You are on page 1of 16

INTEGRASI SDM MENUJU

GOOD GOVERNANCE
GOOD GOVERNMENT
GOVERNANCE
MSDM merupakan bagian penting dalam
Good Governance
• Birokrasi publik senantiasa memerlukan
pembenahan serius terhadap pengelolaan SDM
dalam rangka menuju good governance.
• SDM aparatur yang berkualitas menjadi kebutuhan
dan langkah strategik bagi setiap pemerintahan
menuju good governance.
• SDM aparatur harus berubah dari paradigma
proyek ke paradigma entrepreneur.
Indikator Penilaian Good Governance
• Partisipasi
• Efisiensi
• Efektivitas
• Tranparansi
• Responsibilitas
• Akuntabilitas
• Penegakan hukum
• Keadilan
Good Governance in the World
Persentase Penyuapan Dalam Pelayanan Publik
Quintile Countries/Territories
Top quintile:
Albania, Cambodia, Cameroon, FYR Macedonia, Kosovo,
More than 32%
Nigeria, Pakistan, Philippines, Romania, Senegal
% of
Second quintile: Bolivia, Dominican Republic, Greece, India, Indonesia, Lithuania,
respondents
18 – 32% Moldova, Peru, Serbia, Ukraine
reporting
Third quintile: 6 – Bulgaria, Croatia, Czech Republic, Luxembourg, Malaysia,
they paid a
18% Panama, Russia, Turkey, Venezuela, Vietnam
bribe to
obtain a
Fourth quintile: 2 Argentina, Bosnia-Herzegovina, Finland, Hong Kong, Ireland,
service
– 6% Portugal, South Africa, Spain, United Kingdom, United States
Bottom quintile: Austria, Canada, Denmark, France, Iceland, Japan, South Korea,
Less than 2% Netherlands, Sweden, Switzerland
Source: Transparency International Global Corruption Barometer 2007.
Good Governance in ASEAN Countries
Angka CPI Indonesia Diantara Negara-negara ASEAN
10
9

8
7
6

5
4
3
2

1
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Indonesia Filipina Thailand Malaysia Singapura

Source: Tranparency International, 2008


Faktor SDM

• Pelaku (birokrat) menjadi faktor penentu selain


sistem dan kebijakan yang telah diterbitkan.
• Banyak aspek dari keterpurukan birokrasi di
Indonesia semuanya bermuara pada SDM.
• Indikasi rendahnya SDM setidaknya tercermin dari
tiga hal, yakni kesejahteraan, reward (penghargaan)
dan punishment (sanksi).
REWARD AND PUNISHMENT DALAM PELAKSANAAN GOOD
GOVERNANCE
• Penghargaan (Reward)
Intinya, kebutuhan akan sandang, pangan, papan lebih berarti dari
sebuah penghargaan atas kesetiaan, prestasi dan darma bhakti yang
diberikan. Untuk itu diperlukan usaha-usaha dari pemerintah untuk
mengevaluasi kembali mengenai bentuk dan manfaat dari penghargaan
yang akan diberikan.

• Sanksi (Pusnishment)
Sudah banyak peraturan ditertibkan oleh ulah tidak disiplin.
Kenyataannya, Konsekuensi dari sebuah peraturan masih menjadi
barang mahal ditengah genderang pemerintah ditabuh dengan alunan
lagu “pemerintahan yang bersih dan berwibawa”.
PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BIROKRASI

• Konsep produktivitas tidak hanya mengukur efisiensi, tetapi


juga efektivitas pelayanan.
• Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio input
output yang dirasa terlalu sempit, sehingga GAO (General
Accounting Office) mengembangkan ukuran produktivitas
yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar
pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai
salah satu indikator kinerja yang penting.
Produktivitas Kerja Menuju Tuntutan Good Governance

• Birokrasi pemerintah yang memiliki visi dan misi pelayanan


kepada masyarakat diharapkan sudah menerapkan nilai-
nilai Good Governance di segala bidang.
• Produktivitas adalah merupakan salah satu indikator atau
nilai Good Governance yang ingin dicapai melalui seluruh
aktivitas yang dilakukan.
• Birokrasi harus memposisikan diri sebagai fasilitating and
enabling (memberi kemudahan dan kesempatan)
Kebijakan Publik

Kebijakan publik yang dijadikan instrumen untuk menuju


pemerintahan yang amanah (Good Governance)
1. UU No. 28 Tahun 1999 pada pokoknya menetapkan azas-
azas umum penyelenggaraan negara meliputi azas
kepastian hukum, keterbukaan, profesionalitas dan azas
akuntabilitas.
2. Kepmen PAN No. 81 Tahun 1999 memberikan landasan
bagi institusi/kelembagaan untuk memberikan pelayanan
terbaik, yang berorientasi kepada pelanggan.
Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government

• Mengamanatkan setiap Gubernur dan Bupati/ Walikota


untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing
guna terlaksananya pengembangan e-Government secara
nasional
e-government

E-Government berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi


(seperti:wide area network, internet, dan komunikasi bergerak) oleh
lembaga pemerintah yang mempunyai kemampuan untuk
mentransformasikan hubungan Pemerintah dengan warganya, pelaku
dunia usaha (bisnis), dan lembaga pemerintah lainnya. Teknologi ini dapat
mempunyai tujuan yang beragam, antara lain: pemberian layanan
pemerintahan yang lebih baik kepada warganya, peningkatan interaksi
dengan dunia usaha dan industri, pemberdayaan masyarakat melalui
akses informasi, atau manajemen pemerintahan yang lebih efisien. Hasil
yang diharapkan dapat berupa pengurangan korupsi, peningkatan
transparansi, peningkatan kenyamanan, pertambahan pendapatan
dan/atau pengurangan biaya.
(Sumber: Situs Web Bank Dunia, Juni 2002)

You might also like