You are on page 1of 48

TEKNIS BUDIDAYA

TANAMAN KENTANG
MAINTANG, SP , M.Si

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN


SULAWESI SELATAN
2022
Pendahuluan
 Kentang merupakan tanaman pangan utama ke-4 di dunia setelah
gandum, padi, dan jagung.
 Di Indonesia, komoditas ini mempunyai peranan cukup penting selain
dimanfaatkan sebagai sayur juga sering digunakan sebagai makanan
olahan, usaha rumah tangga, restoran siap saji, sampai industri besar
untuk pembuatan tepung dan keripik.
 Sebagai salah satu pangan alternatif subtitusi beras, pengembangan
kentang perlu terus digalakkan. Hal ini untuk mengurangi konsumsi beras
nasional yang masih begitu tinggi yaitu 139 kg/kapita/tahun
• Menurut data (Kementerian Pertanian 2016) tingkat produktivitas
kentang berfluktuasi antara 15,96–8,20 ton/ha. Produktivitas ini
masih relatif rendah dibandingkan dengan produktivitas di beberapa
negara Eropa seperti Belgia yang bisa mencapai rerata 44,3 ton/ha
daBelanda 42,5 ton/ha (Supit et al. 2010).
• Tantangan terkait peningkatan produksi kentang antara lain :
 benih bermutu (ketersediaan, harga),
Hama penyakit penting (hawar daun, layu bakteri, NSK dll)
Penggunaan lahan terus menerus
nilai tambah dan daya saing hasil panen
Phenotype (P) = Genotype + Enviroment (E)
Varietas (G) unggul tidak dapat berdiri sendiri untuk memberiikan
penampilan (P) atau hasil yang optimal dan bermutu. Teknik budidaya
yang tepat bertujuan untuk memberikan kondisi lingkungan (E) yang
sesuai sehingga tanaman dapat memberikan produksi sesuai dengan
potensi genetiknya yang dimulai dari perencanaan tanam- pascapanen
1. PERENCANAAN TANAM
PERENCANAAN TANAM
1. Pemilihan lokasi tanam
2. Sistem tanam
Pengetahuan tentang
3. Pola tanam persyaratan tumbuh
4. Waktu tanam tanaman kentang
5. Pemilihan varietas
Syarat Tumbuh

• Jenis tanah ringan , mengandung


sedikit pasir dan kaya bahan
organik contoh tanah andosol
• Ketinggian tempat = 800 – 1500 m
dpl
• Suhu udara 15 – 22 0C (optimum 18
– 20 oC)
• Kelembaban : 80 – 90 %,
• pH tanah 5,5 – 6.5 ,
• Curah hujan : 1500 – 2000 mm per
tahun.
Pemilihan Lokasi
• Dekat dengan sumber air
• Bukan bekas tanaman terung-terungan (terung, tomat, cabai, dan
kentang)
• Bukan daerah endemik penyakit layu bakteri dan layu fusarium
Sistem Tanam
Sistem tanam : monokultur
Sistem Tanam
Sistem tanam : tumpangsari/ tumpanggilir

Tumpangsari kentang-bawang daun Menggunakan tanaman penghadang


Sistem Tanam
Sistem tanam : di dalam rumah kasa
Pola Tanam

• Tujuan pola tanam memutus siklus hidup OPT


• Pergiliran tanaman harus yang bukan satu keluarga/ famili
Waktu Tanam
• Pemilihan waktu tanam kentang yang tepat sangat penting, terutama
dalam hubungannya dengan ketersediaan air
• Ketersediaan air perlu diperhitungkan karena air diperlukan tanaman
kentang sejak awal pertumbuhan sampai masa pembentukan umbi
• Ketersediaan benih kentang .
• Ketersediaan saprodi
• Waktu tanam kentang yang tepat dapat berbeda menurut lokasi dan
tipe lahan
Pemilihan Varietas
No Nama Varietas Tahun dilepas Potensi hasil Keunggulan

1 Amudra 2002 20 - 42 Keripik, agak toleran busuk daun

2 Andina 2011 20.4-34.1

3 Atlantik M 2000 8 - 20 Keripik, kandungan pati tinggi

4 Balsa 2005 22.4 Sayur, toleran nematoda

5 Cipanas 1980 13 - 34 Sayur, toleran busuk daun

6 Cosima 1980 19 - 36 Sayur, toleran busuk daun, nematoda

7 Erika 2005 25.3 Sayur, toleran busuk daun, nematoda

8 Fries 2005 25.7 Keripik, toleran busuk daun, nematoda

9 GM05 2009 29.1 – 35.8 Sayur, keripik

10 GM08 2009 27.4 – 34.2 Sayur, keripik

11 Granola L 2002 26.5 Sayur, toleran PVA, PVY

12 Kastanum 2011 Tidak ada materi


Pemilihan Varietas
No Nama Varietas Tahun dilepas Potensi hasil Keunggulan

13 Kikondo 2008 18 - 24 Sayur dan kripik

14 Krespo 2005 28.1 Sayur, toleran busuk daun

15 Manohara 2002 20 -37 Keripik, toleran busuk daun

16 Margahayu 2008 18 - 23 Keripik, toleran busuk daun

17 Merbabu 17 2000 24 Sayur, keripik, toleran penggorok daun

18 Ping 06 2009 29.1 – 38.3 Sayur

19 Repita 2005 30 - 32 Sayur, toleran busuk daun

20 Tenggo 2005 33.5 Sayur, toleran nematoda

21 Vernei 2005 21.1 – 35.6 Kripik

22 Maglia 2013 21.1 – 35.6 Kripik

23 Amabile 2013 25.7 – 29.2 Kripik

24 Medians 2013 24.9 – 31.9 Kripik


Pemilihan Varietas

Granola Atlantik GM 05 GM 08

Margahayu Kikondo Andina Tenggo


2. PENGOLAHAN LAHAN
Pengambilan contoh tanah
Contoh tanah untuk mengukur pH
• Bor tanah
• Cangkul
• Kedalaman 30 cm
• 10 titik/ lahan
Pengukur pH Tanah
• Dari 10 titik tanah dicampur dan dikering-anginkan
• Diambil 100 g tanah, lalu dilarutkan dengan 200 ml air mineral aduk
hingga merata
• Ukur pH tanah dengan pH meter digital
Pengapuran
• Jika pH tanah < 6 dilakukan pengapuran dengan dosis sebagai
berikut :
Kebutuhan kapur
No. pH tanah asal
(ton/ha)
1. 5,50 5,80
2. 5,00 7,80
3. 4,50 10,70
4. 4,00 13,00

• Pengapuran dilakukan pada saat pengolahan


tanah pertama dan dibiarkan selama satu
bulan
Pengapuran
Solarisasi

• Solarisasi. Solarisasi adalah penutupan permukaan tanah


menggunakan plastik polietilin selama 1,5 bulan. Solarisasi
dilakukan setelah pencangkulan pertama. Tujuannya ialah
menaikkan suhu tanah hingga ± 50o C agar OPT dalam tanah
seperti nematoda, orong-orong, uret, patogen penyakit, dan ulat
tanah mati.
Pengolahan Tanah
• Lahan dibersihkan dari gulma atau rumput-rumput liar terutama babadotan (Sunda)
atau wedusan (Jawa)
• Lahan dicangkul atau ditraktor dan biarkan selama satu minggu
• Dibuat bedengan pertanaman dengan lebar 1-1,2 m dan jarak antar bedengan -30-50
cm
• Tanah di atas bedengan dicangkul kembali dan pupuk dasar dihamparkan, kemudian
tanah dibiarkan selama satu minggu
• Satu minggu kemudian tanah di atas bedengan dihaluskan dan mulsa plastik perak
dipasang di atas bedengan pertanaman
3. PEMUPUKAN
Waktu Pemberian Pupuk
Pupuk dasar :
• Pupuk kandang
• P2O5 dan K2O

• P adalah unsur yang tidak mobil dan K lama larutnya, sehingga memerlukan waktu ±14 hari agar dapat
Sumber pupuk : diserap oleh tanaman
• Kotoran sapi, kuda, • Unsur P dan K akan tersedia bagi tanaman sepanjang umur tanaman kentang
ayam, kompos • Kegunaan unsur P : memacu pertumbuhan perakaran, mengangkut karbohidrat di dalam tanaman,
• SP 36, NPK mengatur tegangan sel tanaman agar tahan OPT, berperan dalam pembentukan bunga dan umbi
• Kamas, KCl, NPK • Kegunaan unsur K : bahan dasar untuk memperkuat dinding sel, sehingga tanaman tahan terhadap
serangan penyakit, berperan dalam pertumbuhan perakaran tanaman agar bertambah banyak dan
panjang, sehingga akan meningkatkan keefektifan penyerapan unsur hara
Jenis dan Dosis Pupuk
Kebutuhan unsur hara
Waktu (kg/ha) Jenis dan dosis pupuk per
pemupukan N P205 K20 hektar

Pupuk dasar - - - Pupuk kandang


(Saat tanam  kotoran ayam :15-20 ton
atau 1-2 hari  kotoran sapi : 20-25 ton
sebelum tanam)
75-100 200-250 180-250 NPK Phonska : 500 – 667 kg
SP 36 :347 – 417 kg
KCl : 173 – 248 kg
4 minggu 75-100 - - Urea : 163 – 217 kg
setalah tanam
Cara Pemupukan Dasar
Cara Pemupukan Susulan
3. PEMASANGAN MULSA DAN JARAK TANAM
Pemasangan Mulsa dan Jarak Tanam

• Dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, dan jarak antar
bedengan 30-50 cm
• Plastik mulsa dipasang di atas bedengan
• Lubang tanam dibuat dengan jarak tanam dengan ukuran 25 cm x 80 cm atau 30 cm
x 70 cm, sehingga dalam tiap bedengan terdapat dua baris tanaman.
4. PENANAMAN
Perlakuan Benih
Untuk menekan serangan penyakit layu bakteri, sebelum ditanam ubi bibit direndam
dalam larutan bakterisida Streptomisin Sulfat (1 g/liter) selama 15-30 menit.
Tanam
• Penanaman kentang dilakukan pada lubang tanam yang dibuat menggunakan
tugal.
• Satu lubang ditanam saty ubi bibit, selanjutnya lubang tanam ditutup
menggunakan tanah.
5. PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyiraman

• Tanaman kentang adalah


tanaman yang memerlukan
banyak air, namun tanaman
tersebut tidak mau tergenang.
• Pada umur < 21 hari dilakukan
penyiraman setiap hari,
sedangkan setelah pada umur
> 21 hari dilakukan
penyiraman setiap 2-3 hari
sekali.
Penyiangan

• Penyiangan ialah
membuang gulma dan
tanaman liar
• Penyiangan dilakukan
menjelang pemupukan
susulan
Pengguludan
• Pada tanaman kentang yang tidak menggunakan mulsa plastik perak wajib
dilakukan pengguludan
• Pengguludan bertujuan untuk menutup umbi dan mencegah umbi dari serangan
serangga/OPT (cth. Penggerek umbi kentang), greening akibat terpapar sinar
matahari, fungi (PI), suhu tinggi yg memicu pertumbuhan sekunder, kelainan fisik
(cth. Pecah umbi)
• Tinggi guludan 30 – 40 cm
• Pengguludan dilakukan pada umur 4 dan 8 minggu setelah tanam
Pemasangan Turus Bambu
• Pemasangan ajir bambu bertujuan untuk menopang pertumbuhan tanaman agar
dapat tumbuh dengan tegak.
• Pemasangan turus bambu dilakukan mulai umur 2-3 minggu setelah tanam
6. PENGENDALIAN OPT
Contoh Penyemprotan Fungisida Secara Preventif
Interval penyemprotan :
• Musim hujan : 3-4 hari
• Musim kemarau : 5-7 hari

Jenis penyakit

Umur tanaman (minggu setelah tanam)

Busuk daun fitoftora

Bercak daun alternaria

Fungisida sistemik diluar kode cara kerja M1 s.d. M9

Fungisida kontak dari kelompok kode cara kerja M1 s.d. M9. Jika tetap masih ada serangan dapat digunakan
fungisida diluar kode cara kerja M1 s.d. M9
Contoh pencegahan dan pengendalian hama penyakit penting
virus : daun menggulung, mozaik virus
Virus belum ada obatnya, pengendalian dilakukan dengan menggunakan benih asal bebas
virus (uji lab), pengendalian hama pembawa (misal aphids)

Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum)


Sanitasi lahan, mencabut dan memusnahkan tanaman terkena layu bakteri, rotasi tanaman,
(
cara kimia penggunaan bakterisida dengan bahan aktif asam oksolinik 20 % dengan dosis
sesuai anjuran
l
Nematoda sista kuning (NSK)
Lahan bebas NSK (uji lab), nematisida, solarisasi sebelum tanam, rotasi tanaman

Penyakit busuk daun (Phytophthora infestans)


Gunakan umbi benih sehat, sanitasi lahan, agen hayati (trichoderma)
)
aplikasi fungisida (bahan aktif mankozeb, propinep, klorotalonil, simozanil , areal pertanaman
jangan terlalu lembab/basah
Pengendalian Hama Secara Kuratif
• Pengendalian OPT secara kuratif dapat dilakukan jika populasi hama atau
intensitas serangannya telah mencapai nilai ambang pengendalian

Ambang pengendalian ialah tingkat populasi hama atau intensitas


serangannya yang jika tidak dikendalikan akan menimbulkan kerugian
Ambang Pengendalian Hama Kentang

No. Jenis hama Ambang pengendalian


1 Trips 10 nimfa/ daun contoh
2 Kutudaun 20 ekor/ daun contoh
3 Kutukebul 20 ekor/ daun contoh
4 Lalat pengorok daun 10% intensitas serangan
5 Ulat grayak Kerusakan daun 12,5%
6 Ulat penggerek umbi/ daun 2 ekor/ tanaman contoh atau 15% intensitas
kentang serangan
7 Tungau 5% intensitas serangan
8 Oteng-oteng 5% intensitas serangan
7. PANEN DAN PASCAPANEN
Pemanenan
• Tanaman kentang dapat dipanen setelah tanaman cukup umur yaitu (90-120 hst)
tergantung varietas
• Pemangkasan bagian tanaman diatas permukan (bila diperlukan dapat
menggunakan herbisida dengan dosis setengah dari dosis anjuran
• Waktu panen pada saat cuaca terang, kering, teduh
• Panen umbi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak umbi secara
mekanis
Penanganan Pasca Panen
• Setelah digali umbi kentang dibiarkan di permukaan tanah (1-2 jam), sampai tanah
yang menempel kering dan terlepas sehingga lebih mudah dibersihkan
• Sortasi bertujuan untuk memperoleh mutu yang baik dengan memilah milah umbi
yang baik dan yang rusak/cacat fisik akibat panen maupun hama penyakit
• Grading adalah pengkelasan berdasarkan kualtas, keseragaman bentuk dan ukuran
(biasanya kelas AL/XL, Kelas A, B, C (mini) dan kelas baby
• Penyimpanan sebaiknya dalam gudang dengan ventilasi yang baik dan kelembaban
65-70 %
• Wadah penyimpanan dapat berupa kotak kayu, keranjang atau waring
• Sebelum distribusi dilakukan pengemasan agar terlindung dari kerusakan mekanis,
memberikan nilai tambah produk kentang dan memperpanjnag umur simpan
TERIMA KASIH

You might also like