You are on page 1of 23

HUKUM SIPIL &

HUKUM
PUBLIK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

1. Riski Alfi N ( 2720227195 ) 5. Selatus Sadeah ( 2720227186 )


2. Safitri Gita P. ( 2720227198) 6. Siti Mardiyah ( 2720227191)
3. Sanita Sari Sapitri ( 2720227185 ) 7. Thoyib ( 2720227205 )
4. Saprudin ( 2720227068 ) 8. Yuliana ( 2720227017 )
PENGERTIAN HUKUM SIPIL

• Dilansir dari Encyclopedia Britannica, hukum sipil merupakan hukum yang berkaitan dengan
perilaku yang mengakibatkan cedera pada individu atau pihak swasta lainnya. Hukum sipil
mengatur penegakan hak-hak individu, sehingga sering disebut dengan hukum privat. 
• Dalam arti luas, hukum sipil meliputi hukum perdata dan hukum dagang. Karena, banyak aturan
dalam hukum dagang yang termasuk ke dalam hukum perdata. Sedangkan dalam arti sempit,
hukum sipil meliputi hukum perdata saja menurut Dedi Soemardi dalam buku Pengantar Hukum
Indonesia (1997)
• Dapat disimpulkan, bahwa hukum sipil adalah hukum yang mengatur hubungan antara satu
orang dengan orang lainnya atau dengan badan swasta.
TUJUAN HUKUM SIPIL

• Tujuan utama hukum sipil yaitu untuk menyelesaikan perselisihan dan memberikan
kompensasi bagi seseorang yang terluka oleh tindakan atau perilaku orang lain (Legal
Dictionary)
• Dalam hukum sipil, hakim tidak terikat untuk membuat keputusan berdasarkan putusan
terdahulu yang serupa. Namun, hakim bisa melakukan interpretasi hukum berdasarkan
undang-undang yang berlaku.
JENIS –JENIS HUKUM SIPIL

1. Hukum kekeluargaan
• Hukum kekeluargaan adalah hukum yang mengatur hubungan keluarga. Misalnya hubungan
antara orang tua dan anaknya, perwalian seorang anak, hubungan suami-istri, pernikahan, dan
juga perceraian.
2. Hukum perikatan 
• Hukum perikatan adalah hukum yang mengatur ikatan dari suatu kontrak ataupun persetujuan
antar dua belah pihak. Contoh perkara yang diatur dalam hukum perikatan adalah jual-beli,
penyewaan, penitipan barang, persetujuan pembagian laba, dan pemberian kuasa.
3. Hukum waris 
• Hukum waris adalah hukum sipil yang mengatur pewarisa harta dan benda seseorang
yang telahmeninggal dunia kepada seseorang yang masih hidup.
4. Hukum pencemaran nama baik 
• Hukum pencemaran nama baik mengatur penghormatan pada citra seseorang. Contoh
perkara hukum pencemaran nama baik adalah penghinaan, fitnah, dan juga ujaran
kebencian.
HAK DAN KEWAJIBAN (TINJAUAN UU NO.36/2009 TENTANG KESEHATAN DAN UU NO.44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT)

HAK

• PASIEN
Rumah Sakit
1. Memperoleh informasi dan edukasi
1. Menerima informasi benar dan
2. Yankes aman dan bermutu
jujur
3. Memilih yankes/laboratorium

4. Memperoleh akses 2. Imbalan


5. Kerahasian
3. Perlindungan hukum
6. Informed concent
4. Tolak ungkap rahasia pasien
7. Menolak tindakan
kecuali apabila klien menuntut dan
8. Menggugat dan menuntut
memberikan informasi kepada
9. Memperoleh Rekam medik/lab
media cetak dianggap telah
10. Pengaduan atas Yankes
melepaskan haknya
11. Menolak bimbingan rohani(RS)

12. Keluhan yankes melalui media cetak dan elektronik (RS) 5. Menggugat dan menuntut
KEWAJIBAN

PASIEN : NAKES :
• Memberikan informasi yang benar, • Memiliki SIP/SIK
lengkap dan jujur • Mengikuti SP/ SPO dan etika
• Mematuhi aturan sarana pelayanan
• Menghormati hak pasien
sarana kesehatan
• Mengutamakan keselamatan pasien
• Memberikan imbalan
Hakekat Pelayanan Kesehatan adalah :
1. Memberi pertolongan atau,
2. .Memberi bantuan kepada pasien

Prinsip Etik ✅ Memberi pertolongan, berbuat baik dan tidak merugikan.

Pasal 1354 KUH Perdata :“Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak mendapat perintah
untuk itu, mewakili urusan orang lain dengan atau tanpa pengetahuan orang ini, maka ia
secara diam-diam mengikatkan dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan
tersebut hingga orang yang mewakili kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusan itu”
(zaakwaarneming)Menolong orang harus sampai tuntas
Pasal 1365 KUHPer :“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut”

Pasal 1366 KUHPer :“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatannya, tetapi untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hati”

Pasal 1371 KUHPer :“Penyebab luka atau cacat anggota badan Atau kurang hati2”
Pasal 1367 (1) KUHPer :“Seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi
tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang ada dibawah pengawasannya” (hubungan atasan dgn
bawahan/vicarios liability)

Tanggung Jawab Hukum RS (UU No.44/2009 Pasal 46) :“RS bertanggung jawab secara hukum atas semua
kerugian yang timbul akibat kelalaian yg dilakukan Nakes di RS”
Dasar yuridis untuk seseorang meminta pertanggung jawaban pihak RS jika terjadi
kelalaian nakes yang menyebabkan terjadinya kerugian :
Pasal 46 Undang-undang No.44 tahun 2009
“ Pertama, rumah sakit bertanggung jawab terhadap kerugian, sebatas akibat dari kelalaian
nakes di rumah sakit ; kedua, rumah sakit tidak bertanggung jawab atas semua kerugian,
jika ternyata terbukti tidak ada tindakan kelalaian dari nakes di rumah sakit ; ketiga , rumah
sakit bertanggung jawab terhadap ketidaknsengajaan nakes yang menimbulkan kerugian
seseorang bukan menjadi tanggung jawab rumah sakit; keempat , rumah sakit bertanggung
jawab terhadap tindakan kelalaian tenaga kesehatan, jika kelalaian tersebut dilakukan dan
terjadi di rumah sakit.
CONTOH HUKUM PERDATA DALAM PELAYANAN
KESEHATAN (MALPRAKTIK)
Malpraktik merupakan suatu bentuk penyimpangan dalam penanganan kasus masalah kesehatan oleh nakes,
sehingga mengakibatkan dampak buruk bagi klien. Terjadinya malpraktik merupakan adanya unsur kesalahan yaitu
berupa kelalaian atau culpa.
Culpa adalah suatu macam kesalahan sebagai suatu akibat kurang berhati-hati sehingga tidak sengaja terjadi oleh
nakes. Dalam kasus malpraktik terdapat tiga unsur, yaitu :
1. Nakes melakukan tindakan medis yang tidak sesuai dengan standar profesinya
2. Nakes telah melakukan tindakan medis yang tidak hati-hati dalam adanya unsur kelalaian dalam melakukan
tindakan medis.
3. Nakes telah melakukan tindakan medis yang mengakibatkan pasien mengalami suatu akibat yang fatal dan
serius.
• Perlindungan hukum pada pasien korban malpraktik untuk menuntut ganti rugi pada pasal
58 ayat 1 UU Kesehatan menyatakan “ Setiap orang berhak untuk menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, nakes, dan atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam yankes”
• Namun dalam UU tersebut tidak diatur berapa besaran ganti rugi yang harus dibayarkan
kepada pasien terkait dengan tingkat kesalahan yang dilakukan oleh seorang nakes.
• Pihak tenaga medis baru dihadapkan ke pengadilan apabila sudah timbul suatu kerugian
bagi pasien. Dari segi keperdataan tanggung jawab seorang nakes terbatas pada tanggung
jawab yang timbul sebagai akibat adanya kontrak/ perjanjian yang terjadi antara kedua
belah pihak.
Empat Syarat agar gugatan dapat diajukan :

1. Harus ada unsur kerugian;


2. Harus ada yang menyebabkan sesuatu antara kerugian dan kesalahan;
3. Adanya kelalaian atau kesalahan dari pihak nakes( disamping perorangan, rs berhak untuk bertanggung jawab
atas kesalahan atau kelalaian pegawainya);
4. Perbuatan itu melanggar hukum ( unsur kesalahan berdiri sendiri, bila perlakuan medis menyimpang dari standar
profesi ).
HUKUM PUBLIK
• Hukum publik adalah sederet aturan yang mengatur hubungan warga negara dengan negaranya
(pemerintah) mengenai kepentingan umum. Sebagai aturan yang berlaku di Indonesia, tentunya
semua orang harus mematuhi hukum publik.
• Penjelasan yang lebih sederhana terkait definisi hukum publik adalah peraturan yang mengatur
hubungan antar lembaga pemerintah dengan individu. Contohnya seperti penetapan pajak yang
diatur oleh inspektur pajak, pemberian izin mendirikan sebuah bangunan oleh pemerintah
daerah, hingga penentuan tuntutan hukuman seorang tersangka yang berada di tangan jaksa.
CIRI- CIRI HUKUM PUBLIK

a) Ruang lingkupnya merupakan kepentingan negara atau masyarakat dengan orang


perseorangan
b) Penguasa negara berkedudukan lebih tinggi ketimbang orang perseorangan.
c) Hukum publik ditegakkan demi tujuan bersama dan kepentingan masyarakat luas.
d) Ada banyak hubungan antar negara, masyarakat, individu serta usur politik di dalamnya.
MACAM-MACAM HUKUM PUBLIK
1. Hukum tata negara 

Hukum tata negara mengatur hubungan antara berbagai lemaga di dalam suatu negara, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Norma dan prinsip hukum
tertulis dalam praktik kenegaraan juga termasuk dalam cabang hukum ini.

Contoh kasus hukum tata negara di Indonesia:

• Sengketa Pilkada Sabu Raijua. Sengketa Pilkada Sabu Raijua muncul karena bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Patriot Riwu Kore merupakan
warga negara Amerika Serikat (AS).

• SBY berikan grasi kepada penyelundup ganja dari Australia, Schapelle Corby.

2. Hukum tata usaha negara 

Segala hal yang berkaitan dengan tata cara dan hubungan antara alat dan perlengakapan negara yang satu dan lainnya disebut hukum tata negara. Hukum ini
menjadi dasar apabila terjadi sengketa dalam bidang tata usaha negara antara . Berikut yang merupakan contoh kasus yang diselesaikan di pengadilan tata
usaha negara.

• Gugatan kasus sengketa pilpres.

• Gugatan kasus sengketa tanah.

• Perluasan objek Praperadilan.

• Putusan pernikahan beda agama.

• Gugatan warga atas pengangkatan Ketua RW.


3. Hukum internasional 
Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara. Seiring
perkembangan pola hubungan internasional yang semakin kompleks, hukum internasional meluas hingga mengatur
struktur dan perilaku organisasi internasional, contoh :
Konvensi Hukum Laut Tahun 1982 atau dikenal juga sebagai United Nations Convention on the Law of the Sea)
disingkat UNCLOS merupakan perjanjian internasional yang dihasilkan dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Hukum Laut yang ketiga (UNCLOS III) yang berlangsung dari tahun 1973 sampai dengan tahun 1982. 
4. Hukum pidana 
Hukum pidana adalah salah satu bagian independen dari hukum publik. Di Indonesia, hukum pidana diatur dalam
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). KUHP sendiri adalah produk hukum peninggalan zaman penjajahan
Belanda.
Pada saat Belanda berkuasa di Hindia Belanda, kitab KUHP dinamakan dengan Wetboek van Starfrect (WvS).
Hukum pidana dapat diartikan sebagai keseluruhan dari peraturan-peraturan yang mengatur tentang kejahatan dan
pelanggaran terhadap kepentingan umum. Perbuatan yang melanggar kepentingan umum tersebut diancam dengan
pidana.
PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA

Pertanggungjawaban pidana menjurus kepada pemidanaan petindak, jika telah


melakukan suatu tindak pidana dan memenuhi unsur-unsurnya yang telah
ditentukan dalam perundang-undangan. Apabila dilihat dari sudut terjadinya suatu
tindakan yang terlarang (diharuskan), seseorang akan dipertanggungjawab-
pidanakan atas tindakan-tindakan tersebut apabila tindakan tersebut bersifat
melawan hukum.
UNSUR-UNSUR PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA

a. Adanya suatu tindak pidanaUnsur perbuatan merupakan salah satu unsur yang pokok
pertanggungjawaban pidana,karena seseorang tidak dapat dipidana apabila tidak melakukan suatu
perbuatan dimana perbuatan yang dilakukan merupakan perbuatan yang dilarang oleh undang-
undang hal itu sesuai dengan asas legalitas yang kita anut.
b. KesalahanUnsur kesalahan yang dalam bahasa asing disebut dengan schuld adalah
keadaanpsikologi seseorang yang berhubungan dengan perbuatan yang ia lakukan yang sedemikian
rupa sehingga berdasarkan keadaan tersebut perbuatan tersebut pelaku dapat dicela atas
perbuatannya.
c. Kemampuan Bertanggung jawabKemampuan bertanggungjawab merupakan hal tidak boleh
dilupakan dalam halmembahas tentang pertanggungjawaban pidana. Kemampuan
bertanggungjawab akan melihat apakah dia dapat baik dari segi kejiwaannya dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kemampuan bertanggungjawab didasarkan pada keadaan
dan kemampuan jiwanya dan bukan kepada keadaan dan kemampuan berfikir seseorang.
SANKSI TINDAK PIDANA TERHADAP NAKES

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan tenaga kesehatan diberikan sanksi pidana
terhadap yang melakukan pelangggarannya dalam menjalan profesinya sebagai tenaga kesehatan:

1. . Pasal 83: Setiap orang yang bukan tenaga kesehatan melakukan praktik seolah-olah sebagai tenaga
kesehatan yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun.

2. Pasal 84: (1)setiap tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan penerima
pelayanan kesehatan luka berat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun; (2)jika
kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian setiap tenaga kesehatan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.b. Pasal 85 ayat: (1) setiap tenaga kesehatan
yang dengan sengaja menjalankan praktik tanpa memiliki STR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00. (2) setiap tenaga kesehatan
warga negara asing yang dengan sengaja memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki STR
sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidana denda Rp.
100.000.000,00.
c. Pasal 86 ayat: (1) setiap tenaga kesehatan yang menjalankan
praktik tanpa memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
46 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000,00. (2) setiap tenaga kesehatan warga negara asing
yang dengan sengaja memberikan palayanan kesehatan tanpa
memiliki SIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1)
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000,00.

You might also like