You are on page 1of 22

PRESENTASI TEORI

Dermatitis Atopik
DEFINISI
Peradangan kulit berupa dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal,
dan mengenai bagian tubuh tertentu terutama pada bayi (fase infantile) dan
fleksural ekstremitas (pada fase anak), dan sering berhubungan dengan
peningkatan serum IgE dan adanya riwayat atopi, rhinitis alergi dan atau
asma pada penderita atau keluarganya.
Epidemiologi
Mengenai semua kelompok usia, perkiraan prevalensi pada anak 15-
20%, dewasa 1-3%

Prevalensi DA yang diteliti di Singapura tahun 2002 menggunakan kriteria W>P=1.3: Prevalensi DA
United Kingdom (UK) Working Party pada anak sekolah (usia 7-12 tahun) 1 semakin
sebesar 20.8% dari 12.323 anak
meningkat,
terutama di Negara
industry, dengan
perkiraan
prevalensi pada
Nurdin AR (Makasar 2011) melaporkan data RSUP anak sekitar 15-
Negara berkembang, 10-20% anak Wahidin Sudirohusodo dan RS Pelamonia di Makassar 20% serta 1-3%
menderita dermatitis atopic dan 60% menemukan peningkatan jumlah kasus DA secara
berturut-turut pada dewasa dari tahun 2004 sampai pada orang dewasa
diantaranya menetap sampai dewasa
2006
Etiopatogenesis

1. Hubungan disfungsi sawar kulit  faktor intrinsik & ekstrinsik


2. Abnormalitas imunologi
3. Faktor genetik
4. Alergen & peran superantigen staphylococcus
Klasifikasi & Gejala Klinis
1. DA fase infantil  2 bulan-2 tahun
- Predileksi: wajah diikuti kedua pipi dan tersebar simetris  meluas ke dahi, kulit kepala, telinga,
pergelangan tangan, tungkai t.u bagian volar/fleksor
- GK: lebih mirip dermatitis akut, eksudatif, erosi dan ekskoriasi
- Mereda/menyembuh  berkembang ke fase anak/remaja
Lanjutan…

2. DA fase anak  2-10 tahun, kelanjutan fase infantil/tanpa didahului fase infantil
Predileksi: sering di fosa kubiti dan popliteal, fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher, dan tersebar
simetris
Lesi dermatitis cenderung menjadi kronis, disertai hyperkeratosis, hiperpigmentasii, erosi, ekskoriasi, krusta dan
skuama
Lebih sensitif terhadap allergen hirup, wol dan bulu binatang
Lanjutan…

3. DA fase remaja & dewasa >13 tahun, kelanjutan fase infantile atau fase anak
Predileksi: mirip dengan fase anak, dapat meluas mengenai kedua telapak tangan, jari-jari, pergelangan tangan,
bibir, leher bagian anterior, scalp, dan putting susu.
Klinis bersifat kronis, berupa plak hiperpigmentasi, hyperkeratosis, likenifikasi, ekskoriasi dan skuamasi. Rasa
gatal lebih hebat saat istirahat, udara panas dan berkeringat
berlangsung kronik-residif sampai usia 30 tahun, bahkan lebih
Diagnosis DA

• Ditegakkan secara klinis dengan gejala utama gatal, penyebaran simetris di


tempat predileksi (sesuai usia), terdapat dermatitis yang kronik-residif, riwayat
atopi pada pasien/keluarganya
• Kriteria William
• Kriteria Hanifin-Rajka
KRITERIA WILLIAM
I. Harus ada II. Ditambah 3 atau lebih tanda berikut:

 Riwayat perubahan kulit/kering di fosa kubiti, fosa popliteal, bagian anterior dorsum pedis, atau
Kulit yang gatal (atau tanda
seputar leher (termasuk kedua pipi pada anak <10 tahun)
garukan pada anak kecil)
 Riwayat asma atau hay fever pada anak (riwayat atopi pada anak <4 tahun pada generasi-1 dalam
keluarga)

 Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun

 Dermatitis fleksural (pipi, dahi dan paha bagian lateral pada anak <4 tahun)

 Awitan di bawah usia 2 tahum (tidak dinyatakan pada anak <4 tahun)
Kriteria mayor (harus ada sedikitnya 3 atau lebih) Kriteria minor (harus ada sediktinya 3 atau
lebih)
1. Pruritus 1. Xerosis

2. Morfologi dan distribusi khas 2. Iktiosis/hiperlinear palmar/keratosis pilaris Kriteria Hanifin-Rajka


 Likenifikasi fleksural pada pasien dewasa 3. Reaksi tipe cepat (tipe 1) pada uji kulit

 Erupsi di daerah wajah atau ekstensor pada 4. IgE serum meningkat


pasien bayi dan anak
5. Awitan pada usia dini
1. Dermatitis kronik atau kronik residif
6. Kecenderungan infeksi kulit (khusunya
11. Lipat Dennie-Morgan pada daerah infraorbital
2. Riwayat atopi pada diri atau keluarga (asma S.aureus dan herpes simplex), imunitas 12. Keratokonus
13. Katarak subscapular anterior
bronkial, rhinitis alergik, dermatitis atopik) selular terganggu 14. Kegelapan pada orbita
15. Muka pucat atau eritema
  7. Kecenderungan mengalami dermatitis non 16.Pitiriasis alba
17. Lipatan pada leher sisi anterior
spesifik pada tangan dan kaki 18. Gatal bila berkeringat
19. Intoleransi terhadap wol dan pelarut lemak
8. Eksema pada putting susu 20. Aksentuasi perifolikular
21. Intoleransi makanan
22. Perjalanan penyakit diperngaruhi oleh factor lingkungan
9. Kheilitis dan emosi
23. White dermographism atau delayed blanch
10. Konjungtiva berulang
Derajat keparahan DA menurut Hanifin dan Rajka
Kondisi Ciri-ciri Skor
Luas Penyakit a. Fase anak  
- <9% luas tubuh 1
- sekitar 9-36% luas tubuh 2
- >36% luas tubuh 3
b. Fase infantile  
- <18% luas tubuh 1
- Sekitar 18-54% luas tubuh 2
- >54% luas tubuh 3

Kekambuhan - >3 bulan remisi/tahun 1


- <3 bulan remisi/tahun 2
- Terus menerus 3
Intensitas -Gatal ringan, kadang mengganggu tidur di malam hari 1
-Gatal sedang, sering mengganggu tidur malam hari (tidak terus-menerus)  
-Gatal hebat, mengganggu tidur sepanjang malam (terus-menerus) 2
 3
Indeks
SCORAD

A. Penilaian luas penyakit


B. Penilaian intensitas
C. Penilaian subjektif

Rumus: A/5+ 7B/2 + C


A=Luas luka(0-100)
B=Intensitas (9-18)
C=Gejala subjektif(0-20)

DA ringan: skor <15


DA sedang: skor 15-40
DA berat: skor >40
Diagnosis Banding

• Dermatitis seboroik,
Fase Bayi psoriasis, dermatitis
popok

• Dermatitis numularis,
dermatitis intertriginosa,
Fase Anak dermatitis kontak, dermatitis
traumatika

Fase Dewasa • Neurodermatitis


(Liken simpleks
kronis)
Pemeriksaan Penunjang

DA: suatu Uji kulit, skin •Eliminasi


Eliminasi
makanan,
diagnosis klinis prick test, atopy makanan,
Open challengeOpen
test
patch test challenge test

• Tidak ada • Dilakukan bila


pemeriksaan ada dugaan
laboratorium pasien alergik
khusus untuk terhadap
menegakkan debu/makanan
diagnosis tertentu
• Dilakukan bila • Bukan untuk
diagnostik
ada keraguan
klinis
Komplikasi
DA mengalami perluasan eritroderma
Atrofi kulit (striae atroficans) dapat terjadi
akibat pemberian KS jangka panjang
Tatalaksana
5 pilar penatalaksanaan DA:
1. Edukasi dan empowerment pasien serta caregiver(s).
2. Menghindari dan memodifikasi faktor pencetus
lingkungan/modifikasi gaya hidup.
3. Memperkuat dan mempertahankan fungsi sawar kulit yang optimal.
4. Menghilangkan penyakit kulit inflamasi.
5. Mengendalikan dan mengeliminasi siklus gatal-garuk.
Topikal
1. Pelembab: memulihkan disfungsi sawar kulit 2x sehari, oles segera setelah mandi
humektan (gliserin & propilen glikol)
natural moisturizing factor (urea 10% dalam euserin hidrosa)
emolien (lanolin 10%, petrolatum)
2. Kortikosteroid topikal : obat pilihan utama DA
• ES KS sistemik pada annak: supresi aksis hipotalamus pitutiari korteks adrenal (HPA), atrofi
kulit.
• Untuk bayi dan anak dianjurkan pemilihan KS golongan VII-IV.
• Fase bayi/anak yang ringan dapat dimulai dengan KS golongan IV: mis hidrokortison krim 1-
2.5%, metilprednisolon atau flumetason
• DA sedang KS golongan VI: misalnya desonid, triamsinolon asetonid, prednikarbat,
hidrokortison butirat.
• DA lebih parah KS golongan V: flutikason, betametason 17 valerat, atau golongan IV, yaitu
mometason furoat (MF), aklometason.
• Bila DA sudah teratasi segera ganti dengan potensi sedang atau lemah.
3. Obat penghambat Kalsineurin (pimekrolimus, takrolimus):
• Mengatasi pruritus & inflamasi dapat diberikan antihistamin sistemik
(Sedatif/nonsedatif), KS topikal & inh kalsineurin.
• Takrolimus 0.03% dan 0.1% (1-2x sehari) aman pada anak 2-15 tahun dalam jangka
pendek atau panjang secara bergantian dan tidak menimbulkan efek atrofi kulit ES
pernah dilaporkan nefrotoksik dan hipertensi.
• Pimekrolimus  jangka panjang dengan pimekrolimus lebih aman dibanding dengan
pengobatan konvensional.
Sistemik
1. Antihistamin
Antihistamin sedatif : klorfeniramin maleat, hidroksisin  lebih efektif mengurangi
gatal dibanding nonsedatif
Anthistamin non sedatif: loratadin, cetirizine, terfenadin, feksofenadin
2. Obat imunosupresi
3. Kortikosteroid sistemik dibatasi pada kasus akut & berat, jangka waktu singkat
ES
4. Siklosporin A 5mg/kgbb/hari  memberikan hasil baik kembali kambuh bila dosis
diturunkan
Quo ad vitam
Ad bonam

Quo ad functionam
ad bonam

Quo ad sanationam
dubia ad malam
(inflamasi kulit kronis berulang,
tergantung terapi untuk mencegah
kekambuhan)

You might also like