You are on page 1of 25

Lab Forensik Sederhana

1. Eosin
Pemeriksaan
menggunakan eosin 2% sperma
Cara :
• Swab pada objek glass secara menyeluruh
• Fiksasi dengan api atau ditunggu hingga mengering
• Teteskan eosin
• Tunggu 5 menit
• Bilas dengan air
• Keringkan
• Periksa dengan mikroskop
1. Eosin + malachite green
menggunakan eosin 2% dan malachite green 5% Pemeriksaan
Cara :
• Swab pada objek glass secara menyeluruh sperma
• Fiksasi dengan api atau ditunggu hingga mengering
• Teteskan malachite green
• Tunggu 30 menit
• Bilas dengan air
• Keringkan
• Teteskan eosin
• Tunggu 5 menit
• Bilas dengan air
• Keringkan
• Periksa dengan mikroskop
1. Lugol Pemeriksaan cairan
menggunakan Lugol 10%

Cara :
mani
• Swab pada objek glass
• ditunggu hingga setengah kering
• Tutup dengan B glass
• Teteskan lugol
• Periksa dengan mikroskop
administras
i
TOKSIKOLOGI
Kualitatif
Test Screening Semi
Kuantitati
Sampel f
Test Pemsatian kuantitatif
NARKOTIKA
SCREENING
1. Kualitatif TEST
menggunakan alat rapid test dari sampel urine

Kelebihan :
• Mudah dilakukan
• Mengurangi kesalahan human eror Kelemahan :
• Cepat mengetahui hasil testnya • Satu alat hanya bisa digunakan untuk satu jenis narkotika saja

keterangan :
• Positif : garis satu di C
• Negatif : garis terdapat di C dan T
• Invalid : garis di T
2. Kualitatif
Menggunakan reagen tertentu
a) Reagen Marquis
• Prinsip : Pembentukan senyawa berwarna antara zat yang diperiksa dengan formaldehid dalam
suasana asam sulfat pekat
• Pembuatan Reagen : Asam sulfat pekat (98%) dicampurkan formaldehid (37%) dengan
perbandingan 9:1
• Pemeriksaan : sampel diletakan di cawan kemudian diteteskan dengan reagen marquis 2-3 tetes
• Hasil test :

Zat Warna

MDMA atau MDA Ungu Tua

Amfetamin atau metafetamin oarange tua sampai coklat

2C-B dan 2C-I Kuning kehijauan

DXM Abu abu menjadi hitam

5-MeO-MiPT Coklat Muda

Aspirin Merah muda sampai merah tua

Benzphetamine Coklat kemerahan (merah batu bata)


Contoh hasil urine setelah
diteteskan Reagen Marquis
(diduga positif 2C-B)
Hasil Test :

b) Reagen Forheade
• Prinsip : Pembentukan senyawa berwarna antara zat yang
diperiksa dengan asam molibdat/natrium molibdat dalam
suasana asam sulfat pekat
• Pembuatan Reagen : 1,0 gram asam molibdat/natrium
molibdat larutkan dalam 100 mL asam sulfat pekat panas,
larutan akhir haruslah tak berwarna
• Pemeriksaan : sampel diletakan di cawan kemudian
diteteskan dengan reagen marquis 2-3 tetes
Hasil Test :
C) Tes Duquenois
Prinsip : Cuplikan bereaksi dengan asetaldehid/vanilin dalam suasana asam sehingga terjadi perubahan warna yang
larut dalam kloroform.
Pembuatan larutan
• Larutan I : Lima tetes asetaldehida dan 0,4 g vanilin dilarutkan dalam 20 mL etanol 95 %
• Larutan 2 : Asam Hidroklorida pekat
• Larutan 3 : Kloroform
Pemeriksaan :
a) Masukkan sedikit zat yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi
b) kocokdengan2mLlarutanIselama1menit
c) tambahkan2mLlarutanII,kocokcampuran
d) Biarkan selama 10 menit, jika muncul warna, tambahkan 2 mL larutan III.
Hasil : Jika lapisan bagian bawah (kloroform) menjadi berwarna ungu violet, menunjukkan adanya produk kanabis.
TEST
PEMASTIAN
uji pemastian menggunakan teknik kromatografi seperti: kromatografi gas - spektrofotometri
massa (GC-MS), kromatografi cair kenerja tinggi (HPLC) dengan diode-array detektor,
kromatografi cair - spektrofotometri massa (LC-MS), KLT -Spektrofotodensitometri, dan
teknik lainnya. Meningkatnya derajat spesifisitas pada uji ini akan sangat memungkinkan
mengenali identitas analit, sehingga dapat menentukan secara spesifik toksikan yang ada.

Pada uji pemastian didapat kan Pola fragmentasi (spetrum massa) yang merupakan sidik jari molekular dari suatu senyawa.
Dengan memadukan data indeks retensi dan spektrum massanya, maka identitas dari analit dapat dikenali dan dipastikan. Dengan
teknik kombinasi HPLC-diode array detektor akan memungkinkan secara simultan mengukur spektrum UV-Vis dari analit yang
telah dipisahkan oleh kolom HPLC. Seperti pada metode GC-MS, dengan memadukan data indeks retensi dan spektrum UV-Vis
analit, maka dapat mengenali identitas analit.

Pada uji pemastian ini selain dapat diketahui secara pasti jenis narkotika yang dikonsumsi dapat diketahui pula secara pasti kadar
dari narkotika yang dikonsumsi.

Kelemahan dari test pamastian ini adalah membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu pemeriksaan yang lama.
ALKOHOL
• Etanol, biasa digunakan pada mimuman
• kadar alkohol standar pada minuman :
Liquor : 40% dari volume total
Wine : 10% - 15% volume total
Bir : 5% volume total

• Alkohol dapat diteksi dengan :


Urine : 10 - 12 jam
Saliva : 24 – 48 jam
Darah : 24 jam
Napas : 24 jam
Rambut : 90 hari
Uji kualitatif

Strip test

• Mencelupkan strip ke dalam wadah urine


• Tunggu 2 menit hingga warna pada strip berubah. Warna hijau/biru positif dan warna kuning
negatif
Uji Semi Kuantitatif
Mikrodifusi Conway
Uji Kuantitatif

Kromatografi Gas
1. Destilasi
• Pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih
• Hasil destilasi akan di ekstrak, ekstraksi cair-cair dan ekstraksi cair-padat
2. Kromatografi Gas
• Terdapat fasa diam dan fasa gerak
• Sampel (berupa cairan) diinjeksi ke dalam kolom
• Hasil deteksi berupa kromatogram, sinyal detektor dengan waktu retensi
Karbon Monoksida
UJI CO
Dilusi Alkali:
berfungsi untuk menentukan COHb secarakualitatif

> Ambil 2 tabung reaksi
> Masukkan ke tabung pertama 1-2 tetes darah korban
> Masukkan ke tabung ke dua 1-2 tetes darah normal (sebagaikontrol)
> Encerkan masing masing dengan menambahkan 10ml air sehingga warna merah pada ke dua tabung sama
> Tambahkan pada setiap tabung 5 tetes larutan NaOH 10-20%
Hasil: Darah normal akan berubah warna menjadi merah hijaukecoklatan lrbih cepat dibandingkan darah yang
mengandung CO.
Cat: Darah kontrol haruslah darah dengan Hb normal
Uji Formalin:

Darah yang akan diperiksa ditambahkan formalin40% sama banyaknya, bila darah mengandung CO 25% maka 
akan terbentuk koagulat berwarna merah yang mengendap
pada dasar tabung reaksi . Semakin tinggi kadar COHb semakin
merah warna koagulatnya. Sedangkan pada darah normal akan terbentuk koagulat berwarna coklat.

KROMATOGRAFI GAS : 
banyak dipakai untuk mengukur kadar CO dari sample darah mayat
(darah tidak segar) dan cukup dapat dipercaya.
Sianida
UJI CN

a). Uji Kualitatif


1. Maserasikan bahan dalam air pada erlenmeyer dan tambahkan larutan asam tartrat 5%.
2. Kertas saring ukuran dicelupkan dalam larutan asam pikrat jenuh, kemudian dikeringkan di udara. Setelah
kering dibasahi dengan larutan Na2CO3 8% dan digantungkan pada leher erlenmeyer di atas.
3. Kemudian dipanaskan di atas penangas air 50°C selama 15 menit. Apabila warna oranye dari kertas pikrat
berubah menjadi warna merah berarti dalam bahan terdapat HCN.
b). Uji Kuantitatif
1. Timbang sampel, tambahkan aquadest dalam labu kjeldhal, maserasikan
selama 2 jam.
2. Kemudian tambahkan lagi aquadest dan distilasi dengan uap (steam
destilation). Distilat ditampung dalam erlenmeyer yang telah diisi dengan NaOH.
3. Distilat kemudian ditambah NH4OH, KI 5% dan dititrasi dengan larutan
AgNO3 sampai terjadi kekeruhan.

c) Spektrometer vis

d) kromatografi
THANK YOU!

You might also like