You are on page 1of 21

NAIKKAN KADAR

CINTAMU
INTRODUCTION
◦ KETIKA SEORANG PRIA MELIHAT SEORANG WANITA YANG MEMIKAT
HATINYA: “TERPESONA…. AKU TERPESONA…”
◦ MULAI MENDEKATI DAN MENCARI TAHU SEGALA TENTANGNYA.. “
◦ MULAI MINTA NOMER HP DAN KOMUNIKASI
◦ MULAI AJAK KETEMUAN DAN AKHIRNYA PACARAN
◦ PERKENALAN DENGAN KELUARGA (ADEK, ABANG, KAKAK, TEMAN-
TEMAN)
◦ PERKENALAN DENGAN ORANG TUA
◦ MENIKAH
◦ PUNYA ANAK
◦ MEMBESARKAN ANAK BERSAMA
◦ MENUA BERSAMA
CINTA = MEANING
◦ Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua
makhluk. Penggunaan kata cinta juga dipengaruhi perkembangan zaman. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21
mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan
seperti berikut:
◦ Perasaan terhadap keluarga
◦ Perasaan terhadap teman-teman
◦ Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
◦ Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu
◦ Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang 
◦ Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
◦ Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
◦ Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
◦ Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme
CINTA DALAM BERBAGAI BAHASA
Dalam Bahasa Yunani.
Dalam bahasa Yunani ada empat kata yang artinya sama-sama mengasihi, tetapi dalam lingkup yang
berbeda.
1.Kata benda στοργη - STORGÊ dengan kata kerjanya STERGEIN berarti kasih mesra dari orang tua
kepada anaknya dan begitu juga sebaliknya.
2.Kata EROS dari kata Yunani, yang kita terjemahkan EROS, artinya kasih asmara antara pria dan wanita
yang mengandung nafsu birahi.
3.Kata benda φιλεω - PHILEÔ dengan kata kerjanya φιλειν - PHILEIN berarti kasih sayang yang sejati
antar sahabat dekat. Biasanya kasih ini tidak mempunyai hubungan darah. Kasih ini lebih kepada
persahabatan.
4.Kata benda αγαπαω - AGAPAÔ dengan kata kerjanya αγαπαν - AGAPAN, yang kita terjemahkan
AGAPE, artinya kasih yang tanpa perhitungan dan tanpa peduli orang macam apa yang
dikasihinya. Seringkali disebut dengan kasih yang walaupun.
.2. Dalam Bahasa Inggris.
Dalam bahasa Inggris mempunyai kata kerja Love (kasih, cinta, suka)
dan Like (suka). Jadi ada perbedaan antara Love dan Like.

A.3. Dalam Bahasa Perancis.
Bahasa Perancis hanya menggunakan kata aimer untuk
kata Love dan Like.

A.4. Dalam Bahasa Indonesia.
Kasih : Perasaan sayang (cinta, suka kpd); beri, memberi. Jadi dalam
bahasa Indonesia, kasih itu identik dengan memberi. Orang yang
mengasihi pasti memberi, namun orang yang memberi belum tentu
mengasihi.
KADAR = MEANING
◦ kadar2/ka·dar/ n 1 ukuran untuk menentukan suatu norma: belum ada -- yang pasti dalam hal mengatakan
salah atau benarnya bukti itu; 2 isi atau bagian yang tulen (tentang emas, perak, dan sebagainya): emas ini --
nya 0,800, berarti yang tulen 4/5 nya; 3 nilai, harga, taraf (tingkatan): dalam pertemuan
antara para ahli itulah, baru ia tahu akan -- dirinya; 4 lebih kurang; kira-kira: jumlah anggotanya -- lima
ratus orang; 5 Antr jumlah hasil pengukuran dalam persentase mengenai gejala tertentu yang terdapat pada
populasi tertentu dalam keadaan dan jangka waktu tertentu;-- air 1 Graf persentase air yang ada pada pulp,
kertas, dan karton, ditetapkan dengan cara mengeringkan contoh uji pada suhu antara 100o—105o C; 

◦ CONTOH:
◦ EMAS (BERAPA KARAT).. GAME (LEVEL BERAPA).. PENDIDIKAN (TINGKAT PENDIDIKAN SD,
SMP, SMA, S1, S2, S3, ESTELER)… SOSIAL (DEWASA, MENIKAH, PUNYA ANAK, PUNYA CUCU)…
◦ Sukanya kadar yang bagaimana bapak ibu?
◦ Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan
beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan 
konsep cinta. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep
: eros, philia, dan agape.
◦ Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada
lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu: Perasaan, Pengenalan ,Tanggung jawab,
Perhatian, Saling menghormati
◦ Erich Fromm dalam bukunya (The Art of Loving) menyatakan bahwa ke empat
gejala: care, responsibility, respect, knowledge muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang
mencintai. Omong kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh
dan tak ada tanggung jawab pada si anak. Sementara tanggung jawab dan pengasuhan tanpa rasa
hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan menjerumuskan para orang
tua, guru, rohaniwan, dan individu lainnya pada sikap otoriter.
Apakah kasih storge, eros, phileo, agape ada dalam
Alkitab?
Saya cari dalam software e-sword, bagian Strong’s Hebrew and
Greek Dictionaries. Berikut ini adalah hasil yang didapatkan,
apakah ke-empat kasih tersebut ada dalam Alkitab.
ἀγαπάω   agapaō
Total KJV Occurrences: 142
ἀγάπη agapē
Total KJV Occurrences: 116
Φιλέω phileō
Total KJV Occurrences: 26
◦ Melihat hasil tersebut, bisa kita bilang bahwa kata kasih dalam
bahasa Yunani, dari 4 kata yang sering kita dengar itu, hanya dua
kata yang dicatat dalam Alkitab. yakni: Agape dan Phileo. Ada
sebuah artikel yang menuliskan bahwa ada
kemungkinan storge juga pernah ditulis, tetapi kata tersebut
gabungan dari kata Phileo dan Storge.
◦ Tetapi yang lebih pasti, kata tersebut tidak ada dalam Alkitab
Bahasa Yunani versi Software e-sword.
YOHANES 21: 15-19
◦ Apakah Engkau Mengasihi Aku?
◦ Setelah makan bersama, Yesus bertanya kepada Petrus. Pertanyaan Yesus di dalam
bahasa Yunani adalah :
◦ “apakah engkau mengasihi Aku (agapas me) lebih daripada semua ini (pleon touton)?”
◦ Pertanyaan yang tidak main-main. Yesus menuntut murid-murid-Nya untuk
mempunyai komitmen kepada Kristus dan Kerajaan Allah yang lebih besar daripada
komitmen apa pun yang pernah atau akan dibuat oleh mereka. Kasih kepada Allah
yang disertai dengan komitmen untuk mengutamakan Allah sebagai yang dikasihi
lebih daripada apa pun merupakan bagian dari perjanjian dengan Tuhan sejak dari
zaman Perjanjian Lama.
◦ John Calvin di dalam bukunya mengatakan bahwa kasih yang
suam-suam kuku dan hati yang hanya sedikit di atas perasaan tidak
peduli (hati yang tidak penuh/ hanya setengah hati) adalah sesuatu
yang tidak boleh diberikan kepada Tuhan. Komitmen seperti ini
yang seharusnya dimiliki Israel. Sekarang Tuhan menuntut
komitmen yang sama dari Israel yang baru, yaitu orang-orang yang
percaya kepada Yesus Kristus.
◦ Pertanyaan ini dijawab oleh Petrus dengan jawaban demikian :“ya
Tuhan (nai, Kyrie), Engkau tahu (su hoida) bahwa aku mengasihi
Engkau (hoti philo se).”
◦ “Philo se” berarti “aku mengasihimu”. Tetapi makna kedua kata
itu berbeda.
◦ Yesus menggunakan kata agape, Petrus menjawab
dengan kata phileo.
Sepertinya, komunikasi Tuhan Yesus dengan Petrus
tidak pas. Tuhan bertanya agape, Petrus menjawab
phileo, namun sebenarnya Tuhan Yesus mengerti
jawaban
Petrus. Jawabannya kepada Tuhan Yesus, sebenarnya
merupakan ekspresi menyadari akan keterbatasan
dirinya
◦ Yesus bertanya untuk kedua kalinya, “apakah engkau mengasihi Aku (agapas me)?”
Yesus tidak lagi memakai “lebih daripada semua ini (pleon touton)”. Yesus mengurangi
tuntutan-Nya bagi komitmen Petrus. Dia tidak lagi menuntut Petrus untuk mengasihi Dia
lebih daripada segalanya. Yesus hanya bertanya, “apakah engkau mengasihi Aku (agapas
me)?” Itu saja.
◦ Menjawab pertanyaan kedua ini Petrus mengatakan hal yang sama dengan jawaban
pertamanya, “Engkau tahu (su hoida) bahwa aku rekan-Mu (hoti philo se).” Jawaban
yang sama.
◦ Tuhan Yesus mengurangi tuntutan-Nya dan Petrus tidak berani menaikkan komitmennya.
Petrus sudah tahu bagaimana rasanya memberikan komitmen karena dorongan emosi,
tetapi tidak dipelihara dengan konsisten. Ketika waktu krisis tiba, komitmen emosi
meluap hilang. Lenyap ditelan ketakutan. Itu yang mendorong Petrus untuk menyangkal
Yesus tiga kali.
◦ Maka Yesus bertanya untuk ketiga kalinya. Untuk ketiga kalinya Tuhan
Yesus mengubah pertanyaan-Nya. Jika pertama Dia bertanya “apakah
engkau mengasihi Aku lebih daripada semua ini?” dan kedua Dia
menghilangkan “lebih daripada semua ini”, maka kali ketiga Dia tidak lagi
memakai kalimat “agapas me”. Dia bertanya, “apakah engkau rekan-Ku
(phileis me)?”
◦ Maka Petrus pun menjawab sama persis dengan yang Yesus tanyakan. Dia
menjawab, “ya Tuhan (nai, Kyrie), Engkau tahu bahwa aku rekan-Mu (su
hoidas hoti philo se). Yesus menunjukkan cara yang sama untuk memanggil
Petrus dengan cara yang Petrus pakai (sanggup pakai).
◦ Rupanya, Petrus menyadari keberadaannya yang tidak mampu mengasihi Tuhan dengan
kasih agape. Buktinya, ketika ia dikatakan murid Yesus, Petrus takut dan menyangkal (Yoh
18:17,25­27).
◦ “Ia menyadari bahwa sebagai manusia, dirinya tidak mampu mengasihi Tuhan dengan kasih
agape. Ia hanya bisa mengasihi Tuhan Yesus dengan kasih yang terbatas, yaitu phileo.”
Akan tetapi, pertanyaan Tuhan Yesus yang ketiga kepada Petrus, khususnya “mengasihi,”
berbeda dengan dua pertanyaan sebelumnya. Tuhan Yesus tidak lagi menggunakan kata
agape tetapi phileo. “Simon, anak Yohanes, apakah engkau phileo Aku?”

◦ Mendengar pertanyaan itu, Petrus menjadi sedih hati, “Maka sedih hati Petrus karena Yesus
berkata untuk ketiga kalinya ….” Betapa tidak! Hal ini membuatnya menyadari bahwa
Tuhan menerima ia apa adanya dan menghendakinya mengemban suatu tugas yaitu
penggembalaan.
◦ Syarat mengasihi Tuhan ialah tanpa syarat. Tuhan Yesus menerima kita apa adanya,
dengan segala keterbatasan dan kemampuan kita. Yang dilihat oleh­Nya adalah
kejujuran dan pengakuan dosa kita kepada­Nya. Dan, Ia akanmemulihkan serta
memakai hidup kita, asalkan kita tetap tinggal dalam proses­Nya.
Mengasihi Tuhan tanpa syarat, asalkan kita mau datang kepada­Nya, namun kita pun
harus mengerjakan keselamatan kita, setelah kita menerima anugerah keselamatan
yang cuma­cuma itu.

◦ Tanpa syarat di sini bukan berarti setelah kita percaya dan menerima Tuhan Yesus
sebagai Juruselamat, lantas kita tidak melakukan apa­apa dan hidup sesuka kita.
Justru sebaliknya, kita menjadi milik Kristus, tidak lagi ada hak apapun.
◦ Maka, kita perlu berjuang untuk mempertahankan iman kita dan menjadi serupa
dengan Kristus dalam hal karakter dan kesetianNya.

◦ Maksud tanpa syarat adalah kita tidak perlu membawa apa-­apa ketika datang dan
mau menerima Dia menjadi
penguasa dalam hidup kita. Kita tidak perlu lagi mempersembahkan korban
penghapus dosa sebagaimana sebagai syarat dalam PL untuk berkenan di hadapan
Tuhan, sebab Kristus telah menjadi korban Anak Domba sekali untuk selama­
lamanya.

◦ Kita juga tidak perlu berkiblat atau mengarah ke Yerusalem, bahkan tidak lagi
melalui Imam Besar di Bait Allah, sebab Kristus telah menjadi Imam Besar Agung
selama­lamanya. Ketika Ia mati di atas Kayu Salib, tabir Bait Allah yang berada
atau memisahkan antara Ruang Kudus dan Maha Kudus di Bait Allah terbelah dua
◦ Tuhan menjumpai kita semua dengan cara demikian. Dia menemui kita di tempat
di mana kita berada. Dia memanggil kita dan membebankan apa yang pada saat
ini sanggup kita pikul. Dia tidak memberikan lebih daripada apa yang sanggup
kita tanggung. Tetapi Dia akan terus menambah beban itu. Dia membimbing kita
untuk tidak terus menerus berada di tempat di mana saat ini kita berada. Kita
harus bertumbuh. Dia mau kita menaikkan kadar cinta kita kepada-Nya.
◦ Dengan demikian pertumbuhan rohani kita menuju kedewasaan dapat terjadi.
Terjadi karena Yesus rela turun untuk berada di tempat kita saat ini berada, dan
mengangkat kita untuk bertumbuh menjadi lebih sanggup, lebih kuat, lebih taat,
lebih dewasa, hingga saatnya kita bertemu dengan Dia.
SELIDIKI DIRI
◦ SEKARANG, DI LEVEL MANA KADAR CINTAMU?
◦ Apakah kita mau kadar cinta kita hanya di tingkat paling bawah, atau kita mau makin meningkat? Makin
mencintai Tuhan?
◦ Punya kadar cinta yang seperti emas 24 karat, yang murni?

◦ Hari ini ayo kita sama sama buat pengakuan dan komitmen itu… yang lebih dari semua komitmen
lainnya. Untuk mau mengasihi Tuhan lebih dari segalanya.
◦ Kalau pun kita belum sanggup, mari kita mau menaikkan kadar cinta kita pada Tuhan. Naik.. Naikkan…
Sebab selamanya Dia yang menjadi Tuhan kita. Selamanya Dia yang berdaulat atas hidup kita.
Selamanya Dia satu-satunya Allah yang sanggup menolong dan menjadi terutama dalam hidup kita.

You might also like