You are on page 1of 8

KESASTRAAN

Pertemuan ke-2

Oleh
Naomi Kanda, S. Pd.
SK 5. Menguasai komponen
kesastraan dalam menelaah
berbagai karya
sastra
KD 5.3 Menganalisis puisi berdasarkan
komponen bentuk puisi (bait, larik, rima, irama
dan isi)

Indikator:
3. Mengidentifikasi komponen puisi yang
terdapat dalam puisi Indonesia
4. Menentukan isi puisi
Komponen puisi lanjutan
Majas dalam Puisi
 Metafora, yakni pengungkapan yang mengandung makna
secara tersirat untuk mengungkapkan acuan makna yang lain
selain makna sebenarnya, misalnya, "cemara pun gugur daun"
mengungkapkan makna “ketidakabadian kehidupan".

 Metonimia, yakni pengungkapan dengan menggunakan suatu


realitas tertentu, baik itu nama orang, benda, atau sesuatu yang
lain untuk menampilkan makna-makna tertentu. Misalnya,
"Hei! Jangan kau patahkan kuntum bunga itu". "Kuntum bunga"
di situ mewakili makna tentang remaja yang sedang tumbuh
untuk mencapai citacita hidupnya.
 Anafora, yakni pengulangan kata atau frase pada awal dua larik
puisi secara berurutan untuk penekanan atau keefektifan bahasa.
Misalnya, terdapat dalam salah satu puisi Sapardi Djoko Damono
berikut.
Kita tinggalkan kota ini, ketika menyeberang sungai
terasa waktu masih mengalir
di luar diri kita. Awas, jangan menoleh,
tak ada yang memerlukan kita lagi
tak ada yang memanggil kembali

 Oksimoron, yaitu majas yang menggunakan penggabungan kata


yang sebenarnya acuan maknanya bertentangan. Misalnya, pada
salah satu puisi Sapardi Djoko Damono berikut.
Begini: kita mesti berpisah. Sebab
Sudah terlampau lama bercinta
Isi Puisi adalah bagaimana mengartika
kandungan isi sebuah puisi, contoh:
SAJAK PUTIH
Oleh Chairil Anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...
Analisis kandungan Isi
Puisi “Sajak Putih” Karya Ch.
Anwar
Sajak putih merupakan kiasan suara hati si penyair,
suara hati si aku. Putih mengiaskan ketulusan,
kejujuran, atau keikhlasan. Jadi, "sajak putih"
berarti suara hati si penyair, si aku, yang sebenar-
benarnya, yang setulus-tulusnya, yang sejujur-
jujurnya. Maksudnya, pujian kepada kekasih,
harapan, dan cintanya kepada kekasih yang
dinyatakan itu, diucapkan dengan sejujur-
jujurnya, setulus-tulusnya - bukan bohong.
Evaluasi
Baca dengan seksama puisi di bawah ini, kemudian:
Puisi
(Arwan Tuti Arta)
di atas meja cangkir kosong gelisah
mengingatkan tentang hidup percuma  
diatas meja mengeluh bungkus-bungkus
rokok dan debu kertas yang tak ramah bagi bicara  
diatas meja inikah
seribu mata silam dan catatan
tentang dosa kita?                                                         
1. Analisislah gaya bahasanya!
2. Analisislah kandungan isinya!
Senarai Pustaka
Sayuti, Suminto. 2000. Berkenalan Dengan
Prosa Fiksi. Jogyakarta: Gama Media.

Suroto. 1990. Apresiasi Sastra Indonesia.


Jakarta: Gramedia.

Tarigan, Hendri Guntur. 1997. Unsur-unsur


Intrinsik Sastra. Bandung: Anggkasa

You might also like