dengan UU
No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman maka Peradilan Militer baik secara
organisasi, administrasi dan finansial maupun
tekhnis yuridis sudah berada dibawah
kekuasaan Kehakiman.
11
PEJABAT
PADA PERADILAN MILITER
Pada awalnya sampai dg thn 1960-an,
hampir semua pejabat di lingkungan
Perad Piliter (Hakim, Jaksa dan oditur)
merup orang sipil yg diambil dari Perad
Umum dgn diberi Pangkat Tituler.
Namun setelah thn 1960 setelah TNI
memiliki perwira hukum baik yg berasal
dari alumni STHM maupun yg direkrut
dari Perguruan Tinggi, maka para pejabat
peradilan militer yg berasal dari peradilan
sipil secara berangsur-angsur mulai
diganti oleh perwira hukum militer. 12
Subyek Peradilan Militer (Psl 9 dan 10 UU
No. 31 Thn 1997:
1. Prajurit
2. Yg dipersamakan dgn prajurit
3. Anggota suatu gol atau jawatan atau badan
atau yg dipersamakan atau dianggap sbg
prajurit berdasar UU
4. Berdasar Kep Panglima dgn persetujuan
Menkeh (sekarang Ketua MA) harus diadili di
lingkungan peradilan militer
b. Susunan pengadilan
1. Pengadilan Militer (Tk I Pama, Ba, Ta)
2. Pengadilan Militer Tinggi (Banding dan Tk I Pamen
keatas)
3. Pengadilam Militer Utama (Banding Pamen keatas)15
4. Pengadilan Militer Pertempuran
c. Susunan Persidangan
. Dilmil, Dilmilti dan Dilmiltama masing2 terdiri dari:
Hakim Ketua, 2 Hakim Anggota, dibantu 1 Panitera
Hakim ketua min Letkol, hakim anggota & oditur min Mayor.
Bila terdakwa Letkol maka hakim anggota min pangkat sama,
terdakwa Kol atau Pati maka hakim ketua, anggota, oditur
minimum pangkat setingkat. 17
Kekuasaan Pengadilan Militer
-Dilmil Berwenang memeriksa dan memutus tingkat pertama
untuk maks Pangkat Kapten
-Dilmilti Berwenang:
1. periksa dan putus tingkat pertama utk min Pkt Mayor.
2. periksa dan putus tkt banding putusan Dilmil
-Dilmiltama Berwenang:
1. periksa dan putus tingkat banding putusan Dilmilti;
2. periksa dan putus sengketa yurisdiksi;
3. periksa dan putus beda pendapat antara Papera dan Oditur ttg
pengajuan perkara terdakwa ke Pengadilan Mil atau Umum;
4. pengawasan thdp peradilan mil dan hakim militer; 18
meneruskan permohonan kasasi, PK kpd MA, grasi ke Presiden
Susunan dan kekuasaan Oditurat
(Pasal 47 s/d 68 UU No 31 thn 1997)
A. Susunan terdiri dari
1. Oditur Militer (Otmil)
2. Oditurat Militer Tinggi (Otmilti)
3. Oditurat Jenderal (Otjen)
4. Oditurat Militer Pertempuran
B. Kekuasaan
1. Otmil
- menuntut perkara pidana dgn terdakwa pkt
Kapten kebawah
- eksekusi tap dan put hakim (Dilmil dan Dilum)
19
2. Otmilti
- menuntut perkara pidana dg terdakwa pkt Mayor
keatas
- eksekusi tap dan put hakim (Dilmil dan Dilum)
- pemeriksaan tambahan dan penyidikan
3. Otjen
- bin, dal, was tugas & wewenang oditurat
- kaji masalah kejahatan guna gakkum dan kebijaksanaan
pemidanaan > sai dan tut tindak pidana ttt yang acaranya
diatur khusus
- koord Jagung, POM dan aparat gakkum lain
- dal penuntutan; dalwas penyidikan, serah kara dan
penuntutan; pertimbangan kpd Presiden dlm grasi,
amnesti, abolisi dan rehabilitasi; tugas khusus Panglima
20
4. Otmil Pertempuran
- Menuntut perkara pidana
- Eksekusi tap atau put hakim dilmilpur
- Penyidikan awal bila ada perintah
khusus Panglima atau Dan Koopspur
21
HUKUM ACARA PIDANA MILITER
(Pasal 69 s/d 264 UU No 31 Thn 1997)
22
2. Wewenang penyidik (Psl 71 s/d 73 )
a.menerima laporan/pengaduan terjadinya TP
b.tindakan pertama di TKP
c.mencari keterangan/Barang Bukti
d.memeriksa identitas yg diduga tersangka
e.penangkapan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan
dokumen
f.mengambil sidik jari
g.memanggil saksi atau tersangka
h.menahan tersangka atas nama Ankum
i.tindakan hukum lain
j.melaporkan tindakannya kpd Ankum
24
4. Pelaksanaan penyidikan
a. setelah mengetahui, menerima laporan/pengaduan
maka penyidik wajib melakukan penyidikan
b. setelah menerima laporan/pengaduan Ankum
menyerahkan tersangka kpd penyidik
c. penyidik yg menerima laporan/pengaduan wajib
melakukan penyidikan dan melaporkan kpd Ankum
d. seorang yg mengetahui permufakatan jahat wajib
melaporkan kpd penyidik atau atasan yg berwenang
e. setelah menerima laporan, penyidik membuat tanda
terima laporan kpd pelapor
f. selesai penyidikan hasilnya diserahkan kpd Ankum,
Papera, Oditur
25
Penangkapan dan Penahanan
(Psl 75 s/d 81)
1. Penangkapan
a. penangkapan oleh penyidik dilengkapi surat perintah
b. perintah penangkapan thd tska bdsr bukti awal yg cukup
c. tersangka yg tdk memenuhi panggilan (2X) dpt dilakukan
penangkapan
d. penangkapan dilakukan penyidik/POM atau anggota
Ankum disertai surat perintah penangkapan
e. tembusan srt perintah penangkapan kpd keluarganya dan
selesai penangkapan wajib dilaporkan kpd Ankum
f. dlm hal tertangkap tangan dpt dilakukan tanpa srt perintah
26
2. Penahanan
a. Ankum, Papera, Oditur dan Hakim dalam rangka penyidikan
Pelaksanaan Putusan
ANKUM TAK
YAKIN
2 TERSANGKA
SALAH
PELAKSANAAN
HUKUMAN
ANKUM RAGU-
PELANGGARAN RAGU
2 TERSANGKA TERSANGKA
SALAH DIBEBASKAN
PAPERA
ANKUM SERAHKAN 1. DEMIKIAN SERAHKAN
4
1 RINGAN SIFATNYA PD ANKUM
GAR PLIN KE POM/ODITUR
3
TDK MURNI PENDAPAT RIK 2. TIDAK RINGAN SERAHKAN PUTUSAN
2 5 PD DILMIL 6 DILMIL
PENDAPAT ODITUR SIFATNYA
33
PUTUSAN
EKSEKUSI
DILMIL/TI
SKEPPERA
LAPORAN
PELANGGARAN
ANKUM POM ODITUR PAPERA
HUKUM
PIDANA
SKEPTUPRA
SKEP SAI PLIN
34
Permasalahan yg mungkin timbul
apabila Prajurit TNI diadili di peradilan umum
– 1. bagaimana prosedurnya atau hukum acaranya,
– 2. siapa penyidiknya,
– 3. bagaimana peranan Ankum dan Papera, dan
siapa ankum tersangka apabila dia sudah menjadi
tersangka dalam tindak pidana umum,
– 4. bagaimana hubungan antara satuan tersangka
dengan pengadilan yang mengadili,
– 5. apakah pengadilan umum berwenang
menjatuhkan pidana tambahan berupa pemecatan
kepada prajurit yang terbukti bersalah,
35
LANJUTAN Permasalahan
– 6. dimana tempat penahanannya apakah di penjara
umum atau di penjara militer,
– 7. bagaimana fungsi pembinaannya apabila tempat
penahanan ada di penjara umum,
– 8. siapa yang menanggung ransumnya atau uang
lauk-pauknya,
– 9. bagaimana yurisdiksi berkaitan dengan locus
delicti karena tersangkanya sudah pindah satuan,
dan masih banyak lagi permasalahan yang
mungkin timbul apabila prajurit diadili di peradilan
umum. Semua permasalahan tersebut harus diatur
apakah dalam undang-undang tersendiri ataupun
disatukan dengan UU Hukum Acara Pidana Umum.
36
37