You are on page 1of 20

KESADARAN INTRAPERSONAL DALAM

HUBUNGAN INTERPERSONAL
PERAWAT - KLIEN

Oleh:
Ns. ALINI, M. Kep
Program Studi S1 Keperawatan
FIK - UP
Pendahuluan
• Perawat merupakan profesi yang
menolong manusia untuk beradaptasi
secara positif terhadap stress yang dialami
• Pertolongan yang diberikan harus bersifat
terapeutik
• Instrumen utama yang dipakai adalah diri
perawat sendiri, sehingga kesadaran
intrapersonal menjadi sangat penting
♥ untuk itu, analisis diri perlu dilakukan
sebagai langkah awal dalam proses
komunikasi terapeutik
♥ analisis diri ini difokuskan pada
kesadaran diri, kesadaran akan uniknya
sistem nilai individu, eksplorasi
perasaan, kemampuan menjadi model,
panggilan jiwa (altruisme), serta
tanggung jawab dan etika
1. KESADARAN DIRI
 Kesadaran diri dapat diartikan sebagai kemampuan individu
untuk memahami perasaan, perilaku, dan pikiran diri sendiri
 Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi dan
perilakunya secara peribadi maupun sebagai pemberi asuhan
keperawatan
 Untuk dapat memahami diri , maka perawat harus dapat
menjawab pertanyaan “siapa saya?”, perawat seperti apakah
saya ini?
 Pemahaman dan penerimaan terhadap diri sendiri akan
membuat ia menghargai perbedaan pemikiran, keunikan
klien dan menghargai pendapat orang lain
 Ada dua konsep yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesadaran diri yaitu: Johari Window dan Iceberg model of
human personality
Johari Window
 Johari window menggambarkan perilaku, pikiran dan
perasaan seseorang dalam empat kuadran

II
I
Hanya
Diketahui oleh diketahui oleh
diri sendiri dan orang lain
orang lain

IV
III
Tidak
Hanya
diketahui oleh
diketahui oleh
diri sendiri dan
diri sendiri
orang lain
Setiap kuadran menggambarkan perasaan, tingkah laku, pikiran
seseorang dan perubahan pada satu kuadran akan mempengaruhi
kuadran yang lain.
 Kuadran I merupakan kuadran terbuka dimana tingkah laku,
perasaan dan pikiran seseorang diketahui diri sendiri dan orang
lain disekitarnya, maka individu ini cendrung extrovert,
bersikap terbuka pada orang lain dengan ditandai ciri-ciri yg
meliputi periang ,mudah akrab, ramah, banyak teman dan
menyenangkan

 Kuadran II disebut kuadran buta karena tingkah laku, perasaan


dan pikiran diketahui orang lain tapi dirinya tidak mengetahui
dimana individu ini biasanya suka menonjolkan diri, merasa
super, kurang bisa instropeksi sehingga selalu merasa benar, dan
tidak mampu mengenali dirinya sendiri
 Kuadran III adalah kuadran tersembunyi karena tingkah
laku, perasaan dan pikiran seseorang tidak diketahui oleh
orang lain dan hanya individu sendiri yang tahu, kuadran
ini dikenal dengan kuadran rahasia peribadi atau orang lain
mengenal sebagai individu yang misterius, maka individu
ini nampak introvert,pendiam , suka menyendiri,dan lebih
banyak menyimpan rahasia

 Kuadran IV merupakan kuadran yang tidak diketahui oleh


diri sendiri maupun orang lain. Orang yang mengalami
gangguan jiwa mempunyai kuadran keempat yang besar,
karena aspek pada diri sendiri mereka tidak tahu sama
sekali atau sangat sedikit diketahui oleh mereka dan orang
lain juga sangat sulit dan bahkan tidak paham tentang
tingkah laku, perasaan dan pikiran orang tersebut
Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara yaitu:
PERTAMA, dengan mempelajari diri sendiri :
 Salah satu penyebab tidak efektifnya komunikasi perawat-klien
adalah karena perawat kurang menyadari tentang aspek yg ada
dlm dirinya
 Aspek diri yang berada diluar kesadaran seseorang akan berada
diluar kendalinya
 Hal ini dapat merusak interaksinya dengan orang lain
 Karena itu, seorang perawat perlu mempelajari dirinya agar dia
tahu apa kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya
 Untuk menjadi seseorang yang utuh, ada empat aspek yang
perlu mendapat perhatian
 Aspek tersebut antara lain: tubuh (struktur, fungsi, bentuk, dan
penggunaan bahasa tubuh), pengalaman subjektif, hubungan
dengan orang lain, dan perasaan-perasaan yang muncul tanpa
disadari ketika berinteraksi atau mendapat pengalaman baru
KEDUA, dengan cara belajar dari orang lain :
 Banyak sekali sifat dan perilaku kita yang tidak kita
sadari tetapi orang lain melihat atau merasakannya
 Tidak ada seorangpun yang mampu mengenali dirinya
secara keseluruhan
 Karena itu seorang perawat perlu mendengarkan
semua pendapat atau komentar klien, teman sejawat
ataupun orang lain tentang dirinya dan berusaha
mengubah dirinya ke arah yang lebih baik
 Penolakan terhadap kritik dan saran orang lain hanya
akan merugikan diri sendiri karena tidak akan ada
perubahan dalam diri
KETIGA, dengan cara mengembangkan sikap terbuka :
 Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang
sehat
 Dengan keterbukaan pada orang lain seseorang akan merasa aman
ketika berinteraksi karena tidak ada seseuatu yang disembunyikan
 Kebiasaan membuka diri ini bisa dilatih dengan cara sering
berkenalan dengan orang baru dan mencoba memperkenalkan diri
pada orang tersebut
 Membuka diri juga bisa dilakukan pada seseorang yang dapat
dipercaya, dan dirasakan bisa membantu menyelesaikan masalah
yg dihadapi
 Ketebukaan yg berlebihan di hadapan umum tdk baik karena tdk
semua orang mampu melihat pengalaman hidup seseorang secara
objektif
 Keadaan ini mungkin bisa dimanfaatkan untuk menjatuhkan atau
memfitnah orang tersebut
Iceberg Model of Human Personality
 Model ini menekankan adanya “sifat berlawanan” dalam
kepribadian seseorang, sebagaimana yg terlihat pada bagan
berikut ini:
 Dengan memahami model ini perawat bisa menerima
adanya “the hidden part of me” dari dirinya maupun
klien.
 Sehingga ketika klien mengungkapkan hal-hal jelek
tentang dirinya, perawat bisa menerima dan mengatakan
bahwa hal tersebut sebenarnya normal
 Berkaitan dengan analisis diri, dengan memahami model
ini, perawat mampu menggali dan memahami adanya
sifat-sifat yg kurang baik dalam dirinya
 Kesadaran ini akan memudahkan perawat dalam
merubah perilakunya ke arah yang lebih baik
 Kesadaran diri ini sangat penting karena bagaimana
Anda memandang diri Anda dan bagaimana orang lain
memandang diri Anda akan mempengaruhi interaksi
anda secara keseluruhan
2. Kesadaran tentang Uniknya Sistem Nilai
Tiap Individu
 Apa dan bagaimana niali-nilai yang dianut seseorang akan
mempengaruhi dirinya pada saat berinteraksi dengan orang lain
 Bagaimana keluarga dan klien memandang penyebab penyakit
yang di derita sangat berbeda dengan bagaimana seorang dokter
atau perawat memandangnya
 Seorang dokter atau perawat menganggap bahwa gangguan jiwa
disebabkan oleh faktor neurobiologis dan stress psikososial yang
dialami klien, sebaliknya keluarga atau klien mungkin
beranggapan bahwa gangguan jiwa itu disebabkan oleh guna-guna
atau hukuman terhadap dosa dimasa lalu
 Pada saat merawat klien, perawat tidak perlu bersitegang dengan
klien tentang perbedaan pendapat tersebut
 Akan tetapi perawat harus menghargai pendapat klien dan
keluarga sambil mencoba memberi penjelasan secara perlahan
 Perawat seharusnya tidak terpengaruh oleh adanya
stereotip pada klien dengan latar belakang budaya
tertentu
 Misalnya stereotip bahwa orang sunda lembut dan tidak
terus terang atau orang batak yang blak-blakan, karena
pada kenyataannya tidak semua orang sunda atau orang
batak memiliki sifat tersebut
 Dengan menyadari sistem nilai yang dimilikinya seperti
nilai budaya, nilai keluarga dan agama yang dianutnya,
perawat akan siap mengidentifikasi situasi yang
bertentangan dengan sistem nilai yang ia miliki
3. Eksplorasi perasaan
 Ekplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-
perasaan yang muncul sebelum dan sesudah berinteraksi
dengan orang lain
 Perasaan seorang guru sebelum mengajar mungkin berbeda
dengan perasaan seorang mahasiswa yang akan presentasi di
kelas
 Sebagai perawat, kita perlu terbuka dan sadar terhadap
perasaan kita dan mengontrolnya agar kita dapat
menggunakan diri kita secara terapeutik
 Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia mendapatkan
dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada klien
dan bagaimana penampilannya pada klien
 Sewaktu berbicara dengan klien, perawat harus menyadari
responnya dan mengontrol penampilannya
 Bagaimana perasaan perawat terhadap proses interaksi
berpengaruh terhadap respon dan penampilannya, yang
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perasaan
klien
 Seorang perawat yang cemas pada saat interaksi akan
tampak pada ekspresi wajahnya dan perilakunya
 Kecemasan perawat ini akan membuat klien merasa
tidak nyaman dan karena adanya “pemindahan
perasaan” (transfer feeling) mungkin klien juga akan
menjadi cemas dan hal ini akan memengaruhi interaksi
secara keseluruhan
4. Kemampuan Menjadi Model Peran
 Seorang pasien membutuhkan sosok peribadi yang dapat
diteladani dalam mengubah perilaku
 Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan mampu
menjadi model bagi klien dalam menjalani kehidupannya, karena
perawat adalah orang yang paling dekat dan paling lama bersama
klien
 Perawat harus mampu memisahkan antara kehidupan peribadi
dengan kehidupan profesional
 Jadi ketika berinteraksi dengan klien, perawat harus mampu tetap
tersenyum walaupun dia sedang memiliki konfik peribadi
 Perawat yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat
memenuhi dan memuaskan kehidupan peribadinya serta tdk
didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran
 Seorang perawat yang senantiasa cemas, penuh konflik dan tdk
mampu menyesuaikan diri dgn lingkungannya tdk bisa menjadi
model dan tdk akan mampu merubah perilaku klien menjadi lebih
baik
5. Penggilan Jiwa (Altruisme)
 Altruisme merupakan suatu kepedulian terhadap
orang lain
 Perawat yang memiliki jiwa altruisme akan
memberikan perhatian penuh pada klien,
memberikan pertolongan dengan segera pada saat
klien tidak mampu melakukan suatu tindakan
 Perawat dengan jiwa altruisme akan merasakan
kepuasan peribadi dalam melakukan setiap asuhan
keperawatan kepada kliennya
6. Etika dan Tanggung Jawab
 Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat harus
bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukannya
 Demikian pula dalam berkomunikasi, perawat seharusnya
bertanggung jawab atas perilakunya dan mampu mengatasi semua
kelemahannya
 Perawat bisa menunjukkan rasa tanggung jawabnya dalam
berkomunikasi dengan cara meminta maaf kepada klien ketika
misalnya dia bersikap atau berperilaku menyinggung perasaan klien
 Untuk mengatasi kelemahannya, perawat bisa melakukan analisis
diri sebelum berinteraksi dengan klien
 Lebih jauh lagi, dalam berinteraksi dengan klien, perawat harus
menjunjung tinggi kode etik keperawatan dan etika yang
dibenarkan dalam sebuah hubungan terapeutik
 Secara etika, misalnya seorang perawat laki-laki tdk dibenarkan
memegang jemari atau memeluk bahu klien perempuan tanpa
tujuan terapeutik

You might also like