You are on page 1of 37

PERADILAN MILITER

DLM KEKUASAAN KEHAKIMAN


DI INDONESIA

KURSUS PKPA FH ATMAJAYA


JAKARTA, 9 APRIL 2021
1
DR. TIARSEN BUATON, SH. LLM
BRIGADIR JENERAL TNI
CURICULUM VITAE
A. JABATAN : KETUA SEKOLAH TINGGI HUKUM MILITER.
B. PENDIDIKAN :
1) UMUM:
1) S-1 – GAJAH MADA UNIVERSITY (1989)
  2) S-2 - SHEFFIELD UNIVERSITY, ENGLAND, (1998)
3) S-3 – INDONESIAN UNIVERSITY (2009)
2) MILITER:
1) SEPAMILWA (1990)
2) SEKALIH (1995)
3) SELAPA (2001)
4) SUSJABORMIL (2010)
C. PENUGASAN LUAR NEGERI:
1) INGGRIS THN 1997 -1998 DLM RANGKA S-2
2) SINGAPURA, 2001, SBG PENASEHAT HUKUM PD DELEGASI TNI AD
KERJASAMA DGN ANGKATAN BERSENJATA SINGAPURA
3) SANREMO, ITALY, 2002, DLM RANGKA KURSUS LOAC
4) BANGKOK, THAILAND, 2002, DEBRIEFING SUS LOAC
5) USA, 2006, KURSUS PEACE KEEPING OPS
6) DHARFUR, SUDAN, 2010 – 2011, DLM RANGKA MILOB
7) USA, 2012, DALAM RANGKA ARMY TO ARMY TALK
DR. TIARSEN BUATON, SH. LLM
LET KOL CHK NRP
33991

MILITARY ACTIVITY AS MILITARY OBSERVER IN UNAMID, SUDAN


MILITARY ACTIVITY AS MILITARY OBSERVER IN UNAMID, SUDAN
5
DR. TIARSEN BUATON, SH. LLM
LET KOL CHK NRP
33991

MILITARY ACTIVITY AS MILITARY OBSERVER IN UNAMID, SUDAN


7
Pendahuluan
• Pasal 1 Ayat 2 UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman disebutkan ada empat
lingkungan peradilan di bawah Mahkamah
Agung, yaitu Lingkungan Peradilan umum,
Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan
Peradilan Militer dan Lingkungan Peradilan Tata
usaha negara. Dan menurut Psl 13 Undang-
undang tsb ditetapkan bahwa organisasi,
administrasi dan finansial dari keempat
lingkungan peradilan tsb berada dibawah
Mahkamah Agung.
8
LANJUTAN…
• Peradilan Militer di Indonesia sudah
ada sejak jaman Hindia Belanda,
disebut sbg Krijgsraad (berwenang
untuk mengadili kejahatan militer dan
kejahatan umum yang dilakukan oleh
Prajurit Angkatan Darat) dan
Zeekrijgsraad (untuk mengadili
prajurit Angkatan Laut)
9
YURISDIKSI
PERADILAN MILITER
• Peradilan Militer berwenang
mengadili kejahatan umum dan
Kejahatan Militer yang dilakukan
oleh Militer.
• Berlaku asas Personalitas.

10
KEDUDUKAN
PERADILAN MILITER
• Kedudukan Peradilan Militer.
– Setelah diundangkannya UU No 35 tahun 1999
tentang Perubahan atas UU No. 14 tahun 1970
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman, yang telah dirubah dengan UU No.
4 tahun 2004 dan dirubah kembali dengan UU
No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman maka Peradilan Militer baik secara
organisasi, administrasi dan finansial maupun
tekhnis yuridis sudah berada dibawah
kekuasaan Kehakiman.
11
PEJABAT
PADA PERADILAN MILITER
Pada awalnya sampai dg thn 1960-an,
hampir semua pejabat di lingkungan
Perad Piliter (Hakim, Jaksa dan oditur)
merup orang sipil yg diambil dari Perad
Umum dgn diberi Pangkat Tituler.
Namun setelah thn 1960 setelah TNI
memiliki perwira hukum baik yg berasal
dari alumni STHM maupun yg direkrut
dari Perguruan Tinggi, maka para pejabat
peradilan militer yg berasal dari peradilan
sipil secara berangsur-angsur mulai
diganti oleh perwira hukum militer. 12
Subyek Peradilan Militer (Psl 9 dan 10 UU
No. 31 Thn 1997:
1. Prajurit
2. Yg dipersamakan dgn prajurit
3. Anggota suatu gol atau jawatan atau badan
atau yg dipersamakan atau dianggap sbg
prajurit berdasar UU
4. Berdasar Kep Panglima dgn persetujuan
Menkeh (sekarang Ketua MA) harus diadili di
lingkungan peradilan militer

Kewenangan lain: Memutus dan menyelesaikan


sengketa TUM (Sampai sekarang belum efektif
berlaku) dan dapat menggabungkan gugatan ganti rugi
13
dalam perkara pidana
Hukuman Pidana Menurut KUHPM
(PSL 6 KUHPM)

1. Pidana pokok : pidana mati, penjara,


kurungan, tutupan

2. Pidana tambahan : pemecatan, penurunan


pangkat, pencabutan hak (Ps 35)

3. Penggabungan dgn putusan ganti rugi : pihak


korban yg merasa dirugikan dapat menuntut
ganti rugi 14
Kewenangan dan Susunan
Pengadilan Militer
a. Kewenangan, pengadilan dalam lingkungan peradilan
militer merupakan badan pelaksana kekuasaan kehakiman di
lingkungan Angkatan Bersenjata yang berpuncak pada
Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.

b. Susunan pengadilan
1. Pengadilan Militer (Tk I Pama, Ba, Ta)
2. Pengadilan Militer Tinggi (Banding dan Tk I Pamen
keatas)
3. Pengadilam Militer Utama (Banding Pamen keatas)15
4. Pengadilan Militer Pertempuran
c. Susunan Persidangan
. Dilmil, Dilmilti dan Dilmiltama masing2 terdiri dari:
Hakim Ketua, 2 Hakim Anggota, dibantu 1 Panitera

- Dilmil, Hakim Ketua min Mayor, Oditur Kapten


- Dilmilti, Hakim Ketua min Kolonel, Hakim Anggota
dan Oditur minimum Letkol

-Dilmiltama, Hakim Ketua min Brigjen/Laksma/


Marsma, Hakim Anggota min Kolonel.
Hakim Anggota dan Oditur pangkat paling rendah
adalah setingkat lebih tinggi dari terdakwa.
Apabila terdakwa Kolonel atau Pati maka Hakim
Anggota dan Oditur min pangkat sama dgn terdakwa. 16
d. Kepaniteraan
Dilmil, minimum Pelda dan max Kapten
Dilmilti minimum Kapten dan max Mayor
Dilmiltama mimimum Mayor dan max Kolonel

e. Pengadilan Militer Pertempuran


Bertugas:
memeriksa dan memutus perkara dgn 1 orang hakim
ketua dan beberapa hakim anggota (ganjil) 1 oditur,
1 panitera.

Hakim ketua min Letkol, hakim anggota & oditur min Mayor.
Bila terdakwa Letkol maka hakim anggota min pangkat sama,
terdakwa Kol atau Pati maka hakim ketua, anggota, oditur
minimum pangkat setingkat. 17
Kekuasaan Pengadilan Militer
-Dilmil Berwenang memeriksa dan memutus tingkat pertama
untuk maks Pangkat Kapten

-Dilmilti Berwenang:
1. periksa dan putus tingkat pertama utk min Pkt Mayor.
2. periksa dan putus tkt banding putusan Dilmil

-Dilmiltama Berwenang:
1. periksa dan putus tingkat banding putusan Dilmilti;
2. periksa dan putus sengketa yurisdiksi;
3. periksa dan putus beda pendapat antara Papera dan Oditur ttg
pengajuan perkara terdakwa ke Pengadilan Mil atau Umum;
4. pengawasan thdp peradilan mil dan hakim militer; 18
meneruskan permohonan kasasi, PK kpd MA, grasi ke Presiden
Susunan dan kekuasaan Oditurat
(Pasal 47 s/d 68 UU No 31 thn 1997)
A. Susunan terdiri dari
1. Oditur Militer (Otmil)
2. Oditurat Militer Tinggi (Otmilti)
3. Oditurat Jenderal (Otjen)
4. Oditurat Militer Pertempuran
B. Kekuasaan
1. Otmil
- menuntut perkara pidana dgn terdakwa pkt

Kapten kebawah
- eksekusi tap dan put hakim (Dilmil dan Dilum)
19
2. Otmilti
- menuntut perkara pidana dg terdakwa pkt Mayor
keatas
- eksekusi tap dan put hakim (Dilmil dan Dilum)
- pemeriksaan tambahan dan penyidikan

3. Otjen
- bin, dal, was tugas & wewenang oditurat
- kaji masalah kejahatan guna gakkum dan kebijaksanaan
pemidanaan > sai dan tut tindak pidana ttt yang acaranya
diatur khusus
- koord Jagung, POM dan aparat gakkum lain
- dal penuntutan; dalwas penyidikan, serah kara dan
penuntutan; pertimbangan kpd Presiden dlm grasi,
amnesti, abolisi dan rehabilitasi; tugas khusus Panglima
20
4. Otmil Pertempuran
- Menuntut perkara pidana
- Eksekusi tap atau put hakim dilmilpur
- Penyidikan awal bila ada perintah
khusus Panglima atau Dan Koopspur

21
HUKUM ACARA PIDANA MILITER
(Pasal 69 s/d 264 UU No 31 Thn 1997)

1. Penyidik (Psl 69 & 70 )


- Ankum
- Polisi Militer
- Oditur
- Penyidik pembantu > Provoost Angkatan, tdk
dpt melimpahkan berkas ke Oditur

22
2. Wewenang penyidik (Psl 71 s/d 73 )
a.menerima laporan/pengaduan terjadinya TP
b.tindakan pertama di TKP
c.mencari keterangan/Barang Bukti
d.memeriksa identitas yg diduga tersangka
e.penangkapan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan
dokumen
f.mengambil sidik jari
g.memanggil saksi atau tersangka
h.menahan tersangka atas nama Ankum
i.tindakan hukum lain
j.melaporkan tindakannya kpd Ankum

Membuat BAP, menyerahkan hasil penyidikan kpd Ankum


& Papera, Oditur sbg PU disertai penyerahan tg jawab23dan
barang bukti
3. Wewenang Atasan Yang Berwenang
Menghukum (Ankum) (Psl 74 ):
a. Menyidik prajuritnya dgn diserahkan
kpd penyidik
b. Menerima laporan hasil penyidikan
c. Menerima berkas hasil penyidikan
d. Melakukan penahana

24
4. Pelaksanaan penyidikan
a. setelah mengetahui, menerima laporan/pengaduan
maka penyidik wajib melakukan penyidikan
b. setelah menerima laporan/pengaduan Ankum
menyerahkan tersangka kpd penyidik
c. penyidik yg menerima laporan/pengaduan wajib
melakukan penyidikan dan melaporkan kpd Ankum
d. seorang yg mengetahui permufakatan jahat wajib
melaporkan kpd penyidik atau atasan yg berwenang
e. setelah menerima laporan, penyidik membuat tanda
terima laporan kpd pelapor
f. selesai penyidikan hasilnya diserahkan kpd Ankum,
Papera, Oditur
25
Penangkapan dan Penahanan
(Psl 75 s/d 81)
1. Penangkapan
a. penangkapan oleh penyidik dilengkapi surat perintah
b. perintah penangkapan thd tska bdsr bukti awal yg cukup
c. tersangka yg tdk memenuhi panggilan (2X) dpt dilakukan

penangkapan
d. penangkapan dilakukan penyidik/POM atau anggota
Ankum disertai surat perintah penangkapan
e. tembusan srt perintah penangkapan kpd keluarganya dan
selesai penangkapan wajib dilaporkan kpd Ankum
f. dlm hal tertangkap tangan dpt dilakukan tanpa srt perintah
26
2. Penahanan
a. Ankum, Papera, Oditur dan Hakim dalam rangka penyidikan

dpt menahan tersangka maks 180 hari, stlh 200 hari


tersangka hrs dikeluarkan demi hukum
b. apabila sebelum batas waktu penahan penyidikan telah
terpenuhi maka tersangka dapat dikelurkan dari tahanan
c. alasan penahanan : tersangka melarikan diri, merusak/
menghilangkan barang bukti, mengulangi TP, membuat
keonaran
d. penahanan dan perpanjangan berdasarkan surat keputusan
e. penahanan dilakukan di rutan mil atau tempat lain
ditentukan
f. penangguhan penahanan dapat diajukan Ankum/Papera
berdasarkan saran dari POM atau Oditur
g. Ankum/Papera sewaktu-waktu dapat mencabut
penangguhan penahanan apabila tersangka melanggar 27
Penggeledahan dan Penyitaan
(Psl 82 s/d 95)
1. Penggeledahan
a dpt dilakukan penggeledahan badan, pakaian, rumah
b. penggeledahan rumah disertai surat perintah,
disaksikan 2 org (bila penghuni/tersangka menolak).
Penggeledahan ksatrian hrs ijin komandan ksatrian
dan dibuatkan berita acara penggeledahan dgn salinan
diberikan kpd penghuni, Dan komplek atau pimpinan
asrama
c. kecuali tertangkap tangan penyidik dilarang
memasuki : sidang MPR,DPR atau DPRD; tempat
ibadah; sidang pengadilan; daerah terlarang
dilingkungan TNI 28
d. penggeledahan hanya dapat dilakukan oleh penyidik
2. Penyitaan
a. Yang dpt disita : benda/tagihan berkait TP; benda

yg digunakan dlm TP; benda yg digunakan


menghalangi penyidikan; benda yg khusus dibuat
utk melakukan TP; benda lain yg mempunyai
hubungan langsung dgn TP
b. benda sitaan disimpan dirumah penyimpanan
di lingkungan PeradilanMiliter
c. benda sitaan dpt dilelang apabila tdk mungkin
disimpan lama (disaksikan tersangka/kuasa hukum);

perkaranya telah diputus dan mempunyai kekuatan


hukum tetap; apabila berbahaya dpt dimusnahkan
29

demi kepentingan negara


3. Pemeriksaan surat (Psl 96 s/d 98)
a. dilakukan apabila ada hubungan
dgn TP
b. penyidik dpt meminta kpd
instansi/perusahaan
c. bila ada hubungan dilampirkan sbg
Barang Bukti, apabila tidak maka
dikembalikan (isinya hrs dirahasiakan
berdasar sumpah)
30
Perwira Penyerah Perkara (PAPERA)(Psl 122 s/d 131)
1. Papera terdiri dari:
1. Panglima,
2. Kastaf,
3. Pangkotama,
4. Kabalakpus,
5. Danrem (setingkat)
2. Kewenangan Papera:
a. Memerintahkan untuk melakukan penyidikan
b. menerima laporan penyidikan
c. upaya paksa
d. perpanjangan penahanan
e. menerima atau meminta pendapat hukum dari Oditur
f. menyerahkan perkara ke Dilmil (dgn Skeppera)
g. Skeptupra demi kepentingan hukum, umum, militer dan
menentukan perkara dgn hukum disiplin 31
Pemeriksaan dlm persidangan
1. Acara pemeriksaan cepat > perkara lalin
2. Acara pemeriksaan khusus > Peradilan Militer
Pertempuran (tingkat pertama dan terakhir upaya
hukum adl kasasi)
3. In absensia, tidak hadirnya terdakwa khusus utk
perkara desersi

Pelaksanaan Putusan

Dilaksanakan oleh Oditur diawasi oleh Ketua


Pengadilan Militer terkait, utk putusan ganti rugi
dilaksanakan Kepala Panitera sbg juru sita
32
PEMERIKSAAN MENGADILI PEMBERITAHUAN

GAR PLIN RIK ANKUM ATAU ANKUM YAKIN


A. HUKUMAN
B. HAK UTK AJUKAN ADUAN
MURNI 1
YG DITUNJUKNYA
2 TERSANGKA 3
SALAH

ANKUM TAK
YAKIN
2 TERSANGKA
SALAH
PELAKSANAAN
HUKUMAN
ANKUM RAGU-
PELANGGARAN RAGU
2 TERSANGKA TERSANGKA
SALAH DIBEBASKAN

PAPERA
ANKUM SERAHKAN 1. DEMIKIAN SERAHKAN
4
1 RINGAN SIFATNYA PD ANKUM
GAR PLIN KE POM/ODITUR
3
TDK MURNI PENDAPAT RIK 2. TIDAK RINGAN SERAHKAN PUTUSAN
2 5 PD DILMIL 6 DILMIL
PENDAPAT ODITUR SIFATNYA

33
PUTUSAN
EKSEKUSI

DILMIL/TI

SKEPPERA

LAPORAN
PELANGGARAN
ANKUM POM ODITUR PAPERA
HUKUM
PIDANA

SKEPTUPRA
SKEP SAI PLIN

34
Permasalahan yg mungkin timbul
apabila Prajurit TNI diadili di peradilan umum
– 1. bagaimana prosedurnya atau hukum acaranya,
– 2. siapa penyidiknya,
– 3. bagaimana peranan Ankum dan Papera, dan
siapa ankum tersangka apabila dia sudah menjadi
tersangka dalam tindak pidana umum,
– 4. bagaimana hubungan antara satuan tersangka
dengan pengadilan yang mengadili,
– 5. apakah pengadilan umum berwenang
menjatuhkan pidana tambahan berupa pemecatan
kepada prajurit yang terbukti bersalah,

35
LANJUTAN Permasalahan
– 6. dimana tempat penahanannya apakah di penjara
umum atau di penjara militer,
– 7. bagaimana fungsi pembinaannya apabila tempat
penahanan ada di penjara umum,
– 8. siapa yang menanggung ransumnya atau uang
lauk-pauknya,
– 9. bagaimana yurisdiksi berkaitan dengan locus
delicti karena tersangkanya sudah pindah satuan,
dan masih banyak lagi permasalahan yang
mungkin timbul apabila prajurit diadili di peradilan
umum. Semua permasalahan tersebut harus diatur
apakah dalam undang-undang tersendiri ataupun
disatukan dengan UU Hukum Acara Pidana Umum.
36
37

You might also like