You are on page 1of 39

TRIGGER 4

MODUL NEUROMUSKULOSKELETAL

TUTOR 1
NAUFAL JIHAD ALFALAH (18-001)
FADHIL MUHAMMAD ARFI (18-002)
YUNITA ARIDA AYU NIKEN (18-003)
ALVI SYAHRIN (18-004)
R. ABDI SEPTIONANDI (18-005)
INTAN MELIDA ARIFAH (18-006)
ULFA SHERLY ALNADETTY (18-007)
MAUDITA SRI LESTARI (18-008)
THALITA NADHIRA HAYA (18-009)
TRIGGER 4
NEUROMUSKULOSKLETAL

Trigger 4. Dokter Serebrina dan dokter muda..


Dokter Serebrina pagi itu tampak terburu-buru ke bangsal saraf karena ada pasien baru
masuk tadi malam. Ditemani oleh dokter muda, dokter Serebrina memeriksa pasien D.
Pasien D mengalami kelumpuhan di kedua tungkainya karena terjatuh dari ketinggian 3
m. Ekstremitas superior dapat digerakkan dengan bebas.
Pasien D juga mengeluhkan hilangnya sensasi nyeri dan raba dari pusar sampai ke
bawah. Pemeriksaan radiologi menunjukkan fraktur kompresi pada vertebrae thorakal
8-9. Dokter Serebrina menjelaskan kepada pasien dan keluarganya bahwa terdapat
gangguan pada medula spinalis akibat kompresi tulang punggung. Keluarga pasien D
berkomentar: Jadi yang patah adalah tulang punggung dok bukan tulang di kaki anak
saya, karena yang lumpuh kakinya. Kepada dokter muda, dokter Serebrina menjelaskan
bahwa pasien D mengalami paraplegi inferior tipe upper motor neuron dan hipoestesi
setinggi segmen medula spinalis thorakal 10.
Peningkatan reflek KPR dan APR dan reflek babinsky bilateral dapat
ditemukanpada pasien ini. Pada kondisi akut seperti pada pasien D
dapat terjadi kondisi “syok spinal”.

Dokter muda terlihat berkerut kening dan bertanya kepada dokter


Serebrina: Dok, kenapa vertebrae yang mengalami kompresi
vertebrae thorakal 8-9 namun medula spinalis yang mengalami
gangguan segmen MS thorakal 10? Dokter Serebrina tersenyum
kemudian berkata: “Sistem saraf itu rumit, tetapi tidak susah”. Saya
yakin kalian tidak mau termasuk kelompok “Neuro Lagi’, kan.
Sekarang mari ikut saya ke poliklinik, kita diskusikan pasien D ini. “
STEP 1
CLARIFY UNFAMILIAR TERMS

 1.Kelumpuhan : kehilangan kemampuan untuk menggerakan


anggota gerak.
 2.Fraktur kompresi : suatu keretakan atau patah pada tulang yang
disebabkan oleh tekanan.
 3.Radiologi : ilmu kedokteran untuk melihat bagian rama tubuh
manusia menggunakan pancaran dan radiasi gelombang , baik
gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik.
 4.Hipoestesi : berkurangnya sensitivitas terhadap sentuhan.
 5.Reflek babinsky : jenis reflek pada telapak kaki dari arah tumit ke
arah jari melalui sisi lateral .
 6.Syok : kondisi dimana terganggu sirkulasi darah sistemik
sehingga kekurangan oksigen .
 7.Reflek KPR : jenis reflek pada tendon patela ( knee pass reflex).
8.Reflek APR :jenis reflek pada tendon achiles.
9.Paraplegi : kelumpuhan yang mempengaruhi semua atau
sebagian batang tubuh tungkai,organ panggul.
10.Kompresi : tekanan yang tinggi.
11.Upper motor neuron : neuron neuron motorik yang berasal
dari korteks motorik serebri.
12.Medula spinalis : bagian dari sistem saraf pusat.
STEP 2
DEFINE THE PROBLEMS

1. 1. Mengapa pasien D mengalami kelumpuhan setelah terjatuh ?


2. 2. Mengapa hilangnya sensasi nyeri dan raba dari pusar sampai
kebawah pada pasien D ?
3. 3. Apa hubungan fraktur kompresi vertebrae dengan rusaknya
medula spinalis ?
4. 4. Bagaimana proses terjadinya paraplegi ?
5. 5. Mengapa terjadi peningkatan reflek KPR,APR, dan reflek
babinsky bilateral pada pasien D ?
6. 6. Mengapa pada kondisi akut dapat terjadi kondisi syok spinal ?
7. 7. Mengapa terjadi kerusakan pada segmen MS thorakal 10 jika
mengalami kompresi vertebrae thorakal 8 - 9 ?
STEP 3
BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR
EXPLANATION

1.Karena pasien d mengalami fraktur kompresi vertebrae thorakal 8 -


9 yang menyebabkan pasien mengalami paraplegi inferior.
2.Karena neuron spinalis terganggu sehingga menyebabkan hipoestasi
pada segmen medula spinalis setinggi thorakal 10 .
3.Ada, karena jika vertebrae mengalami kerusakan menyebabkan
medula spinalis terganggu kerjanya.
4.LO
5.Karena ada kompresi vertebrae mengakibatkan meningkatnya reflek
KPR dan APR dan ditemukan reflek babinsky pada pasien D .
6.Karena aliran darah tidak normal akibat cedera saraf tulang
belakang .
7.LO
STEP 4
ARRANGE THE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION

NEUROMUSKULOSKELETAL

SENDI

ANATOMI HISTOLOGI FISIOLOGI PATOFISIOLOGI


ANATOMI HISTOLOGI FISIOLOGI PATOFISIOLOGI

MEDULA
MEDULA SPINALIS REFLEKS(KPR,APR) FRAKTUR KOMPRESI
SPINALIS
SENDI (bahu, PROSES
PEMBENTUKAN
panggul, lutut, SENDI NYERI PADA LUTUT DEGENERATIF
EKSTREMITAS SENDI
lumbal) TULANG DAN SENDI
MEKANISME REFLEK PARAPLEGI INFERIOR
INFERIOR
MOTOR
NEURON(UPPER REFLEK BABINSKY
JENIS DAN
MEKANISME
DAN LOWER
SYOK SPINAL
STEP 5
DEFINE LEARNING OBJECTIVE

Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan :


1.Anatomi ( vertebrae ( ms ) , ekstremitas inferior
2. Histologi Vertebrae ( ms )
3.Fisiologi refleks ( kpr ,apr) , mekanisme reflek fisiologis ,
up low motor neuron
4.Patofisologis ( fraktur kompresi vertebrae , paraplegi
inferior ( upper , lower ) , reflek babinsky , syok spinal .
STEP 6
PRIVATE STUDY

PRIVATE STUDY
STEP 7
SHARE THE RESULT OF INFORMATION AND
PRIVATE STUDY
1. ANATOMI ( MEDULA
SPINALIS )
TRAKTUS MEDULA
SPINALIS
ANATOMI EKSTREMITAS INFERIOR

Panggul (pelvis)
 Dibentuk oleh :

o sacrum

o coccygis

o kedua os.coxae

 Fungsi :

melindungi dan
menyokong alat-alat
dalaman pelvis
OS FEMUR

 Ujung proximal:
o caput dan fovea capitis acetabulum os
coxae
o collum
o trochanter major et minor
o sulcus intertrochanterica
o crista/linea intertrochanterica
 Ujung distal:
o condylus lateralis dan medialis
o epicondyluslateralis dan medialis
o anterior: facies patellaris
o posterior: planum popliteum
Os Patella
Berlokasi didalam m. Quadriceps femoris
Pipih dan bundar
Basis menghadap ke cranial
 OS TIBIA
 Ujung proximal:
o condylus lateralis et
medialis
o facies articulatio superior

 Ujung distal:
o malleolus medial et lateral

o facies articulatio inferior

l
OS FIBULA
 Ujung proximal:
o capitulum fibula

o facies articulatio capituli


fibula
 Ujung distal:
o malleolus lateral

o malleolus media
Pedis
 Os tarsalia

 Os metatarsal (I-V)

 Os phalangea (14 bh)

 Bgn posterior calcaneus kasar tempat melekat tendo

achiles
 Tulang kaki yg berhub. dg tibia adalah talus

 Fungsi: sebagai penyangga tubuh dan sebagai tuas

untuk mendorong tubuh maju saat berjalan dan berlari


 OS TALUS
 Bagian posterior  corpus tali
 Bagian anterior  caput tali
(menghadap ke medial)
 Diantaranya  collum tali
 Facies superior corpus tali
membentuk facies articularis
(trochlea tali), membentuk
persendian dengan ujung
distalis tibia
 Facies superior berlanjut ke
medial dan membentuk
persendiaan dengan maleolus
medialis, kearah lateral
membentuk persendian dengan
maleolus lateralis
2. HISTOLOGI MEDULA SPINALIS

Menurut Eroschenko (2008), otak


dan medula spinalis dilindungi oleh
tulang, jaringan ikat, dan cairan
serebrospinalis. Di dalam kranium
dan foramen vertebrale terdapat
meninges, yaitu suatu jaringan ikat
yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu
dura mater, araknoid mater, dan pia
mater. Di antara araknoid mater dan
pia mater terdapat spatium
subarachnoideum, tempat beredarnya
cairan serebrospinalis yang
membasahi danGambar 2.6. Sel ependimal pada kanalis sentralis
melindungi otakmedula spinalisspinalis.
dan medula (X200, H&E) (Sumber: Mescher,
A.L., 2009. Junqueira’s Basic Histology Text &
Atlas. 12th ed. United States of America: The
McGraw-Hill Professional)
3.FISIOLOGI
1. refleks ( kpr ,apr)
 REFLEKS KPR

jenis reflek pada tendon patela ( knee pass reflex).


cara pemeriksaan

a)Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai


b)Raba daerah kanan-kiri tendo untuk menentukan daerah yang
tepat
c)Tanganpemeriksamemegangpahapasien
d)Ketuk tendo patela dengan palu refleks menggunakan tangan
yang lain
respon reflek kpr
Reflex regang yang terjadi menimbulkan kontraksi otot
ekstensor ini, sehingga lutut mengalami ekstensi dan
mengangkat tungkai bawah dengan cara yang khas.
REFLEKS APR
jenis reflek pada tendon achiles.
cara pemeriksaan :
1 Mintalah pasien berbaring dengan santai
2 Fleksikan tungkai bawah sedikit, kemudian pegang kaki
pada ujungnya untuk memberikan sikap dorsofleksi
ringan pada kaki
3 Ketuklah pada tendo achilles

respon reflek achiles : terjadinya kontraksi pada m.triceps surae sehingga terjadi
gerakan plantar fleksi pada kaki.
Mekanisme reflek
impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf
diterima oleh saraf penghubung ( asosiasi ) tanpa diolah
didalam otak langsung dikirim tanggapan
ke saraf motorik untuk disampaikan ke efektor.
UPPER MOTOR NEURON
Susunan neuromuskular terdiri dari Upper motor neuron (UMN) dan
lower motor neuron (LMN). Upper motor neurons (UMN) merupakan
kumpulan saraf-saraf motorik yang menyalurkan impuls dan area
motorik di korteks motorik sampai inti-inti motorik di saraf kranial di
batang otak atau kornu anterior. Berdasarkan perbedaan anatomik dan
fisiologik kelompok UMN dibagi dalam susunan piramidal dan susunan
ekstrapiramidal. Susunan piramidal terdiri dari traktus kortikospinal dan
traktus kortikobulbar. Traktus kortikobulbar fungsinya untuk geraakan-
gerakan otot kepala dan leher, sedangkan traktus kortikospinal fungsinya
untuk gerakan-gerakan otot tubuh dan anggota gerak.
Upper motor neuron merupakan rangkaian awal neuron yang belum
meninggalkan sistem saraf pusat, terletak di korteks motorik. Traktus
piramidalis merupakan bagian dari upper motor neuron yang penting.

Sedangkan lower motor neuron (LMN), yang merupakan kumpulan saraf-


saraf motorik yang berasal dari batang otak, pesan tersebut dari otak
dilanjutkan ke berbagai otot dalam tubuh seseorang.
Lower motor neuron membawa pesan ke seluruh otot tubuh, terletak di
anterior medula spinalis. Lower motor neuron sendiri terdiri dari saraf-
saraf kranial dan saraf-saraf spinal. Badan sel neuron ini berada di batang
otak tapi aksonnya meninggalkan sistem saraf pusat dan bersinaps dengan
otot-otot tubuh. Saraf-saraf kranial tidak seluruhnya memiliki komponen
lower motor neuron; seperti N I, N II, dan N VIII tidak memiliki
komponen motorik.
4. PATOFISIOLOGI
 1. FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRAE

Fraktur kompresi terdiri dari kata fraktur dan kompresi . fraktur artinya
keadaan patah atau diskontinuitas dari jaringan tulang.sedangkan
kompresi artinya tekanan atau tindihan. jadi fraktur kompresi adalah
diskontinuitas dari jaringan tulang akibat dari suatu tekanan atau
tindihan yang melebihi kemampuan tulang tersebut , fraktur kompresi
adalah suatu keretakan pada tulang yang disebabkan oleh tekanan ,
tindakan menekan yang terjadi bersamaan. fraktur kompresi vertebrae
adalah suatu fraktur yang merobohkan ruas tulang belakang akibat
tekanan dari tulang, mendorong ke arah robohan ruas ruas tulang
belakang yang kebanyakan seperti sebuah spons atau bunga karang yang
roboh dibawah tekanan tangan seseorang .
patofisiologi fraktur kompresi vertebrae

Trauma dapat mengakibatkan cedera pada medula spinalis secara


langsung dan tidak langsung. fraktur pada tulang belakang yang
menyebabkan instabilitas pada tulang belakang adalah penyebab cedera
pada medula spinalis secara tidak langsung. apabila trauma terjadi
dibawah segmen servikal dan medula spinalis tersebut mengalami
kerusakan sehingga akan berakibat terganggunya distribusi persarafan
pada otot otot yang disarafi dengan manifestasi kelumpuhan otot otot
intercostal, kelumpuhan pada otot otot abdomen dan otot otot pada
kedua anggota gerak bawah serta paralisis .
2. paraplegi inferior ( upper dan lower )
Parese adalah kelemahan parsial yang ringan/tidak lengkap atau suatu kondisi
yang ditandai oleh hilangnya sebagian gerakan atau gerakan terganggu. Plegia
adalah kelemahan berat/kelumpuhan sebagai akibat kerusakan sistem saraf.
Plegia pada anggota gerak dibagi mejadi 4 macam, yaitu :
Monoplegia adalah paralisis/ kelemahan berat pada satu ekstremitas atas
atau ekstremitas bawah.
Paraplegia adalah paralisis/ kelemahan berat pada kedua ekstremitas bawah.
Hemiplegia adalah paralisis/ kelemahan berat pada satu sisi tubuh yaitu satu
ekstremitas atas dan satu ekstremitas bawah pada sisi yang sama.
Tetraplegia adalah paralisis/ kelemahan berat pada keempat ekstremitas.
Paraplegia inferior adalah paralisis bagian bawah tubuh termasuk tungkai.

 Paraplegi terbagi menjadi tipe spastic (UMN) dan flaksid (LMN).


Paraplegi spastik adalah kekakuan otot dan kejang otot disebabkan
oleh kondisi saraf tertentu. Paraplegi spastik disebabkan oleh
spondylitis TB , spinal cord injury, genetic disorder (hereditary spastic
paraplegia), autoimmune diseases, syrinx (a spinal chord disorder)4
tumor medulla spinalis, mutiple sclerosis,
 Paraplegi flaksid adalah kelemahan atau kurangnya otot yang tidak
memiliki penyebab yang jelas. Otot lemas sebagian karena kurangnya
aktivitas dalam otot, gerakan sukarela yang sebagian atau seluruhnya
hilang. Paraplegi flaksid termasuk polio, lesi pada neuron motorik
yang lebih rendah, Guillain Barre sydrome.
Lower Motor Neuron

Merupakan neuron yang langsung berhubungan dgn otot,


dapat dijumpai pada batang otak dan kornu anterior medulla
spinalis. Gangguan pada LMN memberikan kelumpuhan
tipe LMN yaitu parese yang sifatnya flaccid, arefleksi, tak
ada refleks patologis, atrofi cepat terjadi.
3. reflek babinsky
jenis reflek pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral .
cara pemeriksaan reflek babinsky
1.Mintalah pasien berbaring dan istirahat dengan tungkai
diluruskan.
2 Kita (pemeriksa) memegang pergelangan kaki klien
supaya tetap pada tempatnya.
3 Telapak kaki pasien digores dengan menggunakan ujung
gagang palu refleks secara perlahan dan tidak
menimbulkan rasa nyeri untuk menghindari refleks
menarik kaki.
Goresan dilakukan pada telapak kaki bagian lateral,
mulai dari tumit menuju pangkal ibu jari.
Respon reflek babinsky : Pada kondisi ini stimulasi telapak kaki
akan menimbulkan respon dorsofleksi jari-jari, terutama ibu jari,
disertai pemekaran jari-jari lainnya.
 4. syok spinal
Patofisiologi
Terjadinya syok spinal biasanya diawali dengan adanya trauma pada
spinal. Syok spinal merupakan hilangnya reflek pada segmen atas dan
bawah lokasi terjadinya cederapada medulla spinalis. Reflek yang hilang
antara lain reflek yang mengontrol postur, fungsi kandung kemih dan
usus, tekanan darah, dan suhu tubuh. Hal ini terjadi akibat hilangnya
muatan tonik secara akut yang seharusnya disalurkan melalui neuron
dari otak untuk mempertahankan fungsi reflek. Ketika syok spinal terjadi
akan mengalami regresi dan hiperrefleksia ditandai dengan spastisitas
otot serta reflex pengosongan kandung kemih dan usus.
Syok spinal akan menimbulkan hipotensi, akibat penumpukan
darah pada pembuluh darah dan kapiler organ splanknik.tonus
vasomotor di medulla dan saraf simpatis yang meluas ke
medulla spinalis sampai pembuluh darah perifer secara
berurutan. Kerena itu kondisi yang menekan fungsi medulla atau
integritas medulla spinalis serta persarafan akan mengakibatkan
syok neurogenik.
Kesimpulan
Refleks terbagi menjadi dua jenis , KPR dan APR . KPR ( knee
pass reflex ) jenis reflek pada tendon patela sedangkan APR jenis
reflek pada tendon achiles. Patofisiologi yang terkait salah
satunya adalah paraplegi upper dan lower yang dibagi 4 macam
yaitu monoplegia,paraplegia,hemiplegia dan tetraplegia. Reflek
yang hanya terjadi jika ada kelainan adalah reflek babinsky , jenis
reflek pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi
lateral.
Daftar Pustaka
 Kuntarti.patofisiologi syok spinal.jurnal
ui .2006;2(1):12-15
 SherwoodL.fisiologi
manusia .ed8.jakarta:Egc.2017.
 Eroschenko, V. P., & Fiore, M. S. H. d. (2008).
DiFiore's atlas of histology with functional
correlations (11th ed.). Philadelphia: Wolters
Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.

You might also like