You are on page 1of 12

Komunikasi Antar Anggota

Tim Kesehatan

YULIA FEBRIANITA
DEFINISI
• Komunikasi adalah pertukaran informasi antara dua orang,
kelompok, atau komunitas (Nadzam, 2009).
• Kata itu komunikasi meliputi banyak jenis pertukaran, seperti
komunikasi lisan dan tertulis, dan komunikasi yang lebih halus
seperti bahasa tubuh, sikap, dan nada.
• Komunikasi bukan hanya tentang apa kata seseorang, tapi
bagaimana dia mengatakannya.
Komunikasi dan kerja tim kesehatan
 Komunikasi yang efektif antara perawat dan pengasuh lainnya sangat penting untuk
keselamatan pasien, namun banyak tantangan berkontribusi untuk komunikasi yang
buruk dan yang tidak sehat bergantung pada tindakan individu.
 Hambatan Komunikasi Perawat dan Dokter
 Kurangnya struktur, kebijakan, dan prosedur terkait dengan konten,
waktu, atau tujuan laporan lisan
 Tidak ada model atau kerangka mental bersama komunikasi kesehatan
verbal
 Tidak ada aturan untuk pengiriman informasi secara lisan, baik tatap muka
atau melalui telepon.
 Perbedaan pendapat, bahkan di kalangan perawat, seperti untuk informasi
apa yang harus dikomunikasikan selama laporan lisan
 Sering terjadi interupsi dan gangguan.
 Frekuensi komunikasi
Perilaku mengganggu dan intimidasi
 Perilaku mengganggu dan mengintimidasi-termasuk bahasa kasar
dan perilaku bermusuhan di antara profesional layanan kesehatan -
dapat mendorong kesalahan medis, berkontribusi terhadap
kepuasan pasien yang buruk dan hasil buruk yang dapat dicegah,
meningkatkan biaya perawatan, dan menyebabkan perawat
berkualitas dan dokter, administrator, dan manajer lain untuk
mencari posisi baru di lingkungan yang lebih profesional.
 Perilaku yang mengganggu dan mengintimidasi adalah masalah
serius yang membuat Joint Commission International (JCI)
mengeluarkan Peringatan Kejadian Sentinel mendesak organisasi
untuk melakukan serangkaian 11 langkah untuk mengatasi masalah
ini
Melibatkan pasien dan keluarga dalam proses terapi

Memberikan informed consent

• Proses consent adalah barometer untuk mengetahui sejauh mana


keterlibatan pasien dalam proses terapi.
• Informed consent tidak hanya sebatas tanda tangan pasien dan
keluarganya, tetapi merupakan suatu proses untuk memberikan
kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk mempertimbangkan
semua pilihan dan resiko yang terkait dengan pengobatan pasien
(Commission on Patient Safety and Quality Assurance, 2008).
Ada dua bagian utama dari informed consent

1. Bagian yang menginformasikan pasien mengenai:


a. Pemberian informasi oleh praktisi kesehatan
b. Penangkapan informasi oleh pasien.
2. Bagian yang memungkinkan pasien mengambil keputusan:
a. Pengambilan keputusan oleh pasien dengan bebas dan tidak terpaksa
b. Kompetensi kultural
Informasi yang harus diberikan pada pasien menurut Victorian
Department of Health (2010) antara lain

1. DIAGNOSIS
2. TINGKAT KEPASTIAN DIAGNOSIS
3. RESIKO TERAPI
4. MANFAAT TERAPI DAN RESIKO JIKA TIDAK DILAKUKAN TERAPI
5. PERKIRAAN WAKTU PEMULIHAN
6. Nama, jabatan, kualifikasi, dan pengalaman tenaga kesehatan
yang memberikan terapi dan perawatan
7. Ketersediaan dan biaya perawatan setelah keluar dari rumah
sakit
KOMPETENSI BUDAYA

Kompetensi budaya adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan


pengetahuan, keahlian, dan sikap yang harus dimiliki semua tenaga kesehatan
supaya dapat memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dan adekuat pada
semua orang dengan tetap menghargai budaya local (Eshleman & Davidhizar,
2006).
Tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi budaya mampu untuk

 memahami dan menerima perbedaan budaya


 memahami nilai budaya yang dipercaya seseorang
 memahami bahwa individu dengan latar belakang budaya yang
berbeda akan berkomunikasi, berperilaku, menginterpretasi masalah
dan memecahkan masalah dengan cara yang berbeda pula.
 Memahami bahwa kepercayaan terhadap budaya tertentu akan
mempengaruhi pasien dalam menilai kesehatannya, mencari
kesehatan, berinteraksi dengan tenaga kesehatan dan kepatuhan
terhadap pengobatan.
 Menyesuaikan cara bekerja dengan budaya setempat, sehingga bisa
diterima oleh pasien dan masyarakat setempat.
Menyampaikan insiden pada pasien
 Salah satu prinsip komunikasi yang baik adalah jujur dan tidak menutupi kesalahan.
Setiap insiden yang terjadi dalam proses pelayanan kesehatan haruslah dijelaskan
dan didiskusikan secara terbuka pada pasien
 Setelah terjadi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pasien selalu ingin mendapatkan
penjelasan mengenai terjadinya kejadian tersebut, yang antara lain mencakup
(Comission on Patient Safety and Quality Assurance, 2008):
 penjelasan mengenai apa yang telah terjadi
 pernyataan akan bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi
 permintaan maaf
 memastikan bahwa akan mencegah kejadian yang sama terulang lagi
 pada beberapa kasus, hukuman dan kompensasi.
Ada 8 prinsip pemberian informasi insiden menurut Australian Commision for Safety
and Quality in Health Care (2010):

1. Komunikasi yang terbuka setiap saat


2. Pengakuan
3. Mengekspresikan penyesalan atau meminta maaf
4. Memahami keinginan pasien dan keluarganya
5. Dukungan dari staff medis
6. Manajemen resiko yang terintegrasi dan perbaikan sistem
7. Good Governance
8. Kerahasiaan (confidentiality):
TERIMAKASIH

You might also like