You are on page 1of 23

Amelia Rizky Idhartono, S.Pd., M.Pd.

PRINSIP DASAR PERILAKU


Program Studi Pendidikan Khusus
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
PRINSIP DASAR PEMBENTUK PERILAKU

Kondisioning Respon

Kondisioning Operan

Modelling
Kondisioning
Respon
(Classical
Dikembangkan oleh Ivan Pavlov

Conditioning)
(dikenal dengan Classical
Conditioning)

Menekankan pemasangan antara perilaku


yang akan dibentuk dengan perilaku alami
diikuti dengan konsekuensinya.

Perilaku dapat dibentuk melalui


pemasangan antara stimulus tak
terkondisi/Unconditioning Stimulus (US)
dengan stimulus terkondisi/(Conditioning
Stimulus (CS).
Elemen dalam
Kondisioning Respon
Unconditioning Stimulus (US): Stimulus
penyebab yang mengakibatkan respons
secara otomatis.

Unconditioning Response (UR): Respon yang


secara otomatis disebabkan oleh stimulus tak
terkondisi.

Neutral Stimulus (NS): Beberapa peristiwa,


obyek atau pengalaman yang tidak
menyebabkan respon tak terkondisi sebelum
kondisioning dimulai. NS harus dipasangkan
dengan US agar kondisioning terjadi. Contoh
NS: bunyi bel, cahaya, suara lainnya, dll.

Setelah NS dipasangkan dengan US berkali-


kali menyebabkan reaksi yang sama pada
respon yang tak terkondisi (UR). Dalam hal ini
secara otomatis akan menimbulkan
Conditioning Response (CR).
Eksperimen
Pavlov
Eksperimen
Lanjutan Pavlov
Generalisasi stimulus terjadi
saat CR meluas ke objek yang
sama pada CS lain. Jika satu
Dg memasangkan sekali atau bahkan semua CS lainnya
antara CS dg US akan tidak memperoleh respon, maka
memunculkan CR disebut dg Diskriminasi
secara cepat (Pemulihan Stimulus.
CS yg telah terbentuk
secara
semakin lama
Spontan/Spontaneous
semakin berkurang &
Recovery).
akhirnya hilang
karena US sbg
Menghilangkan US reward tidak muncul.
dg waktu lama
(penghilangan/
extinction)
The Next Experience (Watson &
Raynor)
Kondisioning Operan (Operan
Conditioning)

Burrhus Frederic
Membedakan perilaku
responden (ditimbulkan oleh Berpusat pada hubungan
stimulus yg jelas) dengan Perilaku akan diperkuat perilaku & konsekuensinya.
perilaku operan (ditimbulkan jika akibatnya berupa Misal: perilaku dengan
oleh stimulus yg belum peristiwa sbg penguat. konsekuensi
diketahui/ditimbulkan oleh menyenangkan akan sering
organisme sendiri & belum tentu dilakukan, begitu pun
oleh stimulus dari luar. sebaliknya.

Perilaku operan bergantung Perilaku yg mengalami


pada kualitas penguat yg penguatan cenderung
dimunculkan/diberikan saat meningkat dalam hal
perilaku yg diharapkan telah frekuensi, besarnya &
muncul/sebaliknya. kemungkinan terjadinya.
Prinsip Umum dalam Kondisioning
Operant
Setiap respon yang diikuti stimulus penguat/reward
(konsekuensi menyenangkan) akan cenderung diulang.

Reinforcing stimulus/stimulus penguat (reward) akan


meningkatkan kecepatan (rate) terjadinya respon operan
(reward meningkatkan diulanginya suatu respon).

Dalam kondisioning operan, organisme berbuat aktif


untuk memperoleh reward.
Jadwal Pemberian Reward (Penguat)

Diberikan setiap ada respon, jika respon Continuous


berhenti, maka reward selesai. Schedule

Stimulus diikuti respon, berselang-seling, Partial Schedule


kadang-kadang tanpa hadiah.
START

a. Fixed Interval: Pada waktu tertentu (3 Interval


menit, 5 menit, 7 menit, 9 menit, dst).
b. Variable Interval: Waktu yg tidak
ditentukan.

a. Fixed Ratio: Dalam rasio tertentu (setiap Ratio


5x diberi 1, setiap 10x diberi 2, setiap 30x
diberi 6, dst).
b. Variable Ratio: Rasio tidak dipastikan
(suatu saat 5x diberi hadiah, di saat yg
lain, 10x baru diberi hadiah, dst).
Prosedur Dasar
Kondisioning Operan 4. Mengidentifikasi penguat yg potensial
& sesuai untuk mendukung
stimulasi/perilaku. Kualitas penguat
1. Mendefinisikan & menyatakan secara
operasional perilaku yg akan diubah akan menentukan kualitas perilaku yg
(perilaku harus spesifik, dapat diamati didukung. Ada 2 macam penguat yaitu
& diukur perubahannya. Tahap ini penguat positif & negatif.
krusial karena menentukan 5. Membentuk & menguatkan perilaku yg
keberhasilan penggunaan diinginkan. Jika respon yg diinginkan
kondisioning operan. sudah muncul, maka harus segera
2. Menentukan base line/tingkat awal diberikan penguatan. Jadwal
perilaku operan terjadi disesuaikan (secara variable ratio &
(ditingkatkan/diubah). Sebelumnya, interval variable lebih baik untuk
perlu dicatat frekuensi & besarannya memelihara perilaku yg diharapkan).
untuk mengetahui apakah efek 6. Memelihara penguatan perilaku untuk
perubahan tsb akan terjadi kelak. menentukan apakah responnya
3. Menata proses perubahan/situasi kuat/frekuensinya meningkat.
perlakuan/intervensi sehingga perilaku Terkadang perilaku yg sdh dibentuk
yg diharapkan muncul. Perlu bertahan lama, namun bisa menurun.
diperhatikan prosesnya. Maka, penguatan harus dapat
meningkatkan ketahanan perilaku.
Model
ling
(Observation Learning,
Imitation, Social Learning)
o Teknik belajar yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku model secara
langsung maupun tidak langsung.
o Perbaikan dari pembentukan perilaku melalui kondisioning respon &
kondisioning operan.
o Perilaku tidak sekedar akibat dari stimulus & penguatnya, melainkan dalam diri
individu ada proses mental internal yang menentukan apakah perilaku tsb akan
diimitasi untuk diinternalisasi/tidak.
o Menerima sebagian besar prinsip teori belajar perilaku (Classical & Operant)
namun lebih menekankan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku &
proses mental internal.
o Menggunakan penjelasan penguat eksternal & kognitif internal untuk
memahami bagaimana cara belajar dari orang lain (kondisioning sosial-kognitif).
o Melalui observasi dunia sosial & interpretasi kognitif dari dunia tsb, banyak

Albert
informasi, penampilan & keahlian yg kompleks dapat dipelajari & ditiru.

ndu ra
Ba
Menganalisis hubungan kontinu antara variable-variable
Menekankan bahwa lingkungan-lingkungan yg lingkungan, ciri-ciri pribadi, perilaku terbuka & tertutup
dihadapkan pada seseorang sering dipilih & seseorang. menyediakan interpretasi tentang
diubah oleh orang tsb melalui perilakunya. bagaimana terjadi belajar sosial & cara mengatur
perilaku diri.

Sebagian besar perilaku manusia tidak terbentuk dari Fase pembentuk perilaku modeling: fase perhatian, fase retensi,
konsekuensi-konsekuensi, melainkan belajar dari fase reproduksi dan fase motivasi.
suatu model.
1). Fase Perhatian (Attentional Phase):
Individu memberikan perhatian pada
suatu model yg menarik baginya yg akan
ditiru.

2). Fase Retensi (Retention Phase): 3). Fase Reproduksi (Reproduction Phase):
Hal yg diperlukan yaitu perhatian pada Model melihat apakah komponen suatu
penampilan model & penyajian simbolik urutan perilaku telah dikuasai oleh subjek
dari penampilan tsb dalam memori atau belum. Ketepatan penampilan hanya
jangka panjang (peran kata-kata, nama & akan diketahui jika individu diminta untuk
bayangan (imajinasi) yg kuat dikaitkan menampilkan perilakunya sehingga
dg kegiatan yg dimodelkan dalam memerlukan umpan balik untuk
mempelajari & mengingat perilaku. memperbaiki perilaku yg diharapkan, baik
pada perilaku yg tepat maupun yg salah.

4). Fase Motivasi (Motivational Phase):


Meniru perilaku model karena ia
merasa bahwa dg meniru, kualitas
dirinya akan meningkat & mendapat
penguatan (reinforcement) berupa hal
yg menyenangkan sehingga
mendorongnya untuk berperilaku itu
lagi.
Terima Kasih dan
Selamat Belajar!

You might also like