You are on page 1of 83

MANAJEMEN DAN REKAYASA

LALU LINTAS
Materi: 10
Pemaduan Moda Angkutan
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas - MRLL

REN TUR REK PEMB WAS

UNSUR
UNSUR P.U
PERHUBUNGAN
UNSUR POLRI

PENETAPAN KEBIJAKAN MAN & REK OPS


PENINGKATAN DAN
DAN PENGADAAN &
PERBAIKAN PHISIK
PENEMPATAN DAN PENEGAKAN
JALAN PERLENGKAPAN JALAN HUKUM

1) penetapan prioritas angkutan massal melalui


penyediaan lajur atau jalur atau jalan khusus;
2) pemberian prioritas keselamatan dan
kenyamanan Pejalan Kaki; mengoptimalkan TINGKAT
3) pemberian kemudahan bagi penyandang cacat; penggunaan PELAYANAN
4) pemisahan atau pemilahan pergerakan arus
jaringan Jalan dan YG DITUJU
Lalu Lintas berdasarkan peruntukan lahan,
mobilitas, dan aksesibilitas; gerakan Lalu Lintas
5) pemaduan berbagai moda angkutan;
6) pengendalian Lalu Lintas pada persimpangan;
7) pengendalian Lalu Lintas pada ruas Jalan;
dan/atau
8) perlindungan terhadap lingkungan.

2
Metoda/ Cara Melakukan MRLL
1 penetapan prioritas angkutan massal;

2 pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki;

3 pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;

4 pemisahan atau pemilahan pergerakan arus lalu lintas;

5 pemaduan berbagai moda angkutan;


6 pengendalian lalu lintas pada persimpangan;

7 pengendalian lalu lintas pada ruas jalan; dan/ atau

8 perlindungan terhadap lingkungan.


5. Pemaduan Berbagai Moda Angkutan

• Pemaduan berbagai moda angkutan disediakan pada:


1) bandar udara,
2) pelabuhan penumpang, dan/ atau
3) stasiun kereta api
yang berdekatan dengan ruas jalan yang dilayani angkutan umum.

• Pemaduan berbagai moda angkutan dapat berupa penyediaan


fasilitas integrasi fisik (fasilitas perpindahan moda) berupa:
1) halte,
2) fasilitas pejalan kaki, dan
3) rambu petunjuk arah.

• Pemaduan berbagai moda angkutan dapat dilengkapi dengan papan


informasi yang berisi jadwal kedatangan/ keberangkatan berbagai
moda.
Pendahuluan
• Perpindahan moda transportasi akan terjadi ketika penumpang
berpindah dari satu moda transportasi ke moda transportasi lain,
atau berpindah di antara dua pelayanan pada moda yang sama.
Termasuk juga orang yang akan menggunakan atau telah
menggunakan sistem transportasi umum dikombinasikan dengan
berjalan kaki, naik sepeda, mengendarai motor dan mobil.
• Perpindahan moda merupakan simpul yang menghubungkan
berbagai pelayanan transportasi umum menjadi sebuah jaringan.
• Jika perpindahan diantara moda transportasi tersebut dapat dibuat
menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih nyaman, maka
integrasi dan fleksibilitas dari jaringan secara keseluruhan akan
meningkat dengan pesat.
• Arti Perpindahan moda:
1) Kegiatan/tindakan berpindah moda.
2) Tempat dimana orang melakukan perpindahan moda.
3) Sebuah fasilitas yang dibangun untuk meningkatkan kualitas
perpindahan moda (interchange) itu sendiri.
• Mengapa orang-orang melakukan perpindahan moda?
– Karena tidak ada rute atau layanan angkutan yang langsung dan
nyaman di dalam perjalanan mereka, atau ketika dengan melakukan
perpindahan moda perjalanan mereka menjadi lebih cepat dan lebih
menyenangkan.
Tantangan
• Manajemen sebuah area perpindahan moda dapat berada dalam
tanggung jawab beberapa instansi/operator.
• Kerjasama yang buruk dan perbedaan prioritas di antara instansi/
operator itu dapat menimbulkan hambatan bagi perpindahan moda,
dan menciptakan kesan tertentu dimana para penumpang mengalami
perubahan tingkat pelayanan yang mereka terima ketika melewati
berbagai area yang dikontrol oleh instansi/ operator yang berbeda.
• Tantangannya: bagaimana menghilangkan kendala-kendala
perpindahan moda, dan memastikan bahwa penumpang dapat
dilayani secara konsisten untuk tiap tingkat pelayanan kemanapun
mereka berpindah dengan moda yang berbeda.
Tindakan yang Diperlukan
• Meningkatkan perpindahan moda memerlukan tindakan-
tindakan:
1) Mengembangkan, memperbaharui dan mengintegrasikan
infrastruktur transportasi; dan
2) Memastikan kerjasama dan koordinasi lintas instansi.
Kerjasama ini diperlukan di banyak kegiatan termasuk perencanaan
dan operasional, perencanaan perjalanan dan informasi petunjuk-
arah, ticketing, pemasaran dan perencanaan proyek.
FASILITAS PERPINDAHAN MODA
Fungsi dari Fasilitas Perpindahan Moda

1. untuk berpindah dari satu moda/ layanan ke moda/ layanan


lainnya,
2. untuk menunggu moda/ layanan selanjutnya,
3. untuk menggunakan waktu yang mereka habiskan ketika
menunggu atau berpindah moda/ layanan dengan
melakukan kegiatan sehari-hari lainnya, seperti: makan,
minum, berbelanja, membaca koran, dll.
Tujuan dari Fasilitas Perpindahan Moda
Tata letak dan desain dari suatu Fasilitas perpindahan moda harus
bertujuan untuk memberikan akses prioritas kepada penumpang:
1) yang bepergian dengan berjalan kaki dalam wilayah perpindahan
moda;
2) yang mendatangi atau meninggalkan area perpindahan moda dengan
berjalan kaki;
3) yang mendatangi atau meninggalkan area perpindahan moda dengan
bersepeda;
4) yang mendatangi atau meninggalkan area perpindahan moda dengan
taksi dan diantar/jemput; dan
5) yang menggunakan parkir mobil (park and ride).
Fasilitas Perpindahan Moda
1) Akses di dalam fasilitas perpindahan moda; 3) Menunggu
a) Akses untuk mobilitas penumpang umum;
a) Fasilitas Menunggu untuk
b) Akses untuk mobilitas penumpang dengan
kemampuan terbatas; Penumpang ;
c) Identifikasi rute; b) Keselamatan, keamanan dan
d) Informasi petunjuk arah lainnya; kenyamanan di ruang tunggu.
e) Petunjuk arah untuk penumpang dengan
mobilitas dan penglihatan terbatas; 4) Menjadikan Fasilitas Perpindahan
2) Akses dari dan ke Fasilitas Perpindahan Moda; Moda Bagian dari Kehidupan Sehari-
a) Informasi Perencanaan Perjalanan; hari
b) Akses di Dalam Area Perpindahan Moda; a) Kegiatan Tambahan;
c) Fasilitas untuk penumpang;
b) Fasilitas Perpindahan Moda dan
d) Fasilitas untuk Pengendara Sepeda;
Lingkungan Sekitarnya.
e) Fasilitas untuk Pengendara Sepeda Motor;
f) Taksi dan Angkutan Kota;
g) Parkir Mobil;
h) Bagasi/barang;
AKSES DI DALAM FASILITAS
PERPINDAHAN MODA
1. Akses di dalam Fasilitas Perpindahan Moda

1) Akses untuk mobilitas penumpang umum;


2) Akses untuk mobilitas penumpang dengan kemampuan terbatas;
3) Identifikasi rute;
4) Informasi petunjuk arah lainnya;
5) Petunjuk arah untuk penumpang dengan mobilitas dan penglihatan
terbatas.
1.1. Akses untuk Mobilitas Penumpang
Umum
1) Sebuah perpindahan moda yang didesain baik harus
menyediakan rute yang jelas antara pelayanan atau moda,
yang meminimalkan waktu dan usaha ketika melakukan
perpindahan.
Dimanapun memungkinkan, perpindahan harus mempunyai
kesetaraan yang sama dalam kenyamanan di kedua arah
layanan/moda transportasi.
2) Penempatan jalur pejalan kaki harus mudah dilihat dan
sederhana;

misalnya:
dengan menyediakan garis bantu di sepanjang jalur pejalan kaki yang
diinginkan, penggunaan bahan-bahan transparan yang memungkinkan
penumpang untuk melihat ruang yang mereka tuju dengan berjalan
kaki dan yang dapat meningkatkan perasaan terhadap akan keamanan
pribadi.
3) Pedestrianisasi sangat sensitif oleh iklim mikro, oleh karena
itu usaha membuat teduh area pedestrian dengan
menggunakan pohon atau menggunakan kanopi dari bahan
yang dapat menghalangi sinar matahari harus dilakukan.
4) Gangguan terhadap rute-rute pejalan kaki dapat
menyebabkan tundaan dan menimbulkan kepadatan.
Desain perpindahan moda harus menjamin bahwa:
– rute-rute pejalan kaki bersih dari elemen struktural seperti pilar-pilar
dan aktifitas lain yang mengganggu seperti pedagang kaki lima.
– Ruangan tersembunyi dan yang terdapat disudut seharusnya dihindari.
5) Loket tiket dan ruang tunggu tiket harus didesain dan
berorientasi untuk menyediakan jalur bagi pejalan kaki yang
nyaman yang menghubungkan ke tujuan utama penumpang
baik di dalam maupun di luar area perpindahan;
6) Halte-halte bis on-street seharusnya diletakkan untuk
meminimalkan jarak berjalan kaki ke pelayanan dan moda
lainnya, mengoptimalkan kemampuan pejalan kaki untuk
berjalan dengan aman dan meminimalkan konflik dengan
pejalan kaki lainnya.
7) Sejauh mungkin, jalur pejalan kaki harus dipisahkan dari jalur
kendaraan bermotor termasuk mobil, taksi, bis dan sepeda
motor.
– Pembatas jalur dan rambu-rambu harus disediakan untuk menjamin
bahwa para pejalan kaki tidak masuk ke jalur kendaraan bermotor,
serta perlintasan pejalan kaki harus diberi tanda yang jelas sebagai
tanda prioritas bagi pejalan kaki.
8) Jika sejumlah besar penumpang harus melintasi suatu jalan
saat berpindah pelayananan/moda, maka perlintasan pejalan
kaki tersebut harus diberi Pelican Crossing.
1.2. Akses untuk mobilitas penumpang
dengan kemampuan terbatas

1) Desain fasilitas perpindahan moda harus memperhitungkan


kebutuhan aksesibilitas bagi disabilitas. Termasuk ibu hamil,
orang tua, anak-anak, serta yang membawa barang bawaan;
2) Ramp harus disediakan di persimpangan dengan anak tangga
terpisah dan dilengkapi dengan pegangan (hand rail).
3) Pada saat terjadi perubahan ketinggian vertikal yang
melebihi batas untuk ramp, dapat disediakan lift bagi
disabilitas.
– Lokasi terpilih dan petunjuk yang jelas dari lift diperlukan untuk
menjamin penumpang menyadari bahwa mereka memiliki pilihan
antara tangga, eskalator atau lift.
– Beberapa penumpang mungkin saja enggan menggunakan lift dengan
alasan keamanan pribadi. Kekhawatiran ini dapat dihilangkan dengan
cara meletakkan area tunggu di ruang yang ramai dan menggunakan
bahan bahan yang transparan.
4) Fasilitas bagi disabilitas harus tersedia sepanjang jam
pelayanan.
1.3. Identifikasi rute

1) Rute-rute yang menghubungkan titik-titik dimana


penumpang naik dan turun dari layanan transportasi umum
harus diidentifikasikan secara konsisten dan jelas.
– Kapanpun seorang penumpang menentukan tujuan mana yang
mereka pilih, maka pilihan-pilihan terhadap tujuan itu harus ditandai
dengan jelas untuk memberikan panduan dan kepastian.
2) Rambu harus mudah dibaca dari segi ukuran maupun jenis
hurufnya, dan tidak terhalang oleh suatu apapun.
3) Rambu harus mengikuti aturan yang konsisten, menyediakan
informasi terhadap moda atau layanan yang akan datang
kepada penumpang yang akan menggunakannya.
4) Rambu harus menggunakan simbol-simbol yang sudah
standar dalam sistem informasi dan bersifat internasional.
– Penggunaan 2 (dua) bahasa atau lebih akan sangat membantu
pengguna yang tidak familiar dengan bahasa Indonesia, terutama di
kota metropolitan dan kota yang banyak kunjungan orang asing.
1.4. Informasi petunjuk arah lainnya
• Sebagai tambahan atas rambu-rambu tertulis (rambu
standar), petunjuk arah dapat dibuat dengan menggunakan
bantuan visual lainnya, misalnya lampu penerangan, tanda
panah di permukaan lantai, dan penggunaan warna dalam
penyelesaian akhir pekerjaan arsitektural seperti pengubinan
lantai dan tembok.
1.5. Petunjuk arah untuk penumpang dengan mobilitas
dan penglihatan terbatas.

1) Desain dan lokasi rambu harus memperhatikan kebutuhan


penumpang dengan penglihatan terbatas.
– Jika penumpang tersebut diharuskan mengikuti sebuah rute yang
terpisah untuk menghindari hambatan fisik seperti tangga, maka
rute-rute ini harus diberi rambu yang terlihat jelas. Perubahan
ketinggian harus dihindari jika memungkinkan.
2) Untuk meningkatkan respon kepada penumpang dengan
kemampuan penglihatan terbatas maka disekitar area
perpindahan moda, fasilitas-fasilitas yang ada dapat
ditingkatkan dengan penggunaan warna-warna yang kontras.
AKSES DARI DAN KE AREA
PERPINDAHAN MODA
2. Akses dari dan ke Fasilitas Perpindahan Moda

1) Informasi Perencanaan Perjalanan;


2) Akses di Dalam Area Perpindahan Moda;
3) Fasilitas untuk Pengendara Sepeda;
4) Fasilitas untuk Pengendara Sepeda Motor;
5) Taksi dan Angkutan Kota;
6) Parkir Mobil;
7) Bagasi/barang.
2.1. Informasi Perencanaan Perjalanan
• Semua fasilitas perpindahan moda setidaknya harus memiliki
satu titik pusat informasi yang menampilkan informasi
mengenai semua jasa yang datang/ berangkat pada
perpindahan moda itu.
• Jenis informasi yang disediakan akan tergantung dari volume
penumpang yang menggunakan fasilitas perpindahan moda,
dan karakteristik perjalanan yang mereka lakukan.
• Penyediaan pusat informasi dapat disertai dengan
penempatan petugas informasi.
• Fasilitas informasi dan fasilitas ticketing yang berada dalam
satu lokasi dapat meningkatkan kenyamanan penumpang.
2.2. Akses di Dalam Area Perpindahan Moda

• Rute-rute utama antara fasilitas perpindahan moda dan lokasi


tujuan penumpang, khususnya moda transportasi lain, harus
diberi rambu yang jelas.
• Pintu masuk ke fasilitas perpindahan moda harus dapat dilihat
jelas oleh orang-orang yang datang dengan berjalan kaki
maupun dengan moda lainnya.
• Orang-orang harus mendapat informasi moda apa saja yang
melayani fasilitas perpindahan moda tersebut sebelum
mereka memasukinya.
2.3. Fasilitas untuk Pengendara Sepeda
1) Jumlah fasilitas parkir sepeda yang disediakan seharusnya
dihitung berdasarkan permintaan yang ada dan potensial.
Fasilitas sepeda seharusnya:
a) mudah digunakan;
b) terletak sedemikian rupa sehingga menyenangkan dalam mengakses
perpindahan moda tanpa mengurangi pergerakan para pejalan kaki.
c) aman meskipun dapat dilihat oleh masyarakat di luar lokasi parkir dan
jika perlu dapat dipasang kamera pengawas (CCTV);
d) terlindung dari cuaca;
e) dilengkapi lampu penerangan; dan
f) dilengkapi rambu-rambu yang jelas.
2) Desain fasilitas harus mengedepankan keamanan bagi
pengendara sepeda dan menjamin rendah perawatan.
3) Di beberapa lokasi, misalnya stasiun jalur utama, dapat saja
mencakup fasilitas yang diperkuat seperti perparkiran
sepeda secara elektronik, loker sepeda, parkir sepeda yang
dijaga petugas, dan fasilitas sewa/ perbaikan sepeda.
4) Pada kondisi sepeda boleh dibawa naik ke atas kereta,
seharusnya disediakan ramps beroda untuk keperluan
tersebut.
2.4. Fasilitas untuk Pengendara Sepeda
Motor
• Dimana ada permintaan, fasilitas parkir sepeda motor yang
aman harus disediakan.
2.5. Taksi dan Angkutan Kota

1) Seluruh taksi yang ada di fasilitas perpindahan moda


(interchange), harus bersikap ramah dan siap membantu
orang dengan kemampuan terbatas.
– Lokasi parkir taksi harus aman, mudah diakses, berpenerangan cukup,
diberi rambu yang jelas sehingga menyenangkan dan mudah dikenali
oleh penumpang.
2) Loket pemesanan taksi harus diletakkan dengan cermat
untuk menjamin ketenangan penumpang.
– Jika tersedia ruang, maka dapat disediakan juga fasilitas taksi yang
tidak memerlukan pemesanan sebelumnya.
3) Rute pejalan kaki dan jalur bis harus bebas dari gangguan
karena adanya taksi yang parkir.
4) Penumpang yang menunggu taksi seharusnya diberi tempat
berteduh agar terlindung dari cuaca luar.
5) Lokasi penempatan taksi harus dibatasi dengan jelas dan
diberi tambahan marka atau rambu.
– Tata letak dan markanya harus didesain sedemikian rupa agar aliran
taksi dalam menurunkan dan menaikkan penumpang berjalan dengan
lancar dan tidak mengganggu lalulintas di sekitarnya.
2.6. Parkir Mobil
1) Penyediaan dan tata letak fasilitas parkir mobil harus
memperhitungkan jumlah mobil pribadi yang mampu dilayani,
dimana mobil pribadi merupakan moda lanjutan bagi
perpindahan moda khususnya bagi penumpang dengan
mobilitas terbatas.
– Tambahan fasilitas ruang parkir tidak boleh disediakan di lokasi-lokasi
yang akan mendorong penggunaan mobil pribadi atau mendorong
penumpang untuk berganti dari moda berkelanjutan (terpadu).
2) Ruang parkir tidak mempertimbangkan kebutuhan transportasi
lain yang tidak terkait dengan perpindahan moda.
– Maksudnya ruang parkir yang tersedia hanya diperuntukkan bagi
penumpang yang menggunakan fasilitas perpindahan moda tersebut.
3) Di beberapa area perpindahan moda dapat disediakan
tempat antar/jemput dan/atau tempat parkir sementara.
Prioritas penggunaan fasilitas ini seharusnya diberikan
kepada para pengguna mobil yang mempunyai mobilitas
terbatas, atau orang-orang yang membawa barang/bagasi
yang berat.
4) Fasilitas parkir dan rute-rute akses dari/ke tempat parkir
harus: cukup penerangan, aman dan diberi rambu yang jelas.
Akses fasilitas ini seharusnya terlindung dari cuaca.
2.7. Bagasi/barang

1) Tergantung permintaan, penyediaan fasilitas-fasilitas berikut


dapat dipertimbangkan:
a) troli untuk bagasi;
b) jasa portir;
c) fasilitas bagasi yang tertinggal; dan/atau
d) akses untuk melayani dan mengantar bagasi guna menghindari
konflik dengan akses moda transportasi dan pergerakan penumpang.
2) Keselamatan harus menjadi faktor utama ketika
mempertimbangkan penyediaan fasilitas-fasilitas berikut :
a) Ketika troli bagasi dapat menimbulkan bahaya di area tertentu di area
perpindahan moda, maka area tersebut harus diberi pembatas untuk
menghindari timbulnya kecelakaan.
b) Pada saat diperkenankan membawa troli bagasi melalui eskalator,
maka troli itu harus kompatibel.
MENUNGGU
3. Menunggu

1) Fasilitas Menunggu untuk Penumpang ;


2) Keselamatan, keamanan dan kenyamanan di ruang tunggu.
3.1. Fasilitas Menunggu untuk Penumpang

1) Fasilitas ruang tunggu yang disediakan harus diletakkan


sedekat mungkin dengan tempat pelayanan dimana terdapat
banyak penumpang yang menunggu dan menghabiskan
sebagian besar waktunya.
2) Tergantung dari volume penumpang, waktu tunggu tipikal,
dan kondisi setempat, penyediaan fasilitas-fasilitas tambahan
yang dapat dipertimbangkan.
Penyediaan fasilitas-fasilitas yang dapat dipertimbangkan:
a) bangku/tempat duduk;
b) penyejuk udara dan perlindungan dari cuaca;
c) pelayanan kegawat-daruratan (kebakaran dan medis);
d) fasilitas P3K, (tergantung dari ukuran fasilitas perpindahn moda,
fasilitas P3K bisa berupa Kotak P3K hingga klinik/Puskesmas.
e) Titik informasi aktual dan tempat pengumuman;
f) toilet;
g) fasilitas ibu menyusui, mengganti pakaian bayi.
3.2. Keselamatan, keamanan dan kenyamanan di
ruang tunggu

Penumpang seharusnya dapat melihat dan dilihat oleh petugas


keamanan dan penumpang lainnya agar merasa aman, serta mereka
tahu bahwa bantuan akan segera datang jika diperlukan.
Hal ini dapat dicapai dengan berbagai cara, termasuk:
1) Menempatkan fasilitas dimana petugas dapat melihat dan dilihat
oleh para penumpang;
2) Menempatkan fasilitas tunggu dimana penumpang dapat melihat
dan dilihat oleh petugas dan penumpang lainnya;
3) Penyediaan tempat-tempat pertolongan, cermin dan kamera
pengawas;
4) ...
4) Menghindari desain dengan ruang pojok buta, terpencil, dan
tempat lainnya dimana orang dapat bersembunyi;
5) Menggunakan bahan-bahan yang transparan;
6) Memastikan semua area yang digunakan penumpang dan personil
memiliki penerangan yang cukup; serta
7) Penyediaan area dimana para penumpang dapat berkumpul dan
menunggu hingga mereka mendapat informasi secara visual dan
audio bahwa layanan transportasi yang mereka nantikan akan
segera tiba.
MENJADIKAN AREA PERPINDAHAN MODA
TRANSPORTASI BAGIAN DARI KEHIDUPAN SEHARI-
HARI
4. Menjadikan Fasilitas Perpindahan Moda Bagian dari
Kehidupan Sehari-hari
1) Kegiatan Tambahan;
2) Area Perpindahan Moda Transportasi dan Lingkungan
Sekitarnya.
4.1. Kegiatan Tambahan

1) Fasilitas perpindahan moda bukan hanya ruang transportasi, tapi


juga ruang publik.
• Penyediaan fasilitas-fasilitas nontransportasi seperti toko, tempat membeli
makanan dan minuman, umumnya sangat diharapkan oleh para penumpang.
• Hal tersebut membuat waktu yang dihabiskan untuk menunggu jasa
transportasi menjadi produktif dan lebih menyenangkan.
• Fasilitas-fasilitas tersebut bisa juga menyediakan pelayanan penting kepada
orang orang yang tinggal dan bekerja di sekitar area perpindahan moda.
• Dengan membawa kegiatan ke dalam area perpindahan moda, hal ini bisa
membuat penumpang merasa lebih aman, khususnya pada periode kurang
sibuk atau pada malam hari.
2) Sedapat mungkin, pemilik dan operator dari perpindahan
moda harus memastikan bahwa kualitas bangunan selalu
konsisten di seluruh fasilitas perpindahan moda agar
penumpang tidak mengalami perbedaan kualitas ketika
mereka melewati berbagai area yang dikelola oleh pemilik
dan operator yang berbeda.
3) Penggunaan fitur-fitur alam dan seni publik seperti tanaman,
dapat membuat area perpindahan moda menjadi ruang
publik yang lebih menarik dan membuat waktu tunggu
menjadi lebih menyenangkan.
4.2. Area Perpindahan Moda Transportasi dan
Lingkungan Sekitarnya
• Para operator harus bekerja sama dengan instansi terkait, sektor
swasta dan pihak-pihak lain yang bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa area perpindahan moda dan di sekitarnya
berfungsi secara tepat, khususnya yang berhubungan dengan:
– kemudahan akses,
– kebersihan,
– perawatan,
– penerangan dan
– keamanan.
DESAIN DAN TATA LETAK FASILITAS
PERPINDAHAN MODA
Prinsip-prinsip dasar desain
1) Prinsip kemudahan, setiap orang dapat mencapai semua tempat
atau fasilitas umum yang ada di area perpindahan moda;
2) Prinsip kegunaan, setiap orang harus dapat mempergunakan
semua tempat atau fasilitas umum yang ada di area perpindahan
moda;
3) Prinsip keselamatan, semua fasilitas yang bersifat umum di area
perpindahan moda yang sudah dibangun harus memperhatikan
keselamatan semua orang;
4) Prinsip kemandirian, semua orang harus bisa mencapai, masuk
dan mempergunakan semua tempat atau fasilitas umum tanpa
membutuhkan bantuan orang lain.
Pengaturan letak/lokasi

Pengaturan letak/lokasi, jumlah dan ukuran pintu masuk dan pintu


keluar untuk penumpang yang akan atau telah menggunakan
fasilitas perpindahan moda, harus mempertimbangkan:
1) jenis moda yang dilayani;
2) jumlah atau frekuensi kedatangan dan keberangkatan moda
transportasi;
3) jumlah penumpang yang dilayani.
sehingga tidak akan terjadi crossing antara pejalan kaki yang akan
menuju moda transportasi dan yang akan meninggalkan moda
transportasi (tidak terjadi tabrakan antar penumpang).
CONTOH DESAIN
Tahapan Perencanaan Desain Fasilitas
Perpindahan Moda
• Penentuan desain, ukuran dan kualitas layanan di area
perpindahan moda sangat ditentukan oleh karakteristik
pengguna.
• Bagan alir untuk menentukan desain, ukuran dan kualitas
layanan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Tahapan Perencanaan Desain Fasilitas
perpindahan Moda
1. Perpindahan penumpang moda kereta dengan moda
angkutan jalan (Bus dan BRT) – Kota Besar

1) Karaktersitik Pengguna : hampir seluruhnya jenis perjalanan


komuter, untuk semua tingkatan pendapatan.
2) Kebutuhan Lahan : 2.500 m2
3) Lahan Parkir : 500 m2
2. Perpindahan penumpang moda angkutan perairan daratan
dengan angkutan jalan (Bus dan BRT) – Kota Sedang

1) Karaktersitik Pengguna : sebagian besar jenis perjalanan


komuter dan sisanya insidentil, untuk pengguna dengan
tingkat pendapatan menengah ke bawah
2) Kebutuhan Lahan : 1.000 m2
3) Lahan Parkir : 300 m2
3. Perpindahan penumpang moda udara dengan moda
kereta api– Kota Metropolitan

1) Karaktersitik Pengguna : sebagian kecil jenis perjalanan


komuter dan sebagian besar jenis perjalanan insidentil,
untuk pengguna dengan tingkat pendapatan menengah ke
atas
2) Kebutuhan Lahan : 6.000 m2
3) Lahan Parkir : 1.000 m2
TERIMA KASIH

You might also like