You are on page 1of 35

KONSEP PENYAKIT DAN

ASKEP KANKER PARU


Kanker Paru

Kanker paru merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada jaringan


paru-paru.
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami
proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).
 Penyebab utama kematian pada kasus-kasus kanker adalah KANKER
PARU (kanker paru berkontribusi pada 32% kematian pada pria & 25%
pada wanita penderita kanker)
 90% penderita kanker paru adalah perokok aktif atau mantan perokok

 Merokok satu pak per hari meningkatkan resiko kanker paru 10X lipat

 Merokok dua pak per hari meningkatkan resiko kanker 25X lipat

 Dari 180 ribu orang yang divonis kanker paru setiap tahunnya, 86% akan
MENINGGAL dalam waktu 5 TAHUN sejak terdiagnosa (ini baru di
Amerika saja).
Kanker paru
Anatomi Paru
 Paru-paru adalah organ
berbentuk spons yang
terdapat di dada.
 Paru-paru kanan memiliki
3 lobus sedangkan paru-
paru kiri memiliki 2 lobus,
seperti terlihat pada
gambar di bawah ini.
Penyebab Kanker Paru

Sebagaimana diketahui ASAP ROKOK adalah penyebab utama


kanker paru (tipe karsinoma) karena mengandung lebih dari 4,000
zat kimia, dimana 50 jenisnya bersifat karsinogen dan beracun.
Statistik membuktikan bahwa sekitar 90% penderita kanker paru
adalah perokok aktif atau mantan perokok

Faktor Resiko Kanker Paru, meliputi:


 Laki-laki

 Usia lebih dari 40 tahun

 Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)

 Hidup dalam lingkungan asap tembakau (perokok pasif), radon dan


asbes
Gejala Kanker Paru
Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan
napas seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera memeriksakan diri
ke dokter spesialis paru.
Tanda dan gejala kanker paru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
dapat diketahui dan seringkali dikacaukan dengan gejala sakit pada
umumnya.
 Sesak nafas
 Batuk yang tidak kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu)
 Batuk berdarah
 Perubahan warna pada dahak dan meningkatnya jumlah dahak
 Perubahan suara (menjadi serak) atau suara kasar saat bernafas
 Kelelahan kronis dan penurunan berat badan secara drastis
 Bengkak pada leher dan wajah
 Nyeri saat menarik nafas dalam-dalam
Tingkatan stadium kanker paru dibagi
menjadi empat
Stadium I Pertumbuhan kanker paru
masih terbatas pada
paru-paru dan dikelilingi
oleh jaringan paru-paru
Stadium II Kanker telah menyebar
dekat kelenjar getah
bening
Stadium IIIa Kanker telah menyebar
keluar paru-paru tetapi
masih bisa diambil
dengan operasi bedah
Stadium IIIb Kanker telah menyebar
keluar paru-paru dan
tidak bisa diambil
dengan operasi bedah

Stadium IV Kanker telah menyebar


ke organ/jaringan tubuh
yang lain (metastasis)
Pemeriksaan Diagnostik
Bilamana tidak ditemukan sel-sel kanker pada analisa
sputum, dokter mungkin menyarankan untuk dilakukan
pemeriksaan tambahan seperti:
 X-ray
 CT scan thorax (dada). Untuk mendeteksi metastase
 Bronkoskopi
 Biopsi jarum, yaitu pengambilan sample jaringan tumor
paru untuk diteliti jenis tumornya oleh ahli patologi
 Bone scan, yaitu pemeriksaan tulang bila dokter mencurigai
adanya penyebaran kanker ke tulang
 Mediastinoskopi, yaitu pengambilan sampel jaringan
kelenjar getah bening untuk mendeteksi penyebaran kanker
paru ke getah bening
PENATALAKSANAAN.
 Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :

a. Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan
meningkatkan angka harapan hidup klien.
b. Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan
kualitas hidup.
c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis
kanker baik pada pasien maupun keluarga.
d. Suportif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan
terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah
dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti
infeksi.
Penatalaksanaan

 Pembedahan
 Radioterapi

 Kemoterapi
Penatalaksanaan
 Pembedahan untuk Kanker Paru

Pembedahan dalam kanker paru-paru adalah


tindakan pengangkatan jaringan tumor dan kelenjar
getah bening di sekitarnya. Tindakan pembedahan
biasanya dilakukan untuk kanker yang belum
menyebar hingga ke jaringan lain di luar paru-paru.
Pembedahan

 Beberapa jenis pembedahan yang mungkin


digunakan untuk mengobati NSCLC, antara lain:
 Pneumonectomy: seluruh paru-paru (kiri atau kanan)
diangkat pada operasi ini
 Lobektomi: lobus paru-paru diangkat dalam operasi ini
 Segmentectomy atau reseksi baji: bagian dari suatu
lobus diangkat dalam operasi ini
Pembedahan

 Tindakan pembedahan memiliki angka kegagalan (death


rate) sekitar 4,4% yang tergantung juga pada fungsi paru-
paru pasien dan risiko lainnya.
Kadang pada kasus kanker paru stadium lanjut dimana
banyaknya cairan terkumpul pada rongga dada (pleural
effusion), dokter perlu membuat suatu lubang kecil pada
dada untuk mengeluarkan cairan.
Efek samping pembedahan yang mungkin timbul sesudah
operasi, antara lain bronchitis kronis (terutama pada mantan
perokok aktif).
Radioterapi
 Radiasi kadang-kadang digunakan sebagai
pengobatan utama kanker paru-paru. Mungkin
digunakan untuk orang yang tidak cukup sehat
untuk menjalani operasi. Untuk pasien kanker
lainnya, radiasi dilakukan untuk mengecilkan
kankernya (dilakukan sebelum operasi).

Pada kasus kanker stadium lanjut, radiasi juga


dapat digunakan untuk meredakan gejala seperti
nyeri, perdarahan, dan kesulitan menelan.
Radioterapi
 Efek samping radiasi, termasuk diantaranya: problem
kulit, mual, muntah, dan kelelahan. Radiasi pada dada
dapat juga menyebabkan kerusakan paru-paru dan
kesulitan bernapas atau menelan.

Efek samping dari terapi radiasi pada (kanker paru


yang telah menyebar ke otak biasanya menjadi serius
setelah1 atau 2 tahun pengobatan, yang mencakup:
kehilangan memori, sakit kepala, masalah dengan
pemikiran, dan kurang gairah seksual.
Kemoterapi
 Penderita diobati dengan kemoterapi dan radiasi
karena tindakan pembedahan biasanya tidak
berpengaruh besar terhadap survival (kelangsungan
hidup).

Kemoterapi primer biasanya juga diberikan pada


kasus yang sudah bermetastasis (menyebar).
Kemoterapi
 Penggunaan kombinasi obat-obatan kemoterapi pada
jenis tumor yang diderita.
 Pada penderita NSCLC biasanya diobati dengan
cisplatin atau carboplatin yang dikombinasikan dengan
gemcitabine, paclitaxel, docetaxel, etoposide, atau
vinorelbine.
 Sedangkan pada penderita SCLC, sering digunakan
obat cisplatin dan etoposide. Ataupun dikombinasikan
dengan carboplatin, gemcitabine, paclitaxel,
vinorelbine, topotecan, dan irinotecan juga digunakan.
EFEK SAMPING KEMOTERAPI

 Mual muntah
 Rambut rontok
 Diare
 Hiperurisemia
 Depresi sumsum tulang dan infeksi
PENCEGAHAN........

 Cara utama untuk seseorang mengurangi terkena


kanker paru adalah berhenti merokok. Seorang
perokok yang telah berhasil berhenti 10 tahun
lamanya berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -
50 persen untuk terkena kanker paru.
Usaha pencegahan kanker lainnya adalah dengan
menjaga daya tahan tubuh dan melalui Pola Hidup
Sehat, yaitu :
 Pola makan yang teratur, dan berusaha
mengkonsumsi suplemen
 Olah raga secara teratur
 Hindari gaya hidup yang merusak kesehatan,
seperti minuman keras,merokok, dll
 Isilah waktu dengan kegiatan yang berguna dan
menyenangkan, sehingga hidup menjadi bebas
stress
MENCEG
AH
KANKER?
??

HINDARI
KEBIASAA
N
Asuhan Keperawatan Ca Paru
 Pengkajian
 Pernafasan
 Batuk dengan sputum atau tidak
 Dispnea, meningkat dengan bekerja
 Peningkatan fremitus taktil (menunjukkan konsolidasi
paru)
 Krekels atau mengi
 hemoptisis
 Aktivitas/istirahat
 Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,
dispnea karena aktivitas
 Sirkulasi
 Takikardi/disritmia
 Auskultasi: gesekan perikardial (menunjukkan efusi)
 Obstruksi vena kava
 Clubbing finger
 Eliminasi
 Diare yg hilang timbul (karsinoma sel kecil)
 Peningkatan frekuensi/volume urin
 Makanan/Cairan
 Penurunan BB, penurunan nafsu makan, penurunan intake
 Haus/peningkatan masukan cairan
 Edema wajah/leher
 Glukosa dalam urin
 Integritas Ego
 Perasaan takut akan hasil pembedahan
 Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang-ulang
 Nyeri/kenyamanan
 Nyeri dada
 Nyeri bahu/tangan (krsinoma sel besar)
 Nyeri tulang/sendi
 Nyeri abdomen hilang timbul
 Keamanan
 Demam, kemerahan, kulit pucat
 Seksualitas
 Ginekomastia
 Amenorea/impoten
Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan Pertukaran gas b/d pengangkatan jaringan
paru, hipoventilasi, perubahan membran kapiler-
alveoli
2. Tidak efektif bersihan jalan nafas b/d peningkatan
jumlah sekret,nyeri dada
3. Nyeri akut b/d insisi bedah, trauma jaringan, invasi
kanker ke pleura
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
penurunan selera makan,penyakit kronis
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai
kondisi, tindakan dan pronosis
Kerusakan pertukaran gas b/d pengangkatan jaringan paru,
gangguan ventilasi, perubahan membran kapiler-alveoli

 Ditandai dengan: dispnea, perubahan nilai AGDA,


hipoksemia dan hiperkapnea, gelisah/perubahan
mental, sianosis
 Kriteria hasil:
 Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi
jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal
 Bebas gejala distres pernafasan
 Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Intervensi keperawatan
Kerusakan pertukaran gas b/d pengangkatan jaringan
paru, gangguan ventilasi, perubahan membran kapiler-
alveoli
 Assessments
 Kaji suara paru, frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas.
 Observasi penggunaan otot bantu pernafasan, bibir perubahan kulit dan
membran mukosa
 Monitor SaO2 melalui oksimeter
 Monitor hasil AGDA
 Monitor hasil kadar elektrolit
 Monitor status mental
 Observasi sianosis
 Identifikasi kebutuhan pasien akan insersi bantuan jalan nafas
 Monitor hemodinamik, edema perifer, distensi vena jugularis
 Auskultasi bunyi jantung
 Pertahankan kepatenan sistem drainase dada post operasi
 Hindari posisi pasien dengan pneumonektomi pada sisi yang dioperasi
 Bantu pasien latihan nafas dalam
Kerusakan pertukaran gas b/d pengangkatan jaringan paru,
gangguan ventilasi, perubahan membran kapiler-alveoli

 Collaborative
 Laporkan perubahan data yang berhubungan dengan masalah
pasien seperti pola nafas, RR,bunyi nafas, perubahan mental,
AGDA, sputum, efek medikasi)
 Konsulkan dg dokter nilai AGDA dan pemeriksaan berikutnya
 Usulkan untuk pemberian medikasi untuk keseimbangan asam
basa
 Persiapkan pasien untuk ventilasi mekanik jika perlu
 Persiapkan penatalaksanana untuk jalan nafas seperti oksigen
humidifier, bronchodilator, aerosl, nebulizer jika perlu
 Persiapkan dan pantau regulasi hemodinamik seperti obat
antiaritmia jika sesuai
Kerusakan pertukaran gas b/d pengangkatan jaringan paru,
gangguan ventilasi, perubahan membran kapiler-alveoli

 Pendidikan kesehatan
 Jelaskan penggunaan perlengkapan supportif seperti oksigen,
suction, spirometer
 Jelaskan pada pasien sebelum memulai melakukan prosedur
untuk mengurangi kecemasan pasien
 Instruksikan pasien untukbernafas dan melakukan teknik
relaksasi
 Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa merokok dapat
merusak paru
 Instruksikan pada pasien dan keluarga tentang perencanaan
perawatan di rumah seperti medikasi, aktivitas, perlengkapan
suportif, mlaporkan tanda dan gejala gangguan pernafasan dan
sumber-sumber kesehatan di komunitas.
Tidak efektif Bersihan jalan nafas b/d peningkatan
jumlah sekret, keterbatasan gerakan dada/nyeri dada

 Assessment
 Auskultasi bunyi nafas dan adanya sekret
 Observasi jumlah dan karakter sputum
 Kaji nyeri/ketidaknyamanan
 Tentukan kebutuhan untuk suctioning oral atau
trakheal
 Monitor status oksigenai pasien
 Berikan posisi nyaman
Tidak efektif Bersihan jalan nafas b/d peningkatan
jumlah sekret, keterbatasan gerakan dada/nyeri dada

 Collaborative
 Laporkan perubahan data yang berhubungan dengan masalah
pasien seperti pola nafas, RR,bunyi nafas, AGDA, sputum, efek
medikasi)
 Konsulkan dg dokter nilai AGDA dan pemeriksaan berikutnya
 Usulkan untuk pemberian medikasi untuk keseimbangan asam
basa
 Persiapkan pasien untuk ventilasi mekanik jika perlu
 Persiapkan penatalaksanana untuk jalan nafas seperti oksigen
humidifier, bronchodilator, aerosl, nebulizer jika perlu
 Persiapkan dan pantau regulasi hemodinamik seperti obat
antiaritmia jika sesuai
Tidak efektif Bersihan jalan nafas b/d peningkatan
jumlah sekret, keterbatasan gerakan dada/nyeri dada

 Pendidikan kesehatan
 Jelaskan penggunaan perlengkapan supportif seperti oksigen, suction,
spirometer, inhaler
 Jelaskan pada pasien sebelum memulai melakukan prosedur untuk
mengurangi kecemasan pasien
 Instruksikan pasien untuk bernafas dan melakukan teknik relaksasi
 Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa merokok dilarang
 Instruksikan pasien untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif untuk
mengeluarkan sekret
 Ajarkan pasien dan keluarga perubahan signifikan dari sputum seperti
warna, karakteristik, jumlah dan darah.
 Instruksikan pada pasien dan keluarga tentang perencanaan perawatan
di rumah seperti medikasi, aktivitas, perlengkapan suportif, mlaporkan
tanda dan gejala gangguan pernafasan dan sumber-sumber kesehatan di
komunitas.

You might also like