You are on page 1of 15

PERANGKAT

RUKYAT
TONGKAT ISTIWA & RUBU’ MUJAYYAB
OLEH:
AGISNI RIZKIA (200204006)
TONGKAT ISTIWA
Jika dilihat dari nama nya tongkat istiwa terdiri dari dua kata yaitu tongkat dan
istiwa. Tongkat adalah sepotong bambu, rotan atau kayu yang agak Panjang.
Sedangkan istiwa artinya lurus. Jadi tongkat istiwa adalah tongkat lurus.
Tongkat istiwa adalah tongkat yang digunakan untuk mengukur tinggi matahari,
khususnya untuk menentukan bayangan tongkat ketika kulminasi atau dalam
menentukan waktu dzuhur.
Tongkat istiwa terdiri dari dua bagian yaitu tiang atau gnomon dan bidang atau
piringan horizontal, untuk menangkap bayangan yang memberikan informasi
waktu dan posisi bayangan.
Pada dasarnya, mayoritas menggunakan tongkat istiwa untuk menentukan arah mata
angin, ketinggian matahari, dan awal waktu sholat. Namun ternyata tongkat istiwa
juga dapat digunakan untuk menentukan arah kiblat.
Dalam penentuan arah kiblat tongkat istiwa digunakan sebagai alternatif penentuan
arah kiblat, diantaranya sebagai penanda bayangan kiblat pada waktu rashd al-
qiblat, harian maupun global, juga sebagai penentu arah mata angin dan sudut arah
kiblat. Tongkat istiwa lebih dominan berfungsi untuk mencari arah utara sejati, yang
selanjutnya bisa dibuat trigonometri untuk perhitungan arah kiblatnya. Tongkat
istiwa juga berfungsi sebagai sudut pembantu dalam menemukan azimuth matahari
dan azimuth kiblat. Yang dimana cara kerja tongkat istiwa tidak jauh berbeda
dengan cara kerja mizwala yaitu dengan mencari azimuth matahari dahulu
kemudian mencari azimuth kiblat dari tempat tersebut.
Komponen-komponen untuk menentukan arah kiblat menggunakan tongkat
istiwa diantaranya:
1. Dua gnomon atau dua tongkat istiwa.
2. Bidang dial atau yang biasa disebut dengan lingkaran dasar tongkat istiwa.
3. Bidang level
4. Benang
5. Waterpass
1. Dua gnomon atau dua tongkat istiwa 2. Bidang dial atau lingkaran dasar tongkat
istiwa
Terbuat dari besi dengan panjang 10 cm dan
diameter 0,7 cm. ujung gnomon dibuat runcing Alas dasar yang digunakan oleh tongkat istiwa
agar ujung bayangan yang jatuh pada bidang berbentuk lingkaran. Bidang dial ini berfungsi
dial focus menjadi titik dan mudah dilihat. untuk menangkap bayangan matahari yang
Masing-masing tongkat ini memiliki fungsi yang dihasilkan oleh tongkat istiwa. Pada titik pusat
berbeda. Satu tongkat ditempatkan di titik pusat lingkaran terdapat lubang untuk tempat tongkat
lingkaran dan satunya lagi ditempatkan di titik istiwa sebagai acuan sudut dan titik nol derajat.
0Tongkat pada titik pusat lingkaran berfungsi Dan ada mur untuk pemasangan tongkat istiwa.
sebagai acuan sudut dalam lingkaran dan acuan Ketika menggunakan tongkat istiwa, posisi
benang sebagai penunjuk arah kiblat, arah utara bidang dial ini harus benar-benar dalam posisi
sejati. Sedangkan tongkat pada titik 0 berfungsi datar yang dapat diukur menggunakan
sebagai kamera pembidik untuk mendapatkan waterpass, karena nantinya dapat mempengaruhi
posisi matahari melalui bayangannya serta hasil arah kiblat dan utara sejati yang dihasilkan.
tempat dimulainya pengukuran arah kiblat. Bidang dial ini cukup diputar saja jika
Penempatan kedua tongkat istiwa ini, di titik menginginkan bayangan tongkat istiwa satu
pusat maupun di titik 0 harus dilakukan dengan garis lurus dengan bayangan tongkat istiwa.
benar-benar focus dan berdiri tegak lurus, Bidang ini diberi garis yang menghubungkan
sehingga nantinya akan menghasilkan arah yang titik pusat dengan angka derajat.
akurat.
3. Bidang level 4. Benang
Bidang level atau bisa disebut bidang alas untuk Benang digunakan untuk menarik garis kiblat
lingkaran dasar tongkat istiwa yang berukuran yang ditarik dari tongkat istiwa yang berada di
sekitar 2,6 cm. Alat ini memiliki bentuk lebih titik pusat ke arah angka beda azimuth kiblat dan
lebar daripada lingkaran dasar tongkat istiwa azimuth matahari. Benang Panjang ini berfungsi
dengan bentuk segi delapan. Dibagian sebagai penggaris untuk mendapatkan arah
pinggirnya dilengkapi dengan 3 sekrup (mur) kiblat atau arah utara sejati yang ditarik dari
yang berfungsi sebgai tripod yang dapat diputar tongkat istiwa acuan sudut sampai diluar
untuk menaikkan atan menurunkan alas juga lingkaran melalui beda azimuth. Namun, karena
lingkaran dasar. Sehingga alas dan lingkaran jarak skala pada bidang dial adalah 1,2 cm
dasar dapat diposisikan sedater mungkin. perlima derajat dengan diameter gnomon 0,7
Pemasangan alat ini juga harus dilakukan cm, maka jika lebar benangnya lebih dari 1,2 cm
sebaik-baiknya atau benar-benar datar sehingga atau terlalu lebar maka akan mempengaruhi
memperoleh hasil yang lebih akurat. hasil yang akan didapatkan karena akan
menutupi skala pada bidang dial. Sebaliknya
jika benang lebih kecil atau sama dengan 1,2 cm
maka hasilnya akan lebih akurat.
5. Waterpass
Waterpass adalah alat untuk mengukur datar
atau tidaknya tanah di tempat tersebut, yang
ditandai dengan 3 kotak di dalam waterpass
sudah berada tepat di tengah-tengah.
Langkah-Langkah dalam menggunakan tongkat istiwa

 Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan.


 Persiapkan data yang dibutuhkan seperti lintang dan bujur tempat, tanggal dan waktu atau jam pengukuran
yang tepat.
 Carilah tempat yang datar menggunakan waterpass dan terkena sinar matahari langsung.
 Pastikan juga agar matahari terkena langsung ke tongkat istiwa sehingga bayangan jelas dan tongkat tegak
lurus.
 Kemudian posisikan tongkat istiwa yang lebih tinggi dari tongkat istiwa yang di tengah kearah matahari
berada.
 Buka aplikasi visual basic tongkat istiwa, kemudian masukkan secara manual tanggal, jam, negara,kota,
lintang dan bujur tempat, dan zona waktu sesuai dengan kotanya. Lalu otomatis akan muncul data kiblat
dengan tinggi matahari, azimuth matahari, arah bayangan, azimuth kiblat, selisih azimuth, posisi rasdul
kiblat, dan jarak kiblat.
 Ketika jam pengukuran sudah tiba, putar bidang dial sampai bayangan tongkat istiwa pada titik 0 derajat atau
di pinggir lingkaran mengarah tepat ke tongkat utama yang berada di tengah lingkaran.
 Tarik benang dari tengah lingkaran dan posisikan benang pada nilai beda azimuth, arah yang ditunjukkan
benang tersebut adalah arah kiblat kemudian beri tanda dengan benang atau lakban sebagai arah kiblat.
Kelebihan tongkat istiwa dalam Kekurangan tongkat istiwa dalam
penentuan arah kiblat penentuan arah kiblat
 Praktis dan mudah dalam  Tongkat istiwa tidak bisa digunakan
penggunaannya dalam cuaca mendung atau matahari
 Akurasi sedang terhalang sesuatu dan pada
yang dihasilkan dari
pengukuran arah kiblat termasuk malam hari
akurat dan layak digunakan  Tidak bisa dilakukan pada tempat yang
 Bisa digunakan kapanpun dan miring atau tidak rata
dimanapun selagi tempatnya datar dan  Rawan human error pada saat penitikkan
ada cahaya matahari atau penandaan arah kiblat
 Data nya selalu terupdate dan terbaru  Bidang dial agak sulit di atur
 Kondisi riil atau asli dari matahari  Harga yang relative mahal
RUBU’ MUJAYYAB
Rubu’ secara Bahasa memiliki arti seperempat sedangkan mujayyab memiliki arti sin. Rubu’
mujayyab adalah sebuah alat hitung yang berbentuk seperempat lingkaran yang diberikan suatu
kontruksi untuk menghitung nilai sinus, yang berfungsi sebagai alat untuk menghitung, alat
ukur, dan table astronomi. Rubu’ mujayyab juga digunakan untuk mengetahui ketinggian benda
langit, oleh karena itulah umat muslim menggunkan rubu’ mujayyab untuk menentukan arah
kiblat dan waktu-waktu sholat.
Hisab arah kiblat menggunakan rubu’ mujayyab termasuk kategori hisab klasik. Adapun teori
dan system perhitungannya didasarkan pada rumus spherical trigonometri yaitu berdasarkan
pada hitungan saxegesimal (hitungan yang didasarkan pada bilangan 60).
KOMPONEN-KOMPONEN
1.
RUBU’ MUJAYYAB
Markaz, merupakan titik pusat rubu’ 5. Juyub al-mankusah, setiap skala yang ditarik
mujayyab. Pada markaz terdapat sebuah garis lurus dari jaib al-tamam ke qaus irtifa’.
lubang untuk memasang benang yang disebut
6. Juyub al-mabsuthah, setiap skala yang ditarik
khoit.
garis lurus dari as-sittini ke arah qaus al-irtifa’.
2. Qaus al irtifa’, busur yang mengelilingi rubu’ 7. Dua dairah al-tayjib, busur setengah lingkaran
mujayyab. Bagian ini diberi skala derajat 0 dengan radius setengah kali radius busur utama
sampai 90 bermula dari kanan ke kiri. 1 yang dimulai dari markaz. Yang sampai di
derajat sama dengan 60 derajat. Ketelitian akhir qaus dinamakan tajyibul awwal, dan
pembacaan skala tersebut sebesar 0,1250. yang sampai di awal qaus dinamakan tajyibul
Qaus ini terbagi ke dalam 18 kotak yang tiap- tsani.
tiap kotak bernilai 5 derajat.
8. Dairah mail, satu garisan melengkung
3. Jaib at-tamam, garis lurus yang ditarik dari berbentuk busur seperempat lingkaran yang
markaz ke awal qaus. Jaib at-tamam dibagi mengambarkan deklinasi maks. Matahari
menjadi 60 derajat (saxegesimal). sebesar 23 derajat 27 menit. Jaraknya dari
4. As-sittini, garis lurus yang di tarik dari markaz sepanjang 24 derajat, satu ujungnya
markaz ke akhir qaus. As-sittini sama dengan pada sittini dan satunya lagi pada jaib al-
jaib at-tamam dibagi menjadi 60 derajat. tamam.
9. Dua qaus a’sar, dua garisan yang bermula 12. Khoit (benang), yang membentang dari
dari awal qaus irtifa’, keduanya memotong markaz.
Sebagian besar jaib-jaib. Salah satu dari
keduanya berakhir sampai 42,20 derajat 13. Muri, benang atau benda yang
dari sittini dinamakan qaus ‘asar awwal. digantungkan atau di ikat pada benang
Dan yang lain berakhir sampai 26,30 yang mimiliki warna yang berbeda dari
derajat dari sittini dinamakan qaus ‘asri benang.
tsani. 14. Syaqul, batu atau pemberat yang di
10. Dua qa’imah al-zilli, dua garisan bayangan gantungkan di ujung benang yang terbuat
yang berdiri bertitik-titik. Salah satunya dari timah, tembaga atau besi.
berawal dari sittini ke qaus irtifa’ yang
dinamakan qaimatus-zilli mabsuthah.
Satunya lagi berawal dari jaib al-tamam ke
qaus irtifa’ dinamakan qaimatus-zilli
ma’kushah.
11. Dua hadafah, dua potongan kayu tambahan
pada bentuk rubu’ yang biasanya terletak di
sisi kanan rubu’ tetapi kadang kala berada
di sisi kiri rubu’ dan ini lebih bagus.
Langkah-Langkah menentukan arah kiblat menggunakan Rubu’ Mujayyab
 Siapkan data yang diperlukan seperti data lintang dan bujur tempat juga data lintang dan bujur ka’bah, bujur
daerah, waktu pengukuran, deklinasi matahari, equation of time.
 Melakukan perhitungan untuk mencari arah kiblat, sudut waktu matahari, arah matahari, utara sejati dan
sebagainya berdasarkan rumus dan data yang telah diketahui.
 Kemudian tentukan arah utara sejati dengan cara memakai bayangan matahari dengan cara membuat
lingkaran pembantu terlebih dahulu. Setelah mendapatkan arah timur dan barat buatlah garis yang melewati
lingkaran tersebut. Lalu tarik garis ke arah 90 derajat atau tegak lurus dengan garis sebelumnya yang kan
menjadi arah utara dan selatan.
 Kemudian letakkan rubu’ mujayyab pada garis yang telah dibuat, sisi jaib berada di garis barat dan as-sittini
berada di garis utara.
 Tarik benang ke arah sudut waktu yang telah ditentukan sebelumnya kemudian tandai.
 Angkat rubu’ lalu tarik garis lurus dari markaz ke titik yang sudah di tandai tadi. Panjangkan juga titik yang
sudah ditandai ke arah yang dihasilkan dan garis lurus dari titik awal.
 Kemudian tandai di tanah maka itulah arah kiblat yang dicari.
Kelebihan Rubu’ Mujayyab Kelemahan Rubu’ Mujayyab

 Merupakan alat hitung yang multifungsi,  Data yang ditampilkan hanya berupa derajat saja,
tidak hanya sebagai alat hitung layaknya sehingga kurang begitu detail.
kalkulator tetapi juga bisa digunakan
 Pengambilan dan penentuan data yang dilakukan
sebagai alat untuk mengukur ketinggian
benda, kedalaman benda dan juga tergantung pada kecermatan yang menghitung.
ketinggian benda langit.  Susunan dari rumus mencari arah kiblat masih
 Dapat digunakan untuk mencari deklinasi terpisah-pisah, sehingga dalam mencari arah
matahari dan data lainnya karena dapat kiblat harus mencari datanya satu persatu.
memberikan table astronomi.  Hanya orang ahli falak yang bisa mengerjakan.
 Lebih akurat karena mengandalkan cahaya  Tidak bisa digunakan dalam kondisi mendung.
matahari langsung.
 Cara mengerjakannya Panjang dan memberi
kesan ribet dalam proses penghitungannya,
terlebih lagi bagi yang belum terlalu memahami
Bahasa istilah arab.
 Alat bantu penentuan kiblat yang masih tergolong
tradisional.
SEKIAN
TERIMA KASIH

You might also like