You are on page 1of 10

Biaya Mutu (The Cost of Quality) dan

Akuntansi untuk Kehilangan dalam Proses


Produksi (Accounting for Production Losses)
Jenis-Jenis Biaya Mutu
Biaya mutu tidak hanya biaya untuk memperoleh mutu (kualitas) tapi juga
merupakan biaya-biaya yang timbul untuk mencegah terjadinya mutu yang
rendah.

Biaya mutu dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi besar:


1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)
Biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kegagalan produk atau
produksi produk-produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan.
2. Biaya Penilaian (Appraisal Cost)
Biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan sesuai
dengan speisifikasi yang ditetpakan.
3. Biaya Kegagalan (Failure Cost)
Biaya yang terjadi saat produk gagal, kegagalan tersebut dapat terjadi
secara internal dan eksternal.
Manajemen Mutu Total (Total Quality
Management – TQM)
Dalam rangka bertahan di lingkungan bisinis yang kompetitif, suatu perusahaan harus
menyediakan produk bermutu dengan harga wajar.

Karakteristik-karakteristik umum TQM:


a) Tujuan perusahaan atas semua aktivitas bisnisnya adalah untuk melayani pelanggan.
Secara eksternal, hal ini membutuhkan riset pasar dan umpan balik dari pelanggan.
b) Manajemen puncak memberikan peran secara aktif dalam perbaikan mutu. CEO
memimpin secara aktif dalam program perbaikan mutu.
c) Semua karyawan berperan secara aktif dalam perbaikin mutu. Memperbaiki mutu
adalah suatu cara menjalankan bisnis yang berlaku bagi setiap bagian dan setiap
tingkatan di perusahaan.
d) Perusahaan memiliki sistem untuk mengidentifikasi masalah mutu,
mengembangkan solusi dan menetapkan tujuan perbaikan mutu.
e) Perusahaan menghargai karyawannya dan memberikan pelatihan terus-menerus
serta pengakuan atas pencapaian. Bahkan di perusahaan yang sangat terotomatisasi
sekalipun, sumber daya manusia merupakan aktiva yang paling berhaga.
Peningkatan Mutu Secara
Berkelanjutan
Cara yang terbaik untuk mengurangi total biaya mutu adalah dengan
mengurangi mutu yang kurang baik.

Bahan baku sebaiknya bebas dari cacat dan jumlah yang diperlukan
sebaiknya tersedia saat dibutuhkan.

Inspeksi atas produksi guna mencari produk cacat juga penting, tetapi
diperlukan pendekatan secara dinamis yaitu dengna cara pengendalian
proses secara statistik guna memonitor mutu produk dan mengurangi
variabilitiasnya.

Tidak ada cara yang instan untuk memperbaiki mutu. Perbaikan mutu
secara berkelanjutan dan terus-menerus memerlukan usaha konstan dari
setiap orang dalam perusahaan.
Mengukur dan Melaporkan Biaya Mutu

Biaya mutu perusahaan pada umumnya cukup


tinggi yaitu sekitar 20% dari pendapatannya.
Pengukuran biaya mutu akan memberi insentif
besar bagi perbaikan.

Sistem pelaporan biaya mutu penting bagi


perusahaan terutama untuk keperluan
meningkatkan dan mengendalikan biaya mutu
Akuntansi untuk kerugian dalam Proses Produksi
di Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan

Kerugian produksi di sistem perhitungan biaya


berdasarkan pesanan temrasuk biaya bahan
baku sisa, biaya barang yang cacat dan biaya
pengerjaan kembali barang yang cacat. Salah
satu cara untuk menarik perhatian dalam
mengurangi jenis kegagalan mutu semacam ini
adalah menentukan biayanya kemudian
melaporkannya kepada manajemen puncak.
Akuntansi untuk Bahan Baku Sisa

Bahan baku sisa terdiri atas (1) serbuk atau sisa


atau potongan-potongan yang tertinggal
setelah bahan baku diproses, (2) bahan baku
cacat yang tidak dapat digunakan maupun
diretur ke pemasok, dan (3) bagian-bagian yang
rusak akibat kecerobohan karyawan atau
kegagalan mesin.
Akuntansi Untuk Barang Cacat
(Spoiled Goods)
Barang cacat adalah unit yang selesai atau separuh
selesai namun cacat dalam hal tertentu.

Perlakuan akuntansi untuk barang cacat tergantung pada


jenis penyebabnya:
a) Barang cacat yang disebabkan oleh pelanggan seperti
penggantian spesifikasi setelah produk dimulai.
b) Barang cacat yang disebakan oleh kegagaln internal
seperti kecerobohan karyawan atau rusaknya
peralatan.
Akuntansi untuk Pengerjaan Kembali
(Rework)

Pengerjaan kembali adalah proses untuk


membetulkan barang cacat. Biaya pengerjaan
kembali barang cacat sangat tergantung pada
penyebab terjadinya barang cacat tersebut. Jika
disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tidak normal
seperti sulitnya proses produksi atau karena
kesalahan pelanggan, biaya pengerjaan kembali
dibebankan ke pesanan yang bersangkutan dan
idealnya ditutup oleh peningkatan harga jual.
Akuntansi untuk Kerugian dalam Proses Produksi
di Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses

Sebagaimana pada sistem perhitungan biaya


berdasarkan pesanan, kerugian produksi di
sistem perhitungan biaya berdasarkan proses
juga termasuk biaya bahan baku sisa, biaya
barang yang cacat dan biaya pengerjaan
kembali barang yang cacat.

You might also like