You are on page 1of 42

KULIAH KE 2

 Jenis Pemeriksaan dalam Laboratorium Kimia


Klinik
 Penanganan Sampling
Parameter Pemeriksaan
di Laboratorium Kimia Klinik

1.Metabolit (substrat) 2. Aktivitas Enzim :


- Glukosa - GOT
- Kolesterol - GPT
- Trigliserida - ALP
- Ureum - CHE
- Kreatinin - Amilase
- Bilirubin
3. Obat
Teknik Pengukuran :

1. End Point
 dibaca setelah reaksi selesai

2. Kinetika
 dibaca ketika reaksi berjalan

3. Two Point Kinetik


 dibaca pada dua waktu tertentu
Perhitungan hasil pemeriksaan dapat
dilakukan berdasarkan :

* Standard  kurva baku


* Faktor Kalkulasi :  blangko reagen
 blangko sampel
Reaksi Enzimatis
Yang diukur adalah konsentrasi produk

k k
E + S ES E + P
 Reaksi kinetik
 kinetika kimia atau kinetika reaksi

mempelajari laju reaksi dalam suatu


reaksi kimia
 Tanpa standar, yang diukur adalah laju reaksi
Untuk cara pengukuran fotometer
dinolkan dulu dengan cara:

1. Pengukuran terhadap udara


2. Pengukuran terhadap blangko
reagen
3. Pengukuran terhadap blangko
sampel
Pengukuran terhadap blangko reagen :

-Blangko reagensia adalah absorbans


sebenarnya dari larutan reagensia yang
mengandung seluruh konstituen untuk
pemeriksaan, kecuali sampel
- Blangko reagen harus selalu diukur dalam
pemeriksaan karena dapat menyebabkan
hasil yang ketinggian palsu
- Untuk menghindari kesalahan, pertama-
tama diukur intensitas cahaya melalui kuvet
berisi pelarutnya (blangko reagen)
 Pada kalkulasi sampel harus dikurangi dari
nilai
blangko reagen
Pengukuran terhadap blangko
sampel :

 Blangko sampel adalah absorbans


sebenarnya dari larutan reagensia yang
mengandung sampel tetapi tanpa
reagensia starter (misal larutan reagnesia
yang menjalankan reaksi yang spesifik).
 Blanko sampel harus selalu diperiksa dan
diperhatikan apabila absorbans sebenarnya
dari sampel dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan (kebanyakan menyebabkan
hasil yang ketinggian palsu). Misalnya
pemeriksaan dengan sampel lipemik,
ikterik atau hemolitik.
 Kemungkinan kesalahan :
 Peralatan yg kurang akurat
 Kesalahan pipetasi
Teknik Pengukuran
Blanko Reagensia/Standard/Sampel
 Hkm Lambert –Beer ( A=o x c x d )
 Pengukuran dilakukan dengan mengikut sertakan satu atau beberapa
larutan standar (onya sama dg sampel)

 C sampel = C standar x A sampel


 A standar

 Penanganan larutan standar :


- Tutup botol larutan standar harus tertutup rapat
- Larutan standar harus disimpan pada suhu yang dianjurkan
- Jangan memipet langsung dari botol standar
Contoh :Glukosa metoda GOD-PAP
Uruem metoda Berthelot
Kolesterol metoda Liebermann-Burchard
Teknik pengukuran Blanko Sampel/Sampel

 Tehnik ini dilakukan apabila warna intrinsik sampel


hampir sama dengan warna hasil reaksi atau mempunyai
absorbans yang berwarna pada panjang gelombang
pengukuran.
 Pada pengukuran harus diikutsertakan suatu blanko-
sampel :
 Sampel dan reagensia tanpa starter (yg menjalankan
reaksi/ enzim)
 Teknik ini juga digunakan pada spesimen yang ikterik,
hemolitik atau lipemik

 Kelemahan : pengukuran agak rumit, membutuhkan


reagen yg lebih banyak

 Contoh : Bilirubin, metoda Jendrassik


Pengumpulan, Penanganan
dan Pemrosesan Spesimen
Kuliah ke-2 Kimia Klinik
Mengapa Pengumpulan dan
Penanganan Spesimen Penting
 Pengumpulan, penanganan dan pemrosesan
spesimen merupakan bagian integral dari
proses analisis spesimen yang akan
menentukan hasil akhir dari analisis
spesimen tersebut
Hal yang harus diperhatikan dalam
pengumpulan dan penanganan spesimen

1. Identifikasi pasien yang memadai


2. Penggunaan alat dan bahan yang benar
3. Pengetahuan yang memadai mengenai
fakttor fisiologis dan lingkungan yang
akan mempengaruhi kualitas spesimen
4. Waktu ,transportasi dan pemrosesan
spesimen terkumpul yang memadai
Peranan Profesional laboratorium
Dalam Pengumpulan Spesimen

 Penampilan dan sikap


 Kemampuan interpersonal dan tingkah laku
 Kerahasiaan Pasien
 Identifikasi Pasien
Tipe Spesimen Darah
 Darah arterial biasanya untuk analisis gas
 Darah Vena kandungannya bervariasi

berdasarkan aktivitas metabolisme jaringan


yang dilaluinya
 Darah kapiler
Faktor fisiologi yang Mempengaruhi
Spesimen
 Makan  kadar gula darah, trigliserida dan
kalium
 Emotional stress  meningkatkan kadar sel

darah
 Postur pasien
Tipe Pengisolasian dan Ukuran
Protektif yang Diperlukan Tiap Tipe
Cara Pengumpulan Spesimen
 Venipuncture  metode evacuated tube
system/closed collection system dan metode
syringe collection
 Skin Puncture
Venipuncture
Skin Puncture
Sumber
Kesalahan dalam
Venipuncture
Sumber
Kesalahan
dalam
Skinpuncture
Faktor yang mempengaruhi nilai
analit kimia

NILAI FAKTOR
HEMOLISIS PENGGUNAAN POSTUR
TORNIQUET
TERLALU LAMA
ALBUMIN X NS X
KALSIUM X NS X
KOLESTEROL X ↑ X
ENZIM X BEBERAPA BEBERAPA
BESI X ↑ NS
LIPID X ↑ X
KALIUM X ↓ X
X = Efek abnormal yang signifikan NS = tidak ada efek yang signifikan
Quality Assurance dalam
Pengumpulan Spesimen
 Inspeksi bahan dan alat
 Review prosedur
 Pelaksanaan prosedur termasuk penyiapan

pasien
 Penanganan spesimen
 Kualitas spesimen
Prosedur Pengumpulan Khusus
 Spesimen yang diambil saat puasa
 Interval waktu pengumpulan spesimen
 Pengumpulan spesimen untuk mengukur

kadar alkohol darah


 Spesimen forensik
Transport Spesimen
 Spesimen disimpan dalam container anti tumpah
primer yang dimasukan kedalam container anti
tumpah sekunder
 Agar darah tidak menggumpah posisi wadah
menghadap ke atas
 Temperatur berkisar 22-25°C
 Spesimen tidak tahan cahaya disimpan dalam tabung
berwarna
 Serum/plasma segera dipisahkan dalam waktu kurang
dari 2 jam
 Spesimen yang harus didinginkan disimpan dalam
wadah berisi pecahan es
Beberapa Sistem Transport Spesimen
 Sistem cart dan track
 Sistem tabung pneumatik
 Sabuk pembawa (conveyor belts)
 Dumb waiter
Tabung Pneumatik
Pemrosesan Spesimen
 Sampel darah :
- harus dipisahkan dengan cara disentrifuse
dalam waktu kurang dari 2 jam
- untuk analisis gas darah, spesimen disimpan
dalam syringe yang disegel rapat dan harus
segera diperiksa
- Jika spesimen tidak akan diperiksa dalam waktu
lebih dari 5 jam setelah pemisahan simpan pada
suhu 2-8°C hingga 24 jam
- Setelah lebih dari 24 jam maka spesimen harus
dibekukan (-20°C)
Masalah Pada Spesimen Darah
 Hemolisis
 Lactescent
 Icteric
Kesalahan dalam pemrosesan dan
penyimpanan spesimen darah
Spesimen Cerebral Spinal Fluid
 Spesimen ini dianalisis untuk melihat adanya
meningitis atau perubahan pada BBB
 Biasanya senyawa yang diperiksa adalah glukosa
dan total dan spesifik protein, hasilnya
dibandingkan dengan kadarnya dalam darah
 Pasien dipuasakan selama 4 jam
 Spesimen segera disentrifuse dan dianalisis
 Jika yang akan diperiksa adalah gas darah sampel
disimpan dalam syringe gelas berheparin, disegel
dan simpan pada suhu 0°C, segera diperiksa
sebelum 20 menit dari pengumpulan.
Spesimen Cairan Paracentesis
 Yaitu cairan pleural, pericardial dan peritoneal
 Kimia yang diperiksa biasanya adalah berat
jenis, protein dan laktat dehidrogenase yang
dibandingakan dengan kadarnya dalam darah
 Spesimen harus sampai dilaboratorium dalam
waktu kurang dari 1 jam, jika diperkirakan
lebih dari satu jam spesimen harus didinginkan
 Agar tidak menggumpal sebaiknya segera
disntrifuse
Spesimen Cairan Amniotik
 Spesimen harus dihindarkan dari cahaya
 Terhindar dari kontaminasi meconium dan

darah cara mengatasinya dengan sentrifugasi


kecepatan rendah
Spesimen Urin
 Untuk urinalsis rutin ( pH, glukosa, berat
jenis, protein dan osmolalitas) dilakukan
pengambilan spesimen random, biasanya
pada pagi hari, dengan penanganan sampel
sbb :
◦ Simpan dalam container 50 mL dengan tutup yang
rapat
◦ Untuk analisis bilirubin dan porphyrin, container
harus berwarna
◦ Jika tidak akan diperiksa dalam jangka waktu 2 jam
maka spesimen harus didinginkan.
Spesimen Urin
 Pengambilan spesimen urin berjangka
biasanya untuk tes teloransi (mis. Glukosa)
 Sistem yang biasa adalah 12 atau 24 jam

pengumpulan urin untuk melihat ekskresi


analit selama 24 jam, Penanganan spesimen
urin ini adalah sbb :
◦ Penambahan pengawet ke dalam container
◦ Penambahan asam atau basa untuk
mempertahankan pH
◦ Jika tidak ditambahkan pengawet, spesimen harus
didinginkan
Kontrol Kualitas dalam Pemrosesan
Spesimen
 Peralatan harus dipelihara dengan baik
 Timer, rotor speed, dan sikat sentrifuse harus

dicek secara rutin


 Temperatur lemari pendingin ataupun

sentrifuse yang dilengkapi pendingin harus


dimonitor
 Membuat log book pengambilan, penanganan

dan pemrosesan spesimen

You might also like