You are on page 1of 50

ISU ETIK DALAM PENELITIAN

KUALITATIF

Iis Indriayani
ISU ETIK DALAM
PENELITIAN KUALITATIF
﹡ Isu etik merupakan salah satu isu terpenting pada suatu
penelitian yang perlu diantisipasi peneliti, baik pada
metode kualitatif maupun pada metode kuantitatif.
﹡ Sesederhana apa pun suatu proses penelitian memiliki
risiko, termasuk kemungkinan risiko mendapatkan
bahaya atau ketidaknyamanan karena penelitian yang
dilakukan, dan berbagai manfaat.

2
ISU ETIK DALAM PENELITIAN KUALITATIF
﹡ Pada dasarnya secara umum penelitian kualitatif tidak menimbulkan
dampak secara langsung (Connolly & Reid, 2007).
﹡ Peneliti perlu sensitif terhadap isu etis yang dapat terjadi sebelum dan
selama proses penelitian.
﹡ Permasalahan yang sering timbul yaitu adanya kepentingan peneliti
dan kepentingan partisipan.
Isue Etis yang perlu dipertimbangkan
pada proses pengumpulan data

 Konsekuensi Beneficience/Manfaat Penelitian

4
5
Masalah yang berhubungan dengan tenaga
(Power)
Masalah yang berhubungan dengan tenanga
persalinan melibatkan kekuatan persalinan, kontraksi
uterus dan upaya mengejan

 Disfungsi Uterus
disertai dengan persalinan yang lama dapat menyebabkan
komplikasi pada ibu dan janin

6
Klasifikasi :
- Kualitas kontraksi uterus : kualits yang tidak efektif dapat
digambarkan sebagai kontraksi uterus yang hipotonik atau
tidak terkoordinasi ( hipertonik)
- Awitan waktu : Inersia (disfungsi) primer terjadi pada
permulaan persalinan, inersia kedua timbul setelah persalinan
terjadi

7
Selama fase aktif persalinan, dua tipe pola persalinan yang
tiak normal dapat terjadi adalah protraction disorder dan
arrest disorder
- Protaction disorder
Dicirikan dengan kecepatan dilatasi servik lebih lambat
dibandingkan normal dan keterlambatan penurunan kepala janin pada
fase aktif persalinan

8
- Arrest Disorder
terjadi selama persalinan aktif dan di definisikan menurut kriteria berikut :
- Fase deselerasi yang memanjang terjadi lebih dari 3 jam pada nulipara
dan lebih dari 1 jam pada multipara
- Secondary arrest dilation tidak ada kemajuan dilatasi servik yng terjadi
selama lebih dari 2 jam
- Arrest of descent kepala janin tidak turun lebih dari 1 jam pada nulipara
dan lebih dari 0,5 jam multipara
- Gagal turun terjadi ketika tidak terjadi proses oenurunan selama kala
satu, fase deselerasi, atau kala dua persalinan

9
Faktor Etiologi terjadinya Disfungsi
- Kontraktur panggul derajat sedang
- malposisi janin
- Distensi berlebihan pada uterus
- Kekakuan servik
- Klien yang sangat gemuk
- Usia maternal yang lanjut
- Terdapatnya cincin retraksi patologis
- Pemberian analgesik yang berlebihan
- Anastesi epidural
10
Pola Kontraksi Hipertonik

Kontraksi uterus dimulai pada bagian paling atas uterus


(Aspek superior) dan selanjutnya menjalar ke bawah menuju
serviks (Aspek inferior).

11
Disfungsi Uterus Hipertonik
• Melibatkan distorsi gradient (Perbedaan perbandingan tekanan
atau tenaga yang dikeluarkan oleh berbagai bagian otot uterus).
• Secara normal disfungsi ini terjadi pada fase laten persalinan
sering dihubungkan dengan fase laten yang memanjang.
• Menurut teori, banyaknya tempat pacemaker menjadi penyebab
pola disfungsi ini.
• Kejadian ini sering ditemukan terjadi bersamaan dengan distensi
uterus yang berlebih dan malpresentasi janin.

12
Penatalaksanaan
- Istirahat
- Pemberian cairan
- Injeksi (10 – 15 mg morfin secara Intramuskular)
- Pemberian cairan intravena
- Pemberian oksitoksin

13
Komplikasi
- Hipoksia pada Janin
- Pecah selaput ketuban dalam waktu lama
- Infeksi intrapartum

14
Pola Kontraksi Hipotonik

Disfungsi uterus hipotonik terjadi pada sekitar 4% persalinan. Ketika


kontraksi uterus tidak memiliki tonus basal, frekuensinya menjadi lebih sedikit
dan tekanannya yang sedikit meningkat tidak memadai untuk melebarkan
serviks pada kecepatan adekuat.

Bahkan saat terjadi suatu puncak kontraksi, uterus dapat mencekung pada
saat dipalpasi. Kondisi ini terjadi pada fase aktif, tetapi kontraksi menjadi
hipotonik selama kala dua persalinan.

15
Penatalaksanaan
- Pemeriksaan vagina (2 jam sekali)
- Persalinan seksio sesaria
- Amniotomi atau pemberian oksitoksin
- Pemecahan selaput ketuban buatan (AROM,Artificial Rupture Of
the Membranes)

Komplikasi
 Kelelahan
 Dehidrasi
 Infeksi intrapartum

16
Masalah Lain yang Berhubungan dengan Tenaga Mengejan
Masalah tersebut meliputi ketidakadekuatan tenaga mengejan secara
volunteer dan adanya cincin retraksi dan konstriksi yang patologis.

Ketidakadekuatan Tenaga Mengejan secara Volunter

Pembukaan serviks telah lengkap, wanita tidak dapat menahan desakan untuk
mendorong atau mengejan selama proses konstraksi uterus. Kombinasi kekuatan otot
abdominal maternal dan konstraksi uterus membantu mendorong janin keluar dari vagina dan
melewati lubang vagina, penatalaksanannya :

• Terapi analgesic atau anesthesia


• Pemberian semangat
• Dukungan
• Petunjuk
• Posisi yang tepat
17
- Cincin Retraksi dan Konstriksi Patologis

Cincin terlokalisasi atau penyempitan uterus kadang kala terjadi yang dihubungkan dengan ketuban
pecah lama atau persalinan lama. Cincin Retraksi Patologis, yang disebut juga cincin Bandl adalah yang
paling sering terjadi.

Cincin ini biasanya sesuai dengan lekukan janin, seperti leher atau abdomen dan tidak sesuai dengan
bagian lainnya. Daerah yang mengalami spasme tersebut menebal tetapi segmen bawah uterus tidak
meregang atau menipis.

Persalinan seksio sesarea, dengan menggunakan anestesi yang merelaksasi uterus, biasanya
merupakan terapi pilihan.

18
19
Pengkajian
﹡ Monitor janin internal atau eksternal
﹡ Evaluasi intensitas konstraksi persalinan dengan palpasi
﹡ Penilaian kontraksi uterus dengan cara objektif bukan subjektif
﹡ Mengkaji kondisi janin
﹡ Monitoring perubahan denyut jantung janin dan variabilitas dasarnya
﹡ Waspada terhadap tanda gawat janin lainnya (Cairan amnion terwarnai mekonium dan
peningkatan aktivitas janin
﹡ Pemeriksaans secara intens tanda – tanda vital maternal

20
Diagnosis Keperawatan : Distosia

• Resiko Defisit Volume Cairan yang berhubungan dengan


- Persalinan memanjang dan asupan cairan terbatas
- Peningkatan kehilangan cairan yang tidak disadari selama persalinan
• Kelebihan Volume Cairan yang berhubungan dengan oksitoksi
• Risiko Infeksi yang berhubungan dengan
- Ketuban pecah\
- Pemantauan secara invasif
• Nyeri yang berhubungan dengan
- Kontraksi uterus yang terus menerus
- Persalinan memanjang
- Ketidakefektifan kontraksi uterus
• Keletihan yang berhubungan dengan persalinan memanjang

21
Diagnosis Keperawatan : Distosia

• Kecemasan yang berhubungan dengan lama persalinan yang tidak dapat diperkirakan
• Ketakutan yang berhubungan dengan lama proses persalinan dan ketidakpastian hasil akhir
• Ketidakefektifan Koping Individu yang berhubungan dengan
- Keletihan
- Ketakutan
- Kurangnya dukungan yang adekuat
• Harga Diri Rendah Situasional yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menyelesaikan
persalinan dan pelahiran sesuai rencana
• Kurang Pengetahuan yang berhubungan dengan distosia, terapi, dan perawatannya
• Risiko Cedera (Maternal) yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak akibat kesulitan
persalinan dan pelahiran

22
Perencanaan dan Intervensi

 Intervensi
- Meningkatkan kenyamanan
- Dukungan emosi
- Penjelasan apa yang terjadi
` - Memberikan dan memantau efek obat

23
 masalah yang berhubungan dengan jalan lahir
Kategori utama faktor-faktor yang menyebabkan distosia dihubungkan dengan variasi atau
abnormalitas saluran reproduksi internal, terutama panggul. masalah ini mempengaruhi masuknya
janin ke pintu atas panggul, penurunan bagian presentasi janin, atau pengeluaran janin.

 Panggul sempit
panggul yang sempit merupakan penyebab ketidaksesuaian ukuran antara ukuran janin dan
ukuran jalan lahir.
- Pintu atas panggul yang sempit
ukuran diameter anteroposterior <10 cm atau ukuran diameter melintang 12 cm atau <12 cm.
Kedua penyempitan ukuran ini menyebabkan peningkatan kesulitan obstetrik. Penyempitan pintu
atas panggul dapat terjadi akibatk penyakit riketsia karena perkembangan yang buruk.
Pada wanita yang tubuhnya kecil lebih cenderung memiliki panggul yang ukuran semua
diameternya kecil dan cenderung memiliki bayi berukuran kecil juga besar.
pengaruh ukuran Pintu atas panggul yang sempit meliputi kegagalan bagian terendah janin
masuk pintu atas panggul, peningkatan insidensi malposisi , sikap defeksi dan molase bagian
terendah janin yang ekstrim dan cenderung terjadi prolaps tali pusat

24
- Penyempitan pintu tengah panggul
. dianggap sempit apabila jarak antara tulang spina iskiadika < 9 cm (normalnya 10 cm)
atau apa bila jumlah jarak interspinosa dan sagitalis posterior < 13.5 cm (normalnya 15-15.5).

seiring dengan kemaajuan persalinan , molase dan pembentukan kaput suksedaneum


(edema yang terjadi di bawah kulit kepala janin selama proses persalinan) dapat memberikan
kesan bahwa kepala janin lebih rendah posisinya dari pada sebenarnya, menyebabkan sumbu
panjang kepala janin terhambat oleh penyempitan pada bidang melintang pintu atas panggul.

25
- Penyempitan pintu bawah panggul
terjadi apabila jarak antara tuberositas iskiadika < 8 cm. Dimensi pintu bawah
panggul lainnya penting untuk menentukan derajat kesulitan yang disebabkan oleh
penyempitan pintu bawah panggul. Insidensi robekan perineum dan kebutuhan akan
persalinan dengan bantuan forseps meningkat, tetapi persalinan dengan seksio sesarea
jarang diperlukan. Apabila distosia berat, biasanya ada penyempitan pasa panggul tengah.
 Variasi bentuk panggul
ukuran panggul yang besar dapat mengompetensi bentuk panggul yang tidak
optimal. Normalnya bentuk panggul seorang wanita adalah panggul ginekoid yang
memiliki ukuran diameter terbaik untuk keluarnya janin.
 Disproporsi sefalopelvik
menunjukkan suatu hubungan antara ukuran kepala janin dan ukuran panggul.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa masalah dapat berasal dari jalan lahir, pada janin atau
keduanya.

26
 penatalaksanaan
sebuah keputusan kemudian diambil tentang anjuran untuk dilakukan persalinan
dengan seksio sesarea. Pada kasus yang meragukan, klien dapat diberikan uji coba
persalinan selama sekitar 4-6 jam untuk menentukan apakah dengan kontraksi uterus yang
adekuat, kepala janin dapat melewati rongga panggul. Tindakan ini mungkin menimbulkan
stress yang lebih daripada biasanya, sebagian bergantung dari infotmasi fan dukungan
yang di dapat.

27
 Masalah yang berhubungan dengan janin
posisi dan presentasi janin pada permulaan persalinan dapat sangat memengaruhi
kemajuan persalinan. Bahkan penyimpangan sekecil apapun dapat menimbulkan efek
buruk pada kontraksi uterus atau mencegah janin keluar melalui jalan lahir.
﹡ Oksiput posterior persisten dan transverse arrest
kepala janin pada umumnya memasuki pintu atas panggul secaranmelintang dan
oleh karena itu janin harus melakukan gerakan putas sebesar 90˚ selama melakukan
putaran paksi dalam agar dapat langsung menempatkan oksiput ke posisi anterior.
Namun sekitar 1 perempat persalinan, kepala janin masuk ke pintu atas panggul dengan
bagian kepala menghadap ke arah belakang secara diagonal, yaitu baik pada posisi
oksiput kanan belakang atau oksiput kiri belakang. Kondisi ini, krpala janin harus
melakukan rotasi sebesar 135˚ pada saat putaran paksi dalam.

28
Mekanisme normal persalinan yaitu dimana kontraksi yang baik, gerakan fleksi yang adekuat, dan
janin memiliki ukuran rata-rata, pada kebanyakan kasus posisi oksiput di belakang mengalami rotasi
spontan melalui sudut 135˚ sesegera mungkin pada saat kepala mencapai dasar panggul.
Kepala janin mungkin hanya berotasi sebesar 45 ˚ untuk mencapai posisi oksiput dibelakang, keadaan
ini dikenal dengan istilah oksiput posterior persisten.
Jika rotasi janin tidak sempurna, kepala janin dapat tertahan dalam posisi melintang, dan keaadan
tersebut dikenal dengan istilah transverse arrest. Penyimpangan panggul tengah mungkin berperan sebagai
penyebabnya.

29
30
- Penatalaksanaan
penatalaksanaan kasus tersebut sama seperti untuk semua kasus oksiput posterior
persisten yang menetap, yang tidak meingkatkan resiko pada janin, selama tidak ada
komplikasi pada maternal dan janin.

- Presentasi bokong
Merujuk pada presentasi janin dengan daerah bokong atau kedua kaki menjadi
bagian terendah janin. Insidensi presentasi bokong yang menetap sampai kelahiran
hanya 4% untuk semua kelahiran dan 20%-25% pada bayi yang baru lahir prematur.
Faktor predisprosisi meliputi anomali janin, anomali uterus, distensi uterus yang
berlebihan, paritas tinggi, dan obstruksi panggul karena plasenta previa, miomata, dan
tumor lain pada panggul titik.

31
klasifikasi
A. Komplet
daerah bokong janin menjadi bagian terendah dengan kedua kaki janin
dan tungkai menekuk pada paha dan kedua paha janin menekuk oada abdomen.
B. Frank
daerah bokong janin menjadi bagian terendah dengan pinggang janin
menekuk dan kedua kaki janin memanjang pada abdomen dan dada.
C. Inkomplet
salah satu atau kedua kaki janin atau kedua lutut janin memanjang ke
bawah bokong janin
D. Gabungan
daerah bokong janin menjadi bagian terendah bersamaan dengan bagian
janin lainnya seperti tangan

32
33
Komplikasi
Terdapat peningkatan insidensi terjadi laserasi pada jalan lahir, pelebaran
episiotomi, persalinan dengan seksio sesarea, infeksi pascapartum,pada janin
resiko kematian dan cidera.
﹡ Versi eksternal
tindakan manifulasi dengan cara memutar posisi janin dari presentasi
bokong ke presentasi kepala sebagai suatu cara untuk mencegah pelahiran
dengan presentasi bokong. Dapat dilakukan jika persalinan belum mulai dan
usia janin < 36 minggu
﹡ Versi sefalika eksternal
meliputi anomali uterus, jaringan parut pada seksio sesarea klasik,
oligohiroamnioin dan pemeriksaan janin yang tidak relatif.

34
﹡ Metode pelahiran
memilih rute pelahiran pada kasus presentasi bokong masih menjadi topik
perdebatan karena presentasi bokong menyebabkan kesakitan dan kematian
perinatal 3 kali lipat - 10 kali lipat dibandingkan oresentasi kepala dan indisensi
dilakukan persalinan seksio sesarea telah meningkat secara bermakna dalam
beberapa dekade terakhir.
mekanisme persalinan pada pelahiran presentasi bokong per vaginam
sama dengan mekanisme persalinan dengan presentasi verteks.
Pelahiran bokong yang spontan kadang kala terjadi, tetapi pada umumnya
diperlakukan beberapa tingkat bantuan. Bantuan yang paling sering dibutuhkan
adalah bantuan untuk melahirkan aftercoming head, tindakan ini dapat
dilakukan dengan pemakaian forseps piper atau dengan satu dari beberapa
tindakan manuvermauriceau smelie veit.

35
36
Manuvar

37
38
banyak dokter lebih memilih menggunakan anestesi lokal atau pudendal
untuk pelahiran bokong pervaginam karena tidak memengaruhi persalinan dan
memberi kesempatan pada wanita untuk dapat berpartisipasi secara aktif.
Anesteri epidural juga lebih dipilih karena alasan yang sama dan
penggunaannya memungkinkan manipulasi dan ekstraksi intravagina yang lebih
nyaman
﹡ Pengkajian
mempalpasi kepala di fundus uterus pada saat melakukan manuver
leopod, menemukan denyut jantung janin agak di atas umbilikus, meraba bagian
bokong saat melakukan pemeriksaan vagina, dan melihat keluarnya mekonium
setelah ketuban pecah.

39
Malpresentasi lain

Presentasi janin abnormal lain dapat memengaruhi kemajuan normal


persalinan. Presentasi abnormal ini meliputi presentasi bahu , presentasi wajah ,
presentasi dahi, presentasi ganda.

Presentasi bahu ,
atau lebih dikenal dengan istilah “letak melintang”, terjadi ketika terletak
bersilangan pada uterus bukannya membujur. Ditepi pintu atas panggul atas
bergantung pada posisi janin. Komplikasi ini umunya dialami oleh multipara,
akibat relaksasi dinding abdomen. Faktor etiologi lainnya yang umum terjadi
adalah prematuritas, plasenta previa, dan penyempitan panggul. (Cunningham,et
al , 1993)

40
41
Presentasi bahu merupakan komplikasi yang serius yang dapat
meningkatkan resiko bahaya untuk maternal dan bahkan bahaya lebih tinggi lagi
pada janinnya.
Versi internal, (menyejajarkan janin dengan manipulasi internal) dan ekstrasi
merupakan prosedur yang menimbulkan bahaya yang seringkali dihubungkan
dengan rupture uterus .
Presentasi wajah,
yaitu wajah(dagu) masuk pintu atas panggul terlebih dahulu, teramati pada
sekitar satu dari 600 klien. Faktor yang menyebabkan ekstensi kepala dan
mencegah fleksi tersirat pada presentasi wajah, factor penyempitan panggul
adalah factor penyebab utama terjadinya kasus ini. (Cunningham,et,al 1993)

42
Presentasi dahi,
pada presentasi dahi , diameter terbesar kepala janin, diameter
oksipotomental, merupakan bagian yang terlebih dahulu masuk pintu atas
panggul, janin tidak mungkin dilahirkan selama presentasi dahi tidak berubah,
kecuali ukuran janin kecil dan ukuran panggul ibu lebih luas. Faktor etiologi dahi
presentasi dahi sama dengan factor yang berhubungan dengan presentasi wajah.
(Cunningham,et,al 1993).
Presentasi ganda,
terjadi ketika salah sebuah ekstermitas janin mejuntal dan masuk ke rongga
panggul bersamaan dengan bagian terendah janin. Kondisi sangat umum terjadi
adalah ekstermitas atas janin menjutai disamping kepala janin.

43
MAKROSOMIA

Mikrosomia,
atau ukuran janin yang berlebihan, didefinisikan sebagai berat janin yang melebihi
4.500gram , sekitar 1% kelahiran melibatkan janin makrosomik yang berat badannya
lebih dari 4.500gram, sementara 10 janin yang dilahirkan memiliki berat badan lebih dari
4000 gram . Sebelumnya , berat badan janin lebih dari 4.000gram didefinisikan sebagai
bayi mikrosomik. Ketika diameter biparietal janin , pada umunya ber ukuran 9,5 sampai
9,8cm pada janin aterm, berusaha memasuki rongga panggul maka terjadi molase,
(tulang tengkorak janin saling tumpang tindih pada garis sutura mayor) , yang
mengurangi diameter biparietal sampai 0,5cm tanpa menyebabkan cedera pada janin.
Molase yang berlebihan dapat menyebabkan robekan pada tentorial dan hemoragik
intracranial. Kaput dan molase menghilang biasanya dalam waktu beberapa hari, namun,
tekanan yang sangat berlebihan antara janin dan rongga panggul dapat menyebabkan
fraktur pada tulang tengkorak janin.

44
45
Distosia bahu,
salah satu komplikasi utama yang dapat terjadi pada janin makrosomia adalah
distosia bahu , yaitu bahu janin tertahan baik pada pinggir panggul atau pintu bawah
panggul. Insiden terjadinya distasia bahu pada bayi baru lahir yang beratnya lebih dari
4.500gram dilaporkan sebanyak 8% sampai 20% hamper 15% sampai 30% janin
makrosomia yang mengalami distosia bahu akan mengalami beberapa cedera yang
dikenali pada plekus brakialis.

46
ANOMALI JANIN
Anomali pada janin yang meningkatkan ukuran satu atau beberapa bagian janin dapat
menjadi penyebab distasia. Kadang kala hal ini terjadi sbg akibat abdomen janin yang besar
karena kandung kemih yang sangat kembung atau pembesaran ginjal atau hayi. Penyebab
masalah lainnya yang jarang terjadi adalah kembar yang tidak komplet , yang menyebabkan
kembar dempet.

Hidrosefalus,
Anomali janin yang sering menyebabkan distasia adalah hidrosefalus, atau
penumpukan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak yang berlebihan yang mengakibatkan
pembesaran cranium. Berbagai derajat kranial terjadi, dan seringkali lingkar kepala melebihi
50cm, kadangkala dapat mencapai 80cm. Jumlah cairan yang terbentuk umumnya mencapai
500 dan 1.500L pernah dilaporkan terjadi dan cranium yang mengembung terlalu besar untuk
dapat masuk ke pintu atas panggul presentasi bokong sangat umum terjadi dan dilaporkan
pada sepertiga kasus. Hidrosefalus dapat dideteksi ketika pembesaran kepala diraba sebagai
massa yang besar dan simetris di fundus uterus atau di atas simfisis pubis . Kondisi ini
seringkali disertai dengan hidroamnion, kelebihan cairan amnion dapat menyebabkan palpasi
abdomen pada pembesaran kepala lebih sulit dilakukan

47
Apabila hidrosefalus didiagnosis lebih awal lewat ultrasound , sebuah pirau dapat
diinserasi ke dalam uterus untuk meminimalkan kerusakan otak janin dan untuk mencegah
persalinan sampai janin lebih matang . Persalinan dan kelahiran janin yang menderita
hidrosefalus adalah sulit bagi semua yang terlihat . Ibu harus mengalami persalinan sulit yang
di sertai dengan peningkatan bahaya untuk dirinya dan kemungkinan kematian janin yang
tinggi.

48
MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PSIKIS

Klien dapat sangat memengaruhi lama dan karakter persalinan. Seorang wanita yang
sangat takut,cemas,atau bahkan sangat bersemangat dapat menjadi tegang dan mengalami
kesulitan menatai kontraksinya. Pelepasan kotekolamin sebagai respons terhadap stress
dianggap menyebabkan disfungsi uterus. Ketegangan yang meningkat juga mnenyebabkan
keletihan. Asuhan keperawatan suportif selama persalinan juga dapat membantu klien
melakukan relaksasi.
Pilihan penatalaksanaan
Modifikasi lingkungan untuk menurunkan stress
Diskusi dengan ibu untuk mendeteksi ketakutan atau kekhawatiran yang di alami terhadap
dirinya sendiri atau terhadap kondisi yang berhubungan dengan janin atau pelahiran.
Koreksi kelelahan dan dehidrasi yang di alami ibu dengan istirahat dan asupan cairan.
Ambulasi atau mungkin mandi atau berendam

49
Thank You For Attention
Any questions?

50

You might also like