You are on page 1of 15

Dr.drg. Wiwekowati, M.

Kes
BAGIAN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2019

ORTODONSIA 1
AKTIVATOR

Merupakan alat orto lepasan untuk memperbaiki maloklusi dengan


menggunakan aktifitas otot mastikasi.
Merupakan modifikasi alat ROBIN (1902) => “MONOBLOC” o.k. alat
lepasan RA / RB yang jadi satu.
Dikembangkan oleh ANDRESEN (1936) => Alat Andresen (Norwegian
System)

Termasuk alat Fungsional

Contoh Aktivator :
 Alat FRANKEL (1966) => Functional Regulator / Functional Corrector
 ORAL SCREEN
 INCLINED BITE PLANE

ORTODONSIA 2
CONTOH AKTIVATOR untuk KOREKSI Kelas II/I :
RB dimajukan ke depan
Fiksasi gigitan insisif RB => Gigi Posterior bergerak ke oklusal
Menarik gigi-gigi Anterior RA ke Palatal

Ketika AKTIVATOR dipakai :


Madibula ke depan => otot mastikasi aktif, maka :
Gigi RB bergerak ke depan, RA ke belakang
Posisi Mandibula yang ke depan => merangsang pertumbuhan KONDILI
dan FOSSA TMJ => jadi dapat berubah panjang RB dan relasi tulang basal
RA + RB.

ORTODONSIA 3
4
ORTODONSIA
KESIMPULAN

INDIKASI AKTIVATOR :
1. Pertumbuhan masih Aktif + serasi
2. Geligi RA + RB berada dalam lengkung yang baik, insisif RB tegak
lurus basis apikal
3. Sangat baik pada penderita dengan pertumbuhan vertikal wajah
bagian bawah yang kurang.
4. Premedikasi sebelum terapi aktif
5. Sebagai retensi pasca terapi pada kasus “DEEP BITE”

KONTRA INDIKASI :
1. Maloklusi kelas I Angle dengan berdesakan o.k. DDM
2. Penderita dengan pertumbuhan wajah bagian bawah yang berlebihan
3. Penderita dengan kebiasaan bernapas melalui mulut o.k. kelainan
jantung
4. Penderita sudah dewasa

ORTODONSIA 5
KESIMPULAN

ALAT FUNGSIONAL

 Merupakan alat orto lepasan yang pasif, yang bergerak bebas di antara
geligi RA & RB
 Kontak dengan geligi pada titik-titik tertentu, palatum & jaringan
lunak yang menutupi prosessus Alveolaris bagian dalam
 Rangsangan fungsional diteruskan oleh alat ke jaringan periodontal
melalui Gigi, Tulang Alveolar, TMJ. ( Kini bisa dikombuinasikan
dengan Komponen-komponen aktif ).
 Keberasilan terapi, :
 Diagnosa yang tepat ( meramalkan pertumbuhan dan perkembangan)
dengan Analisis SEFALOMETRI.
 Kerja sama yang baik.
 Jika kita memperkirakan terapi tidak akan berhasil => Terapi
Dihentikan !!!!

ORTODONSIA 6
KEUNTUNGAN ALAT FUNGSIONAL
1. Merubah posisi RB sesuai dengan RA dalam jurusan sagital dan lateral
2. Dapat memperbaiki profil wajah penderita
3. Mengarahkan erupsi ke tempat tertentu ( pada fase geligi pergantian )
4. Punya kekuatan fisiologis
5. Dapat mengurangi kebiasaan jelek :
- Mengisap ibu jari
- Bernapas melalui mulut
6. Estetik tidak terganggu => dipakai malam hari
7. Memberi hasil yang permanen

KEKURANGAN ALAT FUNGSIONAL


1. Tidak semua kasus dapat dirawat
2. Butuh kerjasama sepenuhnya
3. Pasien menjadi bosan o.k. pelan
4. Pasien dengan kebiasaan jelek bernapas melalui mulut o.k. obstruksi
hidung tidak dapat pakai
5. Perlu perhatian khusus
6. Terapi tidak selalu tuntas ( dapat merupakan premedikasi )

ORTODONSIA 7
RINGKASAN

Pada kasus-kasus tertentu, alat fungsional memberi hasil


yang baik, o.k. adanya :

A. Perubahan letak mandibula


B. Pengaruh pusat-pusat pertumbuhan
C. Perubahan tulang alveolar + geligi
D. Kombinasi A + B + C.

ORTODONSIA 8
Terdiri dari : alat lepasan RA / RB yang menjadi satu kekuatan otot
mastikasi + muka => diteruskan ke gigi.

Untuk maloklusi semua kelas, t.u. Kelas II/I

Syarat kelas II/I :


 Tidak berdesakan
 Lengkung geligi normal
 Molar 1 bawah tidak distoversi
 Lengkung geligi RB tidak lebih setengah cups ke distal daripada RA
 Pola skeletal kelas I atau kelas II
 Tidak habit posture mandibula

Hati-hati : BJORK (1963) pada kelas II/I hasilnya bisa :


Tetap
Terkoreksi
Tambah parah

ORTODONSIA 9
3 tipe terapi kelas II/I (Bjork) berdasarkan arah pertumbuhan relasi rahang (jurusan Sagital) :
 Distoklusi : Rahang tumbuh normal
RB > RA Sebelum Pubertal (Growth selesai)
prognosis baik
 RA + RB tumbuh sama besar, relasi distoklusi tidak berubah pasca terapi => perlu alat
aktif.
 RA tumbuh lebih > RB : dengan alat aktif (Jangan dengan AKTIVATOR)

Kekuatannya : INTERMITTENT (Terputus-putus)


Dipakai : Malam hari ( sesering mungkin)

A = - Pengurangan plat akrilik daerah insisivi RA


- Lingual RB tetap menempel

B = - Pengurangan akrilik
RA= Daerah Distal
RB= Daerah Mesial
ORTODONSIA 10
TERAPI KELAS II/1 dengan AKTIVATOR

INDIKASI :
Lengkung geligi baik;
 Tidak berdesakan
 Ada diastema
 Tonus bibir baik

KONTRA INDIKASI :
 Letak mandibula terlalu ke posterior ( > 5mm Terhadap RA )
 Open bite; bukan o.k. kebiasaan Jelek
; ada pertumbuhan rahang yang lebih ke depan & ke bawah
; o.k. lidah terlalu ke depan

TERAPI KELAS II/2 dengan AKTIVATOR


 Mulai umur 7 tahun ( molar 1 + Insisif erupsi )
 Dikombinasikan dengan pegas untuk dorong insisi RA & RB ke
labial
 Gigi permanen sudah erupsi semua = > tidak bisa

ORTODONSIA 11
TERAPI KELAS III (PSEUDOPROGENI)
 Pasang busur labial untuk retraksi anterior RB dan menahan
pertumbuhan RB
 Beri kesempatan RA tumbuh ke depan

Faktor-faktor yang kurang baik (yang pengaruhi hasil


terapi), antara lain :

 Bernapas melalui mulut


 Posisi istirahat mandibula abnormal
 Gangguan TMJ

ORTODONSIA 12
 Termasuk Alat Fungsional
 Secara prinsip berbeda dengan ANDRESEN
 T.U. Untuk hilangkan ketidakseimbangan otot-otot ekstra + intra oral
sehingga gigi dapat bergerak
( diberi sayap pada labial & bukal => menahan tekanan bibir & pipi )
Disebut juga : FR (FUNCTION REGULATOR) atau (FUNCTION
CORRECTOR)
Dapat merubah secara permanen : posisi + aktifitas otot-otot OROFASIAL
Hasil bisa tidak stabil, jika posisi gigi tidak seimbang dengan aktifitas otot-otot.
Macamnya :

 FR 1 : - untuk koreksi kls I + II/I


- untuk koreksi open bite ( kini dengan FR 4 )
 FR 2 : - untuk koreksi kls II/2
 FR 3 : - untuk koreksi kls III ( dengan cara mengurangi tekanan bibir atas
terhadap gigi anterior RA (diberi sayap labial). Insisivi RA
didorong ke lingual dengan busur labial, jadi => X-bite
anterior terkoreksi (relasi anterior normal)

ORTODONSIA 13
FUNCTION REGULATOR berfungsi :

Menghalangi / mengurangi / meniadakan tekanan ( lidah, bibir, pipi )

terhadap gigi & prosessus alveolaris sehingga dapat tumbuh semaksimal mungkin ( ada
perubahan pola pertumbuhan )

Dari Cara Bekerjanya, Alat Fungsional dibagi menjadi :

A. Gunakan kekuatan otot-otot mastikasi


ex. ALAT ANDRESEN

B. Gunakan kekuatan otot-otot mulut ( circum oral )


ex. ORAL SCREEN

C. Mengurangi kekuatan otot-otot mulut ( meniadakan )


ex. ALAT FRANKEL

ORTODONSIA 14
TERIMA KASIH

ORTHODONTIA 15

You might also like