You are on page 1of 65

 Seorang laki-laki 45 tahun.

 Keluhan utama: sesak nafas bila aktivitas


sejak 3 bln. Dua hari terakhir sering
terbangun tengah malam krn sesak dan tidur
dgn 2 bantal, edema pada kedua tungkai
 Riwayat penyakit hipertensi 3 thn dan berobat
tdk teratur. Merokok sekitar 1 bungkus per
hari
 Pemeriksaan fisik: TD=150/100,
N=120x/mnt, JVP meningkat, Cor=gallop +,
Pulmo=ronchi basah basal +, Abdomen =
asites, hepatomegali, Extr= edema +.
 Pem Penunjang: foto toraks=kardiomegali,
EKG= sinus takikardi dan iskemia
 Kemampuan pompa jantung dipengaruhi oleh
1. Peregangan otot jantung dan preload
2. Kemampuan kontraksi dipengaruhi oleh :
- Kondisi miokardium
- Keseimbangan elektrolit ( K, Na, Ca)
- Kondisi sistem konduksi jantung
3. Peningkatan afterload
1. Perangsangan terhadap sistem saraf
simpatis

2. Dilatasi ventrikel

3. Hipertropi miokardium

4. Retensi Natrium dan air pada ginjal


Frank-Starling Mechanism
a. At rest, no HF
b. HF due to LV systolic
dysfunction
c. Advanced HF
Contractility

Preload Afterload
Stroke
Volume
• Synergistic LV Contraction
• Wall Integrity
• Valvular Competence
Heart Rate

Cardiac Output
1. Perangsangan terhadap sistem saraf
simpatis

2. Dilatasi ventrikel

3. Hipertropi miokardium

4. Retensi Natrium dan air pada ginjal


Frank-Starling Mechanism
a. At rest, no HF
b. HF due to LV systolic
dysfunction
c. Advanced HF
Neurohormonal Activation
Many different hormone systems are involved in
maintaining normal cardiovascular homeostasis,
including:
 Sympathetic nervous system (SNS)
 Renin-angiotensin-aldosterone system (RAAS)
 Vasopressin (a.k.a. antidiuretic hormone, ADH)
Decreased MAP (Mean Arterial
Pressure)

Sympathetic Nervous System

 Contractility Tachycardia Vasoconstriction

MAP = (SV x HR) x TPR


 CNS sympathetic outflow

 Cardiac sympathetic  Sympathetic


activity activity to kidneys
+ peripheral vasculature

1- 2- 1- Activation


1- 1-
receptors receptors receptors of RAS

Myocardial toxicity Vasoconstriction


Increased arrhythmias Sodium retention

Disease progression
Packer. Progr Cardiovasc Dis. 1998;39(suppl I):39-52.
Renin-Angiotensin-Aldosterone
( renal perfusion)

Salt-water retention Sympathetic


Vasoconstriction
Thirst augmentation

MAP = (SV x HR) x TPR


 Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung
tidak mampu memompakan darah yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

 Klasifikasi :
- Payah jantung akut
- Payah jantung kronik
Gangguan fungsi ventrikel membatasi kemampuan pasien
untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Class I: Aktivitas biasa tdk menimbulkan gejala

Class II: Hambatan ringan pada aktivitas fisik. Nyaman saat


istirahat, tapi aktivitas fisik biasa menimbulkan
lelah, sesak, berdebar, atau angina

Class III: Hambatan aktivitas fisik yg jelas. Nyaman saat


istirahat, tapi aktivitas fisik lebih ringan dari biasa
menimbulkan lelah, sesak, palpitasi, dan angina

Class IV: Aktivitas fisik yang sangat ringan pun tidak dapat
dilakukan. Gejala gagal jantung timbul saat
istirahat
1. Kerusakan pada jantung:
- Miokard Infark (MCI)
- Miokarditis
- Aneurisma ventrikel
2. Ventrikuler
a. Pre Load meningkat : Mitral / aorta regurgitation,
Atrial/ventrikular septal defect
b. After load meningkat : stenosis aorta/pulmonalis,
hipertensi
c. Kontriksi ventrikel : tamponade jantung
3. Beban metabolisme meningkat : anemia, hipertiroid
 Sistolik: penurunan kontraktilitas/kemampuan ejeksi
◦ Sekitar 2/3 penderita gagal jantung1
 Diastolik: gangguan pengisian/relaksasi

30%
(EF > 40 %)
(EF < 40%)

70%

Diastolic Dysfunction
Systolic Dysfunction
1 Lilly, L. Pathophysiology of Heart Disease . Second Edition p 200
Volume Pressure Loss of Impaired
Overload Overload Myocardium Contractility

LV Dysfunction
EF < 40%

 End Systolic Volume

 Cardiac
Output
 End Diastolic Volume

Hypoperfusion Pulmonary Congestion


LVEDP=left ventricular end-diastolic pressure 

Left Atrial Pressure 

Pulmonary Capillary Pressure 

Pulmonary Congestion
LV Dysfunction

Decreased cardiac output


Increased cardiac workload and
(increased preload and afterload) Decreased blood pressure

Increased cardiac output (via increased Frank-Starling Mechanism


contractility and heart rate) Remodeling
Increased blood pressure (via vasoconstriction Neurohormonal activation
and increased blood volume)
 Gejala:  Tanda:
◦ Sesak saat aktivitas ◦ Ronkhi basah basal
◦ Paroxysmal Nocturnal ◦ Edema Paru
Dyspnea
◦ S3 Gallop
◦ Takikardia/palpitasi
◦ Effusi pleura
◦ Batuk
◦ Respirasi Cheyne-Stokes
◦ Hemoptysis
 Gejala:  Tanda:
◦ Nyeri abdomen - Edema perifer
◦ Anorexia ◦ Jugular Venous Distention
◦ Nausea ◦ Abdominal-Jugular Reflux
◦ Kembung ◦ Hepatomegali
◦ Edema
1. Dispneu atau perasaan sulit bernafas hal ini
terjadi dikarenakan adanya peningkatan
kerja pernafasan akibat kongesif vaskuler
paru-paru yang mengurangi kelenturan
paru-paru. Adanya peningkatan tahanan
aliran udara.
2. Othopneu atau dispneu saat berbaring hal
ini dikarenakan adanya redistribusi aliran
darah dari bagian tubuh yang dibawa
kearah sirkulasi sentral
3. Dispneu nocturnal paroxysmal terjadi dipicu
oleh perkembangan edema paru-paru
intertisial, hal ini lebih spesifik terjadi pada
gagal jantung kiri
4. Batuk bisa terjadi sekunder dari kongesti
paru-paru terutama pada posisi berbaring,
hal ini terjadi akibat dari peningkatan
akumulasi cairan dalam sel intertisial dan
alveoli paru-paru
5. Ronchi terjadi akibat transudasi cairan
paru-paru hal ini merupakan ciri khas dari
gagal jantung ; ronchi pada awalnya
terdengar di bagian bawah paru-paru sesuai
pengaruh gaya gravitasi
6. Peningkatan tekanan vena jugularis dapat
terjadi jika kegagalan jantung terjadi pada
sisi kanan jantung. Hal ini terjadi karena
jantung kanan yang gagal tidak dapat
menyesuaikan terhadap aliran balik vena ke
jantung selama inspirasi
7. Hepatomegali dapat terjadi karena adanya
bendungan pada vena portal
8. Edema perifer terjadi sekunder terhadap
penimbunan cairan pada ruang-ruang
interstisial yang terjadi akibat peningkatan
tekanan kapiler yang berkembang didalam
sirkulasi perifer yang dapat disebabkan oleh
peningkatan garam dan retensi air.Edema
mula-mula terjadi pada daerah yang
menggantung, kemudian dapat berkembang
ke bagian tubuh yang lain sejalan dengan
perkembangan kegagalan jantung.
11. Murmur (bising) jantung merupakan akibat aliran darah
turbulen yang menimbulkan sejumlah vibrasi. Terdapat 4
faktor utama dalam timbulnya murmur :
a. Kecepatan aliran tinggi melalui katup normal
atau abnormal
b. Aliran kedepan melalui katup yang mengalami
konstriksi atau irregular atau kedalam
pembuluh darah yang berdilatasi
c. Aliran kembali melalui katup yang inkompeten,
defek septum, atau patent duktus arteriosus
d. Viskositas berkurang yang menyebabkan
turbulensi meningkat dan ikut berperan dalam
menimbulkan dan memperkuat murmur
9. Bunyi jantung S3 gallop ventrikel terjadi
selama diastolic awal dan disebabkan oleh
pengisian cepat pada pada ventrikel yang
tidak lentur atau yang terdistensi
10. Tachycardia, mencerminkan respon
terhadap perangsangan saraf simpatis
 Kardiomegali merupakan kondisi pembesaran
jantung yang lebih spesifik diakibatkan adanya
hipertrophy ventrikel. hipertrophy ventrikel terjadi
karena adanya peningkatan diameter otot jantung.
Dinding menebal, ruang ventrikel menjadi mengecil
haltersebut mengakibatkan pembesaran jantung.
Hal ini sesuai dengan hukum starling kapiler.
 Edema paru terjadi jika terjadi kegagalan pada
ventrikel kiri.kondisi dekompensasi menyebabkan
tekanan pada kapiler naik dan hal ini mendorong
cairan dari sirkulasi darah ke intersitium dan
kemudian ke alveoli, bronkhiolis dan bronchi.
 Tachycardi
 Kardiomegaly
 Sianosis
 Acute Lung Udeme
o Edema anasarka
 Fibrilasi arterial dengan ventricular
A. Terapi Non Farmakologi (Gagal Jantung Kelas
I)
- Istirakhat
- Manajemen stress
- Diet rendah garam
- Batasi cairan
- Mengurangi berat badan
B. Terapi Farmakologi ( gagal jantung kelas
2,3,4)
- Diuretik
- Digitalis
- Vasodilator
- Inotropik

C. Terapi Oksigen
A. Penurunan Curah Jantung (CO)
1. Defenisi : Penurunan curah jantung adalah ketidakadekuatan

pemompaan darah oleh jantung untuk memenuhi


kebutuhan metabolik tubuh

2. Faktor yang berhubungan (etiologi):


a. Perubahan irama dan frekuensi jantung
b. Perubahan stroke volume
c. Perubahan pre load / afterload
d. Perubahan kontraktilitas

3. Karakteristik :
3.1. Perubahan irama dan frekuensi jantung
a. Aritmia ( takhikardi, bradikardi )
b. Perubahan EKG
c. Palpitasi
3.2. Perubahan preload
a. Edema
b. Fatigue
c. Peningkatan atau penurunan tekanan vena sentral
d. Peningkatan atau penurunan tekanan baji arteri pulmonal
e. Distensi vena jugularis
f. Murmur
g. Peningkatan berat badan

3.3. Perubahan afterload


a. Kulit dingin dan lembab
b. Penurunan nadi perifer
c. Peningkatan atau penurunan tahanan vaskular pulmonal
d. Peningkatan atau penurunan tahanan vaskular sistemik
e. Oliguria
f. Pengisian kapiler yang lambat
g. Napas pendek atau dipsneu serta variasi tekanan darah
h. Perubahan warna kulit
3.4. Perubahan kontraktilitas
a. Krekels
b. Batuk
c. Orthopnoe atau dypsnoe nocturnal
paroxysmal
d. Curah jantung kurang dari 4 liter/menit
e. Indeks jantung < 2,5 l/menit
f. Bunyi S3 dan S4
 Perawatan jantung
 Perawatan jantung akut
 Perawatan sirkulasi : Insufisiensi arteri
 Perawatan sirkulasi : Alat bantu mekanik
 Perawatan sirkulasi : Insufiensi vena
 Perawatan emboli : Perifer
 Pengaturan hemodinamik
 Terapi intravena
 Managemen shock pada jantung
 Monitor tanda-tanda vital
1. Observasi atau pengkajian

 Kaji dan catat nilai tekanan darah, adanya sianosis, status


pernapasan, status mental
 Monitor tanda-tanda kelebihan cairan ( contoh : edema
dependen, peningkatan berat badan )
 Kaji kemampuan pasien dalam beraktifitas dengan mencatat
frekuensi pernapasannya, nyeri, palpitasi, atau pusing
 Evaluasi respons pasien terhadap terapi oksigen
 Monitor fungsi pacu jantung jika menggunakan alat tersebut
 Monitor nadi perifer, pangisian kapiler, temperatur dan warna
ekstrimitas
 Monitor intake dan output, urin output dan berat badan
 Monitor tahanan vaskular sistemik dan pulmonal
 Auskultasi bunyi paru terhadap adanya krekels atau bunyi
tambahan lainnya
 Monitor dan catat irama dan frekuensi jantung serta nadi
 Ubah posisi pasien menjadi tidur berbaring atau posisi
trendelenberg jika tekanan darah berada pada rentang dibawah
normal
 Untuk hipotensi yang tiba-tiba, berat, atau yang berkepanjangan
maka tetapkan pemberian cairan intravena atau pengobatan untuk
meningkatkan tekanan darah
 Kaitkan nilai-nilai laboratorium, oksigen, pengobatan, aktifitas,
ansietas dan nyeri terhdap kemungkinan terjadinya disritmia
 Hindari mengukur suhu melalui rektal
 Ubah posisi pasien setiap jam atau minimalkan aktifitas untuk
mengurangi tertahannya sirkulasi periper
 Minimalkan atau hilangkan stressor lingkungan
 Pasang kateter urin jika perlu
 Jelaskan tujuan pemberian oksigen melalui nasal kanul atau masker
 Anjurkan cara untuk mempertahankan intake dan output yang
akurat
 Ajarkan penggunaan, dosis, frekuensi dan efek samping pengobatan
 Ajarkan untuk melaporkan dan menggambarkan adanya palpitasi
dan onset nyeri, durasi, faktor presipitasi, lokasi, kualitas dan
intensitas nyeri
 Anjurkan pasien dan keluarga untuk melakukan rencana perawatan
di rumah termasuk pembatasan aktifitas, pembatasan diet, dan
penggunaan alat terapeutik
 Berikan informasi terkait dengan teknik penurunan stres seperti
biofeedback, relaksasi otot progresif, meditasi dan latihan
 Konfirmasi dengan dokter terkait dengan
pemberian pengobatan untuk mempertahankan
tekanan darah

 Berikan dan tetapkan dosis yang tepat dalam


pemberian antiaritmia, inotropik, nitrogliserin dan
pengobatan vasodilator untuk mempertahankan
kontraktilitas, preload dan afterload pada setiap
rencana pengobatan atau protokol institusi

 Berikan antikoagulan untuk mencegah


penumpukan trombus perifer

 Lakukan penurunan afterload ( contoh dengan


pompa ballon intraaorta)
1. Defenisi: Kelebihan atau kekurangan oksigenasi
atau
eliminasi karbondioksida pada membrane
kapiler
alveoli.
2. Faktor yang berhubungan (etiologi):
2.1. Perubahan membran kapiler-alveolus
2.2. Ketidakseimbangan perfusi-ventilasi
3. Karakteristik
Dispnoe, sakit kepala, gangguan penglihatan, gas
darah arteri tidak normal, PH darah arteri tidak
normal, pernapasan abnormal (yang mencakup
kecepatan, keteraturan, kedalaman), warna kulit
abnormal, pusing, sianosis (hanya pada bayi),
penurunan Co2, diaporesis, hiperkapnia,
hiperkardia, hipoksia, hipoksemia, iritabilitas,
pergerakan cuping hidung, gelisah, somnolen, dan
takikardi.
 Manajemen asam basa: meningkatkan
keseimbangan asam basa dan mencegah
komplikasi akibat ketidakseimbangan asam
basa.
 Manajemen jalan napas
 Manajemen elektrolit
 Perawatan emboli: pulmoner
 Pengaturan hemodinamik
 Interpretasi data laboratorium
 Terapi oksigen
 Memonitor pernapasan dan tanda-tanda
vital
 Mempertahankan ventilasi
1. OBSERVASI
 Kebutuhan jaringan akan oksigen, pengurangan dispnoe dan
kelelahan.
 Mengevaluasi respon pasien terhadap penanganan dengan
mengauskultasi bunyi paru-paru dan jantung tiap 4 jam,
frekuensi napas, kedalaman dan upaya untuk bernapas;
produksi sputum.
 Monitor status oksigen dengan pols oksimetri.
 Monitor AGD (contoh : PaO2 rendah dan peningkatan PaCO2)
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor status mental (contoh : tingkat kesadaran, gelisah
dan bingung)
 Tingkatkan frekuensi pemantauan jika pasien mengalami
somnolen
 Observasi sianosis, terutama membran mukosa oral.
 Monitor dan catat frekuensi, ritme dan pulsasi jantung
 Monitor edema perifer, distensi vena jugular, bunyi jantung
S3 dan S4.
a. Elevasi kepala di atas tempat tidur dengan posisi
fowler untuk memperbaiki
ventilasi dengan mengurangi venous return ke
jantung dan meningkatkan
kapasitas torak.
b. Beri penyangga pada lengan pasien dengan bantal
untuk menggerakkan
lengan mendekat dan menjauhi dada untuk
memfasilitasi pernapasan
c. Anjurkan melakukan ROM aktif dan gerakan
tungkai untuk meningkatkan
sirkulasi melalui kontraksi otot
d. Jelaskan dengan benar penggunaan peralatan
pendukung (oksigen, suction)
e. Instruksikan pasien untuk melakukan tehnik
bernapas dan relaksasi
f. Jelaskan kepada pasien dan keluarga alasan
penggunaan aliran oksigen yang
rendah dan penanganan lainnya
g. Informasikan pasien dan keluarga bahwa merokok
dilarang
h. Instruksikan pasien dan keluarga tentang rencana
perawatan di rumah,
misalnya: obat-obatan, aktivitas, peralatan
pendukung, munculnya tanda
dan gejala, serta sumber-sumber di masyarakat
(contoh: kelompok
penderita jantung)
i. Instruksikan bagaimana melakukan batuk efektif
 Berikan oksigen melalui kanula hidung untuk meningkatkan
saturasi oksigen
 Konsultasi dengan dokter berhubungan dengan AGD dan
penggunaan alat bantu yang diindikasikan oleh perubahan
kondisi pasien
 Laporkan perubahan yang ditemukan dari pengkajian (contoh:
kesadaran pasien, bunyi nafas, pola nafas, AGD, sputum, efek
obat-obatan)
 Berikan obat-obatan sesuai program (contoh: Natrium
bikarbonat) untuk mempertahankan keseimbangan asam basa
 Siapkan pasien untuk pemasangan ventilasi mekanik bila perlu
 Berikan oksigen sesuai yang dibutuhkan
 Berikan bronkodilator sesuai kebutuhan
 Berikan penanganan aerosol sesuai kebutuhan
 Berikan terapi nebulizer sesuai kebutuhan
 Atur kelembaban oksigen
 Berikan obat antiaritmia
 Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur,
untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan kontrol
perasaan
 Berikan dukungan kepada pasien selama periode distres
pernapasan atau kecemasan
 Anjurkan pasien melakukan tindakan untuk menurunkan
konsumsi oksigen (contoh: mengurangi kecemasan, kontrol
panas dan nyeri)
 Pastikan oksigenasi adekuat dengan melaporkan hasil AGD
abnormal, penggunaan ambubag sebagai sumber oksigen
dan hiperoksigenisasi sebelum dilakukan suction
 Pastikan pola nafas pasien efektif dengan mengkaji
sinkronisasi dan kemungkinan kebutuhan akan sedasi
 Pertahankan jalan nafas pasien dengan suction dan ETT atau
penggantian posisi
 Verifikasi penempatan ETT yang benar
 Pasang saluran napas oral atau nasofaring sesuai kebutuhan
 Bantu dengan spirometer insentif sesuai kebutuhan
 Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan
1. Defenisi : Peningkatan retensi cairan isotonik

2. Faktor yang berhubungan (etiologi):


2.1. Gangguan mekanisme pengaturan
2.2. Kelebihan masukan cairan
2.3. Kelebihan masukan natrium

3. Karakteristik :
Cemas, dispne atau napas pendek, gelisah, bunyi napas
abnormal (rales atau ronki), perubahan elektrolit, edema
anasarka, azotemia, perubahan tekanan darah,perubahan
status
mental, perubahan pola pernapasan, penurunan Hb dan Ht,
peningkatan JVP, intake cairan lebih banyak dari output,
oliguri,
ortopnea, efusi pleura, refleks hepatojugular positif, kongesti
paru, gelisah, bunyi jantung S3, perubahan gravitasi spesifik,
serta peningkatan BB dengan cepat dalam periode singkat.
AKTIVITAS KEPERAWATAN
1. Observasi
◦ Respon pasien terhadap penanganan dengan
mengevaluasi tingkat edema perifer dan ukur
lingkaran abdomen tiap hari.
◦ Keseimbangan cairan dengan mengkaji intake
dan output setiap pergantian dinas.
◦ Berat badan pasien setiap hari untuk memonitor
retensi cairan dan penurunan berat badan.
◦ Manifestasi hipokalemia
 Batasi sodium dalam diet sesuai anjuran untuk
meminimalkan retensi cairan lebih lanjut.
 Identifikasi lokasi dan derajat edema perifer, sakrum, dan
periorbital, skala 1+ s/d 4+
 Kaji indikasi adanya komplikasi pada paru atau
kardiovaskular dengan peningkatan distres pernafasan,
kecepatan pols, peningkatan TD, bunyi jantung abnormal,
atau bunyi paru abnormal
 Kaji edema pada ekstremitas atau bagian tubuh yang
mengalami kerusakan sirkulasi dan integritas kulit
 Kaji efek obat-obatan (cont: steroid, diuretik, litium) pada
kondisi edema
 Monitor secara teratur ukuran lingkar perut dan ekstremitas
 Timbang BB setiap hari dan monitor perubahan yang terjadi
 Pertahankan intake dan output cairan yang akurat dengan
pencatatan
 Monitor hasil laboratorium berhubungan dengan
retensi cairan (contoh: perubahan elektrolit,
peningkatan BJ, peningkatan BUN, penurunan Ht,
peningkatan osmolalitas urin)
 Monitor indikasi kelebihan atau retensi cairan
(cont: crackles, peningkatan CVP atau tekanan
kapiler pulmonal, edema, distensi vena leher dan
asites), sesuai kebutuhan
 Instruksikan pasien cara mengatasi edema, restriksi
diet; dan penggunaan, dosis dan efek samping
obat-obatan
 Instruksikan pasien apabila dianjurkan puasa,
sesuai kebutuhan
 Ajarkan tentang perubahan posisi
 Tinggikan ekstremitas untuk meningkatkan venous
return
 Pertahankan dan alokasikan batasan cairan pasien
 Atur jumlah pemasukan cairan selama 24 jam
 Berikan digitalis untuk meningkatkan
kardiak output dengan meningkatkan
kontraktilitas otot jantung dan diuretik
untuk perpindahan cairan yang
menumpuk/mengurangi edema.
 Lakukan dialisis jika ada indikasi
 Konsultasi ke dokter bila timbul tanda dan
gejala kelebihan cairan
 Pemberian diuretik sesuai kebutuhan
1. Definisi : Kekurangan kekuatan fisik dan psikologi
untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas sehari-hari.

2. Faktor yang berhubungan (etiologi):


2.1. Immobilisasi dan tirah baring yang lama
2.2. Kelemaham umum
2.3. Ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan

3. Karakteristik :
◦ Dispnea atau rasa tidak nyaman yang berlebihan
◦ Mengeluh kelelahan dan kelemahan
◦ Ritme jantung abnormal atau TD abnormal dalam
respon terhadap aktivitas
◦ Perubahan EKG, seperti aritmia atau iskemia
AKTIVITAS KEPERAWATAN
1. Observasi
◦ Kaji setiap hari terhadap adanya dispnu, kelelahan, dan kecepatan
pols untuk membedakan tingkat aktifitas yang dapat dilakukan
◦ Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas
◦ Evaluasi motivasi pasien dan kemauan pasien untuk meningkatkan
aktivitas
◦ Tentukan penyebab kelelahan (contoh: penanganan, nyeri, dan
obat-obatan)
◦ Monitor respon kardiorespiratori terhadap aktivitas (contoh:
takikardi, disritmia, dispnea, diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik, frekuensi pernafasan)
◦ Monitor respon oksigen pasien (contoh: kecepatan pols, ritme
jantung, kecepatan pernapasan) untuk aktivitas perawatan diri
◦ Monitor intake nutrisi untuk memastikan sumber energi yang
adekuat
◦ Monitor dan catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
 Istirahatkan fisik dan emosi untuk mengurangi konsumsi
oksigen dan untuk mengurangi dispnu dan kelelahan.
 Berikan makanan sedikit tapi sering: tiga kali makan
lengkap setiap hari untuk menghindari peningkatan kardiak
output yang dibutuhkan untuk pencernaan.
 Ajarkan pasien tentang pengeluaran/kebutuhan energi dari
berbagai aktifitas untuk meningkatkan kontrol diri terhadap
aktifitas yang ditoleransi
 Bantu pasien untuk merubah posisi secara bertahap,
duduk, berdiri dan ambulasi sesuai toleransi
 Rencanakan aktivitas bersama pasien dan keluarga yang
meningkatkan kemandirian dan ketahanan, contoh :
- Anjurkan periode istirahat dan aktivitas
- Dekatkan semua peralatan yang sering digunakan
pasien
- Berikan penguatan yang positif bagi peningkatan
aktivitas
- Rancang tujuan yang realistik, spesifik dan dapat
dicapai oleh pasien yang dapat
meningkatkan kemandirian dan harga diri
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
diperbolehkan
 Batasi stimulus lingkungan (contoh: keributan) untuk
memfasilitasi relaksasi
 Bantu pasien untuk memonitor perkembangan dan gunakan
catatan tertulis intake kalori dan penggunaan energi sesuai
kebutuhan
 Instruksikan pasien dan keluarga dalam :
- Penggunaan peralatan, seperti : oksigen, dan selama
aktivitas
- Penggunaan teknik relaksasi (contoh: distraksi,
visualisasi selama aktivitas)
- Ajarkan kepada pasien dan keluarga teknik perawatan
diri yang meminimalkan
konsumsi oksigen (contoh: monitoring diri sendiri dan
langkah-langkah teknik untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
- Ajarkan mengatur aktivitas dan teknik penanganan
waktu untuk mencegah kelelahan
 Pemberian obat-obatan anti nyeri untuk
beraktivitas
 Kolaborasi dengan terapis kerja, fisik, atau
rekreasi untuk merencanakan dan
memonitor program aktivitas sesuai
kebutuhan
 Rujuk ke pelayanan kesehatan di rumah
untuk mendapatkan pelayanan di rumah,
sesuai kebutuhan
 Rujuk ke ahli diet untuk perencanaan
makan untuk meningkatkan asupan
makanan dan energi
A. Istirahat
◦ Program aktifitas dan istirahat sehari-hari.
◦ Rencanakan periode istirahat sesudah latihan,
seperti olah raga dan aktifitas sehari-hari.
◦ Jam kerja dikurangi atau buat jadual periode
istirahat selama jam kerja.
◦ Hindari peningkatan status emosional.
 Minum obat sesuai jadwal yang telah
dianjurkan.
 Lakukan sistem pengecekan (misalnya
dengan daftar) untuk memastikan obat sudah
diminum.
 Ukur frekuensi nadi setiap hari sebelum
minum obat.
 Belajar untuk mengukur tekanan darah
sendiri.
 Ketahui tanda dan gejala dari hipotensi
ortostatik dan bagaimana mencegahnya.
 Ketahui tanda dan gejala kekurangan kalium.
 Ketahui tanda dan gejala perdarahan internal;
perdarahan gusi, darah di dalam feses atau
urine, dan apa yang haruas dilakukan.
 Ketahui ”International Normal Ratio”/INR (normal
rasio internasional) bila mengkonsumsi kumadin,
dan seberapa sering harus memonitor darah.
 Manifestasi keracunan digitalis : (1) pada sistem
kardiovaskular: bradikardi, takikardi, pols lambat,
aritmia. (2) sistem gastrointestinal: tidak ada selera
makan, mual, muntah, diare, nyeri abdomen. (3)
sistem neurologi: sakit kepala, pusing, insomnia,
kelemahan otot. (4) sistem penglihatan:
penglihatan ganda, pandangan berkunagn-kunang,
pandangan berwarna hijau atau kuning, pandangan
halo (lingkaran cahaya).
 Konsul dan catat rencana diet dan tulits daftar
makanan yang diijinkan dan yang tidak diijinkan.
 Periksa label makanan untuk membedakan isi
sodium. Juga obat-obatan yang di luar resep
dokter seperti laksatif, obat batuk, antasida.
 Hindari penggunaan garam.
 Ukur berat bada pada waktu yang sama setiap
hari.
 Laporkan ke petugas kesehatan apabila berat
badan bertambah 0,9-1,4 kg selama 2 hari.
 Makan dalam jumlah kecil, dengan mengatur
jarak waktu makan dan jumlah yang dimakan
setiap kali makan.
 Lakukan berjalan dan aktifitas lain yang
biasanya dilakukan, hindarkan jangan
sampai kelelahan atau dispnu.
 Hindari perubahan suhu yang ekstrim
(panas dan dingin).
 Buat perjanjian untuk kunjungan teratur
dengan pelayanan kesehatan.
 Ketahui tanda dan gejala dari perbaikan atau
perburukan dari gagal jantung.

 Ingat kembali gejala yang pernah dialami ketika


mulai sakit; penampilan kembali gejala dapat
merupakan indikasi pengulangan penyakit.
(pertambahan berat badan; kehilangan selera
makan; nafas pendek-pendek selama beraktifitas;
nafas pendek-pendek selama istirahat;
pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, atau
abdomen; batuk yang tidak kunjung sembuh;
bangun dengan sesak nafas pada tengah malam).

You might also like