You are on page 1of 15

Hukum dan Pembangunan Ekonomi

Nila Permatasari – Universitas Diponegoro – Hukum


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi memang dapat menjadi salah satu tujuan pembentukan hukum, dikarenakan
pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk memajukan sebesar-besar kehidupan rakyat juga
menjadi salah satu tujuan bernegara. Namun, permasalahan yang muncul adalah apakah dapat
dibenarkan, dengan berdalih pada upaya untuk memajukan perekonomian, kemudian
mengorbankan lingkungan hidup.
Dengan demikian, menarik untuk didalami lebih jauh peran penegakan hukum dalam
pembangunan ekonomi dan memahami bagaimana seharusnya hukum berperan dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia, sehingga pembangunan ekonomi dapat memberikan
kesejahteraan secara merata kepada seluruh masyarakat sebagai wujud keadilan sosial, demikian
juga hukum dapat berkontribusi memberikan kepastian hukum, keamanan dan ketertiban serta
stabilitas dalam pembangunan ekonomi.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka


dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1.Bagaimana hukum saat ini berperan dalam


pembangunan ekonomi di Indonesia?
2.Bagaimana seharusnya hukum berperan dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia?
BAB II
LANDASAN TEORI

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan


rakyat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, khususnya Pasal 33
ayat (4).
Tujuan dari dilakukannya pembangunan ekonomi dalam suatu negara adalah untuk
peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan
hidup pokok, peningkatan standar hidup, dan perluasan pilihan-pilihan ekonomis serta
sosial bagi semua lapisan masyarakat.
Keberhasilan dalam pembangunan ekonomi daerah dapat dilihat dari seberapa besar
pertumbuhan Product Domestic Regional Bruto (“PDRB”).  
Max Weber berpendapat bahwa bila hukum ingin berperan dalam
pembangunan ekonomi, maka hukum harus mempunyai 5 (lima)
kualitas yaitu :
i. Stability
ii. Predictability
iii. Fairness
iv. Education
v. The Special Abilities Of The Lawyer
Teori Hukum Pembangunan dari Mochtar Kusumaatmadja, memperagakan pola
kerja sama dengan melibatkan keseluruhan stakeholders yang ada dalam
komunitas sosial tersebut.
Dalam proses tersebut, Mochtar Kusumaatmadja menambahkan adanya tujuan
pragmatis (demi pembangunan), sebagaimana masukan dari Roscoe Pound dan
Eugen Ehrlich dimana terlihat korelasi antara pernyataan Laswell dan Mc Dougal
bahwa kerja sama antara penstudi hukum dan pengemban hukum praktis itu
idealnya mampu melahirkan teori hukum (theory about law), teori yang
mempunyai dimensi pragmatis atau kegunaan praktis.
BAB III
PERANAN HUKUM DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA SAAT INI
Hukum dalam keberadaannya di masyarakat mempunyai peranan dan pengaruh
terhadap kegiatan ekonomi sesuai dengan fungsi hukum itu sendiri. Hukum
dalam fungsinya berisi petunjuk tingkah laku manusia, alat untuk menyelesaikan
konflik dan alat untuk rekayasa sosial ekonomi.
Pembangunan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari pembangunan hukum,
karena antara ekonomi dan hukum itu merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Hukum sebagai ketentuan yang sifatnya normatif
mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam bidang perekonomian.
Adapun 6 (enam) konsep dalam ilmu hukum yang mempunyai pengaruh bagi
pengembangan kehidupan ekonomi yaitu :
i. PREDIKTIBILITAS
ii. KEMAMPUAN PROSEDURAL
iii. KODIFIKASI TUJUAN-TUJUAN
iv. FAKTOR PENYEIMBANG
v. AKOMODASI
vi. DEFINISI DAN KEJERNIHAN TENTANG STATUS
Fungsi terpenting dari hukum adalah memberikan kepastian tentang tindakan relasi dalam
melakukan hubungan ekonomi atau yang dikenal sebagai kepastian hukum. Kepastian
hukum tentunya bersinggungan dengan banyak sekali aktivitas ekonomi yang terjadi di
negeri ini, sebagai contoh salah satu diantaranya adalah investasi asing. Secara pasti, hal
pertama yang akan mengambil perhatian investor ketika akan berinvestasi adalah
bagaimana hukum secara pasti menjamin kebutuhan serta kedudukan investor asing di
negara mereka akan berinvestasi tersebut.

Selain daripada kepastian hukum, penegakan hukum juga akan memastikan terwujudnya
pertumbuhan ekonomi dalam hal keadilan ekonomi, persaingan sehat, dan pemerataan
pembangunan di segala bidang. Contohnya pada kasus korupsi yang terjadi di dalam
BUMN/BUMD. Sangat diperlukan campur tangan hukum untuk memastikan pengelolaan
keuangan negara yang dipisahkan, dikelola secara profesional, serta dapat memberikan
keuntungan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
BAB IV
PERAN IDEAL HUKUM DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

Dalam pelaksanaan dari pembangunan ekonomi terdapat tiga pilar yang harus terpenuhi yaitu
pemerataan pembangunan dan hasilnya yang menuju kepada keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Untuk menciptakan pilar tersebut, salah satu aspek yang diperlukan yaitu adanya hukum yang
memadai. Pada praktiknya fungsi dan peran hukum belum optimal guna mencapai pembangunan
ekonomi, yang mana salah satu kelemahan hukum dalam melaksanakan pembangunan ekonomi yaitu
ketidakpastian hukum.
Terpenuhinya nilai keadilan dan kepastian pada hukum juga akan memberi stabilitas pada
perkembangan pembangunan Indonesia dan berpotensi untuk menjaga keseimbangan kepentingan-
kepentingan yang saling bersaing.
Dengan adanya stabilitas maka pihak-pihak yang terlibat dalam sistem pasar akan merasa lebih aman
dalam melaksanakan bisnisnya. Hal ini akan sesuai dengan fungsi hukum sebagai alat penjaga
keseimbangan (balancing) dan keharmonisan antara kepentingan-kepentingan perorangan.
Hukum juga harus dijadikan sebagai alat untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat.
Pembangunan ekonomi Indonesia juga tentu akan tercapai apabila seluruh Pihak tidak
menciptakan kondisi yang membuat sebagian Pihak merasa tidak nyaman untuk
melaksanakan kegiatan ekonomi.
Sebut saja misalnya adanya Pihak yang mendorong kerusuhan-kerusuhan masyarakat
melalui propaganda yang tidak dapat dipertanggungjawabkan alasannya. Akibatnya
tentulah akan banyak masyarakat maupun pelaku-pelaku usaha yang mengalami kerugian
karena aktivitas usahanya ikut terganggu.
Kendati hal tersebut terjadi, maka penegak hukum harus memastikan bahwa hukum yang
berlaku dapat ditegakkan kepada oknum tersebut agar memberi efek jera dan tidak
membuka ruang kepada pihak lain untuk melakukan hal yang sama.
Peran Hukum Pembangunan Ekonomi di
Indonesia
Kekuatan:
• Kepastian Hukum
• Sebagai alat penertib
Peluang:
• Hukum Sebagai Alat Penjaga
• Hukum
Keseimbangan
• Hukum Sebagai Katalisator

Ancaman:
Kelemahan:
• Kualitas SDM
• Praktek monopoli
• Terciptanya ketidak
persaingan usaha tidak
harmonisan pencapaian
sehat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keberadaan hukum dan kepastian dalam penerapannya mewujudkan terjadinya
keadilan, persaingan sehat, dan pemerataan pembangunan di segala bidang,
sebagaimana nyata dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang saat ini sedang
menuju pada proses yang lebih baik dengan telah dan/atau sedang dibentuk dan
dikeluarkannya berbagai peraturan perundang-undangan yang bertujuan untuk
mendorong pembangunan ekonomi.
2. Hukum sebagai unsur esensial yang dapat membantu terwujudnya percepatan
pembangunan ekonomi di Indonesia adalah hukum yang memiliki landasan yang
kuat, memenuhi aspek keadilan, mampu mengakomodir kepentingan-kepentingan
yang berbeda, serta mampu menciptakan kondisi tertib dan aman dalam
penerapannya.
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yaitu :

1. Berbagai peraturan perundang-undangan yang bertujuan untuk mendorong


pembangunan ekonomi Indonesia harus diawasi secara baik pelaksanaannya agar
membawa dampak baik bagi pembangunan ekonomi, pun jika peraturan
perundang-undangan baru akan dibentuk, harus sudah mempertimbangkan
kepentingan terbaik dari setiap pihak, agar tepat sasaran dan tidak berdampak
buruk di kemudian hari.
2. Untuk mewujudkan suatu hukum yang ideal demi mendukung pembangunan
ekonomi di Indonesia, penegak hukum, termasuk Pemerintah yang memegang
kendali dominan, haruslah terdiri dari insan-insan yang memiliki pengetahuan
hukum mumpuni dalam menyusun dan menerapkan peraturan perundang-
undangan, memiliki pemahaman yang baik tentang aspek keadilan, mampu saling
bekerja sama, dan berkemampuan tegas dalam mengakomodir setiap kepentingan-
kepentingan yang ada. 
Terima Kasih

You might also like