You are on page 1of 13

Defenisi kesulitan

belajar
Sumber:
Pengantar Pendidikan Luar Biasa (2008) IG. A. K.
Wardani, dkk Penerbit UT.
Sekolah Inklusi (2014), J. David Smith. Penerbit
Nuansa
• Federal Register, 1977 hlm 65083, kesulitan belajar khusus (specific learning disability) bearti
suatu gangguan pada satu atau lebih proses psikologi dasar yang meliputi pemahaman atau
penggunaan bahasa, lisan atau tulisan yang dapat di wujudkan dengan kemampuan yang tidak
sempurn dalam mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau melakukan
perhitungan matematis.

• Canadian Association for Children and Adults with Learning Disability (1981), anak berkesulitan
belajar khusus adalah mereka yang tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah meskipun
kecerdasannya termasuk rata-rata, sedikit diatas rata-rata atau sedikit dibawah rata-rata, dan
apabila kecerdasannya lebih rendah dari kondisi tersebut bukan lagi termasuk learning disabilities.

• Public law (Hallan dan Kauffman, 1991: 126), menjelaskan tentang “spesific Learning
Disabilities” sebagai gangguan pada satu proses psikologis dasar atau yang lebih terlihat di dalam
penggunaan bahasa lisan dan tulis dengan wujud, seperti ketidak sempurnaan mendengar,
memikirkan, membicarakan, membaca, menulis, mengucapkan atau melakukan perhitungan
matematis.
Klasifikasi kesulitan belajar
• Kirk dan Gallagher (1989: 187) menjelaskan bahwa kesulitan belajar
dibedakan dalam 2 kategori besar, yaitu:
• Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental
learning disabilities), mencakup: gangguan perhatian, ingatan, motorik dan
persepsi, bahasa dan berpikir.
• Kesulitan belajar yang berhubungan dengan akademik (academic learning
disabilities), mencakup: kesulitan membaca, menulis, dan berhitung atau
matematika.  

• Penyebab kesulitan belajar menurut Roos (1976), Siegel dan Gold


(1982), serta Painting (1983), bahwa kesulitan belajar khusus
disebabkan oleh disfungsi sistem saraf yang disebabkan oleh, (1) cedera
otak pada masa perkembangan otakl, (2) ketidakseimbangan zat-zat
kimiawi di dalam otak, (3) gangguan perkembangan saraf, dan (4)
kelambatan proses perkembangan individu.
Karakteristik anak berkesulitan belajar
• Secara umum menurut Clement yang di kutip oleh Hallahan dan
Kauffman (1991: 133), terdapat 10 gejala yang sering di jumpai
pada anak berkesulitan belajar, yaitu: hiperaktif, gangguan persepsi
motorik, emosi yang labil, kurang koordinasi, gangguan perhatian,
impulsif, gangguan memori dan berpikir, kesulitan pada akademik
khusus (membaca, matematika, dan manulis), gangguan dalam
berbicara dan mendegar, tanda neurologis yang tidak jelas.
• Karakter khusus anak berkesulitan belajar dalam membaca, yaitu:
gangguan mambaca lisan, gangguan ingatan jangka pendek,
gangguan pemahaman.
Apa yang sebaiknya dilakukan pendidik?
1. Menganalisis tipe (bentuk) kesulitan membaca.
2. Assesment kemampuan membaca. Assesment formal (tes survei, tes
diagnosis (pengenalan huruf, pengenalan kata, menganalisis kata,
pemahaman kata, pamahaman bagian bacaan, tes hasil belajar),
assesment informal.
3. Prosedur bimbingan membaca, yaitu: identifikasi masalah, diagnosis,
penyusunan program layanan, evaluasi.
4. Pendekatan remidi membaca.
a. Teknik Gillingham dan Stilman, yaitu mengenal huruf, merangkai
huruf menjadi kata, membaca kalimat dan cerita.
b. Teknik Fernald
Layanan bantuan bagi anak berkesulitan menulis
• Tipe-tipe kesulitan menulis: kesalahan dalam menulis bentuk huruf, ukuran huruf
tidak normal, kesalahan dalam menulis angka, pensil terlalu di tekan atau kurang
di tekan.

• Assesment kesulitan menulis, formal dengan cara membuat instrumen untuk


mengassesment kemampuan menulis anak, yaitu: menulis dari kiri ke kanan,
memegang pensil, menulis nama depan, mempertahan posisi menulis dengan
tepat, menulis huruf yang diminta, menyalin kata-kata, menyalin tulisan dari
papan tulis ke kertas/buku, tidak melebihi garis, menulis nama akhir dan informal,
lewat observasi dan menganalisis pola-pola kesalahan tulisan
Modal apa saja yang harus dimiliki pendidik untuk membantu memecahkan
masalah Anak?

1.Memahami dunia anak dr berbagai aspek pertumbuhan dan


perkembangan
2.Menyadari hakekat dari pendidik (sebagai role
model/bertanggungjawab atas konsekuensi profesi)
3.Pendengar yang baik
4.Pengamat yang baik
5.Menerima anak apa adanya “tanpa syarat’
6.Memiliki kemampuan menciptakan rasa aman dan hangat dan
menciptakan hubungan yang dilandasi dengan sikap jujur,
terbuka , spontan, alamiah, dan tidak bersikap pura-pura.
PERAN PENDIDIK DALAM MENGHADAPI
MASALAH

• Mendeteksi secara dini terhadap anak di lingkungan institusi adalah agar


perlakuan yang diberikan tepat, yakni berupa stimulasi atau rangsangan
melalui berbagai macam metode program kegiatan belajar di sekolah, dapat
diberikan kepada anak yang memerlukan.

• Beberapa data penting yang dapat dikumpulkan oleh pendidik yaitu :


• Data perkembangan fisik atau motorik.
• Data Perkembangan Intelektual.
• Data Perkembangan Emosi.
• Data Perkembangan Sosial Dan Moral.
Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pemecahan Permasalahan

a. Orangtua

b. Ahli : Dokter Anak, Neurolog, Psikolog, Konselor

c. Pihak sekolah
Langkah AWAL Pendidik dalam Menghadapi Permasalahan Anak

• Mengumpulkan data mengenai anakobservasi dan


wawancara selama minimal 1 bulan.

• Melakukan identifikasi dan klarifikasi dengan guru


lain ataupun orangtua. : observasi dan wawancara

• Pengambilan kesimpulan (pihak orangtua/wali perlu


diajak bekerjasama)
Langkah LANJUT untuk penanganan
permasalahan anak (2)

b. Untuk Permasalahan dalam Belajar

1. Menunjukkan minat dan perhatian atas


keberadaannyamenyapa, menunjukkan ide,
mendengarkan ide,pendapat/perasaan mrk
2. Memberikan bantuan khusus pada siswa dengan
memperhitungkan kebutuhan dan minat anak
3. Menciptakan lingkungan yang kaya akan
stimulusdengan menggunakan alat peraga dan
penjelasan yang konkrit dan menarik
Langkah LANJUT di sekolah untuk penanganan permasalahan anak (1)

1. Untuk permasalahan perkembangan


• Pendekatan kepada anak dengan membina hubungan yang
baik, sehingga anak merasa aman.
• Melalui strategi atau metode pembelajaran; panggung
boneka, role playing-simulasi, dongeng
• Konseling dengan anak pendekatan individual, melalui
permainan atau cerita
Untuk Permasalahan dalam Belajar (2)
• Memberikan kesempatan anak untuk mencoba-mengalami selain
mendengarkan (hands-on learning and thinking)

• Menggunakan variasi metode dan cara pembelajaran

• Memberikan penguatan/reinforcement saat anak mampu melakukan


sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, berupa respon verbal
ataupun fisik (pelukan-elusan)

• Bilamana permasalahan pada anak terjadi lebih dari 4-6 minggu,


segera rujukkan dengan dokter anak, psikolog, terapis.

You might also like